(3) Pelatihan Tim (Team Training) Tim adalah sesungguhnya menentukan sebuah tim dan
sekelompok individu yang bekerjasama demi seandainya anggota tim mempunyai tujuan-
tujuan bersama, tujuan bersama inilah yang tujuan yang bertentangan atau konflik, maka
Analisis kebutuhan pengembangan SDM pada usaha pariwisata di Provinsi Jabar 3
efisiensi seluruh unit dapat terganggu. Hal ini
pariwisata; (3) Usaha Jasa Transportasi Wisata
yang menyebabkan dibutuhkannya pelatihan
adalah usaha khusus yang menyediakan
tim; dan (4) Pelatihan Kreativitas (Creativity
angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan
Training) berlandaskan pada asumsi bahwa
pariwisata, bukan angkutan transportasi
kreativitas dapat dipelajari. Ada beberapa cara
reguler/umum; (4) Usaha Jasa Perjalanan
untuk mengajarkan kreativitas yang semuanya
Wisata adalah usaha biro perjalanan wisata dan
berusaha membantu karyawan dalam
usaha agen perjalanan wisata. Usaha biro
memecahkan masalah dengan kiat baru. Salah
perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan
satu cara yang lazim digunakan adalah
jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa
Brainstorming dimana para partisipan
pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata,
diberikan peluang untuk mengeluarkan
termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah.
gagasan sebebas mungkin.
Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha
7. Usaha Pariwisata jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket
Menurut Undang-Undang Nomor 10 dan pemesanan akomodasi serta pengurusan
Tahun 2009, tentang Kepariwisataan dokumen perjalanan; (5) Usaha Jasa Makanan
mendefinisikan usaha pariwisata sebagai : dan Minuman adalah usaha jasa penyediaan
“usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa makanan dan minuman yang dilengkapi
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan dengan peralatan dan perlengkapan untuk
penyelenggaraan pariwisata”. Usaha proses pembuatan dapat berupa restoran, kafe,
Pariwisata dibagi ke dalam 13 (tiga belas) jenis jasa boga, dan bar/kedai minum; (6) Usaha
usaha antara lain: (1) Usaha Daya Tarik Wisata Penyediaan Akomodasi adalah usaha yang
adalah usaha yang kegiatannya mengelola menyediakan pelayanan penginapan yang
daya tarik wisata alam, daya tarik wisata dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata
budaya, dan daya tarik wisata buatan/binaan lainnya. Usaha penyediaan akomodasi dapat
manusia; (2) Usaha Kawasan Pariwisata berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi
adalah usaha yang kegiatannya membangun perkemahan, persinggahan karavan, dan
dan/atau mengelola kawasan dengan luas akomodasi lainnya yang digunakan untuk
tertentu untuk memenuhi kebutuhan tujuan pariwisata; (7) Usaha Penyelenggaraan
Kegiatan Hiburan dan Rekreasi merupakan
usaha yang ruang lingkup kegiatannya berupa
usaha seni pertunjukan, arena permainan,
karaoke, bioskop, serta kegiatan hiburan dan
rekreasi lainnya yang bertujuan untuk
pariwisata; (8) Usaha Penyelenggaraan
sebesar 13 orang tenaga kerja per unit tingkatan, yaitu Top Manager, Middle
usaha pariwisata. Manager, dan Staff.
b. Dasar Penetapan Level Jabatan pada Unit c. Dasar Penetapan Jumlah Presentase Tenaga
Usaha Pariwisata terdiri atas 3 (tiga) Kerja yang terserap per Level Jabatan, yaitu
Analisis kebutuhan pengembangan SDM pada usaha pariwisata di Provinsi Jabar 6
: Top Manager 1 orang (7%); Middle
f. Dasar Penetapan Jenis-Jenis Pendidikan
Manager 2 orang (15%); dan Staff
dan Pelatihan
sebanyak 10 orang (78%).
Pelatihan Keahlian (Skill Training)
d. Dasar Penetapan Materi Pendidikan dan
Pelatihan Ulang (Retraining)
Pelatihan, meliputi:
Pelatihan Lintas Fungsional (Cross
Divisi Kamar (Usaha Akomodasi)
Functional Training)
Produksi & Pelayanan Makanan dan
Pelatihan Tim (Team Training)
Minuman (Usaha Akomodasi dan Usaha
• Pelatihan Kreativitas (Creativity
Makanan & Minuman)
Training)
Pemanduan (Usaha Pramuwisata)
2. Analisis Kebutuhan Diklat SDM Pariwisata
Rancangan Paket (Usaha Perjalanan
Per Kabupaten/Kota
Wisata dan MICE)
Jawa Barat memiliki sejumlah 7.281
Rancangan Produk (Usaha Hiburan & Unit Usaha Pariwisata dengan tingkat
Rekreasi, Usaha Wisata Tirta, Usaha penyerapan tenaga kerja sebanyak 103.650
Transpor Wisata, Usaha Konsultan orang. Dari hasil wawancara yang dilakukan
Pariwisata dan Usaha Informasi terhadap beberapa sumber, maka
Pariwisata) memperlihatkan terdapat sejumlah level
Teraphis (Usaha Spa) jabatan pada Tingkat Middle Manager
Penataan Produk (Usaha Daya Tarik (Supervisor) dan Staff yang terjadi Diskrepansi
Wisata dan Usaha Kawasan Pariwisata) Kompetensi Kerja (DKK) yaitu terjadi
e. Dasar Penetapan Kompetensi SDM yang kesenjangan antara Kompetensi Kerja Standar
diharapkan: dengan Kompetensi Kerja Nyata (Jabar Dalam
Pengetahuan (30 %) Angka, 2014).
Keterampilan (50 %) Dari sejumlah 15.562 orang yang berada
Perilaku (20 %) pada level jabatan Middle Manager
(Supervisor), maka terdapat sejumlah 20 %
yang tidak kompeten pada jabatan tersebut atau
sejumlah 3.120 orang. Sedangkan terdapat
sejumlah 80.858 orang yang berada pada level
Staff dan 40 % dari jumlah itu tidak kompeten
pada level tersebut atau terdapat sejumlah
32.355 orang. Sehingga terdapat sejumlah
35.475 orang yang tidak kompeten atau perlu
mendapat kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
pada level jabatan Middle Manager yang dinilai belum kompeten selanjutnya
(Supervisor) dan Staff di Jawa Barat. direncanakan ke dalam kegiatan pendidikan dan
Sejumlah 35.475 orang tenaga kerja pelatihan selama Tahun 2016 – 2019 pada
Analisis kebutuhan pengembangan SDM pada usaha pariwisata di Provinsi Jabar 7
seluruh daerah Kabupaten dan Kota se Jawa
Untuk menyelenggarakan 1.240 kegiatan
Barat, maka terdapat sejumlah 8.880 orang per
pendidikan dan pelatihan SDM pariwisata di
tahun yang perlu didiklatkan dan tersebar
Provinsi Jawa Barat selama Tahun 2016 –
diseluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.
2019, maka penyelenggara yang sekaligus
Jumlah kegiatan pendidikan dan pelatihan
bertindak sebagai penyedia dana Diklat
SDM Pariwisata se Jawa Barat apabila
diperankan oleh :
diasumsikan bahwa setiap kegiatan terdiri dari
Kementerian Pariwisata RI
30 orang peserta diklat, maka akan terdapat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
sejumlah 310 kegiaan Diklat SDM pariwisata Provinsi Jawa Barat
Dinas Pariwisata Kabupaten dan Kota se
per-tahun yang harus terselenggara diseluruh
Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat.
Asosiasi Usaha Pariwisata dan Asosiasi
3. Analisis Kebutuhan Diklat SDM Pariwisata Profesi Pariwisata Pusat maupun Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 – 2019 Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 3
Unit Usaha Pariwisata yang bersangkutan
Jumlah kegiatan pendidikan dan pelatihan
(Inhouse Training)
SDM Pariwisata di Provinsi Jawa Barat selama
4. Pengaruh Jumlah Usaha Pariwisata
Tahun 2016 – 2019 berjumlah 1.240 kegiatan
terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja pada
dan terdiri dari 7 (tujuh) materi diklat antara
Sektor Pariwisata di Jawa Barat
lain Divisi Kamar, Produksi dan Pelayanan
Jumlah Usaha Pariwisata berhubungan
Makanan dan Minuman, Pemanduan,
secara linier dengan Kebutuhan Tenaga Kerja
Rancangan Paket, Rancangan Produk,
pada Sektor Pariwisata di Jawa Barat.
Teraphis, dan Penataan produk dengan jenis
Secara keseluruhan, pertumbuhan unit
pelatihan antara lain Skill Training, Retraining
usaha Pariwisata berhubungan kuat secara
dan Creativity Training dan terbagi kedalam
positif (0,744) dengan koefisien determinasi
jumlah kegiatan setiap tahunnya antara lain
sebesar 55,40% terhadap peningkatan jumlah
Tahun 2016 sebanyak 309 kegiatan, Tahun
tenaga kerja di Jawa Barat. Hasil pengujian ini
2017 sebanyak 310 kegiatan, Tahun 2018
signifikan secara statistic, dimana p<0,005.
sebanyak 310 kegiatan dan Tahun 2019
Dilihat dari koefisen regresi terlihat
sebanyak 311 kegiatan.
bahwa setiap penambahan satu unit usaha
Pariwisata akan membutuhkan sekitar 14
orang tenaga kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa sector Pariwisata pada Kota dan
Kabupaten di Jawa Barat memberikan dampak
positif terhadap penciptaan lapangan kerja
Pariwisata.