Anda di halaman 1dari 3

OPINI

“MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE AND SOCIAL CONTROL


DALAM MENYIKAPI KEBIJAKAN PUBLIK”

Nama : Noval Tauhid Hidayatullah


NIM : 1913091005

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
2020
KEBIJAKAN YANG TIDAK PERLU DI MASA PANDEMI
Noval Tauhid Hidayatullah
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Biologi dan Perikanan Kelautan

Di masa pandemi COVID-19 yang akan terus mewabah di Indonesia, memang


menjadi keprihatinan seluruh elemen bangsa Indonesia. Kepedulian terhadap wabah
ini sangat tinggi dengan memperhatikan protocol kesehatan yang dirilis oleh
Kementerian Kesehatan, dan Presiden Jokowi juga menjadi arahan yang sanagt
dibutuhkan di maa seperti ini, beragam kebijakan telah diputuskan sampai saat, mulai
dari lockdown, social distancing hingga PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Presiden tidak ingin terus-menerus seperti ini, selama hampir 4 bulan dipaksa untuk
bekerja dari rumah, ibadah dari rumah dan beberapa sector perekonomian mengalami
penurunan, memang benar tidak selamanya bantuan terus ada. Hampir seluruh lapisan
masyarakat membutuhkan bantuan seperti ini, akan tetapi Indonesia selama 4 bulan
tidak ada pemasukan, ini sangat penting juga dengan perekonomian, sektor pariwisata
ditutup membuat turis mancanegara tidak berkunjung ke Indonesia, sehingga devisa
Negara juga terkena dampaknya.
Di balik penderitaan warga Negara seperti ini, ada saja kebijakan-kebijakan yang
dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat di tengah wabah COVID-19 melanda
Indonesia pasalnya kebijakan tersebut tidak ada hubungannya dengan upaya
pencegahan pandemi. Disaat rakyat sengsara dengan kondisi ini, mereka wakil rakyat
membuat kebijakan yang sangat tidak berpengaruh dan justru membuat bangsa
Indonesia morat-marit, kebijakan-kebijakan seperti ini sebaiknya dihentikan.
Mahasiswa perlu mengkritik terhadap kebijakan tersebut, mahasiswa sebagai
control social di dalam masyarakat, yang menyuarakan kritikan-kritikan tetapi wajib
diingat kita ini sebagai mahasiswa yang memiliki penalaran ilmiah, harus dengan
pemikiran yang jernih, jangan asal gegabah dan hanya terpancing dengan isu-isu yang
belum tentu benar kejelasannya. Mahasiswa boleh memanas tetapi musyarawarah
mufakat yang paling penting, tidak perlu lagi aksi turun ke jalan, hanya ikut-ikutan
oleh pihak-pihak apalagi dengan bayaran-bayaran untuk demo. Tindakan seperti
justru membuat malu mahasiswa Indonesia.
Mahasiswa juga harus dapat mengkaji dari setiap kebijakan-kebijakan yang
dibahas oleh pemerintah, menurut saya sendiri dengan mahasiswa, membuat para
warga tersampaikan segala jenis aspirasi. Untuk itu sebagai agen perubahan, jangan
hanya sekadar menyuarakan apa-apa yang telah diputuskan pemerintah, akan tetapi
mari untuk berpikir lebih kritis dengan dilandasi bukti-bukti ilmiah, tidak sekadar
untuk aksi di jalan-jalan yang tidak ada manfaatnya, sebaiknya dengan audiensi-
audiensi secara mendalam dengan pihak-pihak pembuat kebijakan justru itu akan
menjadi lebih jelas, sehingga kebijakan-kebijakan ini dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia, mari kita kawal kebijakan-kebijakan pemerintah, jangan sampai kebijakan
ini membuat sengsara masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai