The Field Service Division of DMI: Agus Dwitarto Cahya Widi S. Hartono Otto Van M. Tjahjono Roesdianto T.P. Yuyun Yuniati
The Field Service Division of DMI: Agus Dwitarto Cahya Widi S. Hartono Otto Van M. Tjahjono Roesdianto T.P. Yuyun Yuniati
DMI
AGUS DWITARTO
CAHYA WIDI S.
HARTONO
OTTO VAN M.
TJAHJONO ROESDIANTO
T.P. YUYUN YUNIATI
I. Latar Belakang
Divisi Service Lapangan (Field Service Division) mempekerjakan sekitar 550 tenaga
teknisi dengan pelayanan meliputi daratan Amerika Serikat. Teknisi ini menyediakan
pelayanan service bagi hampir 240.000 mesin DMI di Amerika Utara. Sebagian besar
teknisi terkonsentrasi di metropolitan besar.
Divisi Service Lapangan (Field Service Division) dipengaruhi oleh faktor yang sama
yang mempengaruhi seluruh industri jasa service :
Meskipun komponen menjadi lebih dapat diandalkan, mesin menjadi semakin
canggih dan lebih sulit untuk memperbaikinya.
Perubahan teknologi yang cepat, dan menjadi tantangan tersendiri untuk
mengikuti arus teknologi tersebut.
Variasi produk meningkat secara dramatis.
Semakin sulit untuk mencari teknisi yang baik.
Sebagai hasil dari hal tersebut di atas dan menjawab tantangan lainnya, maka
manajemen DMI memutuskan untuk merehab seluruh proses bisnis dari layanan
lapangan.
Group 2 Page 1
Aliran Proses
Panggilan service yang diterima di NSC dialihkan ke operator telepon dan
memasukkan data tentang mesin, nama penelepon, alamat, dan jenis masalah ke
komputer mainframe. Dalam beberapa kasus, operator telepon berusaha untuk
membantu pelanggan mengatasi masalahnya. Menghindari panggilan service tunggal
menyebabkan DMI dapat menghemat sekitar $ 250. Namun, operator telepon hanya
dapat menghindari sekitar 10% panggilan service. Jika panggilan service tidak dapat
dihindari, operator telepon akan mengatakan bahwa service akan dilakukan apabila
teknisi telah ada, sehingga perlu kesabaran untuk menunggunya. Hal ini dilakukan
karena banyak pelanggan ingin tahu kapan teknisi tiba di lokasi.
Teknologi
Sebagian besar manajer DMI adalah insinyur yang umumnya sangat tertarik dengan
solusi teknologi untuk masalah manajemen. Walaupun demikian, managemen
menolak usulan terbaru untuk pengadaan telepon selular karena pertimbangan biaya
dan penyalahgunaan oleh teknisi. Namun, saat ini ada 3 teknologi yang menjadi
pertimbangan yaitu (1) system yang lebih canggih untuk mendiagnosa masalah, (2)
system untuk menugaskan dan penjadwalan teknisi, dan (3) geografis positioning
system (GPS) untuk melacak lokasi lokasi. DMI melakukan investasi yang signifikan
dalam teknologi ini.
Supervision
Teknisi bekerja dari rumah dan hanya datang ke kantor DMI untuk pelatihan. Mereka
menyimpan peralatan service mereka dalam mobil mini-van. Manager Service Area
memiliki sekitar 20 teknisi dan mencoba mengunjungi masing-masing teknisi satu
kali per bulan. Manajer DMI mengelola "by the number" teknisi dengan penekanan
pada persentase panggilan service dengan target waktu. Managemen puncak peduli
terhadap persentase pangilan "short interval calls" (SIC), yang didefinisikan sebagai
panggilan service yang meminta teknisi kembali ke lokasi pelanggan dalam waktu 24
jam setelah perbaikan.
Group 2 Page 2
Masalah
3. Pengembalian logistik
Teknisi diperintahkan untuk mengembalikan sirkuit yang diperbaiki dan bahan-
bahan berbahaya guna penanganannya dengan benar. Manajemen DMI
khawatir dengan teknisi yang tidak disiplin untuk mengembalikan sirkuit dan
kadang membuang bahan-bahan berbahaya.
4. Waktu respon yang terlalu lama
Sekitar 20% dari semua panggilan pelayanan tidak membuat target waktu
respons. Kadang, semua teknisi di suatu daerah sedang sibuk pada panggilan
pelayanan, dalam pelatihan, atau keluar sakit dan tidak mungkin melakukan
service selama beberapa hari. Beberapa pelanggan mengeluhkan hal ini dan
tidak ada yang memberitahu bahwa teknisi akan terlambat datang.
5. Waktu perjalanan
Jumlah teknisi di DMI mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir
karena PHK, pensiun, dan efisiensi biaya. Sebagai hasilnya, perusahaan
mengalami keterlambatan dalam hal waktu untuk melakukan service.
6. Pengukuran kinerja
Ukuran utama dari pengukuran kinerja adalah persentase panggilan service yang
dilakukan dengan target waktu yang ditetapkan. Akan tetapi, beberapa manajer
percaya bahwa langkah-langkah lain mungkin akan lebih berguna.
7. Pemanfaatan
Panggilan service menurun dalam beberapa bulan terakhir dan saat ini teknisi
hanya menerima sekitar 2,1 panggilan service per hari. Teknisi DMI bisa
melayani perbaikan sekitar empat panggilan service per hari. Beberapa manajer,
terutama yang berorientasi pada finansial, ingin melihat lebih jauh tingkat
pemanfaatan teknologi yang digunakan.
8. Persaingan
Secara historis, DMI memiliki sedikit pesaing. Namun baru -baru ini, pesaing
yaitu Jepang memasuki pasar dengan produk teknologi tinggi. Bahkan, beberapa
mesin terbaru DMI dibeli dari Hitachi. Proses manufaktur DMI untuk produk ini
adalah dengan memberikan label DMI dan baru dikirim ke pelanggan.
Tantangan
Managemen menyusun kembali tim yang terdiri dari manajer regional, teknisi,
operator telepon, dispachter, tenaga IT, seorang analis keuangan, dan konsultan
yang kesemuanya tinggal di Kawasan Denver. Tim sepakat untuk memulai usahanya
dengan membuat bagan proses panggilan service. Namun demikian, visi baru ini
tidak terlalu jelas. Tim berdebat mengenai teknologi baru, system informasi yang
Group 2 Page 3
lebih baik, pusat dispatching tunggal, garansi pelayanan yang lebih bagus,
pemanfaatn yang lebih baik, dan system pengukuran yang lebih baik.
III. Hasil
Group 2 Page 4
Incoming Service Call NSC menerima &
meneruskan ke
Call-Taker Masalah Selesai???
Mainframe computer DMICall-taker entry data mesin, pelanggan & masalah Masalah selesai
Call-taker
menginformasikan
Ya
waktu tiba teknisi
Ketersediaan suku cadang
Memutuskan teknisi yang akan menghandle service Smallcard diletakkan Teknisi memberitahukan
Print informasi ke smallcard setiap jam
pada magnetic card di pelanggan jadwal
bawah nama teknisi kedatangannya
Group 2 Page 5
Pada flowchart yang ada saat ini, hambatan dan delay (keterlambatan) terjadi
pada :
2. Proses dapat diatur-ulang menggunakan teknologi yang tersedia saat ini dengan
cara:
- Pengadaan system yang canggih untuk diagnosa masalah sehingga dapat
lebih cepat digunakan oleh teknisi
- Pengadaan system canggih untuk mengalokasi dan penugasan teknisi ke
lokasi service
- Penggunaan GPS untuk melacak keberadaan teknisi setiap saat.
Group 2 Page 6
3. DMI harus melakukan konsolidasi terhadap Regional Dispatch Center dalam satu
wilayah sehingga supervisi atau pengawasan serta pengaturan dispatcher dan teknisi
dapat dilakukan dengan lebih baik.
6. Strategi yang dapat dilakukan untuk divisi tersebut adalah dengan membuat bagan
proses untuk penanganan panggilan service. Sedangkan, untuk perusahaan adalah
dengan membuat standard procedure penanganan panggilan service dan target
waktu.
Dalam hal ini, DMI/FSD termasuk dalam double loop learning karena saat ini
managemen berusaha untuk memperbaiki proses penanganan panggilan service
dengan menyusun ulang proses penanganan panggilan service.
Group 2 Page 7
Terdapat beberapa cara agar DMI/FSD dapat lebih menjadi organisasi pembelajaran,
yaitu :
a. Menyusun strategi
Managemen harus membuat komitmen secara eksplisit untuk secara kontinyu
berubah, berinovasi dan berkembang.
b. Mendesain ulang struktur organisasi
Dengan menggunakan struktur organisasi flat (datar), mengeliminasi ataupun
mengkombinasikan departemen-departemen dan meningkatkan pemakaian tim
fungsional silang, sehingga keputusan dapat lebih cepat dilakukan.
c. Membentuk ulang budaya organisasi
Untuk menjadi organisasi pembelajaran, manager harus mendemonstrasikan
tindakannya dengan berani mengambil resiko dan mengakui kesalahannya. Hal
ini juga berarti memberikan penghargaan kepada karyawan yang teladan dan
hukuman untuk yang melakukan kesalahan.
Dengan peningkatan di seluruh bidang/unit kerja, DMI/FSD akan menjadi sebuah
organisasi pembelajaran yang baik.
Group 2 Page 8