Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UAS

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR


(EPM)

Oleh :
Nadia Despina Araya
NIM 1951700023
FKM non reguler semester 2

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Veteran Bangun Nusantara
Sukoharjo
2020
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2018/2019
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. Letjend.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521 . Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
=================================================================
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2019 / 2020

: Epidemiologi Penyakit
Hari / Tanggal :
Menular
: II / Promkes, AKK,
Jam :
Kesling
: Maksimal 1 Minggu
: Farid Setyo Nugroho Waktu (21 Juli 2020)
Jam 24.00

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

1. COVID-19 merupakan penyakit yang "sangat menular". Jelaskan


mengapa demikian !
2. COVID-19 merupakan penyakit zoonosis. Jelaskan bagaimana proses
penularan dari hewan (hospes utama) sampai dengan bisa menular pada
manusia !
3. Apakah itu R0 ? dan bagaimanakah upaya untuk menurunkan R0 !
4. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang
endemis di Indonesia. Mengapa demikian? Jelaskan !;
5. Mengapa Tuberculosis (TB) masih menjadi salah satu permasalahan
kesehatan masyarakat di Indonesia? apakah faktor-faktor yang
menyebabkan? Jelaskan !
Jawaban :
1. Covid 19 merupakan penyakit yang disebabkan Coronavirus jenis baru yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia yang menyerang saluran pernapasan.
Mula-mula penyakit ini menjadi wabah di Wuhan, China. Namun saat inisudah
menjadi pandemi di seluruh dunia. Penyakit ini sangat menular karena virus sangat
mudah menyebar dan menginfeksi terutama manusia melalui droplet (percikan dari
saluran napas). Penularan antar manusia sangat mudah terjadi apabila berada di jarak
dekat (< 1 meter) atau melalui droplet yang menempel di benda. Virus dapat masuk
melalui mulut, hidung, atau mata. R0 untuk Covid-19 yaitu 2 – 2,5, namun di Wuhan
angka R0 pernah mencapai 5,7.

2. Covid 19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menjadi coronavirus
ketiga yang merupakan penyakit zoonosis setelah SARS-CoV dan MERS-CoV.
Namun penyakit Covid-19 ini menjadi satu-satunya yang berpotensi menjadi
pandemik. Kasus pertama muncul sebagai kasus pneumonia yang tidak diketahui di
Wuhan, Hubei, China yang diumumkan pada 31 Desember 2019. Kejadian ini
dihubungkan dengan adanya pasar seafood Hua Nan dan pasar hewan di Wuhan yang
kemudian pasar ditutup pada 1 Januari 2020. Bagaimana virus ini berpindah dari
hewan ke manusia masih dipelajari. Sejumlah sampel dari binatang hidup di pasar
positif terhadap SARS-CoV-2. Beberapa bukti analisa menunjukkan bahwa host
reservoir dari virus ini yaitu kelelawar. Malayan pangolin (Manis javanica) atau
trenggiling sunda telah dipertimbangkan sebagai host intermediet, dan virus seperti
SARS telah diidentifikasi di trenggiling di China selatan tetapi hanya memiliki
kesamaan 85 – 92% dengan SARS-CoV-2.

3. R0 atau disebut R nought adalah lambang angka reproduksi dasar (basic reproduction
number), angkanya merupakan perkiraan penularan penyakit. R0 adalah angka rata-
rata kasus sekunder yang diakibatkan oleh satu kasus primer sepanjang periode
penularan dalam masyarakat yang rentan. R0 biasa digunakan sebagai indikator
keparahan suatu penyakit menular (epidemi). Kasus primer adalah orang yang
mendapatkan penyakit langsung dari paparan virus itu untuk pertama kali, bukan
mendapatkan penyakit dari orang lain. Kasus sekunder adalah orang yang tertular
penyakit dari orang yang sudah terkena penyakit, atau orang yang tertular penyakit
dari kasus primer. Bila angka R0 Covid-19 adalah 3, maka setiap satu kasus rata-rata
menularkan penyakit ke 3 orang lainnya. Upaya intervensi terhadap penyakit menular
bertujuan untuk menurunkan R0 hingga kurang dari 1 (R0<1). Bila R0 berhasil
diturunkan hingga di bawah 1, itu berarti penularan virus sudah terkendali.
Menurunkan angka R0 yaitu dengan melakukan pembatasan kontak antar manusia
untuk mengurangi penyebaran. Hal yang dapat dilakukan antara lain dengan adanya
peraturan dari pemerintah untuk lockdown, atau tinggal di rumah. Cara tersebut
efektif jika dipatuhi. Tetapi kenyataannya, perilaku manusi yang berubah-ubah
membuat aturak-aturan tersebut sulit untuk menurunkan R0.yang diperlukan saat ini
yaitu mengendalikan virus dengan cara pengujian massal dan aplikasi pelacakan dan
penelusuran kontak.

4. Penyakit DBD sampai saat ini menjadi "ciri khas" negara Indonesia, hal ini dapat
dikatakan sebagai endemik. Penyakit endemik adalah penyakit yang terus menerus
ada di suatu daerah tertentu dan tidak menyebar dengan cepat ke daerah lainnya,
seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), dan kaki gajah/filariasis. Ketiganya
merupakan penyakt yang ditularkan melalui nyamuk. Kondisi lingkungan dan alam
dapat menjadi salah satu faktor pertumbuhan nyamuk yang dapat digunakan untuk
strategi pemutusan rantai penyakit endemis ini.
Penyakit endemik muncul di suatu area tertentu dan tidak menyebar ke area lain
dengan cepat. Penyakit endemik kemunculannya terjadi secara konstan dan bisa
diprediksi. Jumlah penderita penyakit endemik biasanya dari tahun ke tahun tidak jauh
berbeda. Saat jumlah penderita penyakit endemik jumlahnya meningkat di luar
prediksi tapi kejadiannya masih bertahan di area yang sama, maka penyakit tersebut
bisa dikategorikan sebagai hiperendemik.

5. Tuberculosis (TB) masih merupakan masalah di negara berkembang. Bahkan, di


negara maju masalah ini kembali muncul dengan adanya HIV-AIDS. Berbagai upaya
telah dilakukan melalui berbagai macam pendekatan untuk mengobati paling tidak
mengurangi timbulonya TB. Seperti program strategi model jaringan dan yang lain
diharapkan dapat memberikan kesembuhan dan mencegah penularan. Namun dalam
pelaksanaannya di lapangan, keberhasilan pengobatan dan pencegahan dengan
strategi tersebut mengalami beberapa hambatan yang tidak memberikan hasil yang
maksimal. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan perlu peran serta
seluruh komponen masyarakat dan melibatkan instansi-instansi lain diluar instansi
kesehatan agar penurunan angka kejadian TB paru dapat terwujud dengan baik.
Faktor-faktor yang menyebabkan TB paru masih menjadi masalah :
a. Kemiskinan di berbagai kalangan masyarakat di negara berkembang
b. Kegagalan TB, ialah karena tidak komitmennya politik pendanaan, tidak
memadainya organisasi pelayanan TB (kurang taunya masyarakat, penemuan
kasus/diagnosis yang tidak standar, obat yang tidak terjamin ketersediaannya,
tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan) dan infrastruktur yang
buruk pada negara-negara yang mengalami krisis ekonomi atau pergolakan
masyarakat
c. Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan
struktur umur kependudukan
d. Dampak pandemik HIV

Anda mungkin juga menyukai