Makalah Pengolahan Air Bersih
Makalah Pengolahan Air Bersih
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut
sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur
mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti
kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki
mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih
dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang
layak pakai. Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah
dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat
penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang
dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat
menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan air?
2. Ada berapa macam air itu?
3. Bagaimana karaktristik air?
4. Bagaimana cara membedakan air bersih dan air kotor?
5. Bagaimana cara mengolah air?
C. Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang:
1. Pengertian air, macam-macam air dan karakteristik air.
2. Membedakan antara air bersih dan air kotor.
3. Cara mengolah air kotor menjadi air bersih.
4. Cara mengolah air bersih menjadi air minum.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan
dengan telaah pada buku-buku atau sumber. Hal ini dapat dijadikan sumber atau referensi
serta memiliki ketersambungan atau keterkaitan materi dengan kajian atau pokok bahasan
dalam makalah ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
PENGOLAHAN AIR BERSIH
2
B. Karakteristik Air
Karakteristik fisik Air :
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang
terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
4. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.
5. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi
klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana
disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO
biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self
purification badan air penerima.
3
4. COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
5. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air
ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam
air.
6. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran
besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan
warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun
bagi manusia.
4
d. Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar memeliharanya misalnya
berubah karena daun-daunan yang jatuh dari poho-pohon yang berdekatan dengan sumur
atau tempat-tempat air yang lainnya.
2. Air suci tetapi tidak menyucikan
Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Yang termasuk
dalam kategori ini ada tiga macam air :
a. air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang
suci, selain dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air kopi, dan sebagainya.
b. Air sedikit kurang dari dua kulah (tempatnya persegi panjang yang mana panjangnya,
lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta.kalau tempatnya bundar maka garis tengahnya 1 hasta,
dalam 2 ¼ hasta, dan keliling 3 1/7hasta.) sudah terpakai untuk menghilangkan hadas atau
menghilangkan hukum najis. Sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula
bertambah timbangannya.
c. Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon
kayu(air nira), air kelapa dan sebagainya.
3. Air yang bernajis
Air yang termasuk bagian ini ada dua macam :
a. Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik airnya
sedikit atau banyak , sebab hukumnya seperti najis.
b. Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit- berarti urang
dari dua kulah –tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama dengan najis. Kalau air
itu banyak berarti dua kulah atau lebih, hukumnya tetap suci dan menyucikan. Rasulullah
bersabda Saw : Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apbila berubah rasa, wana atau
baunya.”(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi). Dalam hadist lain Rasul Saw: ‘Apabila air
cukup dua kulah, tidaklah dinajisi oleh sesuatu apapun.(Riwayat oleh lima ahli hadist).
4. Air yang makruh
Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana emas atau perak.
Air ini makruh dipakai untuk badan. Tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali air yang
terjemur di tanah, seperi air sawah, air kolam, dan tempattempat yang bukan bejana yang
mungkin berkarat.. Sabda Rasulullah Saw. Dari Aisyah .Sesungguhnya ia telah
memanaskan air pada cahaya matahari. Maka Rasulullah Saw. Berkata kepadanya ,
‘Jangan engkau berbuat demikian, ya Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur itu akan
menimbulkan sopak.”(Riwayat Baihaqi).
5
D. Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1. Ciri-ciri Air Bersih
Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg) dan mangan
(Mn).
Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan total
coliforms.
gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat,
termasuk selulosa.
6
F. Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan
barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-
bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin
atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur
koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH)3 yang dapat
mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila
tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif di samping
tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi
hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk
menetralkan keasaman ynang terjadi karena penggunaan tawas.
1. Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan
air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini
lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa,
sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan
tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya
tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa,
dan zat organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah
dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator
ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok
yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah bersih
dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan.
Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup bersih
ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan kapur untuk
menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air
yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar,
kemudian ke konsumen.
2. Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan
utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
7
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini
dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air
kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di
dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa
tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses
adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi.
Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan
dilakukan pengadukan lambat (slow mixin)
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
c. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
8
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
d. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke
dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di
kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan
eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya
terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air.
Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun
dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan
pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari
WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan
melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
3. Pengolahan Air Kotor (Limbah Industri)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi
konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida
dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena
tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat
diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan,
melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses
pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi
BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan
tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan
BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan
sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan
mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit
9
oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan.
Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang
dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat
digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan
mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
10
limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh
dengan subur.
pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh
chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen
ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang
terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif
aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam
keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan
untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-
lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh
tanam-tanaman.
4. Penyaringan Air
a. Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik
penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain
katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil
yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain
yang digunakan.
b. Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas
juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh.
Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.
c. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air.
Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta
hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau
dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan
11
akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat
dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
d. Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan
dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian
melewati lapisan kerikil.
e. Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir
pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila
dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air
bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu
baru kemudian melewati lapisan pasir.
f. Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC)
dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama
air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan
kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua
kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat
lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan
Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
g. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu
buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa
yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok
kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
h. Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan
saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu
dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelap
i. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat
dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan
penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan
campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses
penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan
menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan
yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk
perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik
tersebut pada air yang mengalir.
j. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan
menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat
desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari
sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan
air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi
SPC.
k. Saringan Tanah Liat.
12
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada
bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah
satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di
bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang
diakibatkan oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air
yang sudah kotor menjadi air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat
yang canggih.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1. Koagulasi
2. Flokulasi
3. Filtrasi
4. Reservoir
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
1. Pengenceran (Dilution).
2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
3. Irigasi.
Penyaringan Air diantaranya :
1. Saringan Kain Katun.
2. Saringan Kapas.
3. Aerasi.
4. Saringan Pasir Lambat (SPL).
5. Saringan Pasir Cepat (SPC).
6. Gravity-Fed Filtering System.
7. Saringan Arang.
8. Saringan air sederhana / tradisional.
9. Saringan Keramik.
13
10. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu.
11. Saringan Tanah Liat.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2096385-pengertian-air/#ixzz1nmKAnB4D
http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “Pengolahan Limbah Air Bersih”. Uraian materi yang
disajikan didapatkan dari internet. Materi disajikan dalam bahasa yang tepat, lugas, dan
jelas sehingga mudah dipahami pembaca.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata
kuliah ......yang meliputi nilai tugas perorangan
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, demi kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan.
Kepada para pembaca kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah
ini dengan sebaik-baiknya.
14
DAFTAR
i ISI
DAFTAR PUSTAKA
15
MAKALAH
ii
Disusun oleh :
1. YUDIKA AULIA R. : XI 3 KEPERAWATAN
2. ERNAWATI : XI 4 KEPERAWATAN
16
SMK BHAKTI KENCANA SUBANG
2016
17