PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membandingkan antara teori dan tinjauan kasus.
Pembahasan yang akan dilakukan sesuai dengan proses keperawatan yang meliputi
A. Pengkajian
Menurut Smeltzer dan Bare (2002:1448) penyakit gagal ginjal kronik disebabkan
atau agen toksik. Sedangkan menurut Nursalam & Fransisca (2008:47) Gagal
ginjal kronik (chronic renal failure) adalah kerusakan fungsi ginjal yang progesif,
yang berakhir fatal pada uremia (urea dan limbah nitrogen lainya yang beredar
dalam darah serta komlikasi lainya jika tidak dilakukan dialisis atau tranplantasi
ginjal).
Hasil pengkajian pada riwayat kesehatan lalu dan keluarga didapat bahwa Tn. D
juga mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 bulan yang lalu tetapi Tn. D
73
74
Dari tinjauan kasus dan landasan teori ditemukan kesamaan salah satu penyebab
gagal ginjal kronik dan tanda-tanda gagal ginjal kronik adalah hipertensi yang
tidak terkontrol. Hipertensi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
gagal ginjal dan penyakit gagal ginjal juga dapat menyebabkan hipertensi.
faktor lain seperti jenis penyakit ginjal lainnya karena mengaktifkan Renin
ginjal yang normal maka RAA sistem tidak teraktivasi (Smeltzer & Bare, 2002).
Menurut Doengoes (2000:626) pada pengkajian secara teoritis klien gagal ginjal
kronis akan didapat data sebagai berikut: Kelemahan otot, hipertensi, nadi kuat,
edema jaringan umum, dan pitting pada kaki, telapak, tangan. Disritmia jantung,
dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada klien yang
mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal. Ptekie, area ekimosis pada kulit.
75
Hasil dari tinjauan kasus yang muncul pada saat pengkajian yaitu klien
mengatakan kakinya edema atau bengkak 2 hari yang lalu, tekanan darah
150/100mmHg, nadi kuat, gelisah, mual, nyeri tekan ulu hati, nyeri ketuk pada
CVA, ureum: 220 mg/dl, kreatinin: 19,2 mg/dl, kulit pucat, konjungtiva anemis,
terjadi anemia (Hb: 6,0 gr/dl). Pengkajian pada tinjauan kasus ditemukan hasil
yang sama dengan landasan teori yaitu gagal ginjal (penurunan filtrasi
ketidakmampuan ekskresi cairan akibatnya cairan tertahan oleh tubuh. Dari hasil
( 140−31 ) × 55
´ mnt ❑1,73
LFG (ml ❑ ´ m2)=
72 ×19,2 mg/dl
5995
´ mnt ❑1,73
LFG (ml ❑ ´ m 2)=
1382,4
´ mnt ❑1,73
LFG ( ml ❑ ´ m2) =4,3
Hasil perhitungan LFG menunjukan nilai dibawah 15%. Pada keadaan ini klien
dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal dan akan terjadi gejala dan
replacement therapy) antara lain dialisis atau transpaltasi ginjal (Suwitra dalam
Sudoyo, 2007:570).
penurunan klirens substansi darah yang seharusnya diberikan oleh ginjal filtrasi
sehingga kadar BUN meningkatkan retensi urin dan natrium, ginjal tidak mampu
mengencerkan urin secara normal. Hipertensi terjadi akibat aktifasi akses renin
Edema disebabkan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus sehingga ginjal tidak
edema, pada pengkajian klien mengatakan kakinya bengkak dua hari yang lalu,
klien mendapat terapi pembatasan cairan, klien mendapat terapi purosamid, hasil
(HCO3). Asam dalam lambung naik dan mengiritasi lambung terjadi perdarahan
77
yaitu klien mengatakan mual, dan nyeri tekan pada ulu hati.
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk
Data dari tinjauan teori yang tidak muncul pada tinjauan kasus yaitu hipotensi
karena pada pasien gagal ginjal kronik terjadi retensi cairan dan natrium. Jadi
pada gagal ginjal untuk mengencerkan urine secara normal dan akibat dari renin-
Hasil yang diperoleh dari pengkajian pada tinjauan kasus tidak muncul data gatal
pada kulit. Gatal-gatal pada kulit dikarenakan adanya penumpukan kristal urea
yang mengikuti aliran darah pada kulit, gangguan status mental dikarenakan
peningkatan urea berlebih sehingga terjadi perubahan warna kulit (hitam) pada
Data-data dari hasil pengkajian pada tinjauan kasus tidak ditemukan adanya nyeri
kaki. Nyeri kaki terjadi akibat penurunan filtrasi glomerulus sehingga terjadi
peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar
kalsium menyebabkan sekresi parat hormon dari kelenjar paratiroid, pada gagal
ginjal kronis tidak ada respon secara normal terdapat peningkatan sekresi parat
karena retensi fosfat dan kadar kalium yang rendah dan metabolisme vitamin D
yang abnormal.
B. Diagnosa Keperawatan
berlebih dan retensi cairan, Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
produk sampah, dan prosedur dialisis, Gangguan harga diri berhubungan dengan
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
terpajan/meningat
berkurang dan umur sel darah merah akan memendek (Smaltzer & Bare,
substansi darah yang seharusnya diberikan oleh ginjal filtrasi glomerolus menurun
klirens kreatinin menurun, kadar kreatinin serum menurun sehingga kadar BUN
atau mengencerkan urin secara normal. Klien sering menahan natrium dan cairan,
80
Resiko perubahan nutrisi: kurang dari kebutuh-an tubuh karena klien muntah dan
dan diangkat resiko karena belum ada perubahan berat badan sampai saat ini
penulis berpendapat bahwa keluarga dan klien mempunyai peran yang sangat
penting dalam merawat dan menjaga pola makan klien saat klien menjalani rawat
jalan.
C. Intervensi Keperawatan
rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi masalah
Dalam menentukan tujuan hasil yang diharapkan harus mencakup hal yang
istirahat, rasa senang dan memiliki, kebutuhan untuk dihargai dan aktualisasi
diri). Penulis dalam membuat intervensi pada tinjauan kasus sesuai dengan
tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler dan warna kulit, pertahankan tirah baring,
catat keluhan rasa dingin, pasang akses vaskuler (infus) dan beri tambahan sel
darah merah sesuai indikasi, awasi ketat untuk komplikasi transfusi, kolaborasi
tanda-tanda vital, kaji status cairan tubuh seperti: (kulit, area edemadan derajat
edema) catat intake dan output cairan klien, hitung balance cairan /24jam,
timbang berat badan setiap hari, anjurkan klien untuk membatasi intake cairan,
Rencana asuhan keperawatan untuk diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat adalah kaji catat pemasukan oral,
timbang berat badan setiap hari, anjurkan makan sedikit tapi sering, anjurkan
makan selagi hangat, berikan diit tinggi kalori rendah protein, kolaborasi dengan
Rencana tindakan yang dibuat untuk diagnosa keperawatan ke empat yaitu kurang
yaitu kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga, berikan pengetahuan tentang
penyakit klien (gagal ginjal kronik), berikan penkes tentang gagal ginjal kronik
D. Implementasi
dibuat pada laporan kasus harus sesuai dengan tinjauan teori. Dalam melakukan
terjadinya kelelahan, memasang akses vaskuler dan memberi tambahan sel darah
merah golongan darah O, Packet Red Cel, sebanyak 3 kantong dalam upaya
peningkatan Hb.
cairan agar menegetahui kebutuhan cairan klien per harinya, menimbang berat
sedikit, pada fase oliguri obat ini berkerja untuk melebarkan lumen tubular dari
dengan intake yang tidak adekuat adalah mengkaji catat pemasukan oral,
menimbang berat badan setiap hari untuk mengetahui perkembangan berat badan
klien, anjurkan makan sedikit tapi sering, anjurkan makan selagi hangat untuk
mengurangi mual, berikan diit tinggi kalori rendah protein untuk menambah
energi dan menaikan hb, kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian ranitidin
25 mg/iv/12 jam karena klien mual dan harus diberikan anti mual.
tingkat pengetahuan klien dan keluarga untuk mengetahui sejauh mana keluarga
tentang penyakit klien (gagal ginjal kronik), berikan penkes tentang gagal ginjal
kronik dan persiapan hemodialisa hal ini untuk menghindari keluarga salah
memberikan diit saat klien berobat jalan, karena klien dengan gagal ginjal kronik
E. Evaluasi
diagnosa keperawatan pada Tn. D dengan gagal ginjal kronik adalah gangguan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan kadar Hb pada hari kedua
belum teratasi dengan hasil klien mengatakan nafasnya sesak, klien mengatakan
85
kulit pucat, CRT 3 detik, Hb tanggal 21 mei 2015 8,5 gr/dl. Pada kelebihan
ketiga belum teratasi dengan hasil, klien mengatakan minun 3-4 gelas/hari (500
cc), klien mengatakan BAK 3-4×/har tetapi jumlahnya sedikiti,kadar ureum pada
tanggal 21 mei 2015 adalah 188 mg/dl, kreatinin 17,2 mg/dl, balance cairan +120
cc, kulit pucat. Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh juga belum teratasi
karena klien masih mengeluh lemas, klien tidak nafsu makan, klien mengatakan
mual, klien makan hanya 2-3 sendok dari porsi yang diberikan RS, klien juga