Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Macam Variabel

Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep sepertihalnya laki-laki dalam
konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

Menurut Y. W. Best yang disunting Sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian adalah
kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu
penelitian. Sedagkan menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Dekdikbud menjelaskan bahwa yang
dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
[1]

Variabel dapat diaartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.
Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran industri (kecil, sedang dan
besar), variabel jarak angkut (dekat, sedang dan jauh), variabel sumber modal (modal dalam negeri
dan modal asing) dan sebagainya.[2]

 Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya, jenis kelamin,
karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berat badan, karena ada berat 40 kg,
45 kg dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehinggavariabel adalahobjek penelitian yang
bervariasi.[3]

Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badandapat dikatakan variabel,
karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan orang lain. Demikian
juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya persepsi dari
sekelompok orang tentu bervariasi. jadi jika peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang
dimiliki orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya.
Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel


penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
[4]

Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel kualitatif
misalnya kemakmuran, kepandaian.[5]

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

1.        Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2.        Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuan. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.

            Gambar 1. Contoh hubungan variabel independen-dependen.

3.        Variabel Moderator

Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah)


hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga variabel
independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai
anak dan akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah
sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah sebagai variabel
moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan produktivitas kerja akan semakin
kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan iklim kerja sangat baik dan hubungan semakin
rendah bila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja.

4.        Variabel Intervening

Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur.  Variabel ini merupakan variabel penyela antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulmya variabel dependen.

 
Produktivitas Kerja

(Variabel Dependen)

Motivasi Kerja

(Variabel
Independen)

            Gambar 2. Contoh hubungan variabel independen -dependen-moderator.

            Gambar 3.Contoh hubungan variabel independen -dependen-moderator.[6]

Apa yang kita duga memiliki dampak inilah kita identifikasi sebagai variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang tidak pernah diamati dan hanya disimpulkan berdasarkan
pada variabel terikat dan bebas.

Hipotesis: Para siswa yang memiliki minat meningkat terhadap tugas yang diberikan, unjuk kerja terhadap tugas
yang diukur meningkat.

Variabel bebas                  : minat belajar.

Variabel intervening         : belajar.

Variabel terikat                : unjuk kerja tugas.

Hipotesis: Para siswa yang sering diberi latihan pemecahan masalah menunjukkan sikap lebih kritis daripada
siswa yang tidak diberikan latihan pemecahan masalah.

Variabel bebas                  : pembelajaran latihan pemecahan masalah.

Variabel intervening         : kepercayaan diri.

Variabel terikat                : sikap kritis.[7]


5.        Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
memabandingkan.

Contoh:    Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel independennya pendidikan
(SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya, adalah naskah yang diketik sama,
mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama, mesin tik yang digunakan sama,
dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap
keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.

Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dependen, moderator,


intervening, atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang
mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris. Untuk itu sebelum peneliti memilih variabel
apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan studi pendahuluan terlebih
dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai membuat rancangan penelitian dilakukan di
belakang meja dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.
Seringdibuat rumusan masalah penelitian tanpa melalui studi pendahuluan ke objek penelitian,
sehingga setelah dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada objek penelitian.
Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis maka peneliti dapat
menentukan variabel-variabel penelitiannya.

            Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling terkait
secara simultan baik variabel inependen, dependen moderator dan intervening, sehingga penelitian
yang baik akan mengamati semua variabel tersebut. Tetapi karena adanya keterbatasan dalam
berbagai hal, maka peneliti sering hanya memfokuskan pada beberapa variabel penelitian saja, yaitu
pada variabel independen dan dependen. Dalam penelitian kualitatif hubungan antara semua
variabel tersebut akan diamati, karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat
diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistik).[8]

PENYEBAB
 

HASIL
 

HUBUNGAN
 

            Secara visual, hubungan variabel-variabel penelitian dapat disajikan sebagaimana pada
gambar di bawah ini.
 

         

          Gambar 4. hubungan variabel-variabel penelitian.[9]

B.       Variabel sebagai Objek Penelitian

Apabila seorag peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan
menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka
susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.

 Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan eksperimen.


Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu, sedangkan kelompok kontrol atau
kelompok perbandingan adalah orang-orang yang tidak diberi minum susu. Banyaknya susu yang
diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar dengan ukuran liter, maka variabelnya berbentuk
variabel kontinum. Sedangkan tambah atau tidaknya berat badan, diukur dengan ukuran kilogram,
variabelnya juga variabel kontinum (ratio).

Peneliti lain ingin menyelidiki besarnya kesadaran bermasyarakat bagi orang-orang


mendapat p4. Dalam hal ini maka nilai penataran p4 dan kesadaran bermasyarakat merupakan
variabel penelitian. Baik nilai penataran p4 maupun kesadaran bermasyarakatdapat diukur,
digambarkan dalam bentuk angka dan dikategorikan sebagai variabel interval.

Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu sama-sama melihat
pengaruh sesuatu treatment, maka ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel
yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X),
sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel
terikatatau dependent variable (Y).

Dalam penelitian I, susu merupakan variabel penyebab dan berat badan merupakan variabel
akibat. Sedangkan dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel penyebab (bebas) dan
kesadaran bermasyarakat merupakan variabel akibat(terikat).
Dalam dua contoh penelitian di atas, susu dan penataran P4 sebagai independent
variables merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran bermasyarakat,
keduanya merupakan variabel tunggal. Sebagai contoh eksperimen yang lebih dari satu variabelnya
adaiah sebagai berikut:

Independent variable lebih dari satu.

Pengaruh Lingkungan BelajarTerhadap Prestasi Belajar Murid.

Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajardi rumah
sebagai satu variabel atau sub-variabel dan lingkungan belajar di sekolah sebagai variabel (sub-
variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat rnempeihatikan lingkungan belajar di
masyarakat atau pergaulan sebagai varibel (sub-variabel) ketiga. Apabila demikian, maka variabel
sebagai konsep dapat dimengerti sebagai sesuatu yang mempunyai nilai luas (ganda) maupun
sempit (tunggal). Seperti halnya susu dan penataran P4, kelihatannya merupakan variabel yang
bernilai tunggal Tetapi lingkungan belajar merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.

Berikut ini adalah contoh eksperimen dengan variabel terikat lebih dari satu.

Pengaruh frekuensi mengikuti praktikum terhadap kemampuan mengajar, yang menjadi


variabel terikat di dalam penelitian ini adalah kemampuan mengajar, yang nilainya diperinci atas:
kemampuan membuat persiapan tertutis dan kemampuan mengajar di depan kelas. Jadi, secara
terpisah adadua variabel. Apabila dikehendaki lebih teliti, kemampuan mengajar di depan kelas
dapat diperinci lagi menjadi kemampuan membuka pelajaran, mengajarkan materi dalam inti
mengajar, menutup pelajaran, kemampuan menggunakan alat, kemampuan mengelola kelas,
mengevaluasi murid dan sebagainya.[10]

C.    Memahami Variabel

Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variabel


menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti.
Mengidentifikasikan variabel dan sub variabel ini tidak mudah karenanya membutuhkan kejelian dan
kelincahan berpikir pelakunya.

Memecah variabel menjadi sub variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah variabel
menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh oeneliti. Kategori-kategori ini dapat
diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh lesadaran bermasyarakat, jika akan mengukur
apakah seseorang cukup besar atau tidak kesadaran bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-
tandanya, indikatornya dan bukti-buktinya.

Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam meruuskan hipotesis
minor, menyususn instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang ain.
Sedikitnya sub variabel atau kategori, akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya
terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil).
Adakalanya peneliti memilih sedikit variabel teapi besar-besar, ini menunjukkan bahwa
peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian
variabel, datanya semakin luas dan gambaran hasil penelitian semakin  jelas.

Berhubung pentingnya kategorisasi variabel penelitian, maka berikut ini dasajikan contoh
penjabaran variabel dan dilengkapi dengan cara memperoleh datanya.

Contoh:

Sebuah penelitian dengan judul:

“Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Murid”

Variabel bebas             : kualitas guru.

Variabel terikat           : prestasi belajar murid.

Yang ditulis di dalam kurung adalah cara atau metode bagaimana data diperoleh.

No. Variabel bebas: Variabel terikat:

Kualitas Guru Prestasi belajar murid

1. Pendidikan guru (dokumen) 1.      Nilai harian (dokumen)

2. Pengalaman mengajar (dokumen) 2.      Nilai ulangan umum (dokumen)

3. Banyaknya penataran (dokumen) 3.      Nilai tugas-tugas (dokumen)

4. Usia (dokumen) 4.      Cara menjawab pertanyaan di kelas


(observasi)
5. Minat menjadi guru (kuesiner
kepada guru) 5.      Cara menyusun laporan (dokumen)

Penguasaan terhadap materi


6.      Nilai ketelitian catatan (dokumen)
6.
pengajaran (kuesioner murid)
7.      Ketekunan, keuletan (observasi)
Pendekatan atau cara mengajar
8.      Usaha (observasi) dan sebagainya.
7. (observasi atau kursioner murid)

Hubungan guru-murid (kuesioner


murid) dan sebagainya.
8.

            Ketika menentukan sub-variabel ini peneliti harus berfikir, bagaimana selalu sambil berpikir
bagaimana cara mengumpulkan datanya. Apabila hal ini tidak diperhatikan maka variabel yang telah
ditemukan dan kelihatan menarik mungkin tidak ada datanya.

            Tujuan kategorisasi variabel adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan yang
sedang diteliti. Makin terperinci kita memahami permasalahan kita, maka makin bermutu
pemecahannya. Oleh karena itu, hipotesis mayor dapat dipecah menjadi hipotesis minor sesuai
dengan penjabaran variabelnya.[11]

BAB III

KESIMPULAN

·         Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam
macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi: variabel independen,variabel dependen, variabel moderator,variabel intervening, variabel 
kontrol.

·         Pengaruh sesuatu treatment penelitian meliputi variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat.
Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable
(X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat
atau dependent variable (Y).

·         Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variabel


menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian….Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta, 1997.


Narbuko, Cholid.Metodologi Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Setyosari, Punaji.Metode Penelitian 

Hubungan antar Variabel


Jenis Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada
variabel lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini
diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain.

Contoh, jika dalam sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha


mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi mahasiswa” maka
variabel bebasnya adalah “motivasi belajar”. Disebut variabel bebas karena variabel
ini tidak bergantung pada variabel lain.
Sedangkan variabel “prestasi belajar” bergantung dan dipengaruhi oleh
variabel “motivasi belajar”.
Variabel bebas atau independent ini juga biasa disebut sebagai variabel stimulus,
pengaruh dab prediktor. Di dalam pemodalan persamaan struktural, variabel bebas
disebut sebagai variabel eksogen.

Jenis Variabel Terikat (Dependent Variable)


Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu
akibat dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau
variasinya terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain.

Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya
tergantung pada variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel
output, kriteria, respon, dan indogen.

Contoh variabel dependent: Aapabila seorang peneliti hendak


mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa” maka
yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini
dinamakan sebagai variabel terikat karena tinggi dan rendahnya prestasi siswa itu
tergantung variabel motivasi belajarnya.
Jenis Variabel Kontrol (Control Variable)
Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasi dan dikendalikan pengaruhnya
sehingga tidak berpengaruh pada gejala yang sedang diteliti, dengan kata lain yaitu
dampak dari variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti.

Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih
ke penelitian yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang
sifatnya sangat penting.

Hal sedemikian rupa dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kompleksitas


permasalahan yang sedang diteliti. Selain digunakan untuk penelitian eksperimental,
variabel kontrol juga sering dipakai peneliti apabila hendak melakukan penelitian
yang sifatnya membandingkan.

Contohnya, pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel bebas
dalam variabel ini adalah metode mengajar, sedangkan variabel terikatnya adalah
pretasi belajar sisiwa.

Variabel yang ditetapkan sama yaitu mata pelajaran yang sama misal, pelajaran kimia.
Dengan adanya penetapan variabel kontrol tersebut maka dampak besarnya pengaruh
mengajar terhadap prestasi belajae sisiwa bisa diketahui lebih pasti

2.2. Sifat Variabel


Variabel ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

Jenis Variabel Dinamis


Pengertian variabel dinamais yaitu suatu variabel yang bisa diubah naik keadaan
maupun karakteristiknya. Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi
atau perubahan sesuai dengan tujuan yang diinginkan peneliti.

Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan. Seperti contoh, prestasi
belajar, motivasi belajar, kinerja pegawai, dan lain-lain

Jenis Variabel Statis


Variabel statis adalah variabel yang mempunyai sifat yang tetap dan tidak dapat
diubah, baik keberadaan maupun karakteristiknya. Dalam kondisi normal sifat-sifat
tersebut sulit untuk diubah.

Contoh seperti, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jenis kelamin, dan lain-lain.

2.3. Urgensi Faktual


Bedasarkan penting atau tidaknya sebuah instrumen dalam mengumpulkan data, maka
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu variabel konseptual dan faktual, berikut
penjelasannya:
Variabel Konseptual
Dinamakan variabel konseptual karena variabel ini tidak terlihat secara fakta dan
tersembunyi dalam suatu konsep. Variabel konsep hanya bisa diketahui berdasarkan
indikator yang tampak.

Contoh variabel konsep adalah, motivasi belajar, minat, konsep diri, bakat, kinerja,
dan lain-lain. Karena tersembunyi di dalam konsep, maka keakuratan data yang
terdapat pada variabel konsep tergantung keakuratan indikator dari beberapa konsep
yang sudah dikembangkan oleh peneliti.

Variabel Faktual
Berbeda dengan yang di atas, variabel ini merupakan variabel yang ada di dalam
faktanya. Contoh yang dapat kamu lihat dalam variabel ini adalah, gen, usia, asal
daerah/sekolah, agama, pendidikan, dan lain-lain.

Karena sifatnya yang faktual, maka apabila terjadi kesalahan dalam pengumpulan data
itu bukanlah kesalahan instrumen akan tetapi respondennya, misal si responden tidak
jujur atau terdapat sifat-sifat buruk pada responden itu sendiri.

2.4. Tips Skala Pengukur


Ada sekitar 4 tingkatan dalam variabel ini yaitu: Nominal, interval, dan rasio, berikut
penjelasannya:

Variabel Nominal
Variabel nominal adalah, variabel yang hanya bisa dikelompokkan terpisah secara
kategori dan diskrit. Variabel nominal bisa disebut juga dengan variabel diskrit.
Dilihat dari namanya nominal atau nomi mempunyai arti nama, hal ini menunjukkan
bahwa tanda atau label hanya digunakan untuk membedakan antar variabel.

Contoh dari variabel ini yaitu: Gender, agama, wilayah, dan lain-lain. Variabel
nominal juga merupakan variabel yang memiliki variasi paling sedikit.

Variabel Ordinal
Variabel ordinal yaitu variabel yang memiliki variasi perbedaan, tingkatan, urutan,
namun tidak memiliki kesamaan jarak perbedaan dan tidak bisa dibandingkan. Pada
urutan ini tergambar adanya gradasi atau sebuah tingkatan, namun itu semua tidak
bisa diketahui secara pasti.

Contohnya yaitu peringkat dalam kejujuran, di mana selisih yang menggambarkan


jarak pencapaian skor/pretasi juara 1, 2, 3, dan seterusnya tidak dipermasalahkan.

Variabel Interval
Berbeda lagi dengan variabel-variabel di atas, skala variabel jenis ini dapat dibedakan,
bertingkat dan memiliki jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, namun
kesamaan tersebut sifatnya tidak bisa dibandingkan dan tidak mutlak.’
Contoh interval, penerimaan raport dari hasil belajar diberikan angka 4, 5, 6 , 7, 8, 9,
10 dan seterusnya. Skala penilaian dari angka 1 – 10 memiliki satuan 1 per unit. Jarak
angka 4 ke 5 sama saja dengan jarak 5 ke 6…. dan seterusnya.

Namun angka tersebut tidak memiliki arti perbandingan, dalam artian bahwa angka 4
yang didapatkan oleh seorang siswa itu tidak berarti bahwa kepintaran siswa setengah
lebih baik dari siswa yang mendapat angka 8.

Variabel Rasio
Variabel rasio adalah variabel yang memiliki skor dan bisa dibedakan, diurutkan,
adanya persamaan jarak perbedaan, dan dapat dibandingkan.

Contohnya, tinggi badan, seseorang yang tinggi badannya 50 cm adalah setengah dari
orang yang tinggi badannya 100 cm.

2.5. Penampilan Waktu Pengukuran


Dalam waktu pengukuran variabel dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: Variabel
maksimalis dan tipikalis. Simak di bawah ini.

Variabel Maksimalis
Variabel maksimalis adalah, variabel yang ketika proses pengumpulan data, ada
dorongan terhadap responden agar menunjukkan penampilan maksimal. Contohnya,
kreativitas, bakat, pretasi dll.

Variabel Tipikalis
Variabel tipikalis adalah variabel yang ketika peroses pengumpulan data tidak ada
dorongan terhadap responden dalam menunjukkan penampilan secara maksimal,
namun lebih kepada jujur diri terhadap variabel yang diukur.

Contohnya yaitu: Minat, kepribadian, sikap terhadap pelajaran tertentu dll.



 Simpan
Edukasi

Pelajaran Penelitian

Related Posts


Apa yang Dimaksud Dengan Implementasi?


Cara Membuat Hand Sanitizer

7 Manfaat Buah Tin Untuk Kesehatan | Begini Cara Menanamnya


Bacaan Sholawat Nabi dan Penjelasannya

Anda mungkin juga menyukai