Anda di halaman 1dari 5

ASCARIDIA GALLI

Class Nematoda
Order Ascarididea
Family Heterakidae
Genus Ascaridia
Species Ascaridia galli
Predileksi Intestine

Merupakan parasit helminth yang


menyerang unggas peliharaan dan
Pic Error! No text of specified style in document.-1-1
Pic 1 Mulut A.galli dikelilingi 3 bibir, lapisan dalam
Telur Ascaridia galli
tiap bibir dilapisi lempengan kutikula halus dan bagian
luar dilapisi pita kutikula yang berkerut

.1
unggas liar. Penyebarannya luas di seluruh dunia. Nematoda ini memiliki siklus hidup
(langsung) monoxenous, dan berkembang di dalam saluran pencernaan host definitif,
menghasilkan telur yang berkembang di luar inang dan memiliki sucker pre - anal yang
menonjol yang terdiri atas cincin kutikular. A.galli disinonimkan dengan A.lineata (Banaja et
al, 2013). Cacing berukuran sedang hingga besar, memanjang hingga berbentuk silindris, semi
transparan, dan bewarna putih kekuningan. Cacing betina berukuran besar lebih besar dari
cacing jantan. Mulut biasanya terdiri atas tiga bibir, posisinya satu dorsal dan dua subventral.
Esofagus lurus dan panjang. Tidak memiliki ventrikel dan divertikula. Telur Oviparous
berukuran bersel tebal, berbentuk bulat dan tidak bersegmen (Hanmantrao, 2019).

Morfologi

 Jantan: Lebih pendek


dari cacing betina panjangnya
sekitar 50-76 mm (Balqis et al,
2013). Kapsul bucal berukuran
medium terletak pada bagian
akhir anterior tubuh. Lubang
eksretori terletak pada 8.5 (8-9)
dari ektremitas anterior.
Memiliki pre anal sucker dan
berbentuk hampir bulat, cauda alaenya
kecil, kurang berkembang, atau Pic 2 Posterior A.galli jantan menunjukkan adanya vesikel
tidak ada dan memiliki sepasang kutikula pada permukaan ventral, preanal sucker dan papilla
spicula yang sama panjang. Pada
ujung cauda jantan memiliki tujuh pasang papillae.Ekornya melengkung dan
runcing pada ujungnya (Hanmantrao, 2019).
 B e t i n a : Lebih panjang darip
sekitar 72-112 mm (Balqis et al, 2013). Sama seperti
pada cacing jantan, kapsul bucal berukuran medium

.2
terletak pada bagian akhir anterior tubuh. Vulvanya pada bagian pra ekuator tubuh, terletak
pada 12,5 (12-13) dari ekstremitas anterior. Otot vagina pada sepanjang posterior tubuh,
merupakan saluran rahim. Ekornya lurus tanpa cauda alae (Hanmantrao, 2019).

Patogenitas

Cacing besar Ascaridia galli adalah parasit yang paling sering menyerang ayam di seluruh
dunia. Ascaridiosis pada ayam menyebabkan penurunan kenaikan berat badan, mortalitas
tinggi dan gejala patologis sekunder lainnya. Infeksi A. galli menyebabkan kematian dan
kadang-kadang morbiditas. Ayam yang terinfeksi A. galli juga mengalami pertumbuhan
melambat 12,31%, penurunan berat badan sebesar 38% . Kualitas telur rendah karena
penurunan berat telur 5: 35%, penurunan ketebalan kulit telur 5: 55% dan penurunan kadar
kalsium dalam serum darah sebesar 36,26% (Balqis et al, 2013).
Infeksi A. galli, dapat menyebabkan perdarahan, enteritis, kekurusan, penurunan berat
badan dll dan menyebabkan penurunan produksi telur dalam industri unggas. (Bharat et al,
2017)
Infeksi A. galli juga menyebabkan enteritis cattaralis hemorraghica pada mukosa saluran
cerna. Dan setiap peradangan mukosa biasanya diikuti oleh gangguan pencernaan, penyerapan
nutrisi seperti elektrolit, vitamin, dan mineral juga sekresi zat-zat yang berperan dalam proses
pencernaan. Infeksi A. galli juga menyebabkan degenerasi dan nekrosa pada sel epitel vili
usus halus dan kripte, serta penurunan luas permukaan vili usus halus. A. galli adalah infeksi
kronis yang dapat menyebabkan gejala penyakit secara perlahan (Balqis et al, 2013).
Pada penelitian yang dilakukan Balqis et al (2013), setelah dilakukan pengamatan secara
histopat infeksi A.galli menyebabkan deskuamasi epitel pada vili duodenum, hiperplasia pada
organ jejunum,duodenum dan ileum, dan vili jejunum mengalami fusi. Ini sejalan dengan
penelitian Zalizar et al. (2006) infeksi cacing A. galli pada tingkat kronis (2000 telur infektif)
menyebabkan degenerasi dan nekrosis sel-sel epitel usus kecil dan menyebabkan area
permukaan villi menurun sebesar 20%. hiperplasia villi terjadi karena menyeimbangkan
kehilangan sejumlah sel, terutama sel goblet yang berfungsi untuk melindungi vili terhadap
larva. Di daerah villi yang mengalami hiperplasia terdapat sel-sel inflamasi, sel mast dan sel
goblet. Ini bertujuan untuk mencegah larva A. galli menembus mukosa (Balqis et al, 2013).
Pada migrasi tak tentu, telur unggas yang
terinfeksi parasit dapat menyebabkan transmisi
mekanis organisme enterik bakteri, parasit, atau
virus seperti E. coli, Salmonella spp., Campylobacter
spp., Cryptosporidium spp., Giardia intestinalis,
Rotavirus, avian Influenza virus dll. Pada
manusia patogen ini dapat menyebabkan

.3
morbiditas parah dengan diare, muntah, mual, kram perut dan demam pada orang dengan
gangguan kekebalan, anak-anak dan orang tua lanjut usia. Telur yang telah terinfeksi menjadi
sumber potensial organisme patogen bagi manusia yang mengkonsumsi telur mentah dan
membahayakan kesehatan masyarakat (Bharat et al, 2017).

Pic 4: Hemoragi dan ulcerasi pada mukosa glandula akibat


infestasi Nematoda Pic 4-2 Kongesti pada mukosa Jejenum

Faktor Penyebab
Salah satu faktor yang menyebabkan ayam mudah terinfeksi A. galli yaitu sistem
pemeliharaan yang bersifat tradisional yang mebiarkan ayam bebas berkeliaran dan tidak
disimpan di kandang khusus. Tingkat prevalensi pada ayam muda yang bebas berkeliaran
sekitar 48% dan 24% pada ayam dewasa (Balqis et al, 2013).
Ayam muda lebih rentan terinfeksi oleh A. galli dari ayam dewasa atau ayam yang
sebelumnya telah terinfeksi. Sensitivitas ayam terhadap infeksi A. galli sangat dipengaruhi
oleh umur, jenis kandang, nutrisi, jenis ayam, dosis infeksi, sistem pemeliharaan dan cuaca
(Balqis et al, 2013).
Siklus Hidup Ascaridia galli

Siklus hidup nematoda bersifat langsung tetapi cacing tanah bisa menelan telur dan bertindak
sebagai hospes paratenik. Burung kemudian menjadi terinfeksi oleh konsumsi telur infektif langsung
dengan makanan dan air yang terkontaminasi atau secara tidak langsung oleh konsumsi host
paratenik. Setelah tertelan, telur-telur itu secara mekanis diangkut ke duodenum dan menetas dalam
24 jam. Setelah menetas larva menembus usus untuk fase histotropik dan kembali ke lumen dan
akhirnya menjadi dewasa. Parasit dewasa terdapat pada usus halus dan telurnya keluar lewat
kotoran. Terkadang pada ayam atau unggas dengan sistem kandang batrei masih bisa terinfeksi. Dan
juga, parasit dewasa hidup atau kalsifikasi bisa ditemukan di bagian albumin dari telur. Parasit ini
mencapai ke telur mungkin saat pembentukan telur melalui kloaka atau penetrasi usus (Bharat et al,
2017).

DAFTAR PUSTAKA:

.4
Balqis, Ummu et al. 2013. Histopathological changes in intestine of chicken (Gallus domesticus)
infected naturally by Ascaridia galli. Banda Aceh: Syiah Kuala University.

Banaja, Abdel Elah et al. 2013. Ultrastructural and genetic characterization of the two Ascaridia
galli and A. columbae from birds in Taif Saudi Arabia. Taif: Life Science Journal.

Bharat, Gamit Amit et al. 2017. A Report of Ascaridia galli in Commercial Poultry Egg from India.
Kolkata : Journal of world’s poultry research.

Hanmantrao, Balde Govind. 2017. Studies on Morphologic Evaluations of Ascaridia galli from

Nandurbar (M.S.), India. Nandurbar: International Journal of Life Science.

NAMA :Noor Azizah Isnaini


NPM :18820111
KELAS :D

.5

Anda mungkin juga menyukai