Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN SISTEM KONTROL

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Ahmad Trio Ikhsan (05021381823076)
2. Duanti Milta Duari (05021381823075)
3. Geovani Delfiero (05021381823087)
4. Heru Yanto (05021381823074)
5. Muhammad Gilang Andrala (05021381823069)
6. Rapi Agustri (05021381823077)
7. Siti Kukuh Salsabila (05021381823060)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1................................................................................................................... Latar
Belakang................................................................................................... 1
1.2................................................................................................................... Tujua
n................................................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1. Pengukuran.............................................................................................. 3
2.2. Multimeter............................................................................................... 4
2.3. Fungsi Multimeter................................................................................... 5
2.4. Multimeter Analog.................................................................................. 5
2.5. Bagian-Bagian Multimeter Analog......................................................... 5
2.6. Tegangan Listrik...................................................................................... 5
2.7. Arus Listrik.............................................................................................. 5
2.8. Resistansi................................................................................................. 5
BAB 3 METODOLOGI................................................................................ 7
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................. 7
3.2. Cara Kerja................................................................................................ 7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 8
4.1. Hasil......................................................................................................... 11
4.2. Pembahasan............................................................................................. 11
BAB 5 PENUTUP......................................................................................... 13
5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 13
5.2. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14
LAMPIRAN...................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan energi listrik terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan
dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan pertumbuhan energi listrik tersebut tentunya akan menghabiskan
sumber energi tak terbaharukan yang ada sekarang jika pemanfaatannya tidak
efektif dan efisien. Dalam pemanfaatan energi listrik tersebut terkadang tidak
diketahui berapa banyak energi yang telah terpakai sehingga cenderung terjadi
pemborosan energi lisrik. Oleh karena itu, untuk mengetahui besarnya energi
listrik yang sedang terpakai, perlu dilakukan pengukuran penggunaan energi
listrik tersebut. Pengukuran penggunaan energi listrik ini merupakan proses
sebuah manajemen energi listrik yang sangat penting sehingga dengan mudah
proses penghematan dan efisiensi bisa diperoleh.
Listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat modern, hal
tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya alat penunjang aktifitas manusia
yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Hal tersebut juga sesuai
dengan sifat manusia yang memiliki pemikiran untuk membuat seluruh aktifitas
hidupnya menjadi mudah dan praktis dengan cara terus belajar dan berinovasi.
Dengan semakin bertambah majunya teknologi dan populasi penduduk, pasokan
energi listrik yang memadai mutlak diperlukan.
Seiring perkembangan teknologi yang semakin modern pada masa sekarang,
terutama pada bidang elektronika yang dapat mempermudah dalam pengoperasian
suatu alat, sehingga manusia sangat dimudahkan dengan adanya berbagai
peralatan yang diciptakan dan dapat dioperasikan serta digunakan secara otomatis.
Perkembangan teknologi tersebut menyebabkan banyak perubahan dalam
pemakaian sistem peralatan diseluruh bidang kehidupan baik dunia industri, jasa,
kesehatan dan sebagainya. Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan
untuk mengukur beberapa besaran, misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik
DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multimeter. Untuk kebutuhan praktis
tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya
listrik saja. Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal,
ekonomis, dan praktis. Kemudian alat ini juga bisa mengukur nilai kapasitor,
induktor serta dapat mengetahui dari jenis transistor. Pada saat ini setiap alat
untuk pengukuran seperti multimeter hanya dapat 3 fungsi untuk pengukuran
yaitu hambatan, arus, dan tengangan. Penggunaan teknologi pengukuran
resistansi, kapasitansi serta impedansi dalam dunia industri hingga sekarang terus
meningkat.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi pengukuran.
2. Untuk mengetahui definisi multimeter.
3. Untuk mengetahui fungsi multimeter.
4. Untuk mengetahui definisi multimeter analog.
5. Untuk mengetahui bagian-bagian multimeter analog.
6. Untuk mengetahui definisi tegangan listrik.
7. Untuk mengetahui definisi arus listrik.
8. Untuk mengetahui definisi resistansi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran
Pengukuran adalah usaha menyatakan sifat suatu zat atau benda ke dalam
bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran. Pemberian
angka tersebut, dalam praktek dapat dicapai dengan membandingkan alat tersebut
yang dianggap sebagai standar atau membandingkan besaran yang diukur dengan
sebuah skala yang telah diterai atau dikalibrasi. Hasil pengukuran tergantung pada
alat yang dipergunakan sebagi perbandingan penunjukkan seseorang yang
melakukan pengukuran dan cara melaksanakan pengukuran. Kesalahan pada
pengukuran perlu diperhatikan karena tidak ada hasil pengukuran yang benar-
benar tepat dengan mempelajari error kesalahan dapat dikurangi. Dengan
melakukan proses pengukuran yang benar, maka hal tersebut dapat meminimalisir
kesalahan dalam hasil pengukuran, sehinggan memperoleh hasil pengukuran yang
benar dan akurat (Muhammad, 2016).

2.2 Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara
umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan
untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan
sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO
meter. Maksud dari AVO meter yaitu A (ampere), V(volt), dan O(ohm). Fungsi
ukur yang dimiliki setiap multimeter ada beberapa macam tergantung tipe dan
merk multimeter. Akan tetapi pada umumnya setiap multimeter atau multitester
memiliki 3 fungsi ukur utama yaitu sebagai alat ukur arus, tegangan dan
resistansi. Kualitas suatu multimeter ditentukan dari akurasi hasil ukur dan daya
tahan multimeter tersebut. Berapa merk multimeter umum dan memiliki kualitas
diantaranya adalah multimeter dengan merk sanwa dan heles. Harga jual
multimeter analog maupun multimeter digital merk sanwa dan heles tergantung
pada tipe multimeter tersebut (Muhammad, 2016).

2.3 Fungsi Multimeter


Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada beberapa macam tergantung
tipe dan merk multimeter. Akan tetapi pada umumnya setiap multimeter memiliki
3 fungsi ukur utama yaitu sebagai alat ukur arus, tegangan dan resistansi.
Berikut adalah beberapa fungsi ukur yang ada pada multimeter ;
1. Ampere Meter
Ampere meter adalah salah satu fungsi ukur pada multimeter yang berfungsi
untuk mengukur arus listrik. Pada multimeter pada umumnya terdiri dari 2 jenis
ampere meter yaitu ampere meter DC dan ampere meter AC. Pada multimeter
analog dan digital pada fungsi ampere meter ini saklar selektor berfungsi sebagai
batas ukur maksimum, oleh karena itu arus yang akan diukur harus diprediksikan
dibawah batas ukur multimeter yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kerusakan pada multimeter.
2. Volt Meter
Volt meter merupakan fungsi ukur untuk mengetahui level tegangan listrik.
Sama halnya dengan fungsi multimeter sebagai ampere meter. Pada fungsi volt
meter ini saklar selektor yang ada pada multimeter baik digital maupun analog
berfungsi sebagaibatas ukur maksimum, oleh karenaitu harus diprediksikan level
tegangan yang akan diukur harus dibawah nilai batas ukur yang dipilih.
3. Ohm Meter
Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang berfungsi untuk
mengetahui nilai resistansi suatu resistor atau komponen elektronika yang
memiliki unsur resistansi. Pada fungsi ohm meter ini untuk multimeter analog
saklar selektor berfungsi sebagai multiplier sedangkan pada multimeter digital
saklar selektor berfungsi sebagai bats ukur maksimum suatu resistansi yang dapat
dihitung oleh multimeter tersebut.
4. Kapasitansi Meter
Kapasitansi meter merupakan fungsi yang tidak selalu terdapat pada setiap
multimeter. Fungsi kapasitansi meter ini berguna untuk mengetahui nilai
kapastansi suatu kapasitor. Pada multi meter analog yang telah memiliki fungsi
kapasitansi meter saklar selektor pada fungsi ini berfungsi sebagai multiplier atau
faktor pengali dari nilai yang ditunjukan oleh jarum meter. Sedangkan pada
multimeter digital dengan fungsi kapasitansi meter maka saklar selektor berfungsi
sebagai batas ukur maksimum.
5. Frekuensi Meter
Frekuensi meter hanya terdapat pada tipe multimeter digital tertentu. Fungsi
frekuensi meter ini digunakan untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal atau
isyarat pada suatu rangkaian elektronika. Kualitas suatu multimeter ditentukan
dari akurasi hasil ukur dan daya tahan multimeter tersebut (Muhammad, 2016).

2.4 Multimeter Analog


Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik
yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang
kita ukur dengan probe. Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail
suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik
atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk
memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan
rangkaian blok yang ada Multimeter analog menggunakan peraga jarum moving
coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis)
(Muhammad, 2016).

2.5 Bagian – Bagian Multimeter Analog


Multimeter analog memiliki beberapa bagian, dimana bagian- bagian tersebut
merupakan komponen penyusun dari multimeter analog. Adapun bagian-bagian
dari multimeter analog yaitu :
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
3. Saklar pemilih
4. Lubang kutub
5. Saklar pemilih polaritas
6. Kotak meter
7. Jarum penunjuk meter
8. Skala
Itulah bagian-bagian dari multimeter analog (Muhammad, 2016).

2.6 Tegangan Listrik


Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial (voltage)
adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal atau kutub ke terminal
atau kutub lainnya, atau pada kedua terminal atau kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan atau memindahkan muatan sebesar satu
coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang
dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas
dapat disederhanakan bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan (Dinata,
2015).
Tegangan listrik ini terbentuk karena adanya aliran-aliran arus listrik dengan
hambatan listrik. Tegangan listrik terbagi menjadi 2 bagian, yaitu tegangan
listrik searah (Direct Voltage) dan tegangan listrik bolak-balik (Alternathing
Voltage) (Nurhabibah, 2018).
Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan
listrik merupakan ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan medan
listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuah konduktor
listrik (Muhammad, 2016).

2.7 Arus Listrik


Arus listik adalah mengalirnya elektron secara kontinyu pada konduktor
akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya
tidak sama. Satuan arus listrik adalah ampere. Satu ampere arus adalah
mengalirnya elektron sebanyak 628 x 1016 atau sama dengan satu coulumb per
detik meliwati suatu penampang konduktor (Dinata, 2015).
Arus Listrik adalah perbandingan antara tegangan masukan dengan
hambatan rangkaian listrik. Arus listrik tebentuk adanya aliran-aliran muatan
listrik yang mengalir pada medium tertentu, pembagian arus litrik dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu arus listrik searah (Direct Curent) dan arus listrik
bolak-balik (Alternathing Current) (Nurhabibah, 2018).
Arus listrik (I) didefinisikan sebagai perubahan muatan yang pindah melewati
suatu titik per satuan waktu di dalam sistem yang berkonduksi. Arus listrik
disebabkan adanya medan listrik E dimana arus listrik mengalir searah dengan
medan listrik. Dalam pembahasan tentang arus listrik dikenal istilah rapat arus (J)
yang menyatakan besarnya arus yang melewati luas penampang (A).
Konduktivitas s di dalam suatu bahan homogen akan mengakibatkan arus
listriknya mantap, yaitu aliran muatan yang berkesinambungan terus-menerus,
artinya arus tidak pernah bertambah besar, berkurang ataupun berubah arahnya
pada suatu titik. Gaya yang menggerakkan muatan yang akan menimbulkan arus
listrik dapat berasal dari proses kimia, maupun gravitasi (Fauzi, 2012).
Arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Aliran ini berupa aliran elektron
atau aliran ion. Aliran ini harus melalui media penghantar listrik yang biasa
disebut sebagai konduktor. Konduktor yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah kabel logam. Ketika dua ujung kabel disambungkan
pada sumber tegangan, misalnya baterai, maka elektron akan mengalir melalui
kabel penghantar dari kutub negatif menuju kutub positif baterai. Aliran elektron
inilah yang disebut sebagai aliran listrik (Muhammad, 2016).

2.8 Resistansi
Resistansi atau hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik
dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya. Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm. Ohm (lambang Ω)
adalah satuan SI dari impedansi listrik, atau dalam kasus arus searah, hambatan
listrik. Nama satuan ini berasal dari ilmuwan Georg Ohm (Rahmanto, 2017).
Resistansi merupakan karakteristik umum dari suatu rangkaian. Berikut akan
dijelaskan secara lebih detail karakteristik hambatan komponen-komponen dalam
rangkaian listrik. Hambatan jenis yaitu kecenderungan suatu bahan untuk
melawan aliran arus listrik, dengan simbol ρ (rho). Hambatan jenis adalah sifat
dari suatu material pada suhu tertentu, yang menunjukkan besar hambatan tiap
satuan panjang (Prasti, 2012).
Hambatan listrik adalah sesuatu yang menahan aliran listrik. Hambatan listrik
sering disebut juga dengan resistansi, mengacu pada istilah bahasa inggris
Resistance yang berarti hambatan. Pada dasarnya setiap material memiliki
hambatan listrik. Sebuah konduktor yang cenderung menghantarkan listrik
memiliki hambatan yang kecil dan sebuah isolator yang tidak bisa dialiri listrik
memiliki hambatan yang besar. Analogi hambatan listrik dapat diibaratkan aliran
air didalam sebuah pipa, dimana aliran air kita analogikan sebagai aliran listrik.
Sebuah pipa yang besar memungkinkan untuk dialiri air dengan debit yang lebih
besar dibandingkan pipa yang kecil dalam waktu yang sama. Ini berarti pipa kecil
lebih menghambat dibanding pipa besar. Kemudian jika kita menggunakan ukuran
pipa yang sama namun didalam pipa kita beri sesuatu yang sifatnya menahan air
seperti spon misalnya, maka aliran airpun akan berkurang. Dalam hal ini spon
dianggap sebagai hambatan bagi air. Dalam elektronika, kerja spon ini diibaratkan
sebagai hambatan terhadap arus listrik (Muhammad, 2016).
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 24 februari 2020 pukul
15.00 WIB – 16.00 WIB
Praktikum dilaksanakan di ruang RKC 1107 di Fakultas pertanian,
Universitas Negri Sriwijaya.

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari alat multimeter analog yaitu :
1. Pertama, atur posisi saklar sektor ke DC atau AC.
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe merah pada
terminal positif (+) dan probe hitam ke terminal negatif (-).
4. Baca hasil pengukuran di display multimeter dan foto hasilnya.
5. Lakukan langkah 1-4 kembali untuk aliran AC atau DC.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Pengukuran Hasil (AC/DC)

1 Charger Laptop 50

2 Baterai Super Power ABC 6

3 Stop Kontak 200

4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilaksanakan kami melakukan uji tentang alat
multimeter analog dengan pengujian kepada baterai ABC, stop kontak, dan
charger laptop. Sebelum kita melakukan praktikum sebaiknya kita mengerti apa
itu multimeter analog, multimeter analog merupakan multimeter jarum adalah alat
pengkur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak
ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan
kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA).
Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai
komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya
komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok
yang ada. Dimana multimeter analog tidak di gunakan untuk mengukur secara
detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk
baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk
memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan
rangkaian blok yang ada. Fungsi multimeter analog yaitu, untuk mengukur nilai
Hambatan, mengukur nilai dioda, mengukur nilai transistor, mengukur tegangan
AC, mengukur kuat arus DC, mengukur nilai hambatan sebuah resistor, mengecek
hubungan singkat atau koneksi, dan mengecek kapasitor elektrolit. Bagian –
bagian multimeter analog diantaranya yaitu sekrup pengatur kedudukan jarum
penunjuk, tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero, saklar pemilih,
lubang kutub, saklar pemilih polaritas, kotak meter, jarum penunjuk meter, dan
Skala. Dimana cara penggunaan multimeter analog yaitu pertama untuk memulai
setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua
penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat
pada angka nol (0), kedua putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan
diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC
untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC untuk mengukur tegangan DC,
ketiga untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm,
keempat sambungkan pencolok warna merah ke colok positif dan pencolok warna
hitam ke colok negatif, dan kelima untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai
terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
Pada praktikum yang telah dilakukan kita mendapatkan hasil pengukuran
untuk baterai, pada pengukuran baterai kita menggunakan probe postif dan probe
negatif dengan menggunakan atau memutar skalanya ke arah DC dengan nilai
sebesar 10 (sepuluh) volt, kenapa menggunakan tegangan sebesar 10 volt kerena
kalau melebihi tegangan atau skala yang telah ditentukan maka baterai tersebut
atau alat multimeter akan tidak dapat membaca skala tersebut dengan benar
karena dapat mengalami ganguan pada saat melakukan pembacaaan, kami
melakukan pengukuran berulang-ulang demi menghindari human error atau
kesalahan pada saat melakukan pengukuran baik itu karena faktor kelalaian
ataupun ketidaksengajaan yang kami lakukuan. Pada saat prakrikum kami
mendapatkan hasil pengukuran untuk baterai sebesar 6 pada hasil ( AC/DC ).
Selanjutnya pada pengukuran kedua kami mengukur charge laptop dengan alat
multimeter analog, hasil yang didapatkan untuk pengukuran charger latop yaitu
sebesar 50 pada pengukuran AC/DC. Multimeter analog lebih banyak dipakai
untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer
kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah
dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital. Namun
multimeter jenis ini lebih mudah digunakan sehingga banyak para teknisi yang
familiar menggunakan tester analog daripada digital. Pengukuran arus listrik pada
charger laptop yang pertama yaitu mengatur posisi saklar selektor ke DCA Pilih
skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur, seperti jika ingin
menggunakan arus sebesar 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA
(0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse)
dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat
memakainya lagi. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke
beban, Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita
putuskan tersebut. probe merah ke output tegangan positif (+) dan probe hitam ke
input tegangan (+) beban ataupun rangkaian yang akan kita ukur.
Pada pengukuran pada stop kontak menggunakan alat multimeter analog hal
pertama yang dilakukan yaitu dengan cara menghubungkan kabel positif dan
kabel negatif pada multimeter analog kepada stop kontak yang ingin diukur. Pada
saat melakukan pengukuran kami mendapatkan hasil AC/DC untuk stop kontak
sebesar 200 AC. Sebelumnya alat multimeter analog di atur terlebih dahulu
menggunakan AC pada skala yang ditentukan yaitu pada AC 50. Sebelum dan
sesudah multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu berada
pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau lebih. Kabel probe
multimeter selalu berwarna merah dan hitam. Masukkanlah kabel yang berwarna
merah ke lubang probe yang bertanda (+) atau out, dan kabel yang berwarna hitam
ke lubang probe yang bertanda (-) atau common. Pada saat akan melakukan
pengukuran dengan multimeter analog perhatikan apakah jarum penunjuk sudah
berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukanlah perbaikan dengan cara
memutar sekrup pengatur posisi jarum (preset) dengan obeng minus (-). Posisi
saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besaran yang akan
diukur. Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV) letakkan saklar
pada posisi batas ukur (range) yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
Jika mengukur tegangan bolak balik 220 ACV, letakkan saklar pada posisi batas
ukur (range) 250 ACV. Hal yang sama juga berlaku untuk pengukuran tegangan
listrik searah (DCV), kuat arus (DCmA-DCμA), dan tahanan atau resistan
(resistance). Pada pengukuran DCV, kabel probe warna merah (+) diletakkan
pada kutub positif, kabel probe warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatip dari
tegangan yang akan diukur.Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik, kecuali
kita sudah dapat memperkirakan besarnya kuat arus yang mengalir. Untuk
mengukur tahanan atau resistan (resistance) , letakkan saklar jangkauan ukur pada
batas ukur (range) Ω atau kΩ (kilo Ohm), pertemukan ujung kedua kabel probe,
tera jarum penunjuk agar berada pada posisi angka nol dengan cara memutar-
mutar tombol pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment).batas ukur
(range) kuat arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu :
1. Hasil pengukuran dengan menggunakan multimeter analog heles yx pada
baterai adalah 6 volt, karena kami menggunakan baterai remote super power
ABC.
2. Dalam pengukuran dengan menggunakan multimeter analog heles yx pada stop
kontak dan charger laptop kami menggunakan skala 250 AC.
3. Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter analog
heles yx jarum pengukuran pada alat multimeter analog heles yx harus berada
di titik 0.
4. Jika pada saat sebelum melakukan pengukuran dengan alat multimeter analog
heles yx, jarum pengukuran tidak berada di titik 0, maka harus dikalibrasikan.
5. Untuk pengukuran DC benda yang kami ukur adalah baterai.

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu sebaiknya dilakukan penambahan alat
yang digunakan untuk praktikum, agar praktikum terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dinata Irwan, Wahri Sunanda. 2015. Implementasi Wireless Monitoring Energi


Listrik Berbasis Web Database. Jurnal Nasional Teknik Elektro. 4(1) :
83-88.

Fauzi Ahmad. 2012. Penentuan Konduktivitas Dan Resistivitas Air Laut Dengan
Pengukuran Tidak Langsung. Jurnal Materi dan Pendidikan Fisika. : 37-
41.

Muhammad. 2016. Pengukuran Dengan Multimeter. Palembang : Politeknik


Negri Sriwijaya.

Nurhabibah Siti Hutagalung Dan Melda Panjaitan. Pembelajaran Fisika Dasar


Dan Elektronika Dasar (Arus, Hambatan Dan Tegangan Listrik)
Menggunakan Aplikasi Matlab Metode Simulink. Jurnal Ikatan Alumni
Fisika Universitas Negri Medan. 4(2) : 1-4.

Prasti Dianradika, Vicky Bin Djusmin. 2012. Aplikasi Menghitung Nilai


Hambatan Resistor (Studi Kasus Pada Mata Kuliah Elektronika). Jurnal
Ilmiah d’ComPutarE. 2 : 1-14.

Rahmanto Arief. 2017. Analisa Akurasi Pengukuran Resistansi, Kapasitansi Serta


Impedansi Dengan Metode Bridge Feedback TK2941A Di Laboratorium
Listrik Dan Otomasi Sistem Perkapalan. Surabaya : Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai