Anda di halaman 1dari 12

Nadya Natalia Rompis

18014101068
KASUS
Seorang laki-laki, 53 tahun, datang berobat ke Rumah Sakit dengan keluhan batuk berdahak. Batuk-
batuk disertai demam, nyeri menelan dan merasa letih badan. Batuk-batuk awalnya kering, kemudian
menjadi berdahak dan semakin hari semakin memberat dan sudah terjadi selama 9 hari. Pasien
sebelumnya kontak dengan tetangga pasien yang baru pulang dari luar negri dan mengalami gejala
yang sama. Pasien juga mengaku saat ini sedang mengonsumsi obat TB paru 6 bulan.

Identitas Pasien

Nama : Tn. Ungke


Tempat, tanggal lahir : Belang, 10 Maret 1970
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Buru Bangunan
Alamat : Malalayang, Manado
Kewarganegaraan : WNI
Cara pembayaran : BPJS

ANAMNESIS HOLISTIK
Aspek I
Personal

Keluhan utama Batuk berdahak


Harapan Mengetahui penyakit baru dari gejala yang
dirasakan sehingga bisa disembuhkan
Kekhawatiran Pasien khawatir penyakitnya bertambah
parah sehingga pasien tidak dapat bekerja
lagi seperti sebelumnya dan membebani istri
serta anaknya karena pasien merupakan
tulang punggung keluarga
Persepsi Pasien merasa penyebab dari gejala yang
dialaminya disebabkan oleh penyakit TBC
yang memberat
Upaya Pasien datang ke rumah sakit untuk
menjalani pemeriksaan lebih lanjut agar
dapat mengetahui penyakit yang ia derita
serta masih meminum obat 6 bulan yang
sebelumnya sudah dikonsumsi

Aspek II
Anamnesis Medis Umum
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien memiliki keluhan berupa batuk
berdahak sejak 9 hari yang lalu. Awalnya
pasien mengalami batuk kering selama 4 hari
kemudian lama-kelamaan menjadi berdahak.
Pasien juga mengalami demam, letih badan
dan mengeluh nyeri tenggorokan sampai
tidak bisa menelan. Pasien sempat
mengalami sesak napas sehingga dilarikan ke
rumah sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit alergi, hipertensi, paru,
jantung, ginjal, maupun DM disangkal.
Pasien didiagnosis dengan TB Paru 4 bulan
lalu dan sedang mengonsumsi OAT
Riwayat Penyakit keluarga Keluarga pasien tidak ada yang mengalami
keluhan serupa
Riwayat Kebiasaan Pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi
minuman beralkohol dengan para
tetangganya 5 hari seminggu. Pasien juga
merokok 2 bungkus setiap hari. Pasien belum
menerapkan penggunaan masker saat
dikerumunan dan masih sering berkumpul-
kumpul
Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal bersama istri dan satu orang
anaknya. Pasien merupakan tamatan SMA
yang bekerja sebagai buru bangunan. Istri
pasien
merupakan ibu rumah tangga. Biaya
pengobatan ditanggung BPJS.
Data Tempat Tinggal Pasien tinggal di rumah sederhana berukuran
6m x 7m, berlantai tanah, berdinding kayu,
serta beratap seng. Terdapat dua kamar tidur
dengan fasilitas mandi cuci kakus berada di
luar rumah pasien. Sumber penerangan dari
PLN dan sumber air dari sumur. Pengelolaan
sampah dibakar dan dibuang.

Aspek 3
Faktor Risiko Interanal
 Mengonsumsi alkohol
 Merokok

Aspek 4
Faktor Risiko Eksternal
 Pasien belum menerapkan kebiasaan memakai masker
 Pasien memiliki kebiasaan berkumpul-kumpul dengan tetangga
 Keluarga membuang dahak di kamar mandi
 Masalah bangunan rumah
Jendela: jendela rumah hanya 1 di ruang tamu dan jarang dibuka, serta tidak ada jendela di kamar
pasien
Asuransi: BPJS

Aspek 5
Derajat Fungsional
1 - Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
ANAMNESIS KELUARGA
Genogram

Utu, 70 Mintje, 68

Ungke, 53 Ritje, 51

Alo, 27

= Pasien

= Laki-laki

= Perempuan
PENILAIAN APGAR

Hasil: 9 – Fungsi keluarga baik (Highly Functional Family)

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi :
92x/menit
RR : 26x/menit
Suhu badan : 38,5oC
Antropometri : BB: 51 kg TB: 160CM

Status Presens
a. Kepala : normocephal
Rambut : hitam, uban (+), tidak mudah dicabut
Kulit kepala : massa (-)
Wajah : simetris, massa (-)
Mata : Konjungtiva anemnis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflex cahaya (+/+)
Telinga : Deformitas (-/-), massa (-/-), secret (-/-)
Hidung : Deformitas (-/-), secret (-/-)
Mulut : bibir pucat (-)
Leher : pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)

b. Thorax
Inspeksi : asimetris, retraksi (+) SC, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), krepitasi (-), gerakan dinding dada
tertinggal saat inspiras, stem fremitus teraba meningkat pada daerah paru kanan
Perkusi : sonor/redup
Auskultasi : rhonki (+), Wheezing (-)

Cor : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)


Pulmo :,bronkovesikuler, rhonki (+/+), wheezing (-/-)

c. Abdomen
Inspeksi : datar, tanda-tanda inflamasi (-), massa (-), caput medusa (-), spider
navy(-), distensi (-)
Auskultasi : BU (+) normal, bising pembuluh darah (-)
Perkusi : timpani (+), Nyeri ketok (-), nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi : NT (-), massa (-), hepar/lien/ren tidak teraba, tes undulasi (-), shifting
dullness (-)
d. Pelvis : deformitas (-), krepitasi (-), massa (-), NT (-)
e. Muskuloskeletal : gerakan bebas (+), deformitas (-), krepitasi (-), NT (-)
f. Saraf
Kaku kuduk : tidak ditemukan
Saraf kranialis: dalam batas normal Refleks
fisiologis : ++/++
Refleks patologis : --/--
Motorik Superior Inferior
Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi N/N N/N

g. Kulit : ikterik (-), petekie (-), turgor kulit <2 detik


PEMERIKSAAN PENUNJANG

X- Ray Thoraks

Pemeriksaan sputum BTA: (+++)

Pemeriksaan Rapid Test Covid 19: Reaktif

Pemeriksaan Swab Nasofaring Covid-19: masih menunggu hasil


DIAGNOSIS HOLISTIK

Aspek I – Personal
Keluhan utama Batuk berdahak
Harapan Mengetahui penyakit baru dari gejala yang
dirasakan sehingga bisa disembuhkan
Kekhawatiran Pasien khawatir penyakitnya bertambah
parah sehingga pasien tidak dapat bekerja
lagi seperti sebelumnya dan membebani istri
serta anaknya karena pasien merupakan
tulang punggung keluarga
Persepsi Pasien merasa penyebab dari gejala yang
dialaminya disebabkan oleh penyakit TBC
yang memberat
Upaya Pasien datang ke rumah sakit untuk
menjalani pemeriksaan lebih lanjut agar
dapat mengetahui penyakit yang ia derita
serta masih meminum obat 6 bulan yang
sebelumnya sudah dikonsumsi

Aspek 2
Diagnosis kerja (klinis) : TB Paru + Probable COVID-19

Aspek 3
Faktor Risiko Interanal
 Mengonsumsi alkohol
 Merokok

Aspek 4
Faktor Risiko Eksternal
 Pasien belum menerapkan kebiasaan memakai masker
 Pasien memiliki kebiasaan berkumpul-kumpul dengan tetangga
 Keluarga membuang dahak di kamar mandi
 Masalah bangunan rumah
Jendela: jendela rumah hanya 1 di ruang tamu dan jarang dibuka, serta tidak ada jendela di kamar
pasien
Asuransi: BPJS
Aspek 5
Derajat Fungsional
1 - Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
TERAPI KOMPREHENSIF
a. Promotif
1. Patient centered
o Memberikan pendidikan sederhana mengenai penyakit COVID-19 meliputi definisi
penyakit, penyebab, cara penularan, gejala, komplikasi, dan pengobatan yang benar, serta bahaya
merokok dan mengonsumsi alkohol terhadap penderita COVID-19
o Memberikan informasi tentang gizi pasien misalnya makanan 4 sehat 5 sempurna
untuk meningkatkan sistem imun
o Memberikan pegertian kepada pasien bahwa pasien akan diisolasi dan
dipisahkan dari pasien biasa
o Senantiasa berdoa dan melakukan manajemen stress

2. Family oriented
o Memberikan pendidikan sederhana kepada keluarga mengenai penyakit Covid-19
meliputi penyebab, cara penularan, gejala, dan pengobatan untuk penderita Covid-19
o Mengajarkan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
o Meningkatkan sistem imun dengan mengonsumsi makanan bergizi
o Menerapkan penggunaan masker yang tepat
o Memberi pengertian kepada keluarga mengenai perlunya jaga jarak (social distancing)
o Memberikan pengertian kepada keluarga bahwa pasien perlu diisolasi sesuai dengan
protocol COVID-10

3. Community oriented
o Memberikan pendidikan sederhana mengenai penyakit COVID-19 meliputi
penyebab, cara penularan, gejala, dan pengobatan untuk penderita COVID-19
o Memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat, memakai masker dan
jaga jarak (social distancing)

b. Preventif
1. Patient centered
o Jangan membuang dahak di sembarang tempat; sebaiknya membuang dahak di tempat
yang terkena sinar matahari
o Memakai masker
o Isolasi pasien di rumah sakit rujukan terstandar COVID-19
2. Family oriented
o Seluruh anggota keluarga harus datang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan
ikut periksa swab nasofaring
o Membersihkan kamar, menjemur kasur, serta membuka jendela agar tidak lembab
o Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol
o Melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
o Menggunakan masker

3. Community oriented
o Tetangga yang terpapar dengan pasien harus datang memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan dan ikut periksa swab
o Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
o Membersihkan rumah dan kamar, membuka jendela, menjemur kasur
o Mengonsumsi makanan bergizi
o Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol

c. Kuratif
1. Patient centered
o Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kategori 1:
Tahap awal – 2(HRZE) / 2(Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol)
Tahap lanjutan – 4(HR)3 / 4(Isoniazid, Rifampisin)3
o Vitamin C diberikan secara Intravena (IV) selama perawatan
o Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuindosis 1x 400 mg (untuk 5 hari)
o Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 3 hari)
o Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loadingdose 2x 1600 mg hari ke-1
dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5)
o  Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)

o Pengawasan Menelan Obat

2. Family oriented
-
3. Community oriented
-
d. Rehabilitatif
1. Patient centered
o Memberikan motivasi agar pasien patuh meminum obat
o Pasien diisolasi di rumah sakit terstandar COVID-19 dengan status PDP (Pasien Dalam
Pengawasan) sampai hasil swab keluar
2. Family oriented
-
3. Community oriented
-

Anda mungkin juga menyukai