Anda di halaman 1dari 13

SAMPULppppro

PRPOSAL

PENERAPAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KUALITAS


TIDUR PADA LANSIA DI PANTI JOMPO YAYASAN GUNA BUDI BAKTI MEDAN
TAHUN 2017

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Mata Kuliah Riset Keperawatan

DISUSUN OLEH:

SUCI RAMADHANI AHMAD


NIM: PO2020218030

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

SAMPULppppro.........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................6
C. Tujuan Peneliti.................................................................................................................................6
1. Tujuan Umum..............................................................................................................................6
2. Tujuan Khusus.............................................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................................6
1. Panti jompo budi guna bakti........................................................................................................6
2. Institusi pendidkan.......................................................................................................................6
3. Manfaat Bagi Penulis....................................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................7


A. Landasan Teori................................................................................................................................7
1. Pengertian....................................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................................10
A. Desain Peneltian............................................................................................................................10
B. Lokasi Dan Waktu Peneliti............................................................................................................10
C. Sampel...........................................................................................................................................10
D. Metode Pengumpulan Data............................................................................................................10
E. Etika Penelitian..............................................................................................................................11
1. Tekad Individu (self determination)...........................................................................................11
2. Kebaikan (benefince).................................................................................................................11
3. Kerahasiaan (privacy and anomymity)......................................................................................11
4. Beneficence and Nonmaleficence..............................................................................................11
5. Keadilan.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Proses
lanjut usia merupakan proses sepanjang hidup,tetapi sejak permulaan kehidupan. Lansia adalah
masa dimana proses produkvitas berfikir,mengingat,menangkap, dan merespon sesuatu sudah
mengalami penurunan secara berkala (Muhammad,2010)

Lanjut usia diseluruh dunia pada tahun 2005, diperkirakan berjumlah 1,2 milyar
(WHO,2011). Penduduk lanjut usia (lansia) Indonesia menepati urutan nomor 4 terbesar didunia,
seperti halnya jumlah penduduk secara keseluruhan setelah Cina,India, dan Amerika Serikat.
Meurut departemen kesejahteraan nasional (2008) pada tahun 2010 jumlah lansia sebsar 23,9
juta jiwa atau 9,77% dan pada tahun 2020 mencapai 28,8 juta jiwa atau sekitar 11,34%. Sampai
2025 mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414% (Kinesella & Tacuber, 1993 dalam
Sudoyo dkk,2006). Sedangkan menurut data dinas kesehatan provinsi sumatra utara pada tahun
2010, jumlah lansia yang memperoleh pelayanan kesehatan sebanyak 380,730 orang yaitu
(49,68%) dari seluruh populasi lansia sebanyak 766,422 orang (profil kesehatan Sumatra
Utara,2010).

Berdasarkan data di negara Amerika meyebutkan bahwa 80% lansia mengalami masalah
tidur. Gangguan tidur lebih banyak dialami oleh wanita dengtan tingkat perbedaan 40% dan pria
30% (Wahyuni,2009). Keluhan tentang kesulitan istirahat dan tidur waktu malam hari seringkali
terjadi pada lansia.

Kualitas tidur sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, karena disaat bangun
tidur di tentukan oleh kualitas tidur sepanjang malam. Kekurangan tidur dapat mengakibatkan
ngantuk disiang hari, gangguan memori , depresi,stres,sering terjatuh dan penurunan kualits
hidup (Montgomery dan Shepard, 2010). Untuk menunjang kualitas tidur pada lansia dapat
ditingkatkan dengan mengajar cara-cara yang dapat untuk memotivasi tidur yaitu dengan
relaksasi otot progresif. Menurut Pranata (2013) relaksasi otot progresif merupakan teknik yang
memfokuskan relaksasi dan peregangan pada sekelompok otot dalam suatu keadaan rileks.

Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan


dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh untuk memberikan perasaan relaksasi secara
fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara progresifkelompok otot ini dilakukan
secara berturut-turut(Syinder & Lindquist, 2002).

Relaksasi ini diperkenalkan oleh Edmud Jacobson pada tahun 1938 (Conrad dan
Roth,2010). Selain untuk memfasilitasi tidur, relaksasi otot progresif juga bermanfaat untuk
ansietas,mengurangi kelelahan, kram otot serta nyeri leher dan punggung (Berstein,Borkovec,
dan Steven 2011). Teknik untuk melakukan relaksasi otot progresif ini sederhana, yaitu dengan
menengangkan satu kelompok otot selama 5-7 detik dan melepaskan kembali ketenganggannya
selama 10-20 detik, kemudian diulang kembali pada sekelompok otot tersebut (Davis,2012).

Berdasarkan hasil penelitian Austaryani (2012) hasil penilitian diperoleh terdapat


perbedaan tingkat insomnia pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi retaksasi otot
progresif. Penelitian ini juga didukung oleh Safitri, Rusiana dan Idris (2013) diperoleh terdapat
perbedaan kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi otot progresif.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatka data ada 62 lansia seluruhnya di panti
jompo yayasan guna budi bakti Medan. Dengan wawancara kepada panti jumpo yayasan guna
bakti medan tahun 2017, ada 35 orang diantaranya mengatakan sering terbangun pada tengah
malam dan susah unutk tidur kembali. Selain itu, didapatkan juga informasi bahwa kesulian tidur
disebabkan karena mereka selalu merasakan nyeri pada punggung bawah (terkadang tidur pukul
23:00 wib dan terbangun pada pukul 03:00 wib) pernyataan kondisi seperti ini dibenarkan oleh
beberapa pengasuh yang bekerja di panti jompo yayasan budi bakti medan. Hal ini, jika tidak
ditangani akan berdampak buruk bagi kesehatan lansia seperti timbulnya penyakit diabetes
melitus, jantung, stroke, depresi, dan meurunnya kekebalan tubuh yang berada ditempat tersebut,
maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi relaksasi otot
progrsif terhadap kualitas tidur pada lansia dipanti jumpo yayasan guna budi bakti medan tahun
2017.

Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ingin mengetahui lebih lanjut seberapa besar
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada lanjut usia di panti jompo yayasan
guna budi bakti medan.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana menerapkan terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada
lansia di panti jompo guna budi bakti MEDAN.

C. Tujuan Peneliti

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adakah pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap


kelelahan dan kualitas tidur pada lansia di panti jompo guna budi bakti MEDAN

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan
terapi relaksasi otot progresif dipanti jompo guna bakti MEDAN.
b. Untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah
dilakukan terapi relaksasi otot progresif.

D. Manfaat Penelitian

1. Panti jompo budi guna bakti

Penegelolah panti jompo budi bakti menjadikan sebagai salah satu intervensi bagi
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia khususnya dalam
kualitas tidur dlam meningkatkan kulitas tidur lansia.

2. Institusi pendidkan

Hasil penelitian ini bisa menjadikan mahasiswa mampu dalam memahami


pengaruh relaksasi otot progresif khususnya pemenuhan kulitas tidur lansia.

3. Manfaat Bagi Penulis


Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana terapi relaksasi
otot progresif unruk meningkatkan kulitas tidur pada lansia.
.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis. Tidur yang
kurang berkulitas pada lansia mempengruhi ketegangan fisiknya maka dari itu,
diperlukan oenatalaksanaan untuk mengatasi, sala satu tindakan non farmakologis
tersebut adalah ralaksasi otot progresif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pelaksanaan relaksasi otot progresif terhadap kulitas tidur.
Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur sering kali menjadi masalah yang di alami
lanjut usia sehingga mengalami penurunan kulitas tidur. Menurunnya kulitas tidur bagi
lansia yang tidak ditangani dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan lain seperti
gangguan memeori dan mood, depresi, resiko jatuh, hingga menurunya kulitas hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan relaksasi otot progresif
terhadap kulitas tidur lansia di panti jompo yayasan guna budi bakti.
Dari hasil uji stastistik menggubakan uji Mc. Nemar didapatkan p value= 0,003
(p<0,05), menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
kulitas tidur pada lansia yang tinggal di panti jompo yayasan guna budi bakti. Dalam
penelitian didapatkan data sebelum dilakukan intervensi terdapat 10 responden yang
memiliki kulitas tidur baik sebanyak 9 orang dan buruk 1 orang. Keadaan ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kulitas tidur responden meskipun telah dilakukan
intervensi, hal ini terjadi akibat adanya responden meskipun telah dilakukan intervensi,
hal ini terjadi akibat adanya responden yang tidak melakukan terapi dengan benar
sehingga keadaan ini mengakibatkan responden menjadi susah tidur dan mudah bangun
pada malam.
Mayoritas responden memiliki kualitas tidur buruk sebelum dilakukan intervensi
sebanyak 66,7%. Hal ini disebabkan responden masih belum mendpatkan terapi relaksasi
dari penelitian sebelumya dimana gangguan tidur ini dapat sebebkan oleh proses penuaan
yang terjadi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penellitian Andi (2011) tentang pengaruh
terapi tertawa terhadap kualiats tidur pada lansia, dari hasil penelitian didapatkan
mayoritas responden sebanyak 21 orang (40,5%) memiliki kualitas tidur yang buruk
sebelum dilakukan intervensi dan mayoritas responden sebanyak 37 orang (53,3%)
memiliki kualitas tidur yang buruk sebelum dilakukan intervensi. Dari hasil wawancara
respondenjuga mengtakan bahwa mereka sulit memulai tidur dan sering terbangun
dimalam hari dan sulit untuk tidur kembali. (kualitas sebelum intervensi). Dan mayoritas
responden memiliki kuliatas tidur baik sesudah dilakukan intervensi sebanyak 70,0%. Hal
ini disebabkan efek dari terapi relaksasi membuat semua otot-otot lansia menjadi rileks
sehingga keadaan ini membuat lansia semakin nyaman dan mudah tertidu. Hasil
penelitian ini sejala dengan penelitian Rasyid dan Nisma (2014) tentang penerapan terapi
relaksasi napas dalam terhadap kualitas tidur lansia, dari hasil penelitian didapatkan
mayoritas responden sebanyak 36 orang (65,1%) memiliki kualitas tidur yang baik
setelah dilakukan intervensi. Dan mayoritas responden sebanyak 48 orang (64,8%)
kualitas tidur sesudah intervensi.
Hasil penelitian tingkat kualitas tidur responden sesudah terapi relaksasi otot
progresif menunjukkan bahwa tingkat kualitas tidur sesudah terapi relaksasi otot
mengalami penuruan.penurunan ringkat kualitas tidur ini dikarenakan adanya efek dari
terapi relaksasi otot progresif.
Relaksasi otot progresif efektif untuk meningkatkan kulitas tidur pada lansia, selain
itu memberi efek secra fisik dengan stabilnya tekanan dara lansia setelah diberikan
relaksasi progresive. Masalah yang dialami oleh responden yaitu kualitas tidur mereka
menurun karena ada perubahan aktivitas (tidak bekerja), kondisi tubuh dan panca indra
yang menurun, ada penyakit bawaan, dan pola makan yang kurang teratur. Kondisi
tersebut menyebabkan menurunnya fungsi gerak otot lansia sehingga berpengaruh pada
kondisi fisik, tekanan darah maupun pola tidurnya yang menyebabkan mereka sering
menglami kualitas tidur.
Hal tersebut di atas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Edmund (dalam
Erliana,2011) bahwa latihan relaksasi otot progresif yang dilaksanakan 20-30 menit, satu
kali sehari secara teratur selama 1 minggu cukup efektif dalam menurunkan kesulitan
tidur pada lansia. Relaksasi otot progresif dapat menurunkan denyut nadi dan tekanan
darah, juga mengurangi keringat dan frekuensi pernafasan. Relaksasi otot yang dalam
jika dikuasai dengan baik mempunyai efek seperti obat antiansietas.
Latihan-latihan terapi relaksasi otot progresif yang dikombinasikan dengan teknik
pernapasan yang dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma, memungkinkan
abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Teknik tersebut mampu
memberikan pijatan pada jantung yang menguntungkan akibat naik turunnya diafragma,
membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Aliran
darah yang meningkat juga dapat meningkatkan nurtrien dan oksigen.
Penerapan terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia, hal ini
disebabkan terapi relaksasi yang dilakukan akan mempengaruhi jantung untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga dalam keadaan ini darah yang mengalir
ke otak akan semakin meningkat dan tentu kondisi akan merangsang otak unuk
mengeluarkan serotonin ke seluruh tubuh sehingga pasien akan mudah mengalami
relaksasi.
makan yang kurang teratur. Kondisi tersebut menyebabkan menurunnya fungsi gerak
otot lansia sehingga berpengaruh pada kondisi fisik, tekanan darah maupun pola
tidurnya yang menyebabkan mereka sering menglami kualitas tidur.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Peneltian

Jenis penelitian ini adalah guasi-experimental dengan rancangan pre test-post test
one group only design yang bertujuan untuk mengetahui penerapan terapi relaksasi otot
progresif terhadap kualitas tidur pada lansia di panti jompo yayasan guna budi bakti
sebanyak 62 orang.

B. Lokasi Dan Waktu Peneliti

Panti jompo yayasan guna budi bakti & dilaksanakan tanggal 18 bulan juni 2010

C. Sampel

Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan accidental sampling yaitu


pengambilan sampel dengan mengambil seluruh responden yang ada saat penelitin
dilakukan dengan berdasarkan sesuai kriteria inklusi. Kriteria inklusi subyek yang
mengalami gangguan tidur.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif yang merupakan
salah satu jenis-jenis metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
aktual secara rinci serta untuk meminta kesediaan menjadi responden penelitian kemudian
penelitian membagi lembar persetujuan kepada responden.
Kemudian membagikan kuesioner kualitas tidur kepada responden sebelum
melakukan terapi relaksasi otot progresif. Setelah itu peneliti melakukan kualitas tidur dari
masing-masing responden dan melakukan terapi relaksasi otot progresif pada responden
dengan posis duduk dikursi dengan kepala ditopang dengan bantal dimana setiap otot
ditegangkan selama 4-10 detik dan direlaksasikan selama 10-20 detik dan terapi ini
digunakan selama 4 minggu setiap minggu dilaksanakan sebanyak 3 kali dan dilakukan
selama 15 menit setiap intervensi.
Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan
secara sistematis fakta atau kateristik dalam hal ini secara aktual dan cermat. Metode
penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori bukan menguji teori. Metode ini
menitikberatkan pada observasi dan susasana alamiah.
E. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, mahasiswa harus memahami prinsip-prinsip etika

dalam penelitian karena penelitian dimana setiap manusia memiliki hak masing-masing yang

tidak bisa dipaksakan. Adapun etika dalam penelitian, sebagai berikut:

1. Tekad Individu (self determination)

Prinsip self determination dijelaskan bahwa responden (responden keluarga)


diberi kebebasan oleh peneliti untuk menentukan keputusan sendiri, mahasiswa
menanyakan kesediaan responden, setelah setuju respon diminta untuk mendatangani
lembar persetujuan menjadi subjek penelitian atau informed consent yang disediakan.

2. Kebaikan (benefince)

Memberikan keuntungan dengan cara mencegah dan menjauhkan bahaya dan


membebaskan responden dari eksploitasi serta meyemimbangkan antara keuntungan
dan resiko.

3. Kerahasiaan (privacy and anomymity)

Dalam peneliti mahasiswa harus menjaga kerahasian informasi responden


dengan tidak mencamtumkan nama tetapi hanya menuliskan inisial dan hanya
digunakan untuk kepentingan peneliti.

4. Beneficence and Nonmaleficence

Dalam memberikan tindakan perawat harus berbuat artinya dalam melakukan

tindakan harus mempertimbangkan apakah tindakan tersebut berbahaya atau tidak

kepada pasien serta tidak merugikan pasien.


5. Keadilan

Prinsip ini menekankan pada aspek keadilan, dimana dalam melakukan

penelitian perawat tidak memandang dari segi ras, suku, agama, ekonomi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Austaryani. (2012). Pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia
pada lansia diposyandu lansia Desa Gonilan, Kartasura

Bersetein, Borkovec, Stevens, et al. (2011). The jornal: New Direction in progresissve
Relaxation Training a Guidebook for Helping. USA: Praegar Publisher. USA

Bukit. (2013). Keperaawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Buku kedokteran EGC Conrad, A. & Roth, W.T. (2010) . Muscle Relaxation for Anxiety
Disorder: It Works But How? The journal of Anxiety Disorder, 243-264.
http://www.laboratoriosikesia.com.

Buysse. (2011). The pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice
and Research. Journal of Psychiatric Research 2011, 28(2), 193-213

Davis, (2010). Panduan Relaksasi dan Reduksi Sters Edisi III. Jakarta

Alim. (2011). Langkah-langkah Relaksasi Otot Progresif.


http://www.psokologizone.com/langkah-langkah-relaksasi-otot-progresif.

Anda mungkin juga menyukai