ANC Fisiologis
ANC Fisiologis
1.1.1 Rahim
Rahim adalah organ reproduksi wanita yang paling utama dengan salah
satu ujungnya adalah tabung falopian (tuba fallopi) dan ujung yang
lainnya adalah leher rahim (serviks). Rahim berfungsi menerima
pembuahan ovum yang tertanam kedalam endometrium dan
mendapatkan makanan dari pembuluh darah. Ovum yang dibuahi
tersebut akan berkembang menajdi embrio dan selanjutnya menjadi
fetus dan terus berkembang hingga kelahiran setelah berusia sembilan
bulan.
1.1.2 Indung telur (Ovarium)
Organ reproduksi ini berupa kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita
dan berjumlah dua buah. Fungsi ovarium adalah memproduksi sel telur
dan mengeluarkan hormon peptide dan steroid seperti progesteron dan
estrogen. Kedua hormon tersebut akan mempersiapkan dinding rahim
untuk implantasi telur yang telah dibuahi sel sperma.
1.1.3 Tuba Fallopi
Tuba fallopi adalah dua buah saluran halus yang menghubungkan
ovarium dengan rahim.
1.1.4 Leher rahim (serviks)
Leher rahim (serviks) adalah bagian dari anatomi organ reproduksi
wanita yang terletak di bawah rahim. Fungsi leher rahim (serviks)
adalah membantu perjalanan sperma dari vagina menuju rahim.
1.1.5 Vagina
Vagina adalah organ reproduksi wanita yang paling luar, berbentuk
tabung dan menjadi penghubung rahim ke bagian luar tubuh.
1.2 Fisiologi
1.2.1 Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang
menandai awal periode antepartum (Helen Varney, 2007).
1.2.2 Proses Kehamilan
a. Fertilasi
Bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah
ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu maka akan terjadi 3 fase
yaitu:
Tahap penembusan korona radiata. Dari 200-500 juta hanya 300-
500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona
radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
Penembusan zona pellusida, spermatozoa lain ternyata bisa
menempel di zona pelusida tetapi hanya satu terlihat mampu
menembus oosit.
Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma. Setelah menyatu
maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid
(44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru
(XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki).
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4
sel, 8 sel sampai dengan 16 sel yang disebut blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-
sel tersebut akan me mbelah membentuk morula (4 hari). Saat
morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida
setelah itu masuk kedalam ruang antar sel yang ada dimassa sel
dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista
(4-5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar
disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga
trofiblast bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi 5-6 hari)
dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi/Implantasi
Penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada
pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat
implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik
(2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini kelenjar rahim dan pembuluh
darah nadi menjadi berkelok-kelok. Jaringan ini mengandung
banyak cairan (Marjati dkk, 2010)
1.2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin dalam Kandungan
a. Bulan ke 0
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan
menempel pada hari ke 11.
b. Minggu ke 4 / Bulan ke 1
Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang
belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah
dan pencernaan juga sudah terbentuk.
c. Minggu ke 8 / Bulan ke 2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka
dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan
otot di bawah kulit yang tipis.
d. Minggu ke 12 / Bulan ke 3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang
kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada
USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku dan ginjal
mulai memproduksi urin.
e. Minggu ke 16 / Bulan ke 4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim
setengah atas simpisis pubis. Sistem muskuloskeletal sudah
matang. Sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuh darah
berkembang cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki
menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin luar
sudah mulai ditentukan jenisnya.
f. Minggu ke 20 / Bulan ke 5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim
setinggi pusat. Verniks melindungi tubuh, lanugo menutupi tubuh
dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata dan
rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan
menendang.
g. Minggu ke 24 / Bulan ke 6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di
atas pusat. Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem
pernafasan.
h. Minggu ke 28 / Bulan ke 7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim
antara pertengahan pusat (prosessus xifodeus). Janin bisa bernafas,
menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru.
Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga
bentuk saat lahir.
i. Minggu ke 32 / Bulan ke 8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua
pertiga di atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit.
Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit
berwarna merah dan bergerak aktif.
j. Minggu ke 36 / Bulan ke 9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi
prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak dan organ sudah sempurna.
k. Minggu ke 40 / Bulan ke 10
Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari
dibawah prosessus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (Pintu Atas
Panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak
ada lanugo.
2. Konsep ANC
2.1 Definisi
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2002)
2.4.6 Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama
dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia,
maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga
Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
2.4.7 Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab.) ( T7 )
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
2.4.8 Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
2.4.9 Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
2.4.10 Perawatan Payudara ( T10 )
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
2.4.11 Senam Hamil ( T11 )
2.4.12 Pemberian Obat Malaria ( T12 )
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada
bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan
hasil apusan darah yang positif.
2.4.13 Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang
Manusia.
2.4.14 Temu wicara / Konseling ( T14 )
2.6 Patway
Kehamilan
Prolaktin
Tonus otot meningkat meningkat Diafagma
Vesika
tertekan
urinaria
HCL menurun Sensitif tertekan
peristaltic menurun meningkat
Kapasitas VU
menurun Ekspansi
Mual, muntah Gangguan rasa paru
nyaman
Sekresi urin
Risiko Perubahan pola menurun Pola napas
Perubahan
nutrisi kurang defisit seksualitas tidak efektif
dari kebutuhan volume
cairan
Risiko
infeksi
Risti konstipasi
2.7 Komplikasi
Macam-macam komplikasi:
2.7.1 Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini
2.7.2 Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
2.7.3 Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik misalnya
komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran)
2.8 Prognosis
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan kehamilan dapat diambil
kesimpulan akhir tentang kehamilan yang dapat digolongkan kedalam :
2.8.1 Kehamilan resiko rendah dan dapat bersalin setempat atau lahir spontan.
2.8.2 Kehamilan resiko meragukan dan resiko tinggi sehingga perlu bersalin
di RS dengan fasilitas lengkap sehingga tercapai well born baby dan
well health mother
3.1.2.2 Palpasi
Tujuannya untuk mengetahui umur kehamilan, untuk
mengetahui bagian-bagian janin, untuk mengetahui letak janin,
janin tunggal atau tidak, sampai dimana bagian terdepan janin
masuk kedalam rongga panggul, adakah keseimbangan antara
ukuran kepala dan janin.
Dada : adanya benjolan pada payudara waspadai adanya
kanker payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai
diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar
pada usia 20 minggu.
Abdomen :
- Leopold 1 : untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU dan bagian yang teraba di fundus uteri. Pengukuran
tinggi fundus uteri :
Sebelum bulan 3 tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1-2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara syimphisis dan
pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
Tanda kepala: keras, bundar, melenting
Tanda bokong: lunak, kurang bundar, kurang
melenting.
- Leopold 2 : menentukan letak punggung janin pada letak
memanjang dan menentukan letak kepala pada letak
lintang.
- Leopold 3 : menentukan bagian terbawah janin dan apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum.
- Leopold 4 : seberapa jauh bagian terbawah masuk PAP.
Ekstremitas : adanya pitting oedem pada ekstremitas atas atau
bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga preeklampsi
dan diabetes mellitus.
3.1.2.3 Auskultasi
Tujuan menentukan hamil atau tidak, anak hidup atau mati,
membantu menentukan habitus, kedudukan punggung anak,
presentasi anak tunggal/kembar yaitu terdengar pada dua tempat
dengan perbedaan 10 detik.
Dada : adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya
asma atau TBC yang dapat memperberat kehamilan.
Abdomen : DJJ (-) normal 120-160x/menit, teratur dan
reguler.
3.1.2.4 Perkusi
Reflek patella negatif menandakan ibu kekurangan vitamin B1
3.1.2.5 Riwayat KB
Apakah selama ini ibu menggunakan KB, jika iya ibu
menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama,
keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah
melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini
karena faktor gagal KB atau tidak.
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi :
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini berguna untuk :
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
3.3 Perencanaan
Diagnosa 1 ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3.3.1 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nutrisi kurang dapat
teratasi
3.3.2 Kriteria hasil :
Nutritional status: Adequacy of nutrient
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Weight Control
3.3.3 Intervensi dan rasional
Intervensi Rasional
Kaji adanya alergi makanan Alergi terhadap makanan dapat
mempengaruhi diet yang diberikan
kepada pasien
Kolaborasi dengan ahli gizi Jumlah kalori dan nutrisi yang sesuai
untuk menentukan jumlah kalori dengan kebutuhkan pasien dapat
dan nutrisi yang dibutuhkan mengatasi kekurangan nutrisi yang
pasien dialami pasien
Yakinkan diet yang dimakan Konstipasi yang mungkin terjadi pada
mengandung tinggi serat untuk pasien dapat memperparah keadaan
mencegah konstipasi pasien.
Ajarkan pasien bagaimana catatan makanan harian dapat
membuat catatan makanan membantu pasien memantau diet
harian. yang sedang diterapkan.
Monitor adanya penurunan BB Penurunan BB yang ekstrim
dan gula darah merupakan salah satu ciri kekurangan
nutrisi
Monitor lingkungan selama Lingkungan yang tidak kondusif (bau,
makan kotor dan lain-lain) dapat
mempengaruhi nafsu makan pasien
Jadwalkan pengobatan dan Dapat mengganggu pasien saat makan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor turgor kulit Turgor yang baik menandakan nutrisi
pasien baik.
Monitor mual dan muntah Mual dan muntah dapat
mengakibatkan penurunan nafsu
makan yang akan berdampak pada
nutrisi pasien
Monitor pucat, kemerahan, dan pucat, kemerahan, dan kekeringan
kekeringan jaringan konjungtiva jaringan konjungtiva dapat dijadikan
tolak ukur keparahan kekurangan
nutrisi.
Monitor intake nuntrisi Menghitung kesesuaian antara
kebutuhan dan nutrisi yang sudah
didapat
Informasikan pada klien dan Pengetahuan pasien yang baik tentang
keluarga tentang manfaat nutrisi manfaat nutrisi dapat memotivasi
pasien untuk memperbaiki nutrisinya.
Kolaborasi dengan dokter Cara pemenuhan cairan dan nutrisi
tentang kebutuhan suplemen bagi pasien yang tidak dapat
makanan seperti NGT/ TPN memenuhi nutrisi peroral.
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
3.3.3 Intervensi :
No Aktivitas Kperawatan Rasional
1 Kaji pola aktivitas seksual pasangan Mengidentifikasi aktivitas
seksual selama kehamilan
2 Kaji dampak kehamilan terhadap Mengetahui perubahan
Seksualitas seksualitas selama
kehamilan
3 Anjurkan pilihan posisi koitus selama Menganjurkan pemilihan
kehamilan posisi yang nyaman dalam
seksualitas selam hamil yang
tidak mengganggu
kehamilan
4 Informasikan tindakan yang dapat Pada TM I kontraksi uterus
Meningkatkan kontraksi (stimulasi yang berlebihan dapat
puting susu, orgasme pd wanita, sperma) menyebabkan abortus
Daftar Pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
(………………………………) (………………………………)