Anda di halaman 1dari 31

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Lansia Post Operasi Kanker Serviks

(Reproduksi dan Seksualitas)

Disusun Oleh :
Vicky Valery Roesman
Nurwanti mokoginta
Ahmad Gery mokoagow
Cicit Thalia mamonto
Hasnani sirua
Roamina mamonto

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
STIKES GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER SERVIKS

KONSEP MEDIS
A. Definisi
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (Manuaba, 2010).
Kanker serviks merupakan karsinoma yang primer berasal dari serviks
atau kanalis servikalis dan atau porsio (Cunningham, 2010).
Menurut Diana, Rama (2009), kanker serviks merupakan tumor ganas
yang tumbuh didalan leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.

B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara
pasti tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh pada
terjadinya kanker serviks antara lain :
1. Human Papiloma Virus (HPV)
Merupakan penyebab kutil genitalis atau kondiloma akuminata yang
ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan varian yang
berbahaya yaitu HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.
2. Merokok
Kandungan tembakau pada rokok akan merusak sistem kekebalan dan
mempengaruhi tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini dibawah 18 tahun
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Pernah menikah dengan penderita kanker serviks
6. Pemakaian Dietilstilbestrol (DES)
Biasanya banyak digunakan pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan tahun 1940-1970).
7. Pemaikaian pil KB
8. Gangguan sistem kekebalan tubuh
9. Infeksi Herpes genitalis atau infeksi Klamidia menahun
10. Golongan ekonomi rendah, karena ketidakmampuan melakukan
papsmear secara rutin.

C. Epidemiologi
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35- 55 tahun, 90% dari
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10%
sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal
yang menuju kedalam rahim (Nurarif & Hardhi, 2015).

D. Klasifikasi
Tahapan atau stadium kanker menurut FIGO (2000) dalam Nurarif & Hardhi (2015):

Stadium Keterangan

Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel

Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran


ke korpus uteri diabaikan)

Stadium I A Invasi kanker ke stroma hanya bisa didiagnosis


secara mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat
secara makroskopik walau dengan invasi yang
superficial dikelompokkan pada stadium I B

Stadium I A 1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih


3,0 mm dan lebar horizontal lesi tidak lebih 7
mm

Stadium I A 2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang


dari 5 mm dan perluasan horizontal tidak lebih 7
mm

Stadium I B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau


secara mikroskopiklesi lebih luas stadium I A 2

Stadium I B 1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari


dimensi terbesar

Stadium I B 2 Lesi tampak > 4 cm dari diameter terbesar

Stadium II Tumor menginvasi diluar uterus, tapi belum


mengenai dinding panggul/ sepertiga distal/
bawah vagina

Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium

Stadium II B Menginvasi parametrium

Stadium III Tumor meluas ke dinding panggul dan/


mengenai sepertiga bawah vagina dan/
menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal

Stadium III A Tumor meluas ke sepertiga bawah vagina dan


tidak invasi ke parametrium tidak sampai ke
dinding panggul

Stadium III B Tumor meluas ke dinding panggul dan/


menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal

Stadium IV Tumor meluas keluar dari organ reproduksi

Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih


atau rektum dan/ keluar dari rongga panggul
minor

Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif, invasi


stroma dengan kedalaman 3 mm/ kurang dari
membran basalis epitel tanpa invasi kerongga
pembuluh limfe/darah/melekat dengan lesi
kanker serviks

E. Manifestasi Klinis
Tanda –tanda dini kanker seviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala,
akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan beberapa gejala antara
lain (Sastrawinata, 2005) :
1. Keputihan yang makin lama makin bau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-880%)
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam

Menurut Sarwono (2010) pada tahap lanjut keluhan berupa :


1. Cairan pervaginam yang berbau busuk
2. Nyeri panggul
3. Nyeri pinggang dan pinggul
4. Sering berkemih
5. Buang air besar atau air kecil sakit
6. Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral,
obstruksi ureter)
7. Anemi akibat perdarahan berulang
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf

F. Patofisiologi
Adanya faktor penyebab terjadinya kanker serviks akan menyebabkan
munculnya lesi pre invasif yang berkembang melalui stadium displasia,
adanya mutasi genetik pengendali sel kanker (onkogen, tumor supresor,
repair genes) yang memperantari timbulnya transformasi maligna. Lesi pre
invasif akan mengalami regresi secara spontan sebanyak 3-35%, bentuk
ringan memiliki angka regresi yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari
displasia menjadi karsinoma in situ (KIS) berkisar 1-7 tahun, sedangkan
dari KIS berubah menjadi invasif sekitar 3-20 tahun. proses
berkembangnya kanker serviks berlangsung lambat diawali dengan
perubahan displasia perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini akan
muncul apabila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya
akibat trauma mekanik,/ kimiawi, infeksi virus/bakteri, atau gangguan
keseimbangan hormon. Sekitar 7-10 tahun perkembangan tersebut menjadi
bentuk preinvasif menjadi invasif pada stroma serviks dengan keganasan.
Perluasan lesi di serviks menimbulkan luka, pertumbuhan eksofitik, atau
dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks dapat meluas juga ke forniks, jaringan
pada serviks, parametria, akhirnya dapat menginvasi rektum atau kandung
kemih.virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal
zona transformasi dibantu oleh faktor resiko lain menyebabkan perubahan
gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap dan
kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga menjadi
keganasan (Manuaba, 2010).
G. Pathways
J. Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan intervensi pembedahan antara lain :
1. Fistula uretra
2. Disfungsi kandung kemih
3. Emboli pulmonal
4. Infeksi pelvis
5. Obstruksi usus besar
6. Fistula rektovaginal

Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi yaitu :


1. Reaksi kulit
2. Sistitis radiasi
3. Enteritis

Komplikasi yang berkaitan dengan kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang, mual, muntah
karena penggunaan kemoterapi yang mengandung siplatin.

(Sofian, 2012)
K. Pencegahan
1. Perubahan pola diet atau makan banyak sayur dan buah yang mengandung antioksidan
dan mencegah kanker misal alpukat, brokoli, kol, wortel, anggur, jeruk, tomat.
2. Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks, diberikan untuk wanita yang belum
terinfeksi HPV resiko tinggi (16 dan 18).
3. Melakukan pap smear
(Manuaba, 2010)
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Keluhan utama : nyeri intraservikal disertai keputihan menyerupai air, berbau bahkan
bisa terjadi perdarahan
2. Riwayat penyakit dahulu : riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas,
riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit kanker.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : pasien tampak kelelahan, kurus, sering mual, kulit pucat karena anemia,
meringis menahan sakit, mata cekung
b. Palpasi : nyeri pada abdomen dan punggung bawah
B. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kanker serviks)
2. Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
C. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kanker serviks)
NOC : Pain Level, Pain Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diaharapkan masalah nyeri akut dapat teratasi
sesuai dengan kriteria hasil.
Kriteria hasil : Mampu mengontrol nyeri
Mampu menggunakan teknik non farmakologis
Mengungkapkan bahwa nyeri berkurang
NIC : Pain Management
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Observasi reaksi non verbal
c. Gunakan pendekatan terapeutik
d. Ajarkan teknik management nyeri (napas dalam)
e. Tingkatkan istirahat
f. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat analgetik
2. Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit
NOC : Sexuality Pattern, Ineffective
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah disfungsi seksual dapat
teratasi sesuai dengan kriteria hasil.
Kriteria hasil : Penerimaan identitas seksual pribadi
Mampu beradaptasi dengan ketidakmampuan fisik
Kontrol resiko penyakit menular seksual (PMS)
NIC : Sexual Counseling
a. Membangun hubungan saling percaya
b. Menginformasikan tentang fungsi seksual
c. Diskusikan efek dari suatu penyakit
d. Diskusikan tingkat pengetahuan pasien tentang seksualitas
e. Kolaborasi dengan keluarga atau pasangan tentang konseling seksual
3. Ansietas berhubungan dengan perubahn status kesehatan
NOC : Anxiety Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah kecemasan dapat teratasi
sesuai dengan kriteria hasil.
Kriteria hasil :
NIC : Anxiety Control
a. Kaji tingkat nyeri
b. Observasi reaksi non verbal
c. Dengarkan apa yang dirasakan pasien dengan penuh perhatian
d. Ajarkan teknik relaksasi (genggam jari)
e. Anjurkan meningkatkan istirahat
f. Anjurkan keluarga selalu menemai pasiean
g. Kolaborasi dengan dokter
1. Data Umum
a. Nama keluarga (KK) : Bapak K (60 tahun)
b. Alamat dan telepon : Jalan Pemuda No. 53 Depok
c. Pendidikan kepala keluarga : S1
d. Pekerjaan kepala keluarga : Pedagang
e. Komposisi keluarga

Jenis Hub. dgn


No Nama TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin KK
1. Kakek S Laki-Laki Bapak
2. Nenek D Perempuan Ibu
3. Ibu K Perempuan Istri 64 th SMA Ibu rumah
tangga
Ibu rumah
4. Nyonya T Perempuan Adik 58 th SMA
tangga
Dosen
5. Anak S Laki-Laki Anak 35 th S1
Musisi
6. Anak L Laki-Laki Anak 30 th S1
Penyanyi
7. Anak B Laki-Laki Anak 22 th S1
Penyanyi
8. Anak C Laki-Laki Anak 22 th S1

Genogram

Kakek S Nenek D

64 th
60t 58
Ibu K Ny T
h th

Bp K

35 th 30 th 22 th 22 th

Anak S Anak L Anak B Anak C


Keterangan

a. Tipe keluarga

Tipe keluarga ini yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang hidup
bersama dalam satu rumah. Ibu K tinggal bersama suaminya (Bapak K) dan dua orang
anaknya yang sudah dewasa namun belum menikah (Anak B dan Anak C).

b. Suku

Keluarga Bapak K berasal dari suku Jawa. Keluarga juga memiliki kebiasaan makan
bersama dan selalu menunggu anggota kelurga yang lain lengkap untuk makan bersama.

c. Agama

Kepercayaan yang dianut keluarga Bapak K adalah Islam, sehingga nilai-nilai yang
diyakini dalam keluarga ini adalah nilai-nilai Islam. Bapak K dan Ibu K sering datang ke
acara pengajian dan keluarga rajin sholat. Ibu K selalu merasa bersyukur kepada Allah atas
nikmat yang diberikan kepadanya.

d. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga ini berasal dari penghasilan Bapak K sebagai seorang pedagang,
penghasilannya selama 1 bulan biasanya cukup untuk membiayai kehidupannya bersama
Ibu K. Setiap bulannya, penghasilan ini ditambah oleh penghasilan kedua anaknya yang
sudah bekerja.

e. Aktivitas rekreasi keluarga

Setiap satu kali dalam enam bulan keluarga terbiasa berekreasi ke suatu tempat yang tidak
jauh. Kegiatan mengobrol, berkumpul, dan menonton TV bersama tidak terlalu sering
dilakukan karena anaknya yang sibuk bekerja, namun Bapak K dan Ibu K sering
melakukannya setiap hari.

1. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa, hal ini
ditandai keluarga memiliki dua anak dewasa yang belum menikah yaitu anak B dan Anak
C. Keluarga juga berada dalam tahap perkembangan yang mulai melepas anaknya untuk
keluar rumah karena dua anak pertamanya yaitu anak S dan anak L sudah menikah dan
bekerja namun tidak tinggal bersama Bapak K dan Ibu K. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap keluarga dengan anak usia dewasa yaitu keluarga mulai meningkatkan
fleksibilitas kepada anaknya atau dengan kata lain mulai memberikan otonomi kepada
anaknya. Pada tahap ini, keluarga juga mulai mempersiapkan anaknya untuk keluar rumah
sebagai anggota masyarakat. Pada tahap tahap perkembangan yang mulai melepas anaknya
untuk keluar rumah, tugas perkembangannya yaitu terjadi penataan kembali peran orang
tua dalam keluarga. Pada tahap ini juga terjadi perkembangan hubungan orang tua dan
anaknya sebagai individu yang sama-sama dewasa. Keluarga juga mulai menerima
menantu dan peran sebagai kakek atau nenek.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

c. Riwayat keluarga inti

d. Riwayat keluarga sebelumnya

2. Lingkungan

a. Karakteristik rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas komplek perumahan

c. Mobilitas geografis keluarga

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e. Sistem pendukung keluarga

3. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Semua anggota keluarga saling berkomunikasi dengan baik. Walaupun kedua anaknya
sibuk tetapi mereka selalu menyempatkan waktunya untuk merawat orang tuanya. Mereka
semua saling menyayangi dan jarang terjadi percekcokan.

b. Struktur kekuatan keluarga

Pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah Bapak K. Jika ada masalah keluarga,
dibicarakan Bapak K dan Ibu K akan berdiskusi untuk mencari jalan keluarnya. Kedua
anaknya juga dapat memberi pendapat atas masalah tersebut.
c. Struktur peran

Bapak K berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah untuk membiayai kebutuhan
keluarga. Kedua anaknya juga sedang mencari nafkah untuk membiayai kebutuhan
keluarga. Ibu K berperan sebagai pengatur rumah tangga dan mengurus anak-anaknya.

d. Nilai dan norma budaya

Nilai dan norma budaya keluarga ini sesuai dengan nilai dari suku dan agama yang mereka
anut yaitu Islam. Keluarga tidak pernah melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum dan
norma yang berlaku, kedua anaknya merupakan anak yang baik dan penurut.

4. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga dapat dikatakan sangat rukun dan saling menyayangi satu sama lain. Mereka
melewati masalah bersama.

b. Fungsi sosialisasi

Bapak K sering bersosialisasi dengan tetangga karena ia membuka warung di rumahnya.


Kadang Ibu K juga membantu melayani pembeli sehingga akrab dengan tetangga.
Sedangkan kedua anaknya agak jarang mengorbrol dengan tetangga, namun saat bertemu
mereka akan saling bertukar sapa.

c. Fungsi perawatan keluarga

Keluarga menggunakan layanan kesehatan ketika ada anggota keluarga yang sakit.
Keluarga memeriksaan keadaan ibu K yang kanker serviks dan menjalani operasi di rumah
sakit.

5. Stres dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek

Bapak A memiliki beban pikiran yaitu, pekerjaan dirinya sebagai pedagang yang
penghasilannya tiap bulan berbeda harus selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
b. Stressor jangka panjang

Ibu K menjalani operasi akibat kanker serviks satu bulan yang lalu. Keduanya merasa ini
adalah fase akhir dari kehidupan mereka.

c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

d. Strategi koping yang digunakan

Bapak K dan Ibu K mendiskusikan masalah yang dihadapi bersama. Mereka berdua
meningkatkan ibadah kepada Allah dan Ibu K mensyukuri bahwa walaupun rahimnya telah
diangkat tetapi masih diberikan kesehatan dan mampu memberi empat orang anak untuk
suaminya. Demikian pula bapak K yang tidak mempermasalahkan kondisi istrinya yang
rahimnya sudah diangkat.

e. Strategi adaptasi disfungsional

6. Harapan Keluarga

Dengan kondisi saat ini, bapak K hanya ingin bersama istrinya di hari tua sekarang. Suka dan
duka telah mereka lewati bersama. Ibu K dan bapak K juga ingin agar kedua anaknya cepat
menikah.

7. Pemeriksaan fisik
Head to Toe.
Renpra Keluarga Pada Lansia Post Operasi Kanker Serviks
A. Analisis Data

Data Masalah Keperawatan


DO : Nenek K dan Bapak K mersakan bahwa Kesiapan untuk meningkatkan religiositas
ini adalah fase trakhir dalam kehidupan
mereka, suka duka kehidupan sudah mereka
lewati bersama. Mereka berdua tinggal
meningkatkan ibadah kepada Alloh.
DS : -
DS : Nenek K bersyukur walaupun Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri
rahimnya diangkat tapi saat ini masih
diberikan kesehatan, telah mampu
memberikan 4 anak buat suaminya dan masih
bisa tetap berada disamping suaminya.
DO :-
1. Dx : Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri pada nenek K.

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah: 3/3x 3 3 Nenek K mengatakan
Aktual (3), Resiko tinggi (2), bersyukur walaupun
Potensial (1) rahimnya diangkat tapi saat
ini masih diberikan
kesehatan.
2. Kemungkinan diubah: 1/2 x 1 1/2 Bapak K tidak
Mudah (2), Sebagian (1), Tidak Mempermasalahkan kondisi
dapat(0) istrinya yang sudah diangkat
rahimnya,

Bapak K hanya ingin bersama


istrinya dihari tua sekarang.

3. Kemungkinan dicegah: 2/3 x 1 2/3 Saat ini keduamya mersakan


Tinggi (3), Cukup (2), Rendah banhwa ini adalah fase trakhir
(1) dalam kehidupan mereka,
suka duka kehidupan sudah
mereka lewati bersama
4. Menonjolnya masalah: 2/2 x 0 0 Satu bulan yang lalu Ibu K
Segera (2), Tidak perlu (1), baru saja dioperasi karena
Tidak dirasakan (0) adamya kaker leher rahim.
Ibu K bersyukur walaupun
rahimnya diangkat tapi saat
ini masih diberikan
kesehatan, telah mampu
memberikan 4 anak buat
suaminya dan masih bisa
tetap berada disamping
suaminya.
Total Skor 3 7/6
1. Dx : Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri nenek K
Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Kesiapan untuk Setelah dilakukan Setelah dilakukan
meningkatkan konsep tindakan keperawatan tindakan keperawatan
diri Nenek K selama 6 minggu selama 2x45 menit,
diharapkan nenek K keluarga mengenali
dapat meningkatkan konsep diri nenek K
konsep dirinya
Keluarga mampu Kognitif Konsep diri adalah  Diskusikan dengan
menjelaskan pengertian pengetahuan seseorang keluarga tentang
konsep diri. tentang dirinya pengertian konsep diri.
(Wigfield & Karpathian  Beri kesempatan kepada
1991 dalam Potter & keluarga untuk
Perry, 2005) menanyakan kembali hal-
hal yang kurang dipahami.
 Motivasi keluarga untuk
mengulangi kembali
penjelasan yang diberikan.
 Berikan penguatan yang
positif dengan cara memuji
Keluarga mempu Kognitif Mampu menyebutkan  Diskusikan dengan
menjelaskan minimal 3 komponen keluarga tentang hal-hal
komponen-komponen konsep diri : Yaitu ada yang mempengaruhi
konsep diri identitas diri, citra konsep diri.
tubuh, harga diri.  Beri kesempatan kepada
keluarga untuk
menanyakan kembali hal-
hal yang kurang
dipahami.
 Motivasi keluarga untuk
mengulangi kembali
penjelasan yang
diberikan.
 Berikan penguatan yang
positif dengan cara
memuji.
Keluarga mempu Kognitif Hal-hal yang  Diskusikan bersama
menjelaskan hal-hal mempengaruhi keluarga hal-hal yang
yang mempengaruhi komponen konsep diri : mempengaruhi konsep
komponen konsep diri diri.
 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk
menanyakan kembali hal-
hal yang kurang
dipahami.
 Motivasi keluarga untuk
mengulangi kembali
penjelasan yang
diberikan.
 Berikan penguatan yang
positif dengan cara
memuji.
Keluarga mampu Kognitif Gangguan konsep diri  Diskusikan bersama
menjelaskan gangguan antara laian:Gangguan keluargaapa saja
konsep diri. citra tubuh, harga diri gannguan konsep diri.
rendah,  Beri kesempatan kepada
ketidakberdayaan. keluarga untuk
menanyakan kembali hal-
hal yang kurang
dipahami.
 Motivasi keluarga untuk
mengulangi kembali
penjelasan yang diberikan
 Berikan penguatan yang
positif dengan cara
memuji.
Setelah dilakukan Afektif Keluarga secara verbal  Tanyakan kepada
tindakan keperawatan mengatakan akan keluarga keinginan untuk
selama 1x45 menit membantu klien membantu anggota
keluarga mampu mengantisipasi keluarga untuk
mengambil keputusan perubahan meningkatkan koksep
yang tepat terkait perkembangan dan diri.
peningkatan konsep perubahan situasional  Fasilitasi keluarga dalam
diri. yang dapat membuat keputusan
mempengaruhi performa terkait cara untuk
peran dan harga diri. meningkatkan konsep
diri.
 Motivasi keluarga untuk
membantu anggota
keluarga dalam upaya
meningkatkan konsep
diri.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x60 menit,
keluarga mampu
meningkatkan konsep
diri pada nenek K
dengan cara:
Keluarga mampu Psikomotor Cara meningkatkan  Mengajarkan kepada
melakukan diskusi kepercayaan diri: keluarga cara untuk
untuk melatih perilaku  Menyebutkan meningkatkan konsep diri.
anggota keluarga untuk hal-hal positif  Beri kesempatan kepada
meningkatkan yang dimiliki. keluarga untuk
kepercayaan diri  Menyebutkan menanyakan kembali hal-
keberhasilan- hal yang kurang dipahami.
keberhasilan  Motivasi keluarga untuk
yang pernah mengulangi kembali
dicapai. penjelasan yang diberikan.
 Menyuruh klien  Berikan penguatan yang
untuk posisi dengan cara
mengungkapkan memuji.
bagian-bagian
tubuhnya yang
disukai.
Keluarga mampu Psikomotor  Mengajarkan  Diskusikan dengan
mengajarkan klien untuk keluarga tentang perilaku
keterampilan perilaku bermain peran. positif melalui bermain
positif melalui bermain Bermain peran peran.
peran membuat klien  Berikan penguatan yang
akan lebih positif dengan cara
merasa dirinya memuji.
sebagai peran
yang sekarang
sedang dilakoni
dalam kehidupan
nyata.
A. Analisis Data

Data Masalah Keperawatan


DO: Klien tinggal bersama anaknya yang Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan
sudah dewasa namun belum menikah tentang dampak pengangkatan kanker rahim
pada keluarga Ibu K

DO: Klien dan suaminya ingin meningkatkan Kesiapan untuk meningkatkan religiositas Ibu
ibadah kpada Allah. K dan bpk. K
Klien tetap bersyukur masih diberi kesehatan
dan telah memberikan 4 anak kepada
suaminya
DS: suami klien mengatakan tidak
mempermasalahkan tentang kondisi klien yang
sudah diangkat rahimnya, dia hanya ingin
bersama dengan klien

2. Dx : Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan tentang dampak pengangkatan kanker rahim


pada keluarga Ibu K

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah: 3/3x 1 1 Aktual
Aktual (3), Resiko tinggi (2),
Potensial (1)

2. Kemungkinan diubah: 2/2 x 2 2 Sumber daya keluarga kurang


Mudah (2), Sebagian (1), Tidak mendukung terhadap
dapat(0) peningkatan kesehatan Ibu K

3. Kemungkinan dicegah: 2/3 x 2 2/3 Masalah yang terjadi dapat


Tinggi (3), Cukup (2), Rendah diterima oleh Ibu K hanya
(1) system pendukung yang
kurang berperan
4. Menonjolnya masalah: 2/2 x 0 0 System pendukung dari
Segera (2), Tidak perlu (1), keluarga sangat berperan
Tidak dirasakan (0) dalam peningkatan kesehatan
Ibu K
Total Skor 3 2/3
8. Kesiapan untuk meningkatkan religiositas Ibu K dan bpk. K

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah: 1/3x 1 1/3 Potensial
Aktual (3), Resiko tinggi (2),
Potensial (1)

2. Kemungkinan diubah: 2/2 x 2 2 Sumber daya Ibu K dan Bpk


Mudah (2), Sebagian (1), Tidak K sangat mendukung
dapat(0)

3. Kemungkinan dicegah: 2/3 x 1 2/3 Masalah sudah ada, tetapi


Tinggi (3), Cukup (2), Rendah keluarga belum ada yang bisa
(1) menjabarkan dampak dan
aspek terkait kesehatan Ibu K
4. Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Ibu K dan Bpk K sudah
Segera (2), Tidak perlu (1), merasa ini fase terkahir dalam
Tidak dirasakan (0) kehidupannya

Total Skor 4

Berdasarkan hasil skoring masalah keperawatan yang muncul adalah


1. Kesiapan untuk meningkatkan religiositas Ibu K dan bpk. K
2. Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan tentang dampak pengangkatan kanker
rahim pada keluarga Ibu K

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Strategi Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
Kesiapan Setelah dilakukan Setelah 2 kali Pendidikan Respon 75% materi Menjelaskan Agar Ibu K dapat
untuk perawatan selama 1 kunjungan Ibu Kesehatan Kognitif tersampaikan tentang dengan mengetahui aspek
meningkatkan bulan Ibu K dan K dan Bpk K efek positif dari bantuan positif yang masih
religiositas Ibu Bpk K mampu mampu pengangkatan kanker gambar ada dari masalah
K dan bpk. K mengungkapkan menceritakan rahim untuk Ibu K tentang efek yang dialaminya
kepuasan terhadap efek positif dan dampaknya pada positif dari dan Harapan
kesejahteraan tentang kanker Bapak K pengangkatan positif pada Bapak
personal rahim kanker rahim K
untuk Ibu K
dan
dampaknya
untuk Bapak
K

Respon 65% Ibu K dan Bpk Menjabarkan Mengevaluasi


Verbal K mampu tentang efek apakah materi
menyebutkan materi positif dari yang disampaikan
yang telah pengangkatan diterima dengan
disampaikan kanker rahim baik/tidak
untuk Ibu K
Dan
dampaknya
pada Bapak K

Setelah Pendidikan Respon 70% materi yang Menjelaskan Agar Bapak K


dilakukan 1 kali Kesehatan Kognitif diberikan dapat tentang peran memahami apa
kunjungan dipahami oleh Bapak sebagai yang seharusnya
Bapak K dapat K system dilakukannya
memahami pendukung
peran yang terdekat
harus dilakukan terkait status
untuk kesehatan Ibu
mendampingi K
Ibu K

Respon 65% kemampuan Bapak K Agar Ibu K


Afektif Bapak K dalam diminta untuk merasa tetap
menunjukkan memutuskan didukung dan
kesiapan bersikap tindakan yang Bapak K mampu
terhadap status harus memilih tindakan
kesehatan Ibu K diperankan yang paling tepat
terkait untuk dilakukan
pendukung kepada Ibu K
kesehatan Ibu
K
Setelah Partnership Respon 80 % materi dapat Menjelaskan Agar Ibu dan
dilakukan 1 kali Kognitif tersampaikan tentang sifat- Bapak K
kunjungan Ibu sifat mengetahui
K dan Bapak K religiositas tentang
mampu yang religiositas
menjabarkan berhubungan
tentang aspek- dengan
aspek keadaan Ibu
religiositas K
yang bisa
dilakukan
terkait status
kesehatan Ibu K

Setelah Respon 70% materi dapat Mengajak Agar informasi


dilakukan 1 kali Kognitif tersampaikan salah seorang yang disampaikan
kunjungan Ibu tokoh lebih actual dan
K dan Bapak K masyarakat dapat dipercaya
mampu yang paling oleh Ibu dan
memahami berperan Bapak K
tentang dalam
kegiatan keagamaan
religiositas apa diwilayah
saja yang dapat sekitar tempat
dilakukan tinggal Ibu K
untuk
menyampaika
n aspek
positif yang
dapat
dilakukan
oleh Ibu dan
Bapak K

Setelah Partnership Respon 75% materi yang Meminta Ibu Ibu dan Bapak K
dilakukan 1 kali Afektif telah diketahui dapat dan Bapak K memahami benar
kunjungan Ibu dijelaskan dengan untuk tindakan yang
dan Bapak K baik menjelaskan harus dilakukan
mampu aspek
menjabarkan religiositas
tindakan- yang tepat
tindakan dan bisa
religiositas dilakukan
yang untuk
mendukung meningkatkan
keadaan Ibu K kesehatan Ibu
serta peran K
pendukung dari
Bapak K

Respon 65% aspek yang Ibu dan Agar Ibu dan


Psikomoto diketahui telah Bapak K Bapak K dapat
r dilakukan dan dipilih mendisusikan membandingkan
berdasarkan kepada tokoh kegiatan yang satu
ketepatannya dengan masyarakat dengan yang
keadaan Ibu K yang lainnya
dihadirkan berdasarkan
untuk ketepatan dengan
berkonsultasi kesehatan Ibu K
terkait
kegiatan
religiositas
yang
dilakukan

Setelah dilakukan Setelah Diskusi Respon 80% Ibu dan Bapak Meminta Ibu Menilai apakah
perawatan selama 1 dilakukan 1 kali Verbal K dapat menjelaskan dan Bapak K kegiatan tersebut
bulan Ibu dan kunjungan Ibu aspek positif yang untuk dilaksanakan
Bapak K dan Bapak K dialami setelah menjelaskan dengan baik/tidak
menunjukkan mampu menilai melakukan kegiatan hal-hal yang
peningkatan Dampak reliositas telah dialami
Kesehatan Spiritual Kegiatan selama
Religiositas melakukan
yang dilakukan kegiatan
memberikan religiositas
aspek positif
terhadap
peningkatan
kesehatan Ibu K

Setelah Respon 90% Ibu dan Bapak Menilai Melihat sejauh


dilakukan 1 kali Afektif K menunjukkan sikap tingkat mana tingkat
kunjungan Ibu kepuasan terhadap kepuasan kepuasan Ibu dan
dan Bapak K kegiatan yang telah yang Bapak K setelah
mampu dilakukan dan dirasakan melakukan
menunjukkan hubungannya dengan dengan skala kegiatan
sikap kepuasan tingkat kesehatan Ibu yang dapat religiositas
terhadap K diukur
kegiatan
religiositas
yang telah
dilakukan

Setelah Diskusi Respon 80% Ibu dan Bapak Sharring hal- Menilai apakah
dilakukan 1 kali Psikomoto K telah melakukan hal yang telah Bapak K telah
kunjungan Ibu r kegiatan religiositas dilakukan dan menjalankan
dan Bapak K secara rutin meminta peran yang
mengungkapka Bapak K baik/tidak
n kedekatan untuk
dirinya dengan menjelaskan
Tuhan dan sikap
memiliki dukungan
tingkat perannya
spiritualitas terhadap Ibu
yang tinggi K
dalam
menjalani
kehidupan
sehari-hari

Kesiapan Setelah dilakukan Setelah Pendidikan Respon 80% keluarga mampu Menjelaskan Memberitahukan
untuk perawatan selama 1 dilakukan 2 kali Kesehatan Kognitif menerima materi tentang kepada keluarga
meningkatkan bulan keluarga Ibu kunjungan yang disampaikan Pengangkatan terkait masalah
pengetahuan dan Bapak K keluarga Ibu Kanker yang dialami Ibu
tentang mampu memahami dan Bapak K rahim, alas K
dampak tentang perilaku mempunyai an, dampak
pengangkatan sehat, mengetahui pengetahuan dan efek yang
kanker rahim tentang promosi tentang system terjadi serta
pada keluarga kesehatan terkait pendukung yang
Ibu K masalah Ibu K terkait masalah mungkin
serta mampu yang dialami dialami oleh
merujuk pada Ibu K Ibu dan
sumber kesehatan Bapak K
terdekat untuk
perawatan
kesehatan Ibu K
dan peran keluarga
dalam peningkatan
seksualitas Ibu dan
Bapak K

Respon 80% keluarga mampu Menjelaskan Agar keluarga


Kognitif memahami peran tentang peran merasa ikut
yang dijelaskan system dilibatkan dan
pendukung mendukung
keluarga dan peningkatan
dampaknya kesehatan Ibu K
terkait
peningkatan
kesehatan Ibu
K

Setelah Diskusi Respon 90% keluarga siap Mendiskusika Menilai status


dilakukan 1 kali Verbal untuk melakukan n tentag kesiapan keluarga
kunjungan peran pendukung kesiapan
keluarga Ibu keluarga
dan Bapak K untuk
menyatakan mendukung
kesiapan untuk kegiatan
mendukung peningkatan
program kesehatan
peningkatan dengan
kesehatan Ibu K menjelaskan
peran system
pendukung

Setelah Pendidikan Respon 80% keluarga mampu Menjelaskan Keluarga


dilakukan 1 kali kesehatan Kognitif memahami materi tentang jenis memahami
kunjungan yang dijelaskan peningkatan tentang status
keluarga Ibu mampu menjabarkan kesehatan kesehatan Ibu K
dan Bapak K terkait masalah untuk Ibu K
memahami kesehatan Ibu K dan
tentang jenis memberitahu
peningkatan kan tentang
dan sumber sumber
kesehatan yang kesehatan
dapat yang bisa
dikunjungi dan diperoleh dan
peran keluarga dikunjungi
dalam
pertahanan
seksualitas Ibu
dan Bapak K

Respon 80% keluarga mampu Meminta Menilai


Afektif menjabarkan situasi keluarga kemampuan dan
pendukung terhadap untuk kesiapan keluarga
pertahanan menjabarkan terhadap peran
seksualitas Ibu dan potensi yang yang akan
Bapak K mungkin baik dilakukan
untuk
pertahanan
seksualitas
Ibu dan
Bapak K

Setelah Partnership Respon 80% keluarga Keluarga Ibu Keluarga


dilakukan 1 kali psikomoto menunjukkan sikap K membawa mengetahui
kunjungan r dan perilaku untuk dan tentang status
keluarga mendapatkan sumber mendampingi kesehatan Ibu K
mampu kesehatan dan Ibu K ke secara langsung
menunjukkan memodifikasi posbindu/
sikap dan lingkungan rumah puskesmas
perilaku untuk serta informasi terkait untuk
memperoleh masalah yang dialami pemeriksaan
sumber Ibu K status
kesehatan dan kesehatan Ibu
memodifikasi K secara
lingkungan rutin,
rumah serta memodifikasi
informasi lingkungan
terkait status rumah untuk
kesehatan Ibu K pertahanan
seksualitas
Ibu dan
Bapak K

Jadi menurut hasil skoring, diagnosa prioritas adalah


1. Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan tentang dampak pengangkatan kanker rahim
pada
keluarga Ibu K
2. Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri nenek K.
3. Kesiapan untuk meningkatkan religiositas Ibu K dan bpk. K
Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Friedman., Marilyn, M., Bowden, Vickv., Jones, Elain G. (2003). Family Nursing: Research,
theory, and Practice: 5th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Joseph J. Gallo…[et al.]. Handbook of Geriatric Assesment. 4th Ed. USA
Wilkinson, Judith and Ahern, Nancy .(2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan:

Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. 9th Ed. Jakarta: EGC
Miller, C.A. (1995). Nursing care of older adults: Theory and practice(2nded.). Philadelphia: J.B.
Lippincott Company.
Potter, Patricia A. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Ed.4. Jakarta: EGC
Wilkinson, M.Judith. (2009). Buku Saku Diagnosis keperawatan, ed.9. Jakarta:EGC.
Kaakinen, J. R, et all. (2010). Family health care nursing: Theory, practice, and research, (4th
ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Nursasi, A. Y. & Fitriyani, P. (2005). Buku panduan praktik profesi: Mata ajar keperawatan
keluarga. Depok: Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai