Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMKN 1 Kediri


Kelas / Semester : XII / 1
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Kompetensi Keahlian : Bisnis Konstruksi dan Properti
Mata Pelajaran : Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dan Properti
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2. Memahami konsep 3.2.1. Menjelaskan K3LH dalam pekerjaan
pelaksanaan dan pengawasan konstruksi Bangunan Gedung
pekerjaan konstruksi gedung 3.2.2. Menguraikan K3LH dalam pekerjaan
konstruksi Bangunan Gedung
3.2.3. Mengetahui Kegunaan APD pada pekerjaan
konstruksi bangunan gedung
4.2. Menyajikan tahapan-tahapan 4.2.1. Menggunakan APD pada pekerjaan konstruksi
pelaksanaan dan pengawasan Bangunan Gedung
pekerjaan konstruksi gedung 4.2.2. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup dalam
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi Bangunan
Gedung

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode yang telah diterapkan,
diharapkan siswa dapat mengetahui, menyebutkan, dan mempraktikkan Prosedur
Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup dalam pelaksanaan
konstriuksi bangunan dengan baik dan benar.

C. Materi Pembelajaran
1. Pengenalan konsep – konsep K3LH dalam bangunan gedung
2. Pengenalan alat – alat keselamatan dalam bangunan gedung

D. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


1. Sumber belajar
- Modul belajar K3LH dalam bangunan gedung
- (-). 2019. Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dan Properti. Bandung
: PT.BUMI AKSARA
- Internet
2. Media pembelajaran
- Smartphone
- Laptop
- Media internet Google Classroom dan Google Meet

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Memecahkan persoalan, penugasan,
dan Praktik

F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Pendahuluan Komunikasi 15
- Guru mengumunkan pada siswa tentang menit
diadakannya kelas dengan aplikasi Google
Classroom atau Google Meet, guru membagikan
materi bahan ajar yang akan disampaikan pada
siswa
- Guru memberi salam dan mengajak berdoa
sebelum memulai pembelajaran
- Guru melakukan presensi pada siswa dan
bertanya apakah ada siswa yang tidak masuk
serta meminta siswa mempersiapkan peralatan
belajar

Apresepsi
- Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin
tahu dan berpikir kritis, siswa diajak
memecahkan masalah.
- Guru memberikan orientasi, motivasi, dan
apresepsi pada peserta didik pada materi
pembelajaran
- Guru memberikan tujuan pembelajaran dan
penerapan hasil pembelajaran dalam dunia kerja
- Guru menjelaskan strategi pembelajaran yang
digunakan
Kegiatan Orientasi Siswa pada masalah 65
Inti - Guru menjelaskan materi pengenalan K3LH
pada bangunan gedung pada siswa dengan
menggunakan perangkat presentasi ataupun
smartphone
- Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
bertanya dan menyampaikan feedback
- Guru memberikan contoh soal dan permasalahan
untuk diselesaikan oleh siswa dengan tenggang
waktu tertentu

Organisasi Siswa
- Guru mengintruksikan kepada siswa untuk
mempersiapkan diri dan peralatan untuk
mengerjakan tugas
- Guru memaparkan materi dan konsep
pembelajaran yang harus diselesaikan siswa
sebagai tugas
- Guru menugaskan peserta didik untuk
mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh
guru
- Peserta didik mengerjakan soal dengan sungguh-
sungguh

Membimbing Penyelidikan dan Menyajikan Hasil


- Guru membimbing peserta didik dalam
mengerjakan soal dan mempersilakan peserta
didik untuk bertanya apabila peserta didik
mengalami kesulitan

- Guru menugaskan siswa untuk membuat video


presentasi secara kelompok untuk menyajikan
pengetahuan yang telah didapatkannya serta
dikumpulkan dalam tenggang waktu tertentu

Penutup - Guru menyampaikan Tugas tugas yang harus 10


dikerjakan oleh siswa dan dikumpulkan pada
tenggang waktu tertentu melalui aplikasi Google
meet atau Google classroom serta mengerjakan
tugas quiz melalui aplikasi quiziz.
- Guru memaparkan tanggapan terhadap hasil
belajar siswa pada pertemuan selanjutnya
melalui Google Classroom berdasarkan tugas
yang telah dikumpulkan oleh siswa
- Guru memimpin doa dan membubarkan kelas
G. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor

No. Nama

Tanggung

Responsif
proaktif
Percaya
Disiplin

jawab
Jujur

Teliti

dan
diri
1
2
3
4

Kriteria Penskoran (Tolak ukur)


Deskripsi
Kriteria
sikap Skor
Mengerjakan tugas dengan jujur meskipun tanpa 5
diawasi
Mengerjakan tugas dengan jujur dengan diawasi 4
Mengerjakan tugas dengan tidak jujur meskipun tanpa 3
Jujur
diawasi
Mengerjakan tugas dengan tidak jujur dengan diawasi 2
Tidak mengerjakan tugas dengan tidak diawasi ataupun 1
diawasi
Siap mengikuti proses pembelajaran sebelum waktu 5
pembelajaran dimulai
Siap mengikuti proses pembelajaran tepat pada saat 4
waktu pembelajaran dimulai
Disiplin
Siap mengikuti proses pembelajaran sesudah waktu 3
pembelajaran dimulai
Tidak siap mengikuti proses pembelajaran 2
Tidak mengikuti proses pembelajaran 1
Tanggung Mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan 5
Jawab kesepakatan yang disetujui bersama dengan hasil tepat
serta waktu yang tepat
Mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan 4
kesepakatan yang disetujui bersama dengan hasil tepat
tetapi waktu tidak tepat
Mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan 3
kesepakatan yang disetujui bersama dengan hasil tidak
tepat tetapi waktu tepat
Mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan 2
kesepakatan yang disetujui bersama dengan hasil tidak
tepat serta waktu tidak tepat
Tidak mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan 1
kesepakatan yang disetujui bersama
Dapat mengerjakan tugas atau permasalahan yang 5
diberikan dengan baik dan sangat teliti
Dapat mengerjakan tugas atau permasalahan yang 4
diberikan dengan baik dan teliti
Dapat mengerjakan tugas atau permasalahan yang 3
Teliti
diberikan dengan baik dan cukup teliti
Dapat mengerjakan tugas atau permasalahan yang 2
diberikan dengan baik dan kurang teliti
Tidak dapat mengerjakan tugas atau permasalahan 1
yang diberikan dengan baik dan teliti
Sangat percaya diri pada saat mengomunikasikan hasil 5
diskusi atau mengutarakan pendapat serta pertanyaan
Percaya diri pada saat mengomunikasikan hasil diskusi 4
atau mengutarakan pendapat serta pertanyaan
Cukup percaya diri pada saat mengomunikasikan hasil 3
Percaya
diskusi atau mengutarakan pendapat serta pertanyaan
diri
Kurang percaya diri pada saat mengomunikasikan hasil 2
diskusi atau mengutarakan pendapat serta pertanyaan

Tidak percaya diri pada saat mengomunikasikan hasil 1


diskusi atau mengutarakan pendapat serta pertanyaan
Dapat merespon perintah untuk mengerjakan tugas 5
latihan secara individu dan kelompok dengan baik serta
proaktif dalam mengerjakan tugas latihan secara
individu dan kelompok dengan semangat
Dapat proaktif dalam mengerjakan tugas latihan secara 4
individu dan kelompok dengan semangat
Dapat merespon perintah untuk mengerjakan tugas 3
Responsif
latihan secara individu dan kelompok
dan
Dapat merespon perintah untuk mengerjakan tugas 2
proaktif
latihan secara individu dan kelompok dengan baik serta
proaktif dalam mengerjakan tugas latihan secara
individu dan kelompok tetapi tidak semangat
Tidak dapat merespon perintah untuk mengerjakan 1
tugas latihan secara individu dan kelompok dengan
baik serta proaktif dalam mengerjakan tugas latihan
secara individu dan kelompok dengan semangat

Pedoman Penilaian:
Skor maksimal = 30
skor yang diperoleh
Nilai Sikap = x 100
skor maksimal
Penilaian Pengetahuan
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru KPL

Ratri Nandha K
NIP. NIM. 17056
H. Lampiran Materi

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN PEKERJAAN


KONSTRUKSI

1. Pengertian Pengawasan Pekerjaan Konstruksi


a. Azas Pengawasan:
Suatu tindakan mengawasi, mendeteksi, membimbing dan mengarahkan
kepada diri sendiri, orang lain maupun kelompok lain dengan tujuan agar
kebijaksanaan maupun rencana pekerjaan dapat diselenggarakan dengan
efisien dan memenuhi kualitas, kuantitas serta ketepatan waktu guna
menunjang kepentingan instansi, para pelaksana serta pengawas itu
sendiri.
b. Peranan Pengawas dalam fungsi manajemen:
Posisi pengawas terletak antara dua pihak yang berbeda kepentingannya,
yaitu pihak pemilik (Owner) dan pihak pelaksana/kontraktor. Tidak jarang
dijumpai perbedaan pandangan dalam usaha memecahkan permasalahan
di lapangan antara pihak pemilik dan pihak kontraktor sebagai mitra kerja
(organisasi), dalam keadaan seperti di atas kunci penyelesaiannya terletak
pada pemahaman peran seorang pengawas dalam menjalankan satu peran
manajemen, karena peranan pengawas dalam sistem manajemen proyek
secara keseluruhan adalah merupakan “baji pengunci” yaitu pada peran
pengendali (controlling) menurut teori dasar manajemen.
c. Manajemen Pengawasan Lapangan:
Merupakan bagian dari kegiatan pengendalian kualitas pekerjaan, baik
administrasi maupun teknis dilapangan.
d. Peranan Manajemen untuk keberhasilan suatu pekerjaan:
Keberhasilan suatu pekerjaan akan sangat tergantung pada unsur manusia,
karena teori dasar manajemen sebagai alat untuk keberhasilan suatu kerja
pada hakekatnya adalah pengaturan unsur manusia.

Dalam teori dasar manajemen, ada 4 (empat) unsur yang merupakan alat
pembantu dalam mencapai suatu tujuan, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Pelaksanaan (Actuating)
d. Pengendalian (Controlling)

Dalam hubungannya dengan pekerjaan pengawasan, maka keempat unsur


tersebut diatas, dapat diuraikan seperti berikut:

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dimaksudkan terutama pada kegiatan persiapan kerja yang menyangkut
hubungan personalia dan lingkup kerjanya, sehingga terwujud pembagian/ tingkatan
kerja. Perencanaan juga dapat diartikan persiapan-persiapan pembekalan pengetahuan
pengawas terhadap penguasaan fisik maupun administratif yang berhubungan dengan
pekerjaan dan sasaran pengawasan yang melengkapi pengawas didalam melaksanakan
tugasnya. Perencanaan dalam lingkup yang lebih khusus, adalah meliputi penataan
manusia dan perlengkapan, mekanisasi pelaksanaan dan metode-metode yang akan
dijalankannya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian pada hakekatnya, adalah pengaturan tentang orang, alat, tugas dan
tanggung jawab serta wewenang melalui kesatuan organisasi, sehingga dicapai cara
kerja yang lebih efisien dan praktis. Tanpa suatu organisasi yang rapid an teratur,
maka jangkauan pengawasan akan menjadi sulit dicapai dan pekerjaan akan
mengalami pemborosan.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan pengawasan, adalah merupakan realisasi dari perencanaan dan system
pendelegasian wewenang yang ada. Pola - pola kerja dan struktur organisasi akan
menjadi teruji dalam pelaksanaan tersebut.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah merupakan usaha untuk meluruskan apa yang telah menjadi
tanggung jawab/wewenang sehubungan adanya kemungkinan timbulnya
kecenderungan penyimpangan/hambatan dalam pelaksanaan. Maka dengan cara
pembinaan, pendekatanpendekatan persoalan dapat diatasi.

Dengan maksud untuk lebih dapat memudahkan dalam memahami pengertian


pengawasan tanpa mengurangi rumusan pengertian yang sudah ada, maka yang dapat
dijadikan sebagai pegangan dari beberapa istilah yang berdekatan dengan istilah
pengawasan, yaitu: Pemeriksaan, Pengawasan dan Pengendalian, sebagai berikut:

1. Pemeriksaan: adalah suatu pengamatan yang pada umumnya dilakukan


dari jarak dekat dengan jalan mengadakan perbandingan sesuatu yang
telah atau akan dilakukan dengan yang seharusnya dilaksanakan menurut
ukuran dan norma tertentu.
2. Pengawasan: adalah suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya
dilakukan secara menyeluruh dengan jalan mengadakan perbandingan
antara kenyataan yang dilakukan dengan yang seharusnya dilakukan atau
yang seharusnya terjadi.
3. Pengendalian: adalah tindakan pengaturan atau pengarahan pelaksanaan
dengan maksud agar suatu tujuan tertentu dapat dicapai secara efisien dan
efektif.

PENGAWASAN = (PENGENDALIAN) - (TINDAK LANJUT )


PENGENDALIAN = (PENGAWASAN) + ( TINDAK LANJUT )

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi secara umum dimulai dengan tahap perencanaan


yang selanjutnya diikuti dengan tahap pelaksanaan beserta pengawasannya yang masing-
masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan dan pengakhiran.

1. Tahap Perencanaan Pekerjaan Konstruksi:


Lingkup tahap perencanaan pekerjaan konstruksi, meliputi pra-studi kelayakan, studi
kelayakan, perencanaan umum dan perencanaan teknik. Dalam perencanaan pekerjaan
dengan pekerjaan konstruksi risiko tinggi harus dilakukan prastudi kelayakan, studi
kelayakan, perencanaan umum dan perencanaan teknik. Pekerjaan konstruksi risiko
tinggi mencakup pekerjaan yang pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan.
Dalam perencanaan pekerjaan dengan pekerjaan konstruksi risiko
sedang harus dilakukan studi kelayakan, perencanaan umum dan
perencanaan teknik. Pekerjaan konstruksi risiko sedang mencakup
pekerjaan yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan
keselamatan umum, harta benda, dan jiwa manusia.
Dalam perencanaan pekerjaan dengan pekerjaan konstruksi risiko kecil
harus dilakukan perencanaan teknik. Pekerjaan konstruksi risiko kecil
mencakup pekerjaan yang pelaksanaannya tidak membahayakan
keselamatan umum, dan harta benda.

2. Tahap Pelaksanaan beserta Pengawasan Pekerjaan Konstruksi:


Lingkup tahap pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan konstruksi,
meliputi pelaksanaan fisik, pengawasan, uji coba dan penyerahan hasil
akhir pekerjaan. Pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan
konstruksi dilakukan berdasarkan hasil perencanaan teknik dan
dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan dan
pengakhiran.
Pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan konstruksi harus
didukung dengan ketersediaan lapangan, dokumen, fasilitas peralatan
dan tenaga kerja konstruksi serta bahan/komponen bangunan yang
masing-masing disesuaikan dengan kegiatan tahapan pelaksanaan
dan pengawasan.

e. Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi adalah


pengawasan melekat oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi terhadap
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang sarana dan prasarana
pekerjaan umum, baik fisik maupun non fisik dengan penekanan pada tertib
penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi yang meliputi aspek
perencanaan pekerjaan konstruksi, pengadaan, manajemen pengendalian,
pelaksanaan kontrak.

a. Batasan dalam konsep Pengawasan:


Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan terhadap
pelaksanaan konstruksi yang telah selesai perencanaan tekniknya,
objek sasaran pengawasan adalah pelaksanaan fisik konstruksi dan
administrasi teknik.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi, adalah pengawasan melekat oleh pejabat pelaksana
pengawas pekerjaan konstruksi terhadap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi bidang sarana dan prasarana PUPR, yang dilakukan pasca
kegiatan penandatanganan kontrak berdasarkan hasil perencanaan
teknik dan pelaksanaan fisik konstruksi yang dilaksanakan melalui
kegiatan penyiapan, pengerjaan dan pengakhiran.

2. Prinsip dan Norma Pengawasan


Pada dasarnya ada 5 (lima) prinsip pengawasan dan 4 (empat) norma
pengawasan.

a) Prinsip Pengawasan, tersebut adalah:


1) Obyektif dan menghasilkan fakta; Pengawasan harus bersifat obyektif
dan dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan dan
berbagai faktor yang mempengaruhi;

2) Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku; Untuk


dapat mengetahui dan menilai ada tidaknya kesalahan-kesalahan dan
penyimpangan, pengawasan harus berpangkal tolak dari keputusan
pimpinan, yang tercantum dalam:

(a) Tujuan dan Sasaran yang Telah Ditetapkan.


(b) Rencana Kerja yang Telah Ditentukan
(c) Pedoman Kerja yang Digariskan
(d) Peraturan-Peraturan yang Telah Ditetapkan

3) Preventif: Pengawasan harus bersifat mencegah sedini mungkin


terjadinya kesalahan-kesalahan, berkembang dan terulang kesalahankesalahan,
berkembang dan terulang kesalahan-kesalahan. Oleh
karena itu pengawasan harus sudah dilakukan pada tahap
perencanaan dengan menilai rencana yang akan dilakukan.
4) Pengawasan bukan tujuan: Pengawasan hendaknya tidak dijadikan
tujuan, tetapi sarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
5) Efisiensi: Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan justru
menghambat efisiensi pekerjaan.

b) Norma Pengawasan, meliputi:


1. Pengawasan harus mandiri dan terpisah dari kegiatan-kegiatan yang diawasi.
2. Pengawasan harus dilakukan dengan keahlian dan ketelitian professional yang
disyaratkan.
3. Lingkup pengawasan meliputi pengujian dan evaluasi terhadap keefektifan dari
system pengendalian intern yang dimiliki oleh organisasi yang diawasi termasuk
kualitas dari pelaksana fungsi dan tugas yang diemban.
4. Pelaksanaan pengawasan meliputi perencanaan pengawasan, menguji dan
mengevaluasi informasi, pemberitahuan hasil-hasilnya danmenindak lanjuti.

3. Konsep dan Kriteria Pengawasan

a) Konsep Pengawasan:
1) Batasan Konsep Pengawasan
Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan terhadap
pelaksanaan konstruksi yang telah selesai perencanaan tekniknya,
objek sasaran pengawasan adalah pelaksanaan fisik konstruksi dan
administrasi teknik. Kriteria seorang pengawas harus mengetahui dan
menguasai berbagai aspek, seperti aspek-aspek perencanaan,
pelaksanaan dan administrasi teknik.
Keberhasilan pengawasan akan tercapai dengan baik kalau hasil-hasil
yang dicapai memenuhi Kriteria tersebut maka seorang pengawas
haruslah mengetahui/ menguasai semua aspek dalam proses
pencapaian hasil akhir.
2) Penguasaan terhadap aspek-aspek perencanaan
(a) Uraian Tugas-Tugas Penguasaan terhadap gambar/ desain
(1) Peta Lokasi dan situasi
(2) Gambar Rencana bentuk/konstruksi
(3) Gambar Detail konstruksi dan
(4) Tolok ukur pekerjaan.
(b) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule)
(1) Lama waktu pelaksanaan tiap bagian pekerjaan
(2) Jumlah dan macam kegiatan kerja per minggu
(3) Pengadaan tenaga kerja dan peralatan, bahan yang akan
dipakai
(4) Target prestasi per minggu.
(c) Syarat-Syarat (Spesifikasi) Teknik
(1) Syarat-syarat Bahan
(2) Standar-standar yang digunakan
(3) Perawatan Bahan-bahan
(d) Laporan/Analisis Teknik
(1) Rencana penggunaan Alat, Tenaga dan Bahan (Technical
Analysis)
(2) Metode Pelaksanaan (Construction Method) dan alternatifalternatifnya sesuai
perkembangan pelaksanaan di lapangan.
(e) (Job Description)
(1) Tugas-Tugas Pengawas (tugas, wewenang dan tanggung
jawab)
(2) Koordinasi Vertikal & Horizontal (Hubungan antar semua
aparat/petugas yang terlibat dalam Pelaksanaan Pekerjaan.
3) Penguasaan terhadap aspek-aspek Pelaksanaan
(a) Pengenalan medan
Dari gambar/ peta situasi diperoleh gambaran medan dari proyek
yang akan dilaksanakan. Peninjauan/pengamatan di lokasi untuk
mengetahui sejak awal kenyataan medan yang sebenarnya,
sehingga bila ada perubahan-perubahan atau koreksi dapat
secepatnya diperbaiki sebelum SPK/ SPL diteruskan kepada
kontraktor. Disamping itu pengenalan medan juga diperlukan untuk
memberikan saran-saran kepada pelaksana/kontraktor serta
langkah-langkah yang diperlukan bila terjadi hambatan.
(b) Tata cara pelaksanaan kerja
Disamping telah diatur dalam spesifikasi teknik (bestek) pengawas
juga harus dibekali untuk menguasai tata cara pelaksanaan kerja,
sehubungan dengan pemakaian alat-alat bantu yang dipergunakan
dalam pelaksanaan.
(c) Buku-buku Standar/ Normalisasi
Pengawas harus memiliki & memahami isi dari buku-buku
standar/normalisasi, yang memuat tentang persyaratan
bahan/material dan konstruksi. Buku tersebut diperlukan sebagai
buku pegangan acuan batas-batas toleransi kualitas bahan dan
konstruksi.
(d) Alat-alat pengujian dan penelitian/ pemeriksaan
(1) Alat-alat penguji dan penelitian/pemeriksaan adalah sarana
untuk membantu Pengawas melaksanakan tugasnya, seperti
alat-alat laboratorium dan alat-alat ukur (theodolit, water-pass,
pita ukur, dll).
(2) Pengawas dan Pelaksana harus mengetahui/mengenal alatalat yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan serta tahu
betul penggunaannya.
(3) Pengujian dan Pengukuran dilaksanakan oleh Pelaksana
bersama-sama dengan Pengawas.
(4) Penyimpangan yang terjadi harus segera diperbaiki, agar tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
(e) Koordinasi manajemen keluar dan ke dalam
(1) Koordinasi Kedalam (Intern) dalam suatu tim Direksi, harus
berjalan baik agar tidak menimbulkan gap atau persaingan
yang tidak sehat yang pada akhirnya dapat menghambat
jalannya proyek.
(2) Koordinasi dengan Pelaksana/ Kontraktor: Hubungan yang
serasi atau kerja-sama yang baik antar Pengawas dengan
Pelaksana/Kontraktor, sangat berperan untuk kelancaran
Pelaksanaan Pekerjaan. Pengawas sebagai Direksi
berkewajiban secara moril membantu Pelaksana dalam
menjalankan tugasnya.
(3) Koordinasi Keluar selain kepada Kontraktor juga kepada aparat
pemerintah setempat. Komunikasi yang baik antara Direksi dan
aparat Pemerintah dapat memperlancar dalam pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan yang langsung berhubungan atau
dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti saluran & bangunan
irigasi dsb. Selain itu Pengawas dapat memberikan
pengarahan dan motivasi kepada masyarakat pengguna/
pemanfaat dalam hal pentingnya peran serta masyarakat
dalam upaya memelihara dan menjaga kondisi & fungsi dari
hasil pembangunan itu sendiri.
4) Penguasaan terhadap aspek-aspek Administrasi Teknik
Kepengawasan dapat memiliki arti pelaksanaan pengawasan dan
pelaksanaan pengendalian. Penguasaan terhadap aspek Administrasi
Teknik, merupakan bagian dari pelaksanaan pengendalian yang
bersifat kearsipan (file). Kegiatan administrasi teknik, antara lain:
(a) Pengamatan dan Pencatatan.
(b) Laporan Berkala proyek (misalnya laporan harian, mingguan,
bulanan).

(c) Berita Acara (misalnya BA. Persetujuan Kemajuan Pekerjaan, BA.


Serah Terima Pertama, BA. Pemeriksaan Akhir).
5) Tata Cara Peneguran
(a) Penyimpangan.
(b) Peneguran dilakukan kepada Pelaksana, kalau terjadi
penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang ada, yaitu:
(1) Bestek & standar-standar atau spesifikasi teknik,
(2) Metode kerja yang telah ditentukan, dan
(3) Kegagalan pencapaian target menurut jadwal pelaksanaan.
(c) Tingkat Peneguran
(1) Peneguran melalui Buku Harian Proyek.
Peneguran ini dibuat jika:
• Cara-cara yang dilakukan oleh Pelaksana, diragukan akan
berhasil baik.
• Penyimpangan yang terjadi, belum dianggap dapat
menimbulkan risiko terhadap hasil akhir pekerjaan.
• Produksi yang dicapai Pelaksana masih dapat ditingkatkan,
walau sudah mencapai target.
• Disiplin para pekerja yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
(2) Peneguran dengan Surat & mengirimkan tembusan kepada
atasan, jika:
• Pelaksana tidak tanggap terhadap isi buku harian.
• Penyimpangan terlalu jauh dari ketentuan yang ada.
• Pengawas meragukan kemampuan Pelaksana akan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
(3) Peneguran Surat oleh Pemimpin Proyek dengan menyebut
sangsi-sangsi yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja.
Teguran ini bertahap:
• Teguran-I (Pertama): Sifatnya memperingatkan.
• Teguran-II (Kedua): Sifatnya mempertegas peringatan-I
(pertama) dengan memuat ancaman sangsi-sangsi.
• Teguran-III (Ketiga): Dilaksanakan setelah Teguran-I dan
Teguran-II tidak berhasil. Teguran-III, adalah pelaksanaan
(eksekusi) dari sangsi-sangsi dalam kontrak.
Pendekatan pengawasan konstruksi yang diterapkan dalam konsep
pengawasan, biasa disebut dengan “pengawasan preventif”, diharapkan
pencapaian hasil adalah yang terbaik dengan meminimalkan kesalahan
sehingga akan mengakibatkan pembongkaran konstruksi dan pengulangan
pekerjaan yang tidak perlu, karena kesalahan gambar ataupun mutu
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan atau ketentuan. Pengawasan
preventif, meliputi beberapa aspek, antara lain:
a. Pemeriksaan workshop drawing (gambar kerja) yang dipersiapkan oleh
kontraktor dengan memperhatikan kemudahan didalam pelaksanaan
konstruksi, penjadwalan, urutan pekerjaan yang berkaitan.
b. Pengawasan yang bersifat full time konsultan, dimana pemeriksaan
dan instruksi untuk mengatasi masalah yang timbul dapatsegera
dilakukan.
c. Didalam rapat-rapat antara kontraktor dan konsultan, akan dibahas
secara khusus hal-hal yang memungkinkan akan terjadi, selama
pelaksanaan konstruksi dan solusinya.
d. Komunikasi yang baik antara Inspektur dari konsultan dengan
pelaksana dari kontraktor, sedemikian sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan waktu pelaksanaan sesuai jadwal.
e. Pemeriksaan oleh Inspektur, dengan menggunakan Check-list.
Konsep pengawasan pada dasarnya adalah mewujudkan dan meningkatkan
efisiensi, efektivitas & rasionalitas dalam pencapaian tujuan untuk
menghentikan penyimpangan, pemborosan, mencegah terulangnya kembali
kesalahan penyimpangan dan mencari cara-cara yang lebih baik untuk
mencapai tujuan.
b) Kriteria Pengawasan
1) Kriteria yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengawasan,
adalah:
(a) Obyektif dan menghasilkan fakta tentang pelaksanaan pekerjaan
(b) Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku
(c) Preventif, mencegah sedini mungkin terjadinya kesalahan
(d) Efisien, bukan menghambat pelaksanaan pekerjaan
2) Kriteria Pengawasan pada Unsur Pokok Proyek

(a) Kriteria Unsur Pekerjaan


(1) Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan konstruksi bidang
sarana dan prasarana PUPR. di Indonesia yang dibiayai oleh
pemerintah berdasarkan peraturan keuangan yang berlaku.
(2) Dalam skala ruang pekerjaan konstruksi mempunyai 2 (dua)
macam bentuk bangunan, yaitu:
• Bentuk bangunan-bangunan yang mempunyai karakteristik
ruang terbatas/setempat (statis), seperti bangunan irigasi
atau gedung atau jembatan.
• Bentuk bangunan yang mempunyai karakteristik ruang
tidak terbatas/meluas (dinamis), seperti saluran irigasi atau
jalan.
(3) Dalam bentuk prosedur pemberian pekerjaan, maka
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu:
▪ Cara Swakelola, yaitu pekerjaan yang dilaksanakan sendiri
oleh aparat pemerintah dibawah instansi ybs. sebagai
pelaksana pekerjaan.
▪ Pelaksana pekerjaan semacam ini pada umumnya tidak
banyak lagi dijumpai, kecuali pada pekerjaan yang
mempunyai kekhususan tertentu, atau merupakan bagian
dari cara kontrak, atau pada pekerjaan pemeliharaan.
▪ Cara Kontrak, yaitu pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor atau konsultan pengawas melaui prosedur
pelelangan/surat perintah kerja, atau penunjukan langsung
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
▪ Dalam hal disebut kontrak maka bentuk penawarannya
akan mengikat dalam bentuk:
- Kontrak lump-sum, adalah pengajuan penawaran
terhadap sejumlah pekerjaan yang macam pekerjaan
dan volumenya sudah tertentu dengan total harga
keseluruhan yang mengikat.
- Kontrak harga satuan (unit price), adalah pengajuan
penawaran atas dasar harga satuan pekerjaan, yang
diperhitungkan terhadap hasil/ prestasi kerja yang
dilakukan oleh kontraktor tersebut dengan harga
satuan yang mengikat.
• Dalam bentuk tata cara pelaksanaannya, maka pekerjaan
dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
- Dengan menggunakan alat-alat besar, yaitu pada
proyek-proyek besar untuk mempercepat waktu
pelaksanaannya.
- Dengan menggunakan tenaga manusia, yaitu terhadap
pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
memerlukan kerapihan atau sulit dilakukan dengan
alat-alat besar.
- Dengan cara mengkombinasikan kedua cara tersebut
di atas dengan pertimbangan memungkinkan untuk
dilakukan cara tersebut.
(b) Kriteria Unsur Pelaksana:
(1) Pelaksana dapat merupakan unsur pemerintah (aparat
pemimpin proyek dalam hal pelaksanaan swakelola) atau
unsur swasta (kontraktor untuk pekerjaan kontrak).
(2) Pelaksana merupakan suatu susunan/struktur
penyelenggaraan pekerjaan, yang didalamnya terdapat unsur
pimpinan dan unsur pekerja yang terikat dalam hubungan
kerja.
(3) Pada unsur swasta, ada 3 (tiga) macam bentuk pelaksana,
yaitu:
• Pelaksana Utama (Main Contractor), yaitu sebuah
kontraktor yang ditunjuk sebagai penyedia Barang/Jasa
melalui prosedur pelelangan dan perintah kerja dan
penunjukan hubungan kerja keduanya tertulis dalam
kontrak pemborongan, yang menyebutkan tugas dan
kewajiban maing-masing pihak dengan segala sangsisangsinya.
• Sub Pelaksana (Sub Contractor), yaitu terjadi atas
penunjukan pelaksana utama atas dasar pertimbangan
penawaran harga yang diajukan oleh sub pelaksana
tersebut.
• Penunjukan tersebut hanya dapat dilakukan atas
persetujuan pemimpin proyek atau tertuang dalam
perjanjian pemborongan tapi tidak mengikat pemimpin
proyek, karenanya garis komando pemimpin proyek
terhadap pelaksana utama berlaku juga bagi sub
pelaksana utama dalam hal tata kerja pelaksanaan saja
karena lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
pelaksana utama juga menjadi beban sub pelaksana.
• Pelaksana Bagian, yaitu terjadi atas penunjukan oleh
pelaksana utama atau sub pelaksana dan mandor borong.
• Penunjukan ini tidak mengikat terhadap pemimpin proyek,
karenanya pelaksana bagian hanya mendapat komando
dari pelaksana utama atau sub pelaksana.
• Koordinasi pelaksana bagian terhadap aparat pemimpin
proyek hanya terjadi di lapangan dalam bentuk
pembinaan.
(c) Kriteria Unsur Pengawas:
(1) Unsur pengawas adalah pegawai atau Petugas pemerintah
yang dimaksud dalam struktur organisasi proyek dalam hal ini
proyek-proyek dibawah Direktorat Jenderal Kementerian PUPR
dan ditunjuk oleh pemimpin proyek (sebagai kuasa pemerintah
yang mewakili pemilik proyek).
(2) Sebagai unsur pengawas juga dapat melibatkan, aparat dari
instansi lain atau perorangan, dalam rangka koordinasi terpadu
untuk tujuan yang sama.
(3) Tugas dan kewenangan pengawas ini terbatas pada hal-hal
yang berkaitan dengan bidang yang ditanganinya.
(4) Misalnya dengan unsur Pemerintah Daerah setempat, Dinas
Pertanian setempat atau dengan Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A) pada pekerjaan tersier dsb.
(5) Kecuali diatur lain dalam DIPA/RKKL maka atas pertimbangan
khusus, pemimpin proyek dapat menunjuk Badan Usaha lain
atau Konsultan Perorangan untuk membantu mengadakan
pengawasan terhadap tatacara pelaksanaan yang dilakukan
oleh pelaksana/kontraktor, dengan tidak mengurangi
kewenangan pengawas sebagai aparat yang ditunjuk
mengawasi.
4 Tujuan dan Sasaran Pengawasan
Adanya unsur pengawas dalam penyelenggaraan proyek pemerintah adalah
mutlak karena keberadaannya membawa tanggung jawab moril, yaitu tanggung
jawab:
a) Sosial yang mengandung maksud dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingan rakyat banyak. Realisasinya adalah menjalankan amanat
Negara dalam mewujudkan manfaat pekerjaan untuk kesejahteraan rakyat
banyak. Sasarannya adalah pencapaian tujuan pekerjaan secara kualitatif,
kuantitatif serta waktu yang tepat.
b) Pengabdian yang mengandung maksud tertib administratif sebagai abdi
negara dalam pelaksanaan birokrasi pemerintah. Sasarannya adalah
pembinaan disiplin kerja, untuk menumbuhkan dedikasi terhadap maksud
dan tujuan kerja dengan segala aspeknya.
c) Pengembangan ilmu yang mengandung unsur mendidik secara langsung
atau tidak langsung untuk membina/meningkatkan keahlian dan
keterampilan aparat yang terlibat dalam pekerjaan, sesuai dengan
bidang/profesinya masing-masing sehingga lebih berperan aktif dalam
pembangunan nasional. Sasarannya adalah mendokumentasikan hasil
pengawasan dan pengamatan proyek yang pada gilirannya dapat
dikembangkan dan diolah untuk pengembangan ilmu sehingga lebih
bermanfaat untuk mendayagunakan sumber daya alam.
Adapun tujuan pengawasan adalah agar proses pelaksanaan dilakukan sesuai
ketentuan dan persyaratan, dan melakukan tindakan perbaikan jika terdapat
penyimpangan, supaya target produk/barang yang dihasilkan sesuai dengan
yang direncanakan.
5 Ruang Lingkup Tugas Pengawasan
Ruang lingkup pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi:
a) Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;
b) Pengawasan terhadap pelaksanaan fisik konstruksi (tahap penyiapan,
pengerjaan & pengakhiran);
c) Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan;
5.1 Lingkup Tugas dan Wewenang Pengawas
a) Menurut sifatnya, lingkup tugas pengawas mempunyai 3 (tiga) sifat
kepengawasan, yaitu:
1) Sifat mendeteksi, misalnya:
(a) Mendeteksi status tanah tempat pekerjaan, hal ini sangat perlu bagi
si pengambil kebijaksanaan apakah diperlukan suatu tindakan.
(b) Mendeteksi fungsi hasil pekerjaan, yaitu suatu cara pengamatan
untuk mengetahui lebih awal apakah kelak hasil pekerjaan
berfungsi atau tidak, sehingga perubahan-perubahan dapat
dilakukan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
(c) Mendeteksi untuk mempertimbangkan aspek pemeliharaan yang
praktis.
2) Sifat mengawasi, yaitu semua tindakan pengawas yang mempunyai
tendensi pengawasan terhadap pekerjaan, antara lain:
(a) Memeriksa bahan, peralatan dan tenaga kerja.
(b) Memeriksa hasil pelaksanaan kerja.
(c) Memeriksa persiapan kerja (administrasi lapangan), misalnya
laporan, schedule, gambar, dsb.
3) Sifat mengendali, yaitu tindakan pengawas yang mempunyai tendensi
pengendalian dengan cara pembinaan segala aspek yang terjadi di
lapangan, antara lain:
(a) Memberikan petunjuk tentang tata cara kerja yang benar.
(b) Melarang atau menganjurkan tentang pengadaan bahan, peralatan
dan tenaga kerja.
(c) Peringatan/ teguran atas kesalahan-kesalahan pelaksana.
(d) Memberikan laporan perkembangan lapangan (kemajuan
pekerjaan) secara berkala.
(e) Mengadakan administrasi teknik dan pengarsipan/ dokumentasi.
Menurut macamnya, lingkup tugas pengawas mempunyai 2 (dua) macam tugas
kepengawasan, yaitu:
1) Berbentuk tugas administratif, antara lain:
(a) Laporan tentang pelaksanaan kerja, cuaca, penggunaan tenaga
kerja, bahan & peralatan di lapangan.
(b) Laporan tentang prestasi pekerjaan.
(c) Peringatan/ teguran, saran/ anjuran.
(d) Perubahan syarat - syarat, perubahan gambar.
(e) Mengisi buku harian, buku tamu.
(f) Dokumentasi/ pengarsipan, dsb.
2) Berbentuk Tugas Teknik, yaitu antara lain:
(a) Pengukuran/ pengamatan/ pengawasan/ pengendalian
(b) Penelitian, dsb.
c) Menurut bentuknya, lingkup tugas pengawas mempunyai 2 (dua)
bentuk tugas kepengawasan, yaitu:
(a) Tugas berbentuk Kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang
Pengawas pada setiap tingkatnya untuk dapat tercapainya misi
pengawasan.
(b) Tugas berbentuk Wewenang yang penggunaannya insidentil
tergantung dari keadaan permasalahannya. Kewenangan ini
juga diberikan kepada setiap pengawas menurut porsi sesuai
tingkatannya.
6 Daftar Simak Tugas Pengawasan
a) Merupakan sarana, baik untuk pengawasan melekat maupun pengendalian
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
b) Digunakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
secara sistematis dan berkesinambungan.
c) Digunakan sebagai alat bantu auditor dalam melakukan pemeriksaan atas
kesesuaian realisasi pelaksanaan terhadap ketentuan-ketentuan dalam
perencanaan/ kontrak pekerjaan konstruksi.
d) Daftar Simak pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi ini
menguraikan secara rinci, lengkap, dan jelas tentang tata cara pelaksanaan
kegiatan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi, yang disusun sesuai
kaidah penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana dalam
lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
e) Daftar Simak pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi ini
merupakan sarana untuk pengawasan melekat dan pengendalian
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang harus dilaksanakan oleh baik
setiap Unit Pelaksana Teknis Pusat (pejabat yang ditugasi), maupun Atasan
Langsung, Pembantu Atasan dan Atasan, minimal harus digunakan pada
setiap tahapan pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
berkesinambungan.
f) Daftar Simak pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi ini berisi
hal - hal sebagai berikut:
1) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi:
(a) Tahap Perencanaan
(b) Tahap Pelaksanaan beserta Pengawasannya
2) Pengawasan terhadap perencanaan dan design:
(a) Perencanaan
(b) Manfaat fungsional proyek pembangunan
(c) Tahun perencanaan dikaitkan dengan tahun pelaksanaan
(d) Perencanaan teknis dan legalitasnya
(e) Umur rencana bangunan
(f) Dokumen pengadaan
(g) Spesifikasi Teknik
3) Pengawasan terhadap pemilihan penyedia jasa sampai dengan tanda
tangan kontrak:
(a) Jasa Konsultansi
(1) Persiapan Pengadaan
(2) Pemilihan Penyedia Jasa
(3) Penyusunan Dokumen Kontrak
(4) Penandatanganan Kontrak
(b) Jasa Pemborongan
(1) Persiapan Pengadaan
(2) Pemilihan Penyedia Jasa
(3) Penyusunan Dokumen Kontrak
(4) Penandatanganan Kontrak
4) Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak
(a) Organisasi Manajemen Proyek
(b) Penyerahan Lapangan
(c) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (PCM)
(d) Metode Pelaksanaan dan Metode Kerja
5) Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Fisik Konstruksi
(a) Jasa konsultansi pengawasan
(1) Usulan & persetujuan mobilisasi personil/Tenaga Ahli dan
peralatan
(2) Penelitian personil/tenaga ahli dan peralatan sesuai dengan
kontrak
(3) Perubahan dan Penggantian Personil dan Peralatan
(4) Pembayaran uang muka
(5) Pembahasan hasil pelaksanaan pekerjaan, berupa laporanlaporan
(6) Pembayaran prestasi fisik pekerjaan
(7) Pengendalian pekerjaan
(8) Serah Terima Pekerjaan
(9) Evaluasi produk konsultan
(10) Pemanfaatan produk
(b) Jasa pemborongan
(1) SPMK
(2) Rapat persiapan pelaksanaan kontrak (PCM)
(3) Program mutu
(4) Mobilisasi paling lambat 30 hari sejak SPMK
(5) Pemeriksaan bersama (Mutual Check)
(6) Tinjauan Desain
(7) Pembayaran uang muka
(8) Buku harian dan Laporan harian
(9) Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan
(10) Pengukuran Prestasi Pekerjaan
(11) Pembayaran prestasi pekerjaan
(12) Perubahan Kegiatan Pekerjaan
(13) Denda dan ganti rugi
(14) Penyesuaian/ eskalasi harga
(15) Force majeure
(16) Penghentian dan Pemutusan Kontrak
(17) Perpanjangan waktu pelaksanaan yang layak dan wajar
(18) Kerjasama penyedia jasa dengan sub kontraktor
(19) Kompensasi
(20) Dispute/ perselisihan
(21) Serah terima pekerjaan
(22) Laporan Hasil Penilaian Pelaksanaan Program Mutu
6) Pengawasan terhadap administrasi keuangan dan umum:
(a) Pelaksanaan tertib administrasi keuangan dan umum
7) Pengawasan terhadap manfaat:
(a) Pengawasan manfaat
8) Pengawasan terhadap potensi kegagalan konstruksi dan kegagalan
bangunan
(a) Kegagalan Konstruksi
(b) Kegagalan Bangunan
7 Sarana Pengawasan (Dokumen Kontrak)
Agar Pengawas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan memuaskan,
maka Pengawas wajib mengetahui, faham dan meneliti semua sarana
pengawasan berupa isi dokumen kontrak, sehingga dapat memberikan
penjelasan atau keputusan kepada Kontraktor secara tepat & cepat dalam
menyelesaikan permasalahan dilapangan.
Penyusunan dokumen kontrak, adalah kegiatan menyusun kontrak paket
pekerjaan jasa pemborongan yang dilakukan oleh pihak pengguna/panitia dan
penyedia jasa yang telah ditunjuk pada proses pelaksanaan lelang.
Dalam menyusun kontrak, pengguna dan penyedia jasa mengacu kepada dan
berdasarkan naskah draft kontrak yang ada dalam dokumen lelang dan
dokumen lainnya seperti dokumen berita acara hasil pembukaan dokumen
usulan, berita acara evaluasi, berita acara klarifikasi & negosiasi, berita acara
penetapan calon pemenang penyedia jasa dan keputusan penunjukan
penyedia jasa pemborongan dari pihak pengguna, dsb.
Sarana Pengawasan berupa Isi Dokumen Kontrak tersebut, antara lain sebagai
berikut:
a) Persetujuan Kontrak:
1) Surat Perjanjian Kontrak
2) Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ)
3) Surat Penawaran dan lampiran
4) Addendum dokumen lelang
5) Daftar pekerjaan (List of Work)
6) Daftar kuantitas (Volume) pekerjaan
7) Harga Satuan dan Analisa Harga Satuan
8) Data Kontrak
b) Syarat-Syarat Kontrak:
1) Syarat/Ketentuan Umum Kontrak
2) Syarat/Ketentuan Khusus Kontrak
c) Spesifikasi:
1) Spesifikasi Umum
2) Spesifikasi Khusus
3) Spesifikasi Teknik
d) Gambar-Gambar Kontrak (Gambar Rencana)
e) Bagian dari Dokumen Kontrak lainnya, yaitu:
1) Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka & Jaminan Pemeliharaan
(bila ada)
2) Semua proses pengadaan, seperti B.A. Pelelangan, B.A. Penjelasan
Pekerjaan, B.A. Pembukaan Penawaran, B.A. Evaluasi Pelelangan &
B.A. Klarifikasi (bila ada)
3) Surat Penetapan Pemenang
f) Program & Sub Program Kerja serta Chek List RMP & RMK:
1) Gambar Kerja (Work Drawing) & Gambar Pabrik (Shop Drawing)
2) Peralatan Lapangan (Alat Test, Pita Ukur, Paku, Mesin Hitung, Alat
Tulis, dsb.)
3) Perlengkapan Lapangan (Helm, Jas hujan, Senter, Sepatu lapangan,
dsb)
4) Alat Transportasi (mobil, motor)
5) Alat Komunikasi (Walky Talky, Telepon)
6) Perlengkapan Kerja (Buku saku supervisi, Buku Catatan
Permasalahan, dll).
g) Status pembebasan tanah
Semua dokumen tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Apabila mendalami dokumen kontrak, maka setiap pasal harus
diartikan dan dipahami sedemikian rupa, sehingga satu sama lainnya
sejalan dan saling melengkapi dan menunjang. Bila terdapat perbedaan
antara isi volume dokumen kontrak tersebut, maka volume yang kecil
(memoarnya) yang harus diikuti.
8 Latihan
1. Jelaskan perbedaan antara pengendalian dengan pengawasan!
2. Apakah yang dimaksud preventif sebagai salah satu kriteria pengawasan?
3. Apa sajakah unsur yang termasuk dalam pengawasan terhadap
pengendalian pelaksanaan kontrak?
9 Rangkuman
Konsep pengawasan pada dasarnya adalah Mewujudkan dan meningkatkan
efisiensi, efektivitas & rasionalitas dalam pencapaian tujuan untuk
menghentikan penyimpangan, pemborosan, mencegah terulangnya kembali
kesalahan penyimpangan dan mencari cara-cara yang lebih baik untuk
mencapai tujuan. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pengawasan, adalah:
a) Obyektif dan menghasilkan fakta tentang pelaksanaan pekerjaan
b) Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku
c) Preventif, mencegah sedini mungkin terjadinya kesalahan-kesalahan
d) Efisien, bukan menghambat pelaksanaan pekerjaan
10 Evaluasi
Pilihlah Jawaban yang menurut saudara benar, dari pernyataan berikut:
1. Dalam teori manajemen terdapat alat bantu dalam mencapai tujuan dengan
urutan sebagai berikut:
a. Planning, Organizing, Actuating, Controling
b. Planning, Actuating, Organizing, Controling
c. Organizing, Planning, Actuating, Controling
d. Planning, Organizing, Controling, Actuating.
2. Pernyataan mana yang tidak benar:
a. Pengendalian adalah tindakan pengaturan atau pengarahan
pelaksanaan dengan maksud agar suatu tujuan tertentu dapat dicapai
secara efisien dan efektif.
b. Pengendalian adalah suatu pengawasan yang dilanjutkan dengan
tindak lanjut.
c. Pengendalian adalah sutu bentuk pengamatan yang pada umumnya
dilakukan secara menyeluruh dengan jalan mengadakan perbandingan
antara kenyataan yang dilakukan dengan yang seharusnya dilakukan
atau seharusnya terjadi.
d. Pemeriksaan adalah suatu pengamatan yang pada umumnya
dilakukan dari jarak dekat dengan jalan mengadakan perbandingan
sesuatu yang telah dan akan dilakukan dengan yang seharusnya
dilaksanakan menurut aturan atau norma tertentu.
3. Lingkup tahap perencanaan pekerjaan konstruksi dengan resiko tinggi
meliputi:
a. studi kelayakan, perencanaan umum dan perencanaan teknik
b. pra studi kelayakan, studi kelayakan, perencanaan umum
c. pra studi kelayakan, studi kelayakan, perencanaan umum dan
perencanaan teknis.
d. perencanaan umum dan perencanaan teknis.

Anda mungkin juga menyukai