OLEH :
19129220
19 BB 04
DOSEN PEMBIMBING :
2020
1. Sejarah Singkat Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Pada kawasan ini dahulunya pernah menjadi ibu kota dan pusat
pemerintahan kerajaan Melayu. Ibu kota Kabupaten Dharmasraya adalah Pulau
Punjung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2003,
dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Dharmasraya
dikenal juga dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo.
Kabupaten Dharmasraya adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang
berada di persimpangan jalur lintas Sumatera yang menghubungkan antara Padang,
Pekanbaru hingga Jambi. Terletak di ujung tenggara Sumatera Barat antara 00 47’ 7”
LS – 10 41’56” LS & 10109’ 21” BT-1010 54’ 27” BT. Kondisi dan topografi
Kabupaten Dharmasraya mayoritas merupakan lahan datar dengan ketinggian dari 82
meter sampai 1.525 meter dari permukaan laut. Sebelah utara Kabupaten
Dharmasraya berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan Provinsi Riau, sebelah
selatan dan di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jambi sedangkan di sebelah
Barat dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan.
Dharmasraya merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi
Sumatera Barat, yang juga merupakan Kabupaten paling muda di Provinsi Sumatera
Barat.
2) Aerophone
Aerophone= angin atau udara (dapat membawakan melodis lagu). Alat music
ini dimainkan dengan cara di tiup.
Aerophone merupakan alat musik dimana sumber bunyinya berasal dari udara
yang bergetar dengan cara ditiup atau dipompa. Contoh : flute, seruling, rekorder,
tuba, melodeon, clarinet, saksophone dan horn yang cara memainkannya dengan
ditiup. Akordion dengan dipompa.
Di Dharmasraya alat musik Aerophone yang berkembang adalah Saluang
(Seruling). Saluang ini biasa digunakan oleh masyarakat Dharmasraya sebagai
alat musik pengiring Randai. Ketika Randai berlangsung biasanya diiringi dengan
saluang.
Alat musik Saluang ini terbuat dari bambu tipis dan dimainkan dengan cara di
tiup. Alat musik Saluang ini masih digunakan oleh masyarakat Dharmasraya
sampai sekarang.
Alat Musik Saluang (Seruling)
3) Membanophone
Membanophone= kulit/selaput lender (dapat membawakan music ritmis).
Membanophobe merupakan alat musik dimana sumber bunyinya bersumber pada
getaran pada selaput tipis yang terbuat dari kulit atau plastik yang berbunyi
dengan cara dipukul.
Contoh : tamborin, rebana, bedug, drum set, ketipung, bongo, konga, tympani,
dan gendang untuk imajinatif anak.
Di Dharmasraya alat musik Membanophone yang berkembang adalah canang
(talempong pacik), talempong duduak, gondang tabuah (gendang) dan
rabana (rebana)
a. Alat Musik Canang (Talempong Pacik)
Di Dharmasraya alat musik Canang (Talempong Pacik) ini sangat
terkenal dan sering digunakan. Canang ini digunakan untuk berarak marapulai
di acara perkawinan dan juga diiringi dengan Oguang (Gong Kecil). Alat
musik Canang ini dimainkan dengan cara dipukul. Canang terbuat dari
kuningan, tetapi ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong
dari jenis kuningan banyak digunakan.
b. Alat Musik Talempong Duduak
Di Dharmasraya alat musik Talempong Duduak digunakan saat acara
adat, pernikahan ataupun jamuan terhadap tamu pejabat-pejabat pemerintah.
Talempong dapat terbuat dari kuningan, tetapi ada pula yang terbuat
dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan banyak digunakan.
Satu set alat musik talempong duduak biasanya terdiri dari 8 sampai 16
talempong dan masing-masing set nya dimainkan oleh satu orang pemain.
Bentuk pertunjukan talempong duduak biasanya di gabungkan dengan
beberapa isntrument modern seperti gitar elektrik, sexophone, drum dan juga
alat musik tradisional minangkabau lainnya.
Talempong duduak dalam masyarakat Kabupaten Dharmasraya
dahulunya merupakan salah satu bagian dari kesatuan sistim budaya
masyarakat. Talempong Duduak selalu digunakan masyarakat dalam berbagai
acara-acara penting seperti: acara perhelatan pimpinan suku, pengiring randai,
musik pengiring tari, perhelatan perkawinan dan acara adat lainnya. Hampir
pada seluruh kegiatan penting di daerah Dharmasraya kesenian tradisional
talempong duduak selalu di hadirkan.
Namun seiring berkembangnya gaya hidup dan pemahaman
masyarakat Dharmasraya terhadap kebudayaan khususnya seni hiburan, maka
keberadaan talempong duduak telah tergantikan oleh kesenian yang lebih
praktis di antaranya seperti : orgen tunggal, musik gamad, dan kesenian
modern lainnya.
Hal ini disebabkan oleh apresiasi masyarakat dan didorong pengaruh
teknologi yang datang dari luar (eksternal) serta gejala yang datang dari dalam
(internal). Pengaruh yang datang dari luar melalui kontak budaya antar bangsa
dan canggihnya ilmu telekomunikasi pada saat sekarang ini, sedangkan dari
dalam akibat tidak adanya minat dari generasi muda untuk mewarisi kesenian
tradisional tersebut. Karena selama ini terasa bahwa talempong duduak hanya
milik dari generasi tua. Masyarakat Dharmasraya menganggap kesenian yang
baru lebih meriah dibandingkan dengan kesenian tradisi yang dianggap
monoton.
Alat Musik Talempong Duduak
Alvionita, Shelvy, dkk. 2020. Perkembangan Musik Talempong Duduak di Sanggar Seni
Puti Tungga Kabupaten Dharmasraya. https://ejournal.unp.ac.id
Djelantik. 1990. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Sekolah Tinggi Seni Indonesia. Denpasar:
Bali.