Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS

4.1. Deskripsi Umum Pekerjaan Kolom

Struktur adalah suatu kesatuan dan rangkain beberapa elemen yang


dirancang mampu menerima beban luar maupun berat sendiri tanpa
mengalami bentuk yang melewati batas persyaratan.Struktur yang
direncanakan harus mampu menahan beban, baik vertical (beban mati dan
beban hidup) maupun horizontal (beban angin dan beban gempa) yang
direncanakan dan berat sendiri bangunan tanpa mengalami perubahan bentuk
yang berarti.

Bagian dari struktur yang direncanakan dan memerlukan penanganan


serius meliputi dimensi, jumlah dan jenis material struktur yang akan
dibangun. Perencanaan struktur bangunan terdiri dari 2 bagian utama struktur
bawah (Sub structure) dan struktur atas (Upper structure).

Struktur bangunan atas ini tersusun atas beberapa elemen yang


saling berhubungan akan tetapi mempunyai fungsi berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Salah satu Tinjauan Khusus yang akan dibahas dalam
laporan ini adalah Pekerjaan Kolom. Pada pembangunan Menara BRI
Pekanbaru ini menggunakan Kolom Persegi (Vertikal dan Miring).

4.2. Pengenalan Kolom

4.2.1 Pengertian Kolom


Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu / menahan balok
yang memikul beban-beban pada lantai.Sehingga Kolom ini sangat berarti
bagi struktur, jika kolom runtuh maka runtuh pulalah bangunan secara
keseluruahan.

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang


memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan

59
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Pada umumnya kolom beton tidak hanya menerima beban aksial, tapi
juga momen. Berdasar bentuk dan komposisi material yang umum digunakan,
maka kolom pada beton bertulang dapat dibagi dalam beberapa antara lain
kolom persegi dan kolom bulat.

4.2.2 Perencanaan Kolom


Kolom beton bertulang sulit untuk dianalisis dan didesain karena sifat
komposit pada materialnya, tegangan yang diakibatkan beban aksial dan
lentur, serta karena beban aksial tekan yang dapat menyebabkan terjadinya
tekuk.

Ada dua jenis kolom beton bertulang, yaitu yang bertulangan spiral
dan biasanya berpenampang lingkaran dan yang bersengkang dan biasanya
berpenampang persegi panjang. Spiral dan sengkang berfungsi memegang
tulangan memanjang dan mencegah pemisahan dan tekuk tulangan itu
sendiri. Kolom persegi mempunyai perilaku yang lebih diinginkan pada
keadaan yang dekat gagal, dan dalam memikul beban lateral, dibandingkan
kolom persegi.

Selain itu Kolom merupakan struktur dengan rasio tinggi terhadap


dimensi lateral terkecil melebihi tiga, yang digunakan terutama untuk
mendukung beban aksial tekan. Kolom dibedakan menjadi dua, menjadi dua,
Kolom dengan pengaku dan Kolom tanpa pengaku. Bila dalam suatu
bangunan selain portal terdapat dinding – dinding atau struktur inti yang
memiliki gaya yang relatif tinggi dibandingkan dengan portal, maka struktur
demikian disebut dengan struktur Kolom dengan pengaku.

60
4.2.3. Fungsi Kolom
1. Penerus beban
2. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang),
serta beban hembusan angin.
3. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan
tanah di bawahnya.

4.3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


4.3.1. Lingkup kerja
Pada Proyek Pembangunan Menara BRI Pekanbaru, lingkup pekerjaan
kolom adalah sebagai berikut:

61
Gambar 4.1 Lingkup Kerja Kolom

59
4.3.2. Alat Dan Material
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan kolom yaitu:
1. TC (Tower Crane)
Tower crane merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan material
dan peralatan kerja yang sulit diangkut dengan menggunakan tenaga manusia
misalnya baja tulangan, bucket beton, air compressor, bekisting kolom dan
lain - lain. Tower crane dioperasikan oleh satu orang operator dengan dibantu
oleh pemandu arah dengan bantuan HT (handy talkie) sebagai alat bantu.
Posisi tower crane direncanakan sebaik mungkin agar dapat berjalan secara
efisien dan aman.

Gambar 4.2 TC (Tower Crane)

2. Vibrator
Ketika beton segar dituangkan ke dalam bekisting, secara umum
penuangan beton segar agar mengisi secara merata ke dalam bekisting
tidaklah mudah, karena beton segar akan segera mengalami pemadatan.
Beton segar ini masih banyak mengandung rongga udara ketika baru dituang
ke dalam bekisting. Keberadaan rongga udara ini akan mengurangi
kesempurnaan bentuk dan kekuatan beton yang diharapkan, maka
penggunaan vibrator adalah solusi yang cukup baik untuk menghilangkan
rongga udara pada beton segar yang ada di dalam bekisting.

59
Gambar 4.3 Vibrator
3. Alat Survey
Alat Survey dalam proyek digunakan untuk menentukan as bangunan dan
titik as elemen-elemen struktur seperti kolom, balok, retaining wall dan plat
lantai sehingga posisi bangunan yang dikerjakan sama seperti gambar
rencana, serta membuat sudut-sudut bangunan. Alat ini dipergunakan juga
untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Alat yang
digunakan untuk penjelasan diatas adalah Theodolite dan Waterpass.
Kemudian Alat Survey lain yang biasa digunakan untuk mengecek
kevertikalan sebuah bidang adalah Unting-unting.

Gambar 4.4 Alat Survey (Waterpass)

60
4. Bar Cutter
Bar Cutter merupakan alat yang dioperasikan menggunakan listrik,
digunakan untuk memotong baja tulangan yang akan di gunakan. Baja
tulangan yang digunakan mempunyai diameter yang beragam, oleh sebab itu
untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan digunakan alat bar Cutter.

Gambar 4.5 Bar Cutter

5. Bar Bender
Untuk membengkokkan baja tulangan agar terbentuk sesuai dengan
gambar kerja, digunakan barbender.Biasanya, pembengkokkan sering
dilakukan untuk tulangan sengkang, tulangan penyaluran, tulangan daerah
sambungan, tulangan pelat, dan kait standar.

Gambar 4.6 Bar Bender

61
6. Bucket dan Tremie
Bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer sampai ke
tempat pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, maka beton dari truck mixer dituangkan ke
dalam bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan tower
crane. Dalam pengerjaannya dibutuhkan satu orang sebagai operator bucket
yang bertugas untuk membuka atau mengunci agar beton tidak tumpah pada
saat dibawa ke area pengecoran dengan tower crane. Bucket yang digunakan
pada proyek ini mempunyai kapasitas sebesar 0.8 m3 dan digunakan pada
proses pengecoran kolom serta untuk pengecoran dengan volume yang tidak
terlalu besar.
Tremie berfungsi agar pada saat pengecoran kolom, tinggi jatuhnya beton
tidak melebihi persyaratan. Tremie biasa dipasang pada ujung bawah bucket
sehingga beton yang keluar dari bucket tidak langsung jatuh dan menumbuk
lokasi pengecoran.

Gambar 4.7 Bucket Dan Tremie

62
7. Las Listrik
Las listrik berfungsi untuk menyambung besi atau baja.Las listrik
digunakan untuk memasang sepatu kolom, pembuatan profil penyiku dan
pembuatan (stopcor) batas pengecoran, railing pengaman lantai dan
pengelasan safety net.

Gambar 4.8 Las Listrik


Material yang digunakan untuk pekerjaan kolom yaitu:
1. Besi Beton
Tulangan dan beton sama-sama saling melengkapi karena untuk
menciptakan bangunan yang kuat harus didukung oleh gaya tarik dan mampu
menahan gaya tekan. Kedua gaya ini dimiliki oleh gabungan dari tulangan
dan beton. Besi beton tulangan ini mempunyai dua bentuk atau dua jenis
yaitu besi polos dan besi ulir. Besi polos juga sering disebut plain bar
sedangkan besi ulir biasa disebut deformed bar / BJTD.
Besi polos merupakan besi yang mempunyai ciri dengan penampang
bundar dengan permukaan yang tidak bersirip dan mempunyai permukaan
yang licin. Berbeda dengan besi polos, besi ulir ini mempunyai bentuk fisik
yang berbentuk sirip melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang
(sirip teratur/bambu) dengan pola tertentu. Selain itu, ada juga batang
tulangan yang dipilin pada proses produksinya.
Tulangan polos (BJTD) ini pengaplikasiannya jarang digunakan kecuali
untuk membungkus tulangan longitudinal (sengkang atau spiral) yang diberi
kait pada ujungnya, terutama pada kolom.

63
Besi tulangan yang digunakan untuk pekerjaan kolom yaitu:
 D22 mm mutu U40, fy = 4000 kg/cm² = 400 MPa
Besi tulangan tersebut digunakan untuk Tulangan Pokok. Tulanagn
Pokok disebut juga Tulangan Utama atau Tulangan Memanjang searah
dengan panjang Kolom.
 D10 mm mutu U40, fy = 4000 kg/cm² = 400 MPa
Besi Tulangan tersebut digunakan untuk Tulangan Sengkang dan
Tulangan Ties. Tulangan Sengkang dan Tulangan Ties yaitu Tulangan
yang mengikat Tulangan Utama pada Kolom dan berfungsi untuk
memegang Tulangan Utama, dan menahan gaya dalam geser.

Gambar 4.9 Besi Beton

2. Beton Ready Mix

Bahan ini adalah beton siap cor yang didatangkan dari batching plant di
daerah Pekanbaru yang letaknya tidak jauh dari lokasi proyek. Mutu beton
yang digunakan adalah K-400 untuk struktur kolom. Penyedia ready mixed
concrete dalam proyek ini adalah PT. Farika Riau Perkasa.
Keuntungan dari penggunaan ready mixed concrete adalah jaminan
keseragaman mutu beton, bahan ini dapat tersedia setiap waktu sesuai
kebutuhan, dan waktu loading (waktu datang) cukup singkat.
Di lokasi batching plant, ready mixed concrete telah diperiksa nilai slump
sebelum diberangkatkan dengan mixer truck ke lokasi proyek. Setiba di

64
lapangan, bahan ini diperiksa lagi nilai slump-nya untuk memastikan
perubahan kandungan air masih memenuhi syarat atau tidak. Setelah uji
slump di lapangan, dilakukan pengambilan sampel dari benda uji guna
keperluan pemeriksaan kuat tekan beton.
Apabila ready mixed concrete yang tiba di lapangan nilai slump-nya tidak
sesuai dari besaran yang disyaratkan perencana, jika mungkin digunakan
kembali, dapat dibiarkan diaduk di dalam molen mixer truck beberapa saat
sesuai pengawasan inspektor MK. Kerugian dari kegiatan ini adalah waktu
pengecoran bertambah lama. Jika dirasa sudah tidak mungkin digunakan
setelah diaduk dalam molen, bahan yang ditolak ini harus dibuang ke luar
lokasi proyek atau bisa juga digunakan sebagai lean concrete (untuk lantai
kerja).

Gambar 4.10 Beton Ready Mix

3. Formword (SET)
Bekisting atau formwork adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat
sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya pada bagian
samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki. Bekisting
adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton
dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985)
Acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk
pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang

65
direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau
dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup.
Acuan sendiri memiliki arti bagian dari konstruksi bekisting yang
berfungsi sebagai pembentuk beton yang diinginkan atau bagian yang kontak
langsung dengan beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi
bekisting yang berfungsi menahan beban–beban yang ada di atasnya yang
bekerja pada saat pengecoran, baik beban vertikal maupun beban horizontal.

Pada konstruksi bekisting, harus memungkinkan untuk dapat melakukan :


 Pemasangan tulangan (menahan beban tulangan)
 Pengecoran sekaligus pemadatan adukan
 Pelepasan formwork (acuan) sehingga beton tidak rusak.

Gambar 4.11 Formword (SET)

66
Adapun bagian-bagian dari Formword adalah sebagai berikut:

1) Peri
Peri digunakan untuk tempat
menempelnya Fenol dan menahan Multiplek.

2) Sabuk (Belt)
Sabuk berfungsi untuk mengikat Peri
dan juga berfungsi untuk mengatur
dimensi kolom yang akan di Cor.

3) Pasak
Pasak berfungsi untuk pengikat atau
penghubung antar Sabuk dan juga
berfungsi untuk menahan Kepala Babi.

4) Bestang (Support)
Bestang berfungsi untuk menahan
Bekisting dan Bestang juga digunakan untuk
penyetelan posisi Bekisting.

5) Kepala Babi
Kepala Babi berfungsi untuk tempat
lewat dan menyangkutnya Tie Road.

6) Tie Road

67
Tie Road berfungsi untuk mengunci Bekisting.

7) Fenol
Fenol adalah bagian paling dalam dari
Formword yang berhubungan langsung
dengan Beton yang berfungsi untuk mencetak
Kolom.

4. Minyak Bekisting
Bekisting adalah cetakan sementara untuk menahan beton selama
beton dituang dan dibentuk sesuai keinginan. Karena fungsinya sebagai
cetakan sementara, bekisting nantinya akan dilepas atau dibongkar
apabila beton yang dituangkan sudah memiliki kekuatan yang cukup.
Untuk melepas beton dari bekisting dibutuhkan minyak atau pelumas
khusus yang dinamakan minyak bekisting.
Meski hanya berwujud pelumas, bekisting rupanya memiliki berbagai
manfaat. “Mencegah perlekatan antara beton dan bekisting, menghasilkan
permukaan beton yang mulus dan bersih, serta memperpanjang umur
bekisting sampai dengan 5 kali lipat”.

Gambar 4.12 Minyak Bekisting

5. Beton Decking

68
Beton decking digunakan untuk menjaga ketepatan selimut beton atau
jarak tulangan tepi (sengkang dengan bekistingnya). Tebal beton decking
dibuat sesuai dengan selimut beton yang direncanakan. Beton decking
dibuat atau dicetak tersendiri dengan bahan dan kekuatan yang sama
dengan bahan betonnya serta dilengkapi dengan kawat ikat untuk
mengikatkan beton decking pada tulangan. Pada proyek ini beton decking
diproduksi setiap hari oleh para pekerja secara konvensional yaitu dicetak
dan kemudian dijemur disekitar lokasi proyek yang terkena sinar matahari
yang cukup.

Gambar 4.13 Beton Decking


6. Kawat Bendrat
Kawat bendrat Kawat bendrat digunakan sebagai pengikat rangkaian
tulangan-tulangan antara satu tulangan dengan yang lainnya baik untuk
tulangan kolom, balok, slab, shearwall, atau pun rangkaian tulangan
lainnya sehingga membentuk sutau rangkaian rangka elemen struktur
yang siap dicor. Selain itu, kawat ini juga dapat digunakan untuk hal-hal
lain, seperti pengikatan beton decking pada tulangan serta mengikat
material-material lain.

69
Gambar 4.14 Kawat Bendrat
7. Kawat Ayam
Kawat Ayam berfungsi untuk menghambat atau memperlambat
pergerakan beton pada saat pengecoran. Kawat ayam digunakan untuk
mencegah masuknya beton pada daerah block out dan menghentikan
pengecoran pada stop cor.

Gambar 4.15 Kawat Ayam


8. SikaBond (Bonding Agent)
SikaBond (Bonding Agend) merupakan cairan perekat antara beton
yang telah dicor (yang telah mengeras) dengan adukan beton yang akan
dicor kemudian. Bila suatu kolom atau plat lantai akan dicor, maka batas
cor kolom atau plat lantai yang telah dicor sebelummya akan di siram
dengan SikaBond. Agar adukan mortar beton yang baru bisa merekat
dengan beton yang telah mengeras sebelumnya.

70
Gambar 4.16 SikaBond
4.3.3. Man Power
1. Manajemen Kontruksi
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemilik proyek akan menunjuk suatu badan
atau perseorangan untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan atau
dilaksanakan oleh kontraktor agar segala pekerjaan yang dilakukan oleh
pihak kontraktor sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya serta
mutu dari pekerjaan dapat tercapai secara maksimal
2. Quality Control
Quality Control bertugas memastikan setiap item pekerjaan di proyek

mampu diproduksi dengan kualitas maksimal sesuai standar perusahaan akan

kualitas produk bangunan.

3. Pelaksana
Pelaksana adalah unsur atau pihak berbadan hukum yang bertugas untuk
melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek sesuai persyaratan dan harga
kontrak yang telah ditentukan melalui pelelangan. Dalam melaksanakan
tugasnya, kontraktor harus mengacu kepada persyaratan dan gambar-gambar
yang ada dalam dokumen kontrak. Kontraktor dapat berupa perusahaan
perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak
dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.
4. Mandor
Mandor adalah orang yang mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan bertanggung jawab penuh kepada pelaksana teknis lapangan.

71
5. Operator
Operator memiliki tugas untuk menyelesaikan pekerjaan berat dengan
menggunakan peralatan berat yang tidak dapat dilakukan oleh manusia.
6. Tukang Besi
Tukang Besi adalah pekerja yang mempunyai keterampilan dalam
pemotongan besi, bending besi, dan perakitan tulangan baik secara manual
maupun menggunakan alat bantu (mesin). Biasa nya tukang besi hanya
bekerja pada bidang pembesian.

7. Tukang Bekisting
Tukang Bekisting adalah pekerja yang mempunyai keterampilan baik
dalam pembentukan bekisting, pemasangan bekisting, dan pelepasan
bekisting. Biasa nya tukang bekisting hanya bekerja pada bidang bekisting.
8. Tukang Cor
Tukang Cor adalah pekerja yang mempunyai keterampilan dalam
pengecoran. Biasa nya tukang cor hanya bekerja pada bidang pengecoran.

4.3.4. Langkah-Langkah Pekerjaan


Ada pun langkah-langkah pengerjaan kolom adalah sebagai berikut:

MULAI

PERSIAPAN

PEMBESIAN

BEKISTING

PENGECORAN

SELESAI

72
1. Survey
Pekerjaan yang pertama dilakukan adalah menentukan posisi penempatan
kolom yang akan ditentukan oleh Team Survey dan mengacu pada gambar kerja
(Shop Drawing). Setelah didapatkan titik atau posisi kolom lalu dilakukan
pengukuran besaran Kolom yang akan dikerjakan dari titik atau posisi yang telah
ditentukan dan dilakukan Markingan.

Gambar 4.17 Survey


2. Pabrikasi
Selanjutnya dilakukan pabrikasi besi tulangan untuk stek tulangan kolom ke
pondasi. Dengan dimensi sebagai berikut:

Tebal Pondasi RAFT 1.00 m


Tebal Beton Decking 0.07 m
4D19 0.076 m
20D22 0.44 m
Panjang Besi Dalam RAFT 1.29 m

½ Tinggi Lantai B2-B1 1.525 m


40D22 0.88 m
Jumlah 3.70 m

Panjang Besi Tulangan Utama Yang Akan Dipotong Adalah 3.70 m

73
Selanjutnya pabrikasi untuk besi tulangan Sengkang dan besi tulangan
Ties:
Dimensi Kolom (Sisi) 0.9 m
Selimut Beton 0.03 m
Dimensi Tulangan 1 Sisi 0.84 m

Bending (10D) 0.1 m

Panjang Besi Sengkang Yang Akan dipotong Adalah 3.56 m


Panjang Besi Ties Yang Akan dipotong Adalah 1.04 m

Gambar 4.18 Pabrikasi


Untuk perakitan tulangan dirakit langsung di lokasi pekerjaan pemasangan
Kolom yang telah ditentukan. Lalu pasang tulangan tersebut pada titik yang telah
ditentukan oleh pihak survey. Dengan jarak sengkang 10 cm (D10-100) dibagian
tumpuan serta sambungan, dan 15 cm (D10-150) dibagian lapangan. Untuk
pemasangan Besi Tulangan Sengkang dan Besi Tulangan Ties dilakukan secara
zik-zak.

74
Gambar 4.19 Pemasangan Tulangan Kolom
3. Pengecoran pondasi RAFT.
4. Pabrikasi
Pabrikasi tulangan untuk penyambungan tulangan kolom dengan dimensi
sebagai berikut:

½ Tinggi LT B2-B1 1.525 m


½ Tinggi LT B1-LT1 2.30 m
40D22 LT B2-B1 0.88 m
40D22 LT B1-LT1 0.88 m
Jumlah 5.585 m

Untuk Pabrikasi dan pemasangan Besi tulangan Sengkang dan Besi Tulangan
Ties sama dengan cara yang sebelumnya. Sedangkan untuk Perakitan tulangan
dilaksanakan di lokasi pemotongan Besi dan Bending Besi.

Gambar 4.20 Pabrikasi


5. Penyambungan Tulangan
Penyambungan dilakukan dengan dibantu TC untuk mengangkat tulangan
dan dilanjutkan dengan tenaga pekerja.Di proyek Menara BRI Pekanbaru, untuk
penyambungan pembesian kolom menggunakan sambungan botol.

75
Gambar 4.21 Penyambungan Tulangan
6. Marking
Kemudian dilakukan Marking untuk melihat posisi pembesian sudah pada
posisi yang direncanakan atau tidak dan untuk mengecek ketebalan selimut
beton.

Gambar 4.22 Marking


7. Pemasangan Sepatu Kolom
pada Proyek Menara BRI Pekanbaru pemasangan sepatu kolom dilakukan
dengan 2 cara yaitu:

76
 Penancapan
Sepatu Kolom ditancapkan atau dibor pada garis Markingan yang telah
dibuat.
 Las
Sepatu Kolom di Las pada begel yang terpasang paling dekat dengan lantai
dan ujung luar sepatu pas di tepi Markingan yang telah dibuat. Dengan dilakukan
pengelasan tersebut maka begel yang di Las dianggap tidak ada lagi karena telah
terjadi perlemahan terhadap besi tulangan.
Sepatu kolom berfungsi untuk menahan bekisting supaya dimensi dan selimut
beton tercapai.

Gambar 4.23 Pemasangan Sepatu Kolom


8. Pemasangan Beton Decking
Pemasangan beton decking yang berfungsi untuk mendapatkan selimut beton
yang diinginkan dan juga supaya tulangan tidak menempel langsung ke bekisting.

Gambar 4.24 Pemasangan Beton Decking

77
9. Cek List
Selanjutnya dilakukan pengecekan oleh pihak Manajemen Kontruksi untuk
memastikan pekerjaan pembesian sudah sesuai dengan Gambar Kerja.

Gambar 4.25 Cek List


10. Proses Bekisting
Sebelum dilakukan pemasangan Bekisting, terlebih dahulu bagian dalam
Bekisting dilapisi Minyak Bekisting. Setelah itu Bekisting diangkat dengan
bantuan TC dengan di arahkan oleh pekerja Bekisting. Bekisting dipasang per
dua sisi sekaligus, setelah dua sisi pertama selesai dilanjutkan dengan dua sisi
selanjutnya. Setelah keempat sisi terpasang pekerja bekisting langsung mengunci
Bekisting dengan menggunakan Tie Road dan bagian bawah Bekisting menempel
di sisi luar Sepatu Kolom, sehingga semua sisi Bekisting rapat tidak ada
kebocoran disaat Pengecoran (tidak ada rongga di setiap sisi bekisting). Setelah
itu dilakukan pemasangan Bestang (Support).

78
Gambar 4.26 Proses Bekisting
11. Penyetelan Bekisting
Sebelum dilakukan Pengecoran, terlebih dahulu dilakukan Penyetelan
Bekisting. Penyetelan Bekisting dilaksanakan oleh Pekerja Bekisting dan pihak
Survey. Penyetelan dilakukan dengan pemasangan unting-unting di ujung paling
atas Bekisting dengan digantungkan menggunakan tali. Unting-unting yang
dipasang memiliki jarak terhadap lantai (tidak menyentuh lantai), dan juga
memiliki jarak dari Bekisting.

Gambar 4.27 Penyetelan Bekisting

79
12. Pengecoran
Sebelum dilakukan Pengecoran, terlebih dahulu dilakukan tes Slump. Slump
Maksimum untuk Pengecoran Kolom adalah 15 dan Slump Minimum 12±2.
Setelah Slump tercapai lalu dilakukan penyiraman Beton yang lama dengan
menggunakan SikaBond setelah itu baru dilakukan Pengecoran. Pengecoran
dilakukan sampai batas yang telah ditentukan.

Gambar 4.28 Pengecoran


13. Perawatan Beton (Curing)
Setelah dilakukan Pengecoran, untuk pembongkaran Bekisting dilakukan
setelah minimum 24 jam, setelah itu dilakukan Perawatan Beton secara rutin.

80
Gambar 4.29 Pembongkaran Bekisting danCuring
4.4. Kolom Miring
Pada Proyek Pembangunan Gedung Menara BRI Pekanbaru di desain dengan
corak Melayu (Songkok Melayu Tanjak). Dengan di Desain demikian, Gedung
Menara BRI Pekanbaru terdapat pelebaran bangunan. Untuk pelebaran bangunan
tersebut di Desain Struktur Kolom Miring. Kolom Miring di desain pada AS-C2,
AS-D2, AS-E2, AS-F2, AS-C7, AS-D7, AS-E7, dan AS-F7. Bending Kolom
Miring dimulai dari lantai 3 sampai lantai atap dengan kemiringan kolom 81º.

Gambar 4.30 Bending Tulangan


Kolom Miring ditambahkan perkuatan tulangan dari Balok yang berfungsi
untuk mengikat tulangan Kolom ke Balok.

81
Untuk tahap pengerjaan Kolom Miring sama dengan tahap pengerjaan Kolom
pada umumnya, yang membedakannya adalah:
1. Penyambungan Tulangan
Untuk Penyambungan Tulangan pada Kolom Miring sama dengan
penyambungan Kolom pada umumnya, hanya ada penambahan Stressing
untuk menahan Tulangan yang telah di sambung. Untuk pemasangan
Stressing, terlebih dahulu di lakukan pemasangan stek besi pada tulangan
Balok dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari posisi Kolom. Hal ini
dilakukan sebelum Plat Lantai dan Balok di Cor.

Gambar 4.31 Stressing


2. Bekisting
Untuk pemasangan Bekisting pada Kolom miring sama pengerjaannya
dengan pemasangan Bekisting Kolom pada umumnya dan ditambahkan
Stressing untuk menahan Bekisting. Untuk pemasangan Stek Besi sama
dengan pemasangan Stressing untuk Tulangan.

82
Gambar 4.32 Bekisting
3. Pengecoran
Untuk pengecoran Kolom Miring berbeda dengan pengecoran kolom
pada umumnya. Pengecoran tidak bisa dilakukan sekaligus karena tekanan
yang diakibatkan oleh pengecoran tidak tertahan oleh Bekisting. Oleh Sebab
itu, untuk pengecoran Kolom Miring di Cor secara bertahap dengan cara di
Cor ⅓ tinggi Kolom yang akan di Cor, kemudian diamkan sesaat sampai
Beton mulai mengeras dan lalu lanjutkan pengecoran kembali.

4.5. Pengecilan Kolom


Pada Pembangunan Gedung Menara BRI Pekanbaru terdapat
perubahan dimensi Kolom, baik pada kolom Vertikal maupun Kolom
Miring. Perubahan dimensi Kolom terjadi pada lantai 3 dan kemudian terjadi
lagi Perubahan Dimensi Kolom pada lantai 7. Untuk pengecilan Kolom
dilakukan Bending Tulangan Kolom pada pertemuan Kolom dan Balok.

83
Gambar 4.33 Bending Tulangan Kolom
Untuk Pabrikasi Tulangan Sengkang dan Tulangan Ties sesuai dengan
dimensi Kolom yang akan di Pabrikasi.

84

Anda mungkin juga menyukai