Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep sepertihalnya laki-laki dalam
konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Menurut Y. W. Best yang disunting Sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian adalah
kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu
penelitian. Sedagkan menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Dekdikbud menjelaskan bahwa yang
dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
[1]
Variabel dapat diaartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.
Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran industri (kecil, sedang dan
besar), variabel jarak angkut (dekat, sedang dan jauh), variabel sumber modal (modal dalam negeri
dan modal asing) dan sebagainya.[2]
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya, jenis kelamin,
karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berat badan, karena ada berat 40 kg,
45 kg dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehinggavariabel adalahobjek penelitian yang
bervariasi.[3]
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badandapat dikatakan variabel,
karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan orang lain. Demikian
juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya persepsi dari
sekelompok orang tentu bervariasi. jadi jika peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang
dimiliki orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya.
Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel kualitatif
misalnya kemakmuran, kepandaian.[5]
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuan. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
3. Variabel Moderator
4. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulmya variabel dependen.
Produktivitas Kerja
(Variabel Dependen)
Motivasi Kerja
(Variabel
Independen)
Apa yang kita duga memiliki dampak inilah kita identifikasi sebagai variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang tidak pernah diamati dan hanya disimpulkan berdasarkan
pada variabel terikat dan bebas.
Hipotesis: Para siswa yang memiliki minat meningkat terhadap tugas yang diberikan, unjuk kerja terhadap tugas
yang diukur meningkat.
Hipotesis: Para siswa yang sering diberi latihan pemecahan masalah menunjukkan sikap lebih kritis daripada
siswa yang tidak diberikan latihan pemecahan masalah.
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
memabandingkan.
Contoh: Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel independennya pendidikan
(SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya, adalah naskah yang diketik sama,
mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama, mesin tik yang digunakan sama,
dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap
keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling terkait
secara simultan baik variabel inependen, dependen moderator dan intervening, sehingga penelitian
yang baik akan mengamati semua variabel tersebut. Tetapi karena adanya keterbatasan dalam
berbagai hal, maka peneliti sering hanya memfokuskan pada beberapa variabel penelitian saja, yaitu
pada variabel independen dan dependen. Dalam penelitian kualitatif hubungan antara semua
variabel tersebut akan diamati, karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat
diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistik).[8]
PENYEBAB
HASIL
HUBUNGAN
Secara visual, hubungan variabel-variabel penelitian dapat disajikan sebagaimana pada
gambar di bawah ini.
Apabila seorag peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan
menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka
susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.
Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu sama-sama melihat
pengaruh sesuatu treatment, maka ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel
yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X),
sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel
terikatatau dependent variable (Y).
Dalam penelitian I, susu merupakan variabel penyebab dan berat badan merupakan variabel
akibat. Sedangkan dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel penyebab (bebas) dan
kesadaran bermasyarakat merupakan variabel akibat(terikat).
Dalam dua contoh penelitian di atas, susu dan penataran P4 sebagai independent
variables merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran bermasyarakat,
keduanya merupakan variabel tunggal. Sebagai contoh eksperimen yang lebih dari satu variabelnya
adaiah sebagai berikut:
Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajardi rumah
sebagai satu variabel atau sub-variabel dan lingkungan belajar di sekolah sebagai variabel (sub-
variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat rnempeihatikan lingkungan belajar di
masyarakat atau pergaulan sebagai varibel (sub-variabel) ketiga. Apabila demikian, maka variabel
sebagai konsep dapat dimengerti sebagai sesuatu yang mempunyai nilai luas (ganda) maupun
sempit (tunggal). Seperti halnya susu dan penataran P4, kelihatannya merupakan variabel yang
bernilai tunggal Tetapi lingkungan belajar merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.
Berikut ini adalah contoh eksperimen dengan variabel terikat lebih dari satu.
C. Memahami Variabel
Memecah variabel menjadi sub variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah variabel
menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh oeneliti. Kategori-kategori ini dapat
diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh lesadaran bermasyarakat, jika akan mengukur
apakah seseorang cukup besar atau tidak kesadaran bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-
tandanya, indikatornya dan bukti-buktinya.
Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam meruuskan hipotesis
minor, menyususn instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang ain.
Sedikitnya sub variabel atau kategori, akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya
terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil).
Adakalanya peneliti memilih sedikit variabel teapi besar-besar, ini menunjukkan bahwa
peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian
variabel, datanya semakin luas dan gambaran hasil penelitian semakin jelas.
Berhubung pentingnya kategorisasi variabel penelitian, maka berikut ini dasajikan contoh
penjabaran variabel dan dilengkapi dengan cara memperoleh datanya.
Contoh:
Yang ditulis di dalam kurung adalah cara atau metode bagaimana data diperoleh.
Ketika menentukan sub-variabel ini peneliti harus berfikir, bagaimana selalu sambil berpikir
bagaimana cara mengumpulkan datanya. Apabila hal ini tidak diperhatikan maka variabel yang telah
ditemukan dan kelihatan menarik mungkin tidak ada datanya.
Tujuan kategorisasi variabel adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan yang
sedang diteliti. Makin terperinci kita memahami permasalahan kita, maka makin bermutu
pemecahannya. Oleh karena itu, hipotesis mayor dapat dipecah menjadi hipotesis minor sesuai
dengan penjabaran variabelnya.[11]
BAB III
KESIMPULAN
· Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam
macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi: variabel independen,variabel dependen, variabel moderator,variabel intervening, variabel
kontrol.
· Pengaruh sesuatu treatment penelitian meliputi variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat.
Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable
(X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat
atau dependent variable (Y).
Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya
tergantung pada variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel
output, kriteria, respon, dan indogen.
Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih
ke penelitian yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang
sifatnya sangat penting.
Contohnya, pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel bebas
dalam variabel ini adalah metode mengajar, sedangkan variabel terikatnya adalah
pretasi belajar sisiwa.
Variabel yang ditetapkan sama yaitu mata pelajaran yang sama misal, pelajaran kimia.
Dengan adanya penetapan variabel kontrol tersebut maka dampak besarnya pengaruh
mengajar terhadap prestasi belajae sisiwa bisa diketahui lebih pasti
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan. Seperti contoh, prestasi
belajar, motivasi belajar, kinerja pegawai, dan lain-lain
Contoh seperti, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jenis kelamin, dan lain-lain.
Contoh variabel konsep adalah, motivasi belajar, minat, konsep diri, bakat, kinerja,
dan lain-lain. Karena tersembunyi di dalam konsep, maka keakuratan data yang
terdapat pada variabel konsep tergantung keakuratan indikator dari beberapa konsep
yang sudah dikembangkan oleh peneliti.
Variabel Faktual
Berbeda dengan yang di atas, variabel ini merupakan variabel yang ada di dalam
faktanya. Contoh yang dapat kamu lihat dalam variabel ini adalah, gen, usia, asal
daerah/sekolah, agama, pendidikan, dan lain-lain.
Karena sifatnya yang faktual, maka apabila terjadi kesalahan dalam pengumpulan data
itu bukanlah kesalahan instrumen akan tetapi respondennya, misal si responden tidak
jujur atau terdapat sifat-sifat buruk pada responden itu sendiri.
Variabel Nominal
Variabel nominal adalah, variabel yang hanya bisa dikelompokkan terpisah secara
kategori dan diskrit. Variabel nominal bisa disebut juga dengan variabel diskrit.
Dilihat dari namanya nominal atau nomi mempunyai arti nama, hal ini menunjukkan
bahwa tanda atau label hanya digunakan untuk membedakan antar variabel.
Contoh dari variabel ini yaitu: Gender, agama, wilayah, dan lain-lain. Variabel
nominal juga merupakan variabel yang memiliki variasi paling sedikit.
Variabel Ordinal
Variabel ordinal yaitu variabel yang memiliki variasi perbedaan, tingkatan, urutan,
namun tidak memiliki kesamaan jarak perbedaan dan tidak bisa dibandingkan. Pada
urutan ini tergambar adanya gradasi atau sebuah tingkatan, namun itu semua tidak
bisa diketahui secara pasti.
Variabel Interval
Berbeda lagi dengan variabel-variabel di atas, skala variabel jenis ini dapat dibedakan,
bertingkat dan memiliki jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, namun
kesamaan tersebut sifatnya tidak bisa dibandingkan dan tidak mutlak.’
Contoh interval, penerimaan raport dari hasil belajar diberikan angka 4, 5, 6 , 7, 8, 9,
10 dan seterusnya. Skala penilaian dari angka 1 – 10 memiliki satuan 1 per unit. Jarak
angka 4 ke 5 sama saja dengan jarak 5 ke 6…. dan seterusnya.
Namun angka tersebut tidak memiliki arti perbandingan, dalam artian bahwa angka 4
yang didapatkan oleh seorang siswa itu tidak berarti bahwa kepintaran siswa setengah
lebih baik dari siswa yang mendapat angka 8.
Variabel Rasio
Variabel rasio adalah variabel yang memiliki skor dan bisa dibedakan, diurutkan,
adanya persamaan jarak perbedaan, dan dapat dibandingkan.
Contohnya, tinggi badan, seseorang yang tinggi badannya 50 cm adalah setengah dari
orang yang tinggi badannya 100 cm.
Variabel Maksimalis
Variabel maksimalis adalah, variabel yang ketika proses pengumpulan data, ada
dorongan terhadap responden agar menunjukkan penampilan maksimal. Contohnya,
kreativitas, bakat, pretasi dll.
Variabel Tipikalis
Variabel tipikalis adalah variabel yang ketika peroses pengumpulan data tidak ada
dorongan terhadap responden dalam menunjukkan penampilan secara maksimal,
namun lebih kepada jujur diri terhadap variabel yang diukur.
Simpan
Edukasi
Pelajaran Penelitian
Related Posts
Apa yang Dimaksud Dengan Implementasi?
Cara Membuat Hand Sanitizer
7 Manfaat Buah Tin Untuk Kesehatan | Begini Cara Menanamnya
Bacaan Sholawat Nabi dan Penjelasannya