Anda di halaman 1dari 51

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBUATAN KLHS-RPJMD

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. iii


DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v
A. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
B. PERSIAPAN.................................................................................................................. 4

1. PEMBENTUKAN TIM ..................................................................................................... 4


2. PEMBEKALAN MATERI ................................................................................................. 6
2.1. PEMAHAMAN MATERI MUATAN PERATURAN ......................................................................... 6
2.2. PEMAHAMAN PEMBUATAN KLHS-RPJMD ................................................................................ 8
C. IDENTIFIKASI, PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA ................................. 10

1. IDENTIFIKASI ...............................................................................................................11
2. PENGUMPULAN DATA ................................................................................................11
3. ANALISIS DATA ............................................................................................................11
D. PENGKAJIAN ............................................................................................................. 21
1. KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN TARGET TPB ..........................................22
2. KAJIAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG ............................................................23
3. KAJIAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH .........................................................28
4. KAJIAN PROGRAM DAN PENDANAAN MITRA PEMERINTAH ........................................28
E. PERUMUSAN SKENARIO DAN REKOMENDASI................................................ 30

1. PERUMUSAN SKENARIO ..............................................................................................30


2. PERUMUSAN REKOMENDASI ......................................................................................32
F. PENULISAN LAPORAN........................................................................................... 33
G. PENJAMINAN KUALITAS ....................................................................................... 36
LAMPIRAN-1 CONTOH SK TIM PEMBUATAN ....................................................... 1
LAMPIRAN-2 RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................... 1

ii
DAFTAR TABEL

Tabel C-1 Pemetaan Capaian Indikator Pembangunan terhadap Target/Indikator TPB ............12
Tabel C-2 Pemetaan Target Indikator Rencana Pembangunan terhadap Target/Indikator TPB 12
Tabel C-3 Pemetaan Gap Indikator Rencana Pembangunan terhadap Target/Indikator TPB ....12
Tabel C-4 Pemetaan Permasalahan Gap Indikator Rencana Pembangunan..............................13
Tabel C-5 Kesimpulan Analisis DDDT-LH ..................................................................................13
Tabel C-6 Contoh Persandingan DDDT-LH (Jasa Ekosistem) dengan TPB ..................................14
Tabel C-7 Jenis Jasa Ekosistem terhadap Target TPB 1-5 ..........................................................16
Tabel C-8 Jenis Jasa Ekosistem terhadap Target TPB 6-11 ........................................................16
Tabel C-9 Jenis Jasa Ekosistem terhadap Target TPB 12-17 ......................................................17
Tabel C-10 Contoh Realisasi Belanja menurut Indikator TPB ..................................................19
Tabel C-11 Contoh Realisasi Pendapatan Daerah menurut TPB .............................................19
Tabel C-12 Contoh Identifikasi Kegiatan Mitra Pemerintah ....................................................20
Tabel D-1 Prioritas Target dan Indikator TPB berdasarkan DDDT-LH ........................................24
Tabel D-2 Realisasi Belanja menurut Indikator TPB ..................................................................28
Tabel D-3 Kegiatan Mitra Pemerintah menurut TPB .............................................................29
Tabel E-1 Skenario Pembangunan ...........................................................................................32
Tabel 2-1 Ringkasan Eksekutif................................................................................................... 1

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar B-1 Diagram Keterhubungan Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS-RPJMD .................... 4


Gambar B-2 Stuktur Organisasi Pembuatan KLHS-RPJMD ......................................................... 5
Gambar B-3 Bagan Kerangka Pikir Pembuatan KLHS-RPJMD ..................................................... 8
Gambar B-4 Jadwal Pembuatan KLHS-RPJMD ........................................................................... 9
Gambar C-1 Alur Pikir Identifikasi, Pengumpulan dan Analisis Data .........................................10
Gambar D-1 Alur Pikir Pengkajian ............................................................................................21
Gambar D-2 Grafik Perbandingan Indikator Tren Target Rencana Pembangunan dan Target TPB
.................................................................................................................................................22
Gambar E-1 Diagram Perumusan Skenario Pembangunan .......................................................30

iv
KATA PENGANTAR

Pembangunan daerah menjadi salah satu poros utama tugas pokok Kementerian Dalam Negeri
yang harus ditangani secara efektif dan efesien. Keberadaan Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah sebagai salah satu komponen di lingkungan Kementerian Dalam Negeri
diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam pembinaan pembangunan daerah sesuai
amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 11 tahun 2015 tentang Kementerian Dalam Negeri,
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah mengemban tugas untuk membina
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah sehingga selaras
dengan Norma, Standar, Kriteria, dan Prosedur (NSPK) yang ditetapkan pemerintah pusat,
dengan tetap memberikan ruang bagi inovasi daerah dalam mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya. Dengan begitu, pembangunan daerah menjadi bagian integral dari pembangunan
nasional, sebagai satu kesatuan upaya mensejahterakan masyarakat dalam wadah NKRI.

Salah satu komitmen Indonesia dalam mensejahterakan rakyat dimuat dalam Peraturan
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB). Peraturan Presiden ini merupakan bentuk komitmen internasional negara
Indonesia yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019. Terkait hal tersebut, dukungan pemerintah daerah mutlak diperlukan, dan
dukungan tersebut secara eksplisit dimuat dalam dokumen perencanaan daerah, salah satunya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, Kementerian Dalam


Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). KLHS RPJMD dimaknai sebagai analisis
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan
pembangunan berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD. KLHS RPJMD yang disusun sebelum
dirumuskannya RPJMD difokuskan pada pencapaian target TPB dan mengakomodir isu strategis
TPB yang mencakup isu lingkungan hidup, ekonomi, sosial, serta hukum dan tata kelola.

Permendagri Nomor 7 Tahun 2018 ini bertujuan untuk memandu pemerintah daerah dalam
merumuskan skenario pencapaian 17 (tujuah belas) tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan 319 indikatornya, yang selanjutnya akan menjadi masukan dalam penyusunan RPJMD.
Melalui Permendagri Nomor 7 tahun 2018, diharapkan akan terwujud pembangunan daerah

v
yang mensejahterakan, dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan pembangunan serta
keberlangsungan lingkungan hidup.

Akhir kata, Permendagri Nomor 7 Tahun 2018 dimaksudkan sebagai upaya untuk memperkuat
substansi perencanaan daerah, sehingga lebih terarah, tepat sasaran, dan selaras dengan
pembangunan nasional. Dengan begitu, Permendagri ini merupakan satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan daerah yang diatur dalam Permendagri Nomor 86 tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan RPJMD serta Tata Cara
Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD.

Jakarta, April 2018

Ir. Diah Indrajati, M.Sc.


Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

vi
A. PENDAHULUAN

Negara Indonesia dibentuk sebagai upaya untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Cita-cita kebangsaan yang dimuat dalam pembukaan
UUD 1945 ini kembali dipertegas dalam Pasal 258 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Pembangunan daerah dalam sistem desentralisasi Indonesia
ditujukan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja,
lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah,
yang merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke
Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Indonesia menjadi salah satu negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berperan aktif dalam pelaksanaan pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, sebagaimana tertuang
dalam dokumen Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development.
Tujuan pembangunan berkelanjutan diposisikan sebagai sebuah instrument pembangunan yang
pelaksanaannya selaras dengan prioritas nasional dan daerah.

Sebagai bentuk domestifikasi tujuan pembangunan berkelanjutan, pemerintah menetapkan


Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Peraturan presiden ini, menegaskan sasaran nasional
periode tahun 2017 sampai tahun 2019 dalam RPJMN 2015-2019, yang selaras dengan TPB
yang dituangkan dalam lampiran tersebut, yang bertujuan untuk menjaga peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang
inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui instrument TPB merupakan tanggungjawab


bersama pemerintah pusat dan daerah. Karenanya, keberhasilan upaya ini sangat ditentukan
oleh seberapa besar dukungan daerah terhadap pencapaian TPB. Dukungan tersebut secara
eksplisit dimuat dalam dokumen perencanaan daerah, salah satunya Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

1
Proses penyusunan RPJMD telah diatur dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 mengatur
tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah, tata cara evaluasi
rancangan Perda tentang RPJPD dan RPJMD, serta tatacara perubahan RPJPD, RPJMD, dan
RKPD. TPB menjadi instrumen pembangunan daerah untuk menjaga aspek keberlanjutan
pembanguan serta kualitas lingkungan hidup sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan KLHS.

Permendagri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS dalam
Penyusunan RPJMD (KLHS-RPJMD), diterbitkan dalam konteks pelaksanaan TPB sebagai bagian
dari upaya mensejahterakan masyarakat dengan tetap menjaga keberlangsungan
sumberdaya dan kelestarian lingkungan hidup. KLHS-RPJMD sendiri dimaknai sebagai analisis
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan
pembangunan berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD.

Untuk mengurai teknis pelaksanaan Permendagri nomor 7 tahun 2018, diperlukan sebuah
pedoman. Dengan memperhatikan RAD TPB 5 (lima) tahunan sebagai pencapaian sasaran TPB
Daerah, pedoman ini disusun oleh Gubernur bersama Bupati/Walikota di wilayahnya masing-
masing dengan melibatkan Ormas, Filantropi, Pelaku Usaha, Akademisi, dan pihak terkait
lainnya, sesuai pengaturan dalam Perpres 59/2017.

Berdasarkan Permendagri nomor 7 tahun 2018 tersebut, Pedoman Pembuatan KLHS-RPJMD


disusun dengan lingkup pembahasan berikut ini:

PERMENDAGRI 7/2018 LINGKUP PEDOMAN PEMBUATAN


KLHS-RPJMD
Pembentukan Tim Pembuat KLHS- 1. Persiapan
RPJMD Proses sebelum dilakukan Pembuatan KLHS-RPJMD,
 Pasal 3 yaitu pembentukan Tim dan pembekalan Materi.
 Pasal 4 (pembentukan) Persiapan Tim mencakup pengor-ganisasian, struktur,
tusi, dan kapasitas. Pembekalan Materi bagi Tim
mencakup pemahaman kerangka pikir, konsep dan
implementasi tujuan dan indikator pembangunan
bekelanjutan, dan keterhubungan dengan
pelaksanaan dan pengendalian rencana
pembangunan daerah sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional, yang merupakan perwu-
judan dari pelaksanaan urusan penyelenggaraan
pemerintahan daerah
 Pasal 5/2 (identifikasi, 2. Identifikasi, Pengumpulan dan Analisis Data
pengumpulan dan analisis Dimulainya Perumusan KLHS-RPJMD oleh Tim.

2
data) Identifikasi data yang dibutuhkan pembentukan TPB
atas ketersediaan dalam dokumen perencanaan
pembangunan daerah. Pengumpulan dan Analisis
data, hasil identifikasi untuk diguna-kan pada
pengkajian.
Pengkajian Pembangunan 3. Pengkajian
Berkelanjutan Pengkajian yang dilakukan oleh Tim mencakup
 Pasal 5 (pengkajian) rencana pembangungan dengan TPB, daya dukung
 Pasal 6 (lanjutan pasal 5 (2)) dan daya tampung lingkungan hidup, pembiayaan
pembangunan daerah, mitra-pemerintah.
Perumusan Skenario Pembangunan 4. Perumusan Skenario
Berkelanjutan Skenario pembangunan merupakan rencana target
 Pasal 8 (perumusan) pembangunan menggunakan asumsi dengan atau
 Pasal 9-11 (alternatif proyeksi) tanpa upaya tambahan. Asumsi ini diperoleh dari
hasil analisis atas proyeksi pertumbuhan capaian TPB
Daerah, proyeksi keuangan, potensi daerah dan DDT-
LH, dan potensi dukungan mitra-pemerintah,
diperbandingkan dengan target di dokumen RPJMD.
Penjaminan Kualitas, 5. Penulisan Laporan
Pendokumentasian dan Validasi Sekurangnya mencakup pendahuluan, dasar teori,
 Pasal 12 (pelaporan) kondisi umum daerah, analisis TPB, analisis capaian
 Pasal 13 (penjaminan) indikator TPB pada OPD, alternatif skenario,
 Pasal 14 (pendokumentasian & rekomendasi, dan kesimpulan serta lampiran.
validasi) 6. Penjaminan Kualitas
Memastikan proses pembuatan telah didukung
dengan bukti-bukti tiap tahapan proses (untuk tujuan
akuntabilitas dan bukti publik), dan kualitas substansi
telah mendukung pembangunan berke-lanjutan.
Penjaminan ini didokumentasikan dalam bentuk
laporan dan kemudian divalidasi sesuai ketentuan
paraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan Tidak dibahas dalam Panduan ini.
RPJMD (pasal 15-21), Pendanaan
(pasal 22), Ketentuan Lain (pasal 23-
25), Ketentuan Peralihan (pasal 26),
Ketentuan Penutup (pasal 27)

Dengan ruang lingkup Pembentukan KLHS-RPJMD di atas, berikut ini disampaikan setiap Bab
pembahasan uraian muatan materi Permendagri tersebut.

3
B. PERSIAPAN

Materi Pembahasan 1. Pembentukan Tim, mencakup: pengorganisasian (struktur


organisasi, tupoksi, dan personil), dan mekanisme kerja.
2. Pembekalan Materi, mencakup: muatan materi yang perlu
diketahui/dipahami oleh anggota Tim dalam pembentukan
KLHS-RPJMD.

1. PEMBENTUKAN TIM

Untuk menghasilkan KLHS-RPJMD yang berkualitas, perlu melibatkan berbagai komponen


pemerintahan maupun mitra-pemerintah, yang mensinergikan fungsi penyusunan dan fungsi
pelaksanaan, dalam sebuath Tim kerja.

Fungsi penyusunan bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pembuatan KLHS-RPJMD


dengan tahapan yang jelas dan terdokumentasi, serta menghasilkan keluaran berupa
rekomendasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan sesuai dengan peraturan perundangan.
Fungsi pelaksanaan bertugas memastikan bahwa rekomendasi yang disusun sudah masuk
dalam dokumen perencanaan daerah. Di dalam fungsi pelaksanaan, terdapat fungsi monitoring
dan evaluasi yang sekaligus berfungsi sebagai lembaga otorisasi secara legal atas hasil kerja
KLHS-RPJMD.

Diagram berikut di bawah ini, menggambarkan hubungan kedua fungsi tersebut dalam
pembuatan KLHS-RPJMD.

Gambar B-1 Diagram Keterhubungan Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS-RPJMD


Memastikan Pemanfaatan
Sesuai Peraturan Perundangan Hasil KLHS RPJMD

OTORISASI MONEV
(Bangda Kemendagri/ Kemen LHK; (Bangda
Bappenas; Gubernur WPP) KEMENDAGRI;
Gubernur WPP)

PEMBUAT Ka. Daerah sbg.


Koordinator
POKJA  (Dinas Pengelola Pemanfaatan
Lingkungan Hidup; RPJMD
Pengelola Keuangan Daerah;
BAPPEDA; Non-Govt)
RAD TPB
SEKDA sebagai Koordinator

4
Struktur Organisasi Pembuatan KLHS-RPJMD disusun berdasarkan diagram tersebut, yaitu:

Gambar B-2 Stuktur Organisasi Pembuatan KLHS-RPJMD

KOORDINATOR/ KETUA
(Sekretaris Daerah)

WAKIL KETUA TIM


(Dinas Pengelola Lingkungan
SEKRETARIS TIM
Hidup) (Data & Informasi
BAPPEDA)
WAKIL KETUA TIM
(BAPPEDA)
c

Perangkat Daerah Terkait Sesuai Kompetensi

POKJA I POKJA II POKJA III POKJA IV


(Pemb. Hukum &
(Pemb. Sosial) (Pemb. Ekonomi) (Pemb. Lingkungan) Tata Kelola)

Organisasi Masyarakat, Filantropi, Pelaku Usaha, Akademisi Dan Pihak Terkait Lainnya

Penjelasan Struktur Organisasi:

Ketua bertindak sekaligus sebagai koordinator tim adalah pejabat yang berwenang
mengkoordinasikan program pembangunan daerah dan keuangan daerah yang
dilaksanakan dan digunakan oleh perangkat daerah.
Wakil ketua tim adalah pejabat berwenang atas penyelenggaraan perencanaan pembangunan
daerah dan pejabat berwenang yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang Lingkungan Hidup.
Sekretaris Tim pejabat yang berwenang atas penyelenggaraan kesekretariatan perencanaan
pembangunan daerah, atau pejabat yang diberi wewenang untuk melaksanakan
kesekretariatan tim pembentukan KLHS-RPJMD.

Struktur organisasi dibawah ketua dan wakil ketua tim, terdiri paling sedikit 4 (empat) kelompok kerja
(Pokja), yaitu sebagai berikut.

 Pokja I, Pembangunan Sosial; Pokja dengan anggota berasal dari perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan di bidang pertanian, ketahanan pangan, sosial, pendidikan,
kesehatan, perumahan rakyat, perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan,
penanggulangan bencana, dan atau keluarga berencana.
 Pokja II, Pembangunan Ekonomi; Pokja dengan anggota berasal dari perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan di bidang perencanaan, keuangan daerah, statistik, energi dan
sumberdaya mineral, kehutanan, kelautan dan perikanan, pariwisata, tenaga kerja,
perdagangan, perindustrian, Pekerjaan umum, perhubungan, koperasi dan UKM, dan atau
komunikasi informatika.
 Pokja III, Pembangunan Lingkungan; Pokja upaya pengendalian dan perlindungan lingkungan
hidup, dengan anggota berasal dari perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang

5
lingkungna hidup, energi dan sumberdaya mineral, pertanian, kehutanan, pekerjaan umum,
perumahan rakyat, perhubungan, agraria dan tata ruang, penanggulangan bencana,
perindustrian, kelautan dan perikanan, serta pariwisata.
 Pokja IV, Pembangunan Hukum dan Tata Kelola; Pokja penegakan hukum dan azas
pemerintahan, dengan anggota berasal dari perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan
di bidang pemerintahan, sumberdaya manusia, dan kesatuan bangsa/politik, serta dapat berasal
dari institusi pusat (vertikal) yang berada di Daerah yaitu kejaksaan, kehakiman, dan/atau
kepolisian.

Untuk mitra-pemerintahan selain Pokja tersebut, dibentuk unit kerja, Keanggotaan unit ini, terdiri dari
swasta (pengusaha), lembaga swadaya masyarakat, filantropi, dan perguruan tinggi. Unit tersebut akan
memberikan informasi, fakta, pendanaan, serta masukan dalam berkontribusi untuk perencanaan
pembangunan berkelanjutan di daerah beserta penerapannya. Pengorganisasian unit kerja ini
diserahkan kepada Daerah (dapat dijadikan satu unit tersendiri atau melebur dengan bergabung kep
salaha satu Pokja), sesuai kompetensi anggota dan karakteristik daerah, serta kemudahan pengelolaan
proses kerjanya. Pengaturan jumlah keanggotaan disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan Daerah.

2. PEMBEKALAN MATERI

Pembekalan materi diberikan oleh Ketua/Wakil Ketua (dapat dibantu oleh konsultan/tenaga
ahli) kepada Pokja. Muatan mencakup antara lain:

2.1. PEMAHAMAN MATERI MUATAN PERATURAN


Permendagri ini merupakan pengaturan mandiri. Pengaturan mandiri dimaksud adalah
mempertimbangkan bukan sebagai ketentuan yang mengatur pelaksanaan dari peraturan
perundang-undangan diatasnya, namun materi muatan pengaturan mengingat pada ketentuan
dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berikut di bawah ini pemahaman yang
diperlukan oleh Pokja atas materi muatan peraturan perundang-undangan tersebut,
sehubungan dengan Permendagri ini.

PERATURAN PERUNDANG- PEMAHAMAN MATERI MUATAN


UNDANGAN

Perpres 59/2017,  Tujuan adanya TPB, untuk menjaga peningkatan


pelaksanaan pencapaian kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
TPB berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta
pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
 Sasaran Nasional dan TPB, RAN-TPB dan RAD-TPB (2017-
2019)
 Indikator TPB dan RPJMN, Peta Jalan TPB (2017-2030)

6
UU 23/2014, pemerintahan  Pembangunan daerah merupakan perwujudan dari
daerah pelaksanaan urusan pemerintahan (konkuren) yang telah
diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional, merupakan penyelenggaran urusan
pemerintahan yang kekuasaannya dipegang oleh presiden.
 Urusan pemerintah wajib (berkaitan dan tidak terkait dengan
pelayanan dasar), dan urusan pilihan.
 Lampiran UU 23/2014, bidang urusan pemerintahan.

PP 46/2016, tata cara  Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib membuat
penyelenggaraan KLHS KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau KRP; dan
dilaksanakan dalam penyusunan dan evaluasi ke dalam
penyusunan dan evaluasi (a) RTRW dan rinciannya, RPJPN/D,
RPJMN/D, (b) KRP yang menimbulkan dampak dan/atau
risiko lingkungan hidup.
 Dalam peraturan ini belum mengatur ketentuan mengenai
KLHS-RPJMD, dipandang perlu adanya Permendagri.

PMDn 86/2017, tata cara  RPJMD sebagai dokumen perencanaan Daerah untuk periode
perencanaan, pengendalian 5 (lima) tahun tehitung sejak dilantik sampai berakhir masa
dan evaluasi pembangunan jabatan kepala daerah, dilakukan KLHS untuk memastikan
daerah, tata cara evaluasi pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar kaidah
Ranperda tentang RPJPD, perumusan kebijakan Rencana Pembangunan Daerah (ps
RPJMD, serta tata cara 161,162 dan 151,153).
perubahan RPJPD, RPJMD,  Kaidah perumusan rencana kebijakan (ps 153):
dan RKPD  analisis gambaran umum kondisi daerah (ps 154-155)
 analisis keuangan daerah (ps 156-158)
 sinkronisasi kebijakan dengan rencana pembangunan
lainnya (ps 159-160)
 KLHS (ps 161-162)
 perumusan permasalahan pembangunan dan analisis isu
strategis Daerah (ps 163-164)
 perumusan dan penjabaran visi dan misi (ps 165-166)
 perumusan tujuan, sasaran dan sasaran pokok (ps 167-
170)
 perumusan strategi dan arah kebijakan (ps 171-172)
 perumusan prioritas pembangunan daerah (ps 173)
 perumusan sasaran, program dan kegiatan perangkat
daerah (ps 174-177)
 penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD (ps 178-179)
hubungannya dengan daya dukung dan daya tampung.
 Tata cara pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
(ps 180-306) terkait dengan KLHS.

7
2.2. PEMAHAMAN PEMBUATAN KLHS-RPJMD

Pembuatan KLHS-RPJMD disusun dengan kerangka pikir berikut ini.

Gambar B-3 Bagan Kerangka Pikir Pembuatan KLHS-RPJMD


Identifikasi, Pengumpulan, Dan Analisis Data

Kondisi Umum Daerah Pembentukan


 Daya Dukung & Daya Tampung Tim Pembuat
 Geografis KLHS RPJMD
 Demografis
 Keuangan Daerah Pengkajian
Pembangunan
Capaian Indikator Relevan TPB
Berkelanjutan
Kontribusi Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Serta Pihak Lain Non-
Pemerintah Terkait
Alternatif Proyeksi Target TPB
Perumusan
Gambaran
Skenario  Tanpa Upaya Tambahan
Kondisi
Pembangunan  Dengan Upaya Tambahan
Pencapaian TPB  Jangka Waktu 5 Tahun;
Berkelanjutan
Penjaminan Mutu Sesuai RPJMD
Tahapan Proses
(Tanda Tangan
Kepala Daerah) Pembuatan KLHS RPJMD

(Tanda Tangan Laporan Induk KLHS Rumusan Isu Tantangan


Ketua Tim) RPJMD Utama Dalam Pelaksanaan
Perumusan Isu
Pencapaian TPB TPB
Ringkasan Eksekutif LAPORAN KLHS Strategis, Arah
KLHS RPJMD RPJMD Kebijakan, Dan Kondisi Pencapaian TPB
Sasaran Strategis Berdasarkan Isu Strategis
Dan Permasalahan
Dokumen RPJMD

 Gambaran Umum
Kondisi Daerah;
 Permasalahan Dan Isu-
Pelaksanaan/
isu Strategis Daerah;
 Tujuan Dan Sasaran Pemanfaatan
Strategis

RAD TPB Provinsi

Program & Kegiatan :


 Pemerintah Daerah
 Non-Pemerintah

Tahapan proses kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pembuat KLHS-RPJMD, secara garis besar
melakukan kegiatan berdasarkan tatawaktu dan tatacara berikut di bawah ini.

KLHS-RPJMD dibuat menjelang sebelum berakhirnya periode RPJMD atau pelantikan kepala
daerah (min 3 bulan). Berikut ini jadwal pembuatan KLHS-RPJMD untuk pertama kali menurut
kondisi waktu antara pilkada serentak tahun 2018 dengan tahapan pelantikan kepala daerah,
digambarkan jadwal berikut ini:

8
Gambar B-4 Jadwal Pembuatan KLHS-RPJMD

Pembuatan KLHS-RPJMD dilakukan bersamaan dengan waktu penyusunan rancangan awal


RPJMD teknokratik dan pembuatannya dimulai selama pemungutan suara berlangsung sampai
dengan dilantiknya kepala daerah terpilih. Dengan demikian terdapat 2 kondisi proses
pembuatan KLHS-RPJMD, yaitu durasi 3 bulan dan lebih dari 3 bulan. Kondisi ini mempengaruhi
proses dan substansi kajian pembangunan berkelanjutan.

9
C. IDENTIFIKASI, PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Identfikasi, pengumpulan dan analisis data dilakukan oleh TIm, dengan alur pikir berikut ini:

Gambar C-1 Alur Pikir Identifikasi, Pengumpulan dan Analisis Data

TPB RPJMD
Tujuan, Target,
T dan Strategi, Arah Kebijakan,
Indikator : target, dan Indikator :
 Sosial  Kesejahteraan Masy.
Identifikasi dan persandingan

 Ekonomi  Pelayanan Umum


 Lingkungan Hidup PERSANDINGAN  Daya Saing Daerah
 Hukum, Tata Kelola (Target dan Indikator)  Program Kegiatan

TPB tidak terdapat di RPJMD tidak terdapat di


TPB terdapat di RPJMD
RPJMD TPB
 Beri tanda “check list”, atau  Periksa dokumen Renstra-PD
dan atau RKPD urusan terkait  Jika masih belum ditemukan,
sandingkan/ letakkan indikator indikator RPJMD yang tidak ada
yang dilaksanakan daerah (di  Jika ada dalam Renstra-PD atau dalam TPB dikelompokkan
kanan) pada indikator TPB (di RKPD dan tidak terdapat di dalam satu catatan terpisah,
kiri) RPJMD, sandingkan yang untuk kemudian dibahas
 Lakukan pengumpulan data menandakan tersedia dan beri dengan POKJA dalam Tim
yang dibutuhkan untuk setiap catatan Pembuatan KLHS-RPJMD.
indikator yang sama (mirip)  Lakukan Pengumpulan Data
Pengumpulan Data

 Mengumpulkan data pendukung dari tiap indikator yang sudah


sesuai
 Mengumpulan data umum pendukung lainnya untuk
memperoleh informasi berikut: Keputusan
 Daya Dukung dan Daya Tampung bersama dalam
 Keuangan Daerah Tim KLHS RPJMD
 Kontribusi Mitra-Pemerintah
 Beri kode pada dokumen yang digunakan dan terhubung
dengan target dan indikator TPB, untuk penelusuran kembali

DATA DAYA DUKUNG DATA KEUANGAN DATA RENCANA DAN


Klasifikasi dan Pemetaan Data

DATA CAPAIAN
DAYA TAMPUNG PEMERINTAH REALISASI KEGIATAN
INDIKATOR
LINGKUNGAN HIDUP DAERAH MITRA PEMERINTAH

1 4
 Tabulasi sesuai Tabel Petunjuk  Tabulasi sesuai Tabel Petunjuk 3  Tabulasi sesuai Tabel Petunjuk
 Masukkan angka indikator ‘Rencana’  Masukkan angka Pembiayaan  Kelompokkan seluruh kegiatan
dan ‘Realisasi’ ‘Rencana’ dan ‘Realisasi’ per Mitra Pemerintah berdasarkan
 Gunakan rumus untuk menghitung urusan Urusan yang didukung.
TREND/ Kecenderungan  Gunakan rumus untuk menghitung  Masukkan juga besaran Realisasi
pertumbuhan Realisasi dari tahun ke TREND/ Kecenderungan Target dan pembiayaan nya
tahun untuk setiap Indikator pertumbuhan Realisasi
pembiayaan dari tahun ke tahun
untuk setiap Urusan

 Tabulasi nilai indeks dan kompositnya 2


untuk setiap Jasa Ekosistem berdasarkan
administrasi wilayah menjadi 4 Tabel
(Lihat Tabel Petunjuk), yaitu:
 Penyediaan
 Budaya
 Pendukung
 Pengaturan

10
1. IDENTIFIKASI

Identifikasi, yaitu (1) temukenali target dan indikator TPB yang relevan (diperoleh dari Perpres
no. 59 tahun 2017) dan (2) temukenali target dan indikator rencana pembangunan (diperoleh
dari Permendagri no.86 tahun 2017), untuk disesuaikan dan mempunyai relevansi dengan
target dan indikator yang terdapat dalam dokumen RPJMD. Karena dalam KLHS-RPJMD, tidak
seluruh daerah memiliki tanggung jawab yang sama terhadap pelaksanaan indikator TPB.
Adanya batasan kewenangan, karakteriktik geografis dan demografi daerah menimbulkan
kekhususan beberapa indikator untuk dilaksanakan di daerah. Perlunya identifikasi terhadap
relevansi indikator TPB bagi masing-masing daerah, dimaksudkan agar program dan kegiatan
yang dirumuskan di dalam RPJMD tidak bertentangan dengan kewenangan serta kondisi
wilayahnya masing-masing.

2. PENGUMPULAN DATA

Mengumpulkan data dari tiap indikator yang sesuai (relevan antara indikator rencana
pembangunan daerah dengan TPB), dengan data yang dikumpulkan sekurang-kurangnya
mencakup:

(1) RPJMD yang berlaku 5 lima tahun (terhitung mundur mulai dari tahun 2017)
(2) RKPD tahun 2017 dan 4 tahun sebelumnya
(3) Laporan Pertanggungjawaban APBD tahun 2017 dan 3 tahun sebelumnya
(4) Daya Dukung dan Daya tampung
(5) Data kegiatan Mitra-Pemerintah dalam pembangunan (kontribusi)
(6) Data Pendukung lainnya

3. ANALISIS DATA

Analisis data dilakukan dengan memetakan berikut ini:

(1) Pemetaan indikator capaian rencana pembangunan terhadap target TPB


(2) Pemetaan daya dukung dan daya tampung LH terhadap target TPB
(3) Pemetaan keuangan daerah
(4) Pemetaan Mitra Pemerintah

Pemetaaan Indikator Capaian Rencana Pembangunan terhadap Target TPB, dilakukan dengan
membandingkan Target dan Indikator TPB terhadap realisasi capaian, target, gap/kesenjangan,
dan penjelasan kesenjangan selama periode 5 tahun tahun n-4 s/d tahun n, pada satu tabel
(dipecah menjadi tabel C1 s/d C4) mulai kolom (4) s/d kolom (19), berikut ini.

11
Tabel C-1 Pemetaan Capaian Indikator Pembangunan terhadap Target/Indikator TPB
TPB RKPD (TAHUNAN DARI RPJMD)
REALISASI CAPAIAN INDIKATOR (EVALUASI RKPD)
TARGET INDIKATOR INDIKATOR
Tahun n-4 Tahun n-3 Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4.1 4.1.1.(d) APK APK SD/ sederajat
87,75% 90,87% 92,84% 95,27% 97,85%
SD/MI/sederajat
4.1.1.(e) APK APK SLTP/ sederajat
SMP/MTs/sederajat
4.1.1.(f) APK APK SLTA/ sederajat
SMA/MA/sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata lama tidak tersedia
bersekolah penduduk usia
mulai 15th ke atas
Catatan: sumber data dari dokumen RKPD tahun berjalan (dan 4 tahun sebelumnya) yang merupakan realisasi capaian indikator
target dalam dokumen RPJMD.

Tabel C-2 Pemetaan Target Indikator Rencana Pembangunan terhadap Target/Indikator TPB
TPB RKPD (TAHUNAN DARI RPJMD)
TARGET INDIKATOR RKPD TAHUNAN
TARGET INDIKATOR INDIKATOR
Tahun n-4 Tahun n-3 Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
(1) (2) (3) (9) (10) (11) (12) (13)
4.1 4.1.1.(d) APK APK SD/ sederajat
89,00% 92,00% 93,00% 95,00% 98,00%
SD/MI/sederajat
4.1.1.(e) APK APK SLTP/ sederajat
SMP/MTs/sederajat
4.1.1.(f) APK APK SLTA/ sederajat
SMA/MA/sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata lama tidak tersedia
bersekolah penduduk usia
mulai 15th ke atas

Tabel C-3 Pemetaan Gap Indikator Rencana Pembangunan terhadap Target/Indikator TPB
TPB TARGET INDIKATOR RKPD TAHUNAN
GAP INDIKATOR (TARGET-REALISASI CAPAIAN)
TARGET INDIKATOR INDIKATOR
Tahun n-4 Tahun n-3 Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
(1) (2) (3) (14) (15) (16) (17) (18)
4.1 4.1.1.(d) APK APK SD/ sederajat
-1,25% -1,13% -0,16% 0,27% -0,15%
SD/MI/sederajat
4.1.1.(e) APK APK SLTP/ sederajat
SMP/MTs/sederajat
4.1.1.(f) APK APK SLTA/ sederajat
SMA/MA/sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata lama tidak tersedia
bersekolah penduduk usia
mulai 15th ke atas

12
Tabel C-4 Pemetaan Permasalahan Gap Indikator Rencana Pembangunan
TPB TARGET INDIKATOR RKPD TAHUNAN

TARGET INDIKATOR INDIKATOR


PENJELASAN GAP
(1) (2) (3) (19)
4.1 4.1.1.(d) APK APK SD/ sederajat
SD/MI/sederajat
4.1.1.(e) APK APK SLTP/ sederajat
SMP/MTs/sederajat
4.1.1.(f) APK APK SLTA/ sederajat
SMA/MA/sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata lama tidak tersedia
bersekolah penduduk usia
mulai 15th ke atas

Dengan melakukan analisis data dalam bentuk pemetaan indikator rencana pembangunan
terhadap indikator TPB, maka dapat dilakukan kajian rencana pembangunan daerah terhadap
target dan indikator TPB pada BAB D.1. KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN TARGET TPB.

Daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup (DDDT-LH) dapat dihitung dengan berbagai
metode, antara lain adalah: 1). Berdasarkan Stock; 2). Supply-Demand; 3). Jasa Ekosistem; dan
4). Valuasi Ekonomi. Semua metode tersebut diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan,
namun mempunyai satu persamaan, yaitu memberikan informasi tentang “ketersediaan” dan
“kebutuhan” sumberdaya alam untuk keberlanjutan kehidupan manusia. Pelaksanaan
penghitungan DDDT-LH akan selalu menggunakan peta tematik yang ditumpang tindihkan
sehingga akan menghasilkan informasi Potensi ketersediaan dan kebutuhan sebagai Pembatas
pemanfaatan sumberdaya alam

Analisis DDDT-LH disarikan ke dalam tabel berikut:

Tabel C-5 Kesimpulan Analisis DDDT-LH

NO JENIS SUMBERDAYA KETERSEDIAAN KEBUTUHAN


KETERANGAN/
ALAM & JASA
UNIT % Unit Total PENJELASAN
LINGKUNGAN
01.
02.
03.
04.
05.

Selanjutnya, berdasarkan tabel Target dan Indikator TPB, dapat disusun keterkaitan antara
tabel TPB dimaksud dengan setiap jasa ekosistem yang mewakili DDDT-LH sebagaimana contoh
tabel berikut.

13
Tabel C-6 Contoh Persandingan DDDT-LH (Jasa Ekosistem) dengan TPB

JASA EKOSISTEM
NO TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Fungsi Jenis
1. Tujuan 1: Penyediaan 01; 02; 03; 04; 05
Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Budaya 06; 07; 08
Dimanapun Pendukung -
Pengaturan 13; 14; 15; 18; 20
2. Tujuan 2: Penyediaan 01; 03; 04; 05
Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Budaya -
Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, Serta Pendukung 09; 10; 11; 12
Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan Pengaturan 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19;
20
3. Tujuan 3: Penyediaan 02; 05
Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Budaya 06
Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Pendukung 12
Penduduk Semua Usia Pengaturan 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19;
20
4. Tujuan 4: Penyediaan -
Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif Budaya 06
dan Merata Serta Meningkatkan Kesempatan Pendukung -
Belajar Sepanjang Hayat Untuk Semua Pengaturan -
5. Tujuan 5: Penyediaan -
Mencapai Kesetaraan Gender dan Budaya 06; 07; 08
Memberdayakan Kaum Perempuan Pendukung 11
Pengaturan -
6. Tujuan 6: Penyediaan 01; 02; 03; 04
Menjamin Ketersediaan Serta Pengelolaan Budaya 06
Air Bersih dan Sanitasi Layak yang Pendukung 10; 11; 12
Berkelanjutan Untuk Semua Pengaturan 13; 14; 15; 16; 17; 20
7. Tujuan 7: Penyediaan 02; 04
Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Budaya -
Andal, Berkelanjutan dan Modern Untuk Pendukung 09
Semua Pengaturan 14
8. Tujuan 8: Penyediaan -
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Budaya 06; 07; 08
Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja Pendukung -
yang Produktif dan Menyeluruh, Serta Pengaturan 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19;
Pekerjaan yang Layak Untuk Semua 20
9. Tujuan 9: Penyediaan 01; 02; 03; 04; 05
Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Budaya 06; 07; 08
Meningkatkan Industri Inklusif dan Pendukung 09; 10; 11; 12
Berkelanjutan, Serta Mendorong Inovasi Pengaturan 13
10. Tujuan 10: Tidak ada kaitan
Mengurangi Kesenjangan Intra dan
Antarnegara

14
11. Tujuan 11: Penyediaan 01; 02; 03; 04; 05
Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Budaya 06; 07; 08
Aman, Tangguh dan Berkelanjutan Pendukung 10; 12
Pengaturan 13; 14; 15; 16; 17; 18; 20
12. Tujuan 12: Penyediaan 01; 02; 03; 04; 05
Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Budaya 06; 07; 08
Berkelanjutan Pendukung 09; 10; 11; 12;
Pengaturan 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19;
20
13. Tujuan 13: Penyediaan -
Mengambil Tindakan Cepat Untuk Mengatasi Budaya -
Perubahan Iklim dan Dampaknya Pendukung -
Pengaturan 13; 14; 15
14. Tujuan 14: Penyediaan 05
Melestarikan dan Memanfaatkan Secara Budaya 07; 08
Berkelanjutan Sumber Daya Kelautan dan Pendukung 12
Samudera Untuk Pembangunan Pengaturan 13; 15; 17; 18
Berkelanjutan
15. Tujuan 15: Penyediaan 01; 02; 03; 04; 05
Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan
Budaya 06; 07; 08
Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola Hutan Secara Lestari, Pendukung 09; 10; 11;12
Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Pengaturan 13; 14; 15; 17; 18
Degradasi Lahan, Serta Menghentikan
Kehilangan Keanekaragaman Hayati
16. Tujuan 16: Tidak ada kaitan
Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan
Damai Untuk Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediakan Akses Keadilan Untuk Semua,
dan Membangun Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan
17. Tujuan 17: Tidak ada kaitan
Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan
Merevitalisasi Kemitraan Global Untuk
Pembangunan Berkelanjutan

Sedangkan keterkaitan secara rinci antara Jenis Jasa Ekosistem (DDDT-LH) terhadap Target TPB
dapat dilihat pada tabel berikut.

15
Tabel C-7 Jenis Jasa Ekosistem terhadap Target TPB 1-5

TARGET PADA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)


NO JENIS JASA EKOSISTEM 1 2 3 4 5
FUNGSI PENYEDIAAN
01 Pangan 1.1; 1.2; 1.4; 1.5; 2.1; 2.3; 2.4; 2.a - - -
1.a; 1.b
02 Air Bersih 1.1; 1.2; 1.4; 1.5; - 3.3; 3.9 - -
1.a; 1.b
03 Serat - - - - -
04 Energi 1.4; 1.b 2.1; 2.3; 2.4 - - -
05 Sumberdaya Genetik 1.b 2.1; 2.3; 2.4; 2.5; 3.b - -
2.a
FUNGSI BUDAYA
06 Tempat Tinggal dan Ruang 1.1; 1.2; 1.4; 1.5; - 3.3; 3.9 4.a 5.a
Hidup 1.a
07 Rekreasi Ekowisata 1.b - - - 5.a
08 Estetika 1.b - - - 5.a
FUNGSI PENDUKUNG
09 Tanah - 2.4; 2.5; 2.a - - -
10 Siklus Hara - 2.4; 2.5; 2.a - - -
11 Produksi Primer - 2.1; 2.3; 2.4; 2.5; - - 5.a
2.a
12 Biodiversitas - 2.1; 2.3; 2.5; 2.a 3.b - -
FUNGSI PENGATURAN
13 Iklim 1.5; 1.a 2.4 3.9 - -
14 Tata Air dan Banjir 1.1; 1.2; 1.4; 1.5; 2.4; 2.a 3.6; 3.9 - -
1.a
15 Pencegahan dan 1.4; 1.5; 1.a 2.4 3.3; 3.6; 3.9 - -
Perlindungan Bencana
16 Pemurnian Air - 2.4 3.3; 3.9 - -
17 Pengolahan dan Penguraian - 2.4 3.3; 3.9 - -
Limbah
18 Pemeliharaan Kualitas Udara 1.1; 1.2; 1.4; 1.5; 2.4 3.3; 3.9 - -
1.a
19 Penyerbukan Alami - 2.1; 2.3; 2.4; 2.a 3.b - -
(pollination)
20 Pengendalian Hama dan 1.1; 1.2; 1.4; 1.5; 2.4; 2.a 3.3; 3.6; 3.9 - -
Penyakit 1.a

Tabel C-8 Jenis Jasa Ekosistem terhadap Target TPB 6-11

TARGET PADA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)


NO JENIS JASA EKOSISTEM
6 7 8 9 10 11

FUNGSI PENYEDIAAN
01 Pangan 6.5; 6.6 - - 9.1; - 11.b
9.4
02 Air Bersih 6.1; 6.2; 6.3; 6.4; 7.1; 7.2; - 9.1; - 11.1; 11.3; 11.6;
6.5; 6.6; 6.b 7.a; 7.b 9.4 11.b

16
TARGET PADA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
NO JENIS JASA EKOSISTEM
6 7 8 9 10 11

03 Serat - - - - - -
04 Energi 6.5; 6.6 7.1; 7.2; - 9.1; - 11.b
7.a; 7.b 9.4
05 Sumberdaya Genetik - - - 9.4 - 11.4; 11.7; 11.b
FUNGSI BUDAYA
06 Tempat Tinggal dan Ruang 6.2; 6.3; 6.4; 6.5; - 8.9 9.1; - 11.1; 11.2; 11.3;
Hidup 6.6; 6.b 9.4 11.4; 11.6; 11.7;
11.b
07 Rekreasi Ekowisata - - 8.9 9.4 - 11.4; 11.7; 11.b
08 Estetika - - 8.9 9.4 - 11.4; 11.7; 11.b
FUNGSI PENDUKUNG
09 Tanah - 7.1; 7.2; 9.4 - -
7.a; 7.b
10 Siklus Hara 6.5; 6.6 - - 9.4 - 11.6
11 Produksi Primer 6.5; 6.6 - - 9.4 - -
12 Biodiversitas 6.5; 6.6 - - 9.4 - 11.4; 11.7; 11.b
FUNGSI PENGATURAN
13 Iklim 6.5; 6.6 - 8.4 9.4 - 11.2; 11.3; 11.5;
11.6; 11.7; 11.b
14 Tata Air dan Banjir 6.1; 6.2; 6.3; 6.4; 7.1; 7.2; 8.4 - - 11.1; 11.2; 11.3;
6.5; 6.6; 6.b 7.a; 7.b 11.5; 11.6; 11.7;
11.b
15 Pencegahan dan 6.5; 6.6 - 8.4 - - 11.1; 11.2; 11.3;
Perlindungan Bencana 11.5; 11.6; 11.7;
11.b
16 Pemurnian Air 6.4; 6.5; 6.6; 6.b - 8.4 - - 11.6
17 Pengolahan dan Penguraian 6.2; 6.3; 6.b - 8.4 - - 11.1; 11.6
Limbah
18 Pemeliharaan Kualitas Udara - - 8.4 - - 11.1; 11.6
19 Penyerbukan Alami - - 8.4 - - -
(pollination)
20 Pengendalian Hama dan 6.2; 6.3 - 8.4 - - 11.6
Penyakit

Tabel C-9 Jenis Jasa Ekosistem terhadap Target TPB 12-17

TARGET PADA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)


NO JENIS JASA EKOSISTEM
12 13 14 15 16 17
FUNGSI PENYEDIAAN
01 Pangan 12.2; - - 15.3; 15.4; 15.b - -
12.3; 12.a
02 Air Bersih 12.2; 12.a - - 15.3 - -
03 Serat - - - - - -

17
TARGET PADA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
NO JENIS JASA EKOSISTEM
12 13 14 15 16 17
04 Energi 12.2; - - 15.3 - -
12.a; 12.c
05 Sumberdaya Genetik 12.2; - 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2; 15.3; - -
12.3; 14.4; 14.5; 14.6; 15.4; 15.5; 15.6;
12.a; 12.c 14.7; 14.a; 14.b; 15.7; 15.8; 15.9;
14.c 15.a; 15.b; 15.c
FUNGSI BUDAYA
06 Tempat Tinggal dan Ruang 12.b - - 15.3 - -
Hidup
07 Rekreasi Ekowisata 12.b - 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2; 15.3; - -
14.4; 14.5; 14.6; 15.4; 15.b
14.7; 14.a; 14.b;
14.c
08 Estetika 12.b - 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2; 15.3; - -
14.4; 14.5; 14.6; 15.4; 15.b
14.7; 14.a; 14.b;
14.c
FUNGSI PENDUKUNG
09 Tanah 12.3; - - 15.3; 15.4; 15.b - -
12.4; 12.5
10 Siklus Hara 12.3; - - 15.3; 15.4; 15.5; - -
12.4; 12.5 15.6; 15.7; 15.8;
15.9; 15.a; 15.b;
15.c
11 Produksi Primer 12.2; - - 15.3; 15.4; 15.5; - -
12.3; 12.c 15.6; 15.7; 15.8;
15.9; 15.a; 15.b;
15.c
12 Biodiversitas 12.2; - 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2; 15.3; - -
12.3; 12.c 14.4; 14.5; 14.6; 15.4; 15.5; 15.6;
14.7; 14.a; 14.b; 15.7; 15.8; 15.9;
14.c 15.a; 15.b; 15.c
FUNGSI PENGATURAN
13 Iklim 12.2; 12.a 13.1; 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2; 15.3; - -
13.2; 14.4; 14.5; 14.6; 15.4; 15.5; 15.6;
13.3; 14.7; 14.a; 14.b; 15.7; 15.8; 15.9;
13.a; 13.b 14.c 15.a; 15.b; 15.c
14 Tata Air dan Banjir 12.a 13.1 - 15.3; 15.4; 15.b - -
15 Pencegahan dan 12.2; 12.a 13.1; 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2; 15.3; - -
Perlindungan Bencana 13.2; 14.4; 14.5; 14.6; 15.4; 15.b
13.3; 14.7; 14.a; 14.b;
13.a; 13.b 14.c
16 Pemurnian Air 12.4; - - - - -
12.5; 12.a
17 Pengolahan dan Penguraian 12.4; - 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2 - -
Limbah 12.5; 12.a 14.4; 14.5; 14.6;
14.7; 14.a; 14.b;
14.c
18 Pemeliharaan Kualitas Udara 12.4; - 14.1; 14.2; 14.3; 15.1; 15.2 - -
12.5; 12.a 14.4; 14.5; 14.6;
14.7; 14.a; 14.b;
14.c

18
TARGET PADA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
NO JENIS JASA EKOSISTEM
12 13 14 15 16 17
19 Penyerbukan Alami 12.4; - - - - -
(pollination) 12.5; 12.a
20 Pengendalian Hama dan 12.4; - - - - -
Penyakit 12.5; 12.a

Berdasarkan 4 (empat) tabel tersebut diatas (Tabel C6-C9), maka dapat dilakukan pengkajian
target dan indikator TPB dengan DDDT-LH.

Analisis Data untuk pembiayaan pembangunan dilakukan dengan melakukan pemilahan data
yang telah diidentfikasikan dan dikumpulkan ke dalam tabel berikut.

Tabel C-10 Contoh Realisasi Belanja menurut Indikator TPB


URUSANBIDANG: ___________________________
DAERAH PROV/KAB/KOTA: ___________________
TPB RKPD/RPJMD PERTANGGUNGJAWABAN APBD/EVALUASI RKPD PENJELASAN GAP
REALISASI BELANJA DAERAH (Rp 000) (antara realisasi dan target
TARGET INDIKATOR INDIKATOR
Tahun n-4 Tahun n-3 Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n Belanja Daerah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4.1 4.1.1.(d) APK APK SD/ sederajat
SD/MI/sederajat
4.1.1.(e) APK APK SLTP/ sederajat
SMP/MTs/sederajat
4.1.1.(f) APK APK SLTA/ sederajat
SMA/MA/sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata lama tidak tersedia
bersekolah penduduk
usia mulai 15th ke atas

Tabel C-11 Contoh Realisasi Pendapatan Daerah menurut TPB


DAERAH PROV/KAB/KOTA: ___________________
TPB RKPD/RPJMD PERTANGGUNGJAWABAN APBD/EVALUASI RKPD
REALISASI PENDAPATAN DAERAH per TA
TARGET INDIKATOR INDIKATOR
Tahun n-4 Tahun n-3 Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4.1 4.1.1.(d) APK APK SD/ sederajat
SD/MI/sederajat
4.1.1.(e) APK APK SLTP/ sederajat
SMP/MTs/sederajat
4.1.1.(f) APK APK SLTA/ sederajat
SMA/MA/sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata lama tidak tersedia
bersekolah penduduk usia
mulai 15th ke atas

19
PERTANGGUNGJAWABAN APBD/EVALUASI RKPD (5 th)
REALISASI PENDAPATAN DAERAH menurut JENIS PENJELASAN JENIS SUMBER PENDAPATAN
PAD DBH-P/BP DAU DAK LAINNYA (antara realisasi dan target Pendapatan

Lanjutan Kolom
(9) (10) (11) (12) (13) (19)

Kedua tabel tersebut digunakan dalam melakukan Kajian Pembangunan Pembiayaan Daerah
pada Bab selanjutnya.

Analisis data untuk kemitraan pemerintah dilakukan dengan melakukan pemilahan data yang
telah diidentfikasikan dan dikumpulkan ke dalam tabel berikut.

Tabel C-12 Contoh Identifikasi Kegiatan Mitra Pemerintah

AKTOR KEGIATAN TARGET CAPAIAN


(1) (2) (3) (4)
Caltex Riau Rehab Mangrove 2012-2017 200 ha 180 ha (2017)
Sumber Makmur Penyediaan pemenuhan biaya perorangan (tas sepatu 1000 murid 600 murid
dll) di kawasan hutan X SD/MI SD/MI (2017)

20
D. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan menurut alur pikir berikut ini.

Gambar D-1 Alur Pikir Pengkajian

1
TREND CAPAIAN
INDIKATOR
DATA TARGET TPB
Analisis - 1
Pengkajian dan Analisis

 Berdasarkan Tabel perbandingan Analisis - 2


Penyusunan Skenario
Rencana dan Realisasi, Identifikasi
Permasalahan berdasarkan ;  Susun Tabel target tiap Indikator TPB,
 Kebijakan dan nilai target berdasarkan grafik
 Pengelolaan Program Kegiatan Trend berdasarkan grafik Trend
 Sosial Kemasyarakatan Realisasi Pencapaian
 Catat dan tulis permasalahan tersebut  Susun Grafik yang menggambarkan
kedalam Tabel kedua jenis garis dimaksud; Grafik
TREND dianggap sebagai target tanpa
Intervensi
2  Lakukan Analisis target Intervensi

PEMETAAN DDDT-LH
TERHADAP SETIAP TARGET Indikator target TPB >
Realisasi target
DAN INDIKATOR TPB pembangunan

Indikator target TPB ≤


Analisis Realisasi target
pembangunan
 Tabel DDDT-LH berdasarkan wilayah
administrasi, Identifikasi hal-hal sebagai
berikut :
 Luasan setiap potensi sumberdaya
alam yang terkait dengan
penyediaan, budaya, pendukung, dan
pengaturan
 Jumlah ketersediaan setiap PENYUSUNAN
sumberdaya alam (penyediaan,
budaya, pendukung, dan pengaturan) SKENARIO
 Kebutuhan total (konsumsi)
penduduk terhadap setiap
pemanfaatan sumberdaya alam yang
tersedia.
 Catat dan masukkan fakta tersebut
kedalam Tabel untuk setiap Target dan
Indikator TPB yang terkait.

3 Analisis Analisis
TREND REALISASI  Berdasarkan Tabel Rencana dan  Berdasarkan Tabel Rencana dan
PEMBIAYAAN Realisasi pembiayaan, susun grafik yang Realisasi program kegiatan Mitra
mengidentifikasikan perbandingan Pemerintah (termasuk biaya) untuk per
Trend pembiayaan setiap urusan target TPB, kelompokkan kembali
 Urutkan berdasarkan pembiayaan yang berdasarkan urusan; Lihat Tabel
paling besar Petunjuk
 Lakukan analisis kemungkinan yang
dapat dilakukan agar pencapaian target
TPB setiap indikator dapat ditingkatkan
optimal
REALISASI TARGET DAN
PEMBIAYAAN MITRA
PEMERINTAH

21
1. KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN TARGET TPB

Berdasarkan gap dan permasalahan kesenjangan capaian rencana pembangunan selama 5


tahun berjalan dari hasil analisis data (BAB C.3), dilakukan perhitungan proyeksi tren historis
rencana pembangunan, kemudian diperbandingkan terhadap sasaran target/indikator TPB
dengan metode Statistik, yang menghasilkan grafik seperti dibawah ini.

Gambar D-2 Grafik Perbandingan Indikator Tren Target Rencana Pembangunan dan Target
TPB

Target Indikator Target TPB / Proyeksi


TPB Perpres
59/2017
Capaian indikator TPB

GAP
kurang Target (proyeksi)
Kondisi existing Rencana Pembangunan
capaian indikator GAP
lebih

Target Indikator
Proyeksi Tren Target
Rencana Rencana Pembangunan
Baseline capaian
Pembangunan
indikator RPJMD (RPJMD)
+5th
Sekarang 2019 Durasi RPJMD … s/d 2030

Memperhatikan kondisi existing base line indikator rencana pembangunan daerah (capaian dan
target periode tahun n-4 s/d tahun n) dibandingkan dengan target/indikator TPB yang relevan
dengan rencana daerah, diperoleh gap/kesenjangan. Terdapat 3 kondisi Gap, yaitu: lebih atau
sama atau kurang dari target/indikator TPB. Kondisi gap lebih atau sama, maka Daerah tidak
perlu melakukan intervensi tetapi “mempertahankan” kondisi tersebut. Sedangkan untuk
kondisi gap kurang, maka Daerah perlu melakukan intervensi.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka proyeksi indikator rencana pembangunan diperhitungkan


sampai dengan tahun 2019 dan tahun n+5 (periode RPJMD) dibandingkan dengan indikator TPB
tahun 2030 yang ditarik perhitungannya untuk periode tahun yang sama dengan tahun proyeksi
rencana pembangunan. Gap kondisi ini, kemudian disesuaikan kembali setelah dilakukannya
pengkajian DDDT-LH, Pembiayaan keuangan daerah, dan peran mitra-pemerintah untuk
menutupi kesenjangan target dan indikator TPB tersebut.

22
2. KAJIAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG

Kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup (DDDT-LH) dilakukan untuk
mendapatkan gambaran indikatif potensi sumberdaya alam beserta jasa ekosistem yang
terdapat dalam suatu wilayah, termasuk pembatas atas potensi sumberdaya alam dimaksud.
Selanjutnya, untuk melengkapi kajian tersebut, perlu tambahan data dan informasi yang terkait
dengan kebutuhan konsumsi penduduk diwilayah tersebut yang mampu disediakan oleh
potensi sumberdaya alamnya.

Untuk dapat melakukan kajian DDDT-LH, maka dapat dilakukan dengan menyandingkan dalam
satu tabel antara tabel Target dan Indikator TPB yang terkait dengan DDDT-LH (tabel C6-C8)
dengan tabel Potensi, kebutuhan, dan pembatas DDDT-LH (tabel C4). Hasil persandingan
dimaksud adalah seperti dalam tabel berikut.

23
Tabel D-1 Prioritas Target dan Indikator TPB berdasarkan DDDT-LH

DDDT-LH dan JASA EKOSISTEM


POTENSI PEMBATAS/
NO TUJUAN; TARGET TPB REKAPITULASI DAN ARAHAN
JENIS KETERSEDIAAN PENTING
(Dominansi; Prioritas/ Penting; Lokasi)
Luasan + % Setara Unit
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tujuan 1: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
1.1 --- dst --
1.2 --- dst --
2. Tujuan 2: Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, Serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses 01; 03; 04;
bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang 05; 11; 12;
berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan
yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
19;
2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, Target tidak terkait DDDT-LH
termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara
internasional untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun,
dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan
menyusui, serta manula.
2.3 Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan 01; 03; 04;
pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan,
masyarakat penduduk asli, keluarga petani, penggembala dan 05; 11; 12;
nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama terhadap 19;
lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa
keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan
nonpertanian.
2.4 Pada tahun 2030, menjamin sistem produksi pangan yang 01; 03; 04;
berkelanjutan dan menerapkan praktek pertanian tangguh yang
meningkatkan produksi dan produktivitas, membantu menjaga 05; 09; 10;
ekosistem, memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan 11; 13; 14;
iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan bencana lainnya, serta
secara progresif memperbaiki kualitas tanah dan lahan. 15; 16; 17;
18; 19; 20

24
2.5 Pada tahun 2020, mengelola keragaman genetik benih, tanaman 03; 05; 09;
budidaya dan hewan ternak dan peliharaan dan spesies liar terkait,
termasuk melalui bank benih dan tanaman yang dikelola dan 10; 11; 12
dianekaragamkan dengan baik di tingkat nasional, regional dan
internasional, serta meningkatkan akses terhadap pembagian
keuntungan yang adil dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber
daya genetik dan pengetahuan tradisional terkait, sebagaimana
yang disepakati secara internasional.
2.a Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerjasama internasional 01;03; 05;
yang kuat, dalam infrastruktur perdesaan, layanan kajian dan
perluasan pertanian, pengembangan teknologi dan bank gen untuk 09;10;
tanaman dan ternak, untuk meningkatkan kapasitas produktif 11;12; 14;
pertanian di negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang. 19; 20

2.b Memperbaiki dan mencegah pembatasan dan distorsi dalam pasar Target tidak terkait DDDT-LH
pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan secara bersamaan
segala bentuk subsidi ekspor pertanian dan semua tindakan ekspor
dengan efek setara, sesuai dengan amanat the Doha Development
Round.
2.c Mengadopsi langkah-langkah untuk menjamin berfungsinya pasar Target tidak terkait DDDT-LH
komoditas pangan serta turunannya dengan tepat, dan
memfasilitasi pada waktu yang tepat akses terhadap informasi
pasar, termasuk informasi cadangan pangan, untuk membantu
membatasi volatilitas harga pangan yang ekstrim.
3. Tujuan 3: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
3.1 --- dst --
3.2 --- dst --
4. Tujuan 4: --- dan seterusnya ---
4.1 --- dst --
4.2 --- dst --

25
Petunjuk pengisian tabel adalah sebagai berikut :

Kolom (1) NO, diisi dengan kode TPB dan kode Target TPB (diperoleh dari Lampiran Permendagri Nomor 7 tahun 2018).

Kolom (2) TUJUAN, TARGET TPB, diisi tekns lengkap TPB dan teks lengkap Target TPB (diperoleh dari Lampiran Permendagri yang sama)

Kolom (3) s/d (6), DDTLH DAN JASA EKOSISTEM, merupakan keterhubungan DDDT-LH beserta jasa ekosistemnya yang terkait dengan Tujuan dan
Target TPB.

Kolom (3) JENIS, diisi dengan jenis sumberdaya alam/jasa ekosistemnya yang terkait dengan Target dan Indikator TPB. Pengisian, dilakukan dari
tabel C-4 Pemetaan DDDT-LH dengan melakukan penyesuaian (dapat ditambahkan/dikurangi) sesuai jenis sumberdaya alam/jasa
ekosistem dimaksud pada wilayah bersangkutan. Potensi sumberdaya alam beserta jasa ekosistemny menggunakan kode berikut ini:

KODE Potensi Sumberdaya Alam & Jasa KODE Potensi Sumberdaya Alam & Jasa KODE Potensi Sumberdaya Alam & Jasa
Ekosistemnya Ekosistemnya Ekosistemnya
FUNGSI PENYEDIAAN (Provisioning) FUNGSI BUDAYA (Cultural) FUNGSI PENGATURAN (Regulating)
01. Pangan 06. Tempat Tinggal dan Ruang Hidup 13. Iklim
02. Air Bersih 07. Rekreasi Ekowisata 14. Tata Air dan Banjir
03. Serat 08. Estetika 15. Pencegahan dan Perlindungan Bencana
04. Energi FUNGSI PENDUKUNG (Supporting) 16. Pemurnian Air
05. Sumberdaya Genetik 09. Tanah 17. Pengolahan dan Penguraian Limbah
10. Siklus Hara 18. Pemeliharaan Kualitas Udara
11. Produksi Primer 19. Penyerbukan Alami (pollination)
12. Biodiversitas 20. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kolom (4) s/d (5) POTENSI PEMBATAS/ KETERSEDIAAN PENTING, kondisi Rinci DDDT-LH yang harus disesuaikan untuk setiap jenisnya yang
terdapat pada wilayah bersangkutan, atau berdasarkan jenisnya yang dapat menjadi prioritas ataupun justru sebagai pembatas.

Kolom (4) LUASAN, diisi dengan Di isi dengan hasil perhitungan data sebagaimana pada tabel C-4.

Kolom (5) SETARA UNIT, Di isi dengan hasil perkalian luasan potensi dengan unit kebutuhan setara penduduk yang mampu disediakan pada
wilayah bersangkutan; Unit kebutuhan setara penduduk beserta rumusnya dapat menggunakan NSPK untuk setiap urusan yang terkait.

26
Kolom (6) REKAPITULASI DAN ARAHAN (Dominansi; Prioritas/ Penting; Lokasi), Di isi dengan penjelasan singkat untuk setiap target TPB, yang
sekaligus memberikan arahan dalam optimalisasi maupun pembatasan sumberdaya alam beserta jasa ekosistemnya; Jenis DDDT-LH
yang digunakan yang terkait dengan Indikator target TPB dapat dipakai seluruhnya ataupun sebagian, tergantung pada ketersediaan
data yang terkait, dan atau bergantung kepada kondisi DDDT-LH yang mendominasi, menjadi prioritas, maupun pertimbangan
keberadaan lokasi atas DDDT-LH dimaksud.

27
3. KAJIAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (beserta peraturan perubahannya), kinerja keuangan
pemerintah daerah sangat terkait dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek kondisi
neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD dilihat dari sumber pendapatan daerah dan
komposisi belanja daerah (belanja langsung, dan belanja tidak langsung), serta analisis kondisi
keuangan daerah (neraca daerah yang mencerminkan perkembangan aset pemerintah daerah
dan kewajiban pemerintah daerah, serta ekuitas dana tersedia).

Kinerja keuangan daerah untuk menjalankan rencana pembangunan daerah tentunya dengan
mudah dapat dilihat dengan menghubungan pendapatan dan belanja daerah terhadap capaian
indikator rencana pembangunan daerah. Dengan syarat tersedianya data keuangan program
pembangunan terpilah menurut indikator TPB, untuk dapat dicatatkan dalam tabel yang telah
disediakan di bawah ini. Namun jika tidak tersedia data keuangan terpilah maka perlu dilakukan
perhitungan dengan menggunakan model Keynesian. Sebuah model persamaan, yaitu total
pendapatan sama dengan jumlah pengeluaran (pendapatan dipersamakan dengan PDRB, dan
pengeluaran dihitung berdasarkan komponen: konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah,
dan selisih ekspor dengan impor).

Tabel D-2 Realisasi Belanja menurut Indikator TPB


URUSAN BIDANG: ___________________________
DAERAH PROV/KAB/KOTA: ___________________
TPB RKPD/RPJMD PERTANGGUNGJAWABAN APBD/EVALUASI RKPD PENJELASAN GAP
REALISASI BELANJA DAERAH (Rp 000) (antara realisasi dan target
TARGET INDIKATOR INDIKATOR
Tahun n-4 Tahun n-3 Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n Belanja Daerah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (19)
4.1 4.1.1.(d) APK APK SD/ sederajat
SD/MI/sederajat
4.1.1.(e) APK APK SLTP/ sederajat
SMP/MTs/sederajat
4.1.1.(f) APK APK SLTA/ sederajat
SMA/MA/sederajat
4.1.1.(g) Rata-rata lama tidak tersedia
bersekolah penduduk usia
mulai 15th ke atas

4. KAJIAN PROGRAM DAN PENDANAAN MITRA PEMERINTAH

Berdasarkan tabel dari hasil analisis data, kemudian dilakukan pengkajian ke dalam tabel
berikut.

28
Tabel D-3 Kegiatan Mitra Pemerintah menurut TPB
TPB:
TARGET INDIKATOR AKTOR CAPAIAN
(1) (2) (3) (4)
4.1 4.1.1.(d) APK SD/MI/sederajat Sumber Makmur 600 murid SD/MI
14.5 14.5.1 Luas kawasan konservasi perairan Caltex Riau 180 ha (2017)
15.1 15.1.1.(a) Proporsi Tutupan Hutan thd Luas Hutan sda perhitungan
Keseluruhan
15.2 15.2.1.(a) Luas Kws Konservasi Terdegradasi yg sda perhitungan
dipulihkan ekosistemnya
dll

29
E. PERUMUSAN SKENARIO DAN REKOMENDASI

1. PERUMUSAN SKENARIO

Perumusan Skenario Pembangunan dilakukan dengan alur pikir berikut ini.

Gambar E-1 Diagram Perumusan Skenario Pembangunan

Keuangan
Daerah

Capaian
TPB
TANPA UPAYA
TAMBAHAN

DDDT PERBAN SKENARIO


LH PEMBANGUNAN
DINGAN
DENGAN UPAYA
TAMBAHAN
Potensi
Daerah

dukungan
mitra

Dilakukan dengan langkah berikut ini:

(1) Proyeksi Kemampuan Keuangan.


Menentukan rata-rata pertumbuhan keuangan daerah dan melakukan proyeksi untuk 5
(lima) tahun ke depan, sesuai dengan periode RPJMD. Proyeksi difokuskan pada
pertumbuhan PDRB dan pertumbuhan belanja modal daerah.

(2) Proyeksi Pertumbuhan capaian TPB Daerah


Proyeksi berdasarkan rata-rata pertumbuhan data capaian TPB untuk periode:

30
 5 tahun sesuai dengan periode RPJMD
 Proyeksi sampai tahun 2019 (periode akhir RPJMN)
 Proyeksi untuk tahun 2030 sesuai masa akhir TPB.
Berdasarkan hasil proyeksi didapatkan perbandingan antara proyeksi capaian TPB
daerah dan target pencapaian TPB secara nasional dan internasional.

(3) Potensi Daerah


Berdasarkan analisis jasa ekosistem, termukan potensi daerah yang dapat dioptimalkan
untuk mempercepat pencapaian target TPB daerah

(4) Daya Dukung dan Daya Tampung LH


Pahami DDT-LH, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup melalui jasa
ekosistem sebagai “sinyal” pendukung dan/atau pembatas penentuan skenario,
“dengan atau tanpa” upaya tambahan.
Pemahaman tersebut mencakup tidak kurang terhadap kondisi pemenuhan gap antara
indikator target rencana pembangunan dengan target TPB, yaitu: TPB > rencana
pembangunan, kondisi “intervensi”.
TPB ≤ rencana pembangunan, kondisi “mempertahankan”.

(5) Potensi Dukungan Mitra-Pemerintah


Analisis program dan kegiatan non pemerintah serta kontribusinya terhadap pencapaian
TPB. Target capaian TPB daerah merupakan gabungan antara target capaian TPB oleh
Pemda dan kontribusi non pemerintah

(6) Perbandingan
Proyeksi capaian TPB dibandingkan dengan target di RPJMN dan target pencapaian TPB
tahun 2030. Hasil perbandingan memperlihatkan:
- TPB sudah pada posisi mempertahankan jika proyeksi pertumbuhan target TPB
sama atau lebih besar dari target RPJMN dan target 2030.
- TPB membutuhkan upaya tambahan jika proyeksi pertumbuhan target TPB lebih
kecil dari target RPJMN dan target 2030

(7) Penentuan Target Berdasarkan Skenario


- Target skenario tanpa upaya tambahan diambil dari hasil proyeksi capaian TPB
- Target skenario dengan upaya tambahan memperhatikan potensi keuangan
daerah, dukungan mitra serta DDDT.

31
Hasil perumusan Skenario Pembangunan dapat direkapitulasi dan dituliskan dalam tabel
berikut.

Tabel E-1 Skenario Pembangunan

TUJUAN/ TARGET/
TANPA DENGAN
INDIKATOR
NO UPAYA UPAYA UPAYA INTERVENSI
PEMBANGUNAN
TAMBAHAN TAMBAHAN
BERKELANJUTAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1. MENGAKHIRI KEMISKINAN DALAM SEGALA BENTUK DIMANAPUN
1.1 Pada tahun 2030, mengentaskan kemiskinan ekstrim bagi semua orang yang saat ini
berpendapatan kurang dari 1,25 dolar Amerika per hari.
1.1.1 Tingkat kemiskinan 11% 9% Optimalisasi sektor
ekstrim. pertanian dengan
memperkuat akses petani
ke pasar
1.1.2 --dst--

Petunjuk Pengisian:
Kolom (1). Di isi dengan nomor/penomoran sesuai Lampiran Permendagri Nomor 7 Tahun
2018
Kolom (2). Diisi dengan Tujuan/ Target Pembangunan Berkelanjutan, Sesuai Lampiran
Permendagri Nomor 7 Tahun 2018. Untuk indikator, diisi dengan indikator TPB yang
dianalisis. Indikator TPB mengacu pada Lampiran Permendagri Nomor 7 Tahun 2018
Kolom (3). Diisi dengan proyeksi capaian TPB pada priode akhir RPJMD yang disusun
berdasarkan pertumbuhan normal capaian TPB.
Kolom (4). Diisi dengan proyeksi capaian TPB pada akhir periode RPJMD yang disusun dengan
adanya asumsi intervensi untuk mengurangi kesenjangan (gap) antara pertumbuhan
normal capaian TPB dengan target capaian TPB di tahun 2030.
Kolom (5). Diisi dengan pernyataan upaya intervensi yang akan dilakukan, dengan
mempertimbangkan DDDT-LH

2. PERUMUSAN REKOMENDASI

Berdasarkan skenario pembangunan, Tim KLHS RPJMD menentukan skenario mana yang dapat
dijalankan selama 5 tahun ke depan. Pilihan skenario tersebut menjadi rekomendasi untuk
pelaksanaan KLHS baik dalam RPJMD maupun untuk dokumen lain seperti Rencana Aksi Daerah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (RAD TPB)

32
F. PENULISAN LAPORAN

Laporan KLHS-RPJMD terdiri dari 7 Bab dan Lampiran, yaitu: Pendahuluan, Dasar Teori, Kondisi
Umum Daerah, Analisis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Analisis Capaian Indikator TPB
pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Alternatif Skenario dan Rekomendasi serta
Kesimpulan.

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai dasar-dasar penelitian yang terdiri atas latar belakang,
dasar hukum, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan sistematika pembuatan KLHS-RPJMD.

1.1. Latar Belakang


Latar belakang merupakan dasar untuk memberikan pemahaman mengenai gambaran
maksud dan tujuan serta gambaran umum penulisan laporan KLHS-RPJMD.
1.2. Dasar Hukum
Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan atau dasar dalam penulisan laporan KLHS-RPJMD.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan merupakan penjelasan mengenai tujuan dari pembuatan laporan
KLHS-RPJMD serta tindak lanjut dari hasil laporan tersebut.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan cakupan analisis yang dilakukan dalam pembuatan laporan
KLHS-RPJMD yaitu:
1. Kondisi Umum daerah
Kondisi umum daerah memuat kondisi daya dukung dan daya tampung, geografis,
demografis dan keuangan daerah.
2. Capaian Indikator TPB
Capaian indikator TPB berupa analisis kondisi pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan.
3. Pembagian Peran
Pembagian peran berupa analisis kontribusi dari Pemerintah, pemerintah daerah,
serta organisasi masyarakat, filantropi, pelaku usaha, akademisi dan pihak terkait
lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan dalam pembangunan daerah.
1.5. Sistematika Pembuatan KLHS-RPJMD
Sistematika pembuatan laporan KLHS-RPJMD merupakan tata urutan/mekanisme dalam
pembuatan KLHS-RPJMD terdiri dari :

33
1. Pembentukan tim pembuatan KLHS-RPJMD;
2. Pengkajian pembangunan berkelanjutan;
3. Perumusan skenario pembangunan berkelanjutan; dan
4. Penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS-RPJMD.

Bab II Dasar Teori

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang digunakan pada laporan KLHS-RPJMD, yaitu
perkembangan fungsi daerah dan teori perkembangan aktivitas wilayah.

Bab III Kondisi Umum Daerah

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kondisi umum daerah Kota Cimahi diantaranya
kondisi geografis; daya dukung dan daya tampung; kondisi keuangan daerah; dan peran
pemangku kepentingan dalam mencapai TPB.

3.1. Kondisi Geografis


Gambaran kondisi geografis daerah menjelaskan mengenai batas administrasi,
topografi, hidrologi, klimatologi, serta penggunaan lahan.
3.2. Daya Dukung dan Daya Tampung
Daya dukung dan daya tampung wilayah berdasarkan hasil analisis ambang batas
dan status daya dukung pangan dan air serta dapat dijabarkan mengenai analisis
kualitas air sungai dan daya tampung sampah.
3.3. Gambaran Keuangan Daerah dalam Pencapaian Indikator TPB
Gambaran keuangan daerah mencakup kinerja keuangan daerah serta kunerja
keuangan daerah dalam pencapaian indikator TPB.
3.4. Peran Pemangku Kepentingan dalam Pencapaian TPB
Gambaran mengenai pihak-pihak yang berperan dalam pencapaian indikator TPB di
daerah yang secara aktif berkontribusi dalam pencapaian TPB.

Bab IV Analisis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Pada bab ini dijelaskan mengenai penilaian dan analisis mengenai capaian indikator TPB di
daerah yang dikategorikan dalam 4 (empat) kategori yaitu:

1. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional;
2. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan tetapi belum mencapai target nasional;
3. Indikator TPB belum dilaksanakan dan belum mencapai target nasional;.
4. Indikator TPB yang tidak/belum ada data.

34
Pada setiap kategori diberikan gambaran jumlah indikator TPB yang termasuk dalam 4 (empat)
kategori diatas serta diberikan tabel yang terdiri dari tujuan TPB, target (isu strategis), dan
jumlah indikator yang termasuk dalam kategori tersebut.

Bab V Analisis Capaian Indikator TPB pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Pada bab ini dijelaskan mengenai penilaian dan analisis capaian indikator TPB setiap Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) serta ketercapaiannya dalam penggunaan anggaran untuk program
yang berkaitan dengan TPB yang menjadi tugas, pokok dan fungsi OPD. Dalam bab ini
dijabarkan capaian indikator TPB yang dilaksanakan oleh masing-masing OPD; analisis capaian
indikator berdasarkan daya dukung dan daya tampung dan proporsi angaran; serta keterlibatan
pihak lain dalam mendukung OPD menyelenggarakan program dan kegiatan untuk mencapai
target dalam TPB.

Bab VI Alternatif Skenario dan Rekomendasi

Pada bab ini dijelaskan mengenai alternatif skenario dan rekomendasi daerah dengan upaya
tambahadan dan tanpa upaya tambahan dilihat dari daya dukung dan daya tampung serta
ketercapaian terhadap TPB. Pada bab ini terdiri dari:

1. Alternatif skenario dan rekomendasi daya dukung dan daya tampung daerah;
2. Alternatif skenario dan rekomendasi dengan upaya tambahan yaitu untuk indikator yang
belum mencapai target RPJMN 2019 serta indikator yang belum memiliki data;
3. Alternatif skenario tanpa upaya tambahan yaitu untuk indikator yang sudah
dilaksanakan dan sudah mencapai target RPJMN 2019.

Bab VII Kesimpulan

Pada bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari laporan KLHS-RPJMD dengan
mengidentifikasi pada hasil analisis daya dukung dan daya tampung daerah, analisis capaian
daerah terhadap indikator TPB, analisis capaian OPD terhadap indikator TPB serta simpulan
rekomendasi bagi daerah.

Daftar Pustaka Lampiran

Pada bab ini merupakan kumpulan sumber- Terdiri dari:


sumber tulisan berdasarkan hasil penelitian, 1. Ringkasan Eksekutif
tulisan ilmiah, buku dan dasar hukum dalam 2. Tahapan Proses
pembuatan laporan KLHS-RPJMD.

35
G. PENJAMINAN KUALITAS

Kepala Daerah secara mandiri memastikan bahwa seluruh tahapan proses pembuatan telah
dilakukan dan kualitas substansi KLHS-RPJMD (isu strategis, permasalahan, dan sasaran
strategis) telah mendukung pembangunan berkelanjutan. Kepastian dimaksud dengan
didukung oleh bukti-bukti yang telah dilakukan dalam tiap tahapan proses KLHS-RPJMD
tersebut secara akuntabel dan dapat dibuktikan kepada publik.

Tahapan proses pembuatan KLHS-RPJMD dibuktikan oleh Kepala Daerah dengan mencakup
berikut ini:

(1) Ketersediaan Surat Keputusan Pembentukan TIM Pembuat KLHS-RPJMD (ditandatangani


oleh kepala daerah)
Tim pembuat KLHS RPJMD ditetapkan dengan surat keputusan (SK) yang ditandatangani oleh
kepala daerah. SK tersebut menjelaskan mengenai pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD
beserta tugas dan kewajiban tim pembuat KLHS RPJMD, serta lampiran yang memuat daftar
susunan tim pembuat KLHS RPJMD (lihat LAMPIRAN-1 LAMPIRAN-1 CONTOH SK TIM
PEMBUATAN).

(2) Proses kajian pembangunan berkelanjutan, dijamin sekurangnya dengan:


(a) Jadwal pelaksanaan kegiatan pembuatan KLHS-RPJMD
(b) Berita acara hasil setiap tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan
(c) Daftar Kehadiran dan Foto dokumen pelaksanaan kegiatan pembuatan KLHS-RPJMD
(d) Laporan KLHS-RPJMD (lihat BAB F PENULISAN LAPORAN)

Kualitas substansi KLHS-RPJMD dijamin oleh kepala daerah yang menyatakan bahwa isu
strategis, permasalahan, dan sasaran strategis daerah yang dirumuskan telah mendukung
pembangunan berkelanjutan. Rumusan dimaksud (disampaikan dalam BAB 0 Tabel D-3
Kegiatan Mitra Pemerintah menurut TPB

TPB:
TARGET INDIKATOR AKTOR CAPAIAN
(1) (2) (3) (4)
4.1 4.1.1.(d) APK SD/MI/sederajat Sumber Makmur 600 murid SD/MI
14.5 14.5.1 Luas kawasan konservasi perairan Caltex Riau 180 ha (2017)
15.1 15.1.1.(a) Proporsi Tutupan Hutan thd Luas Hutan sda perhitungan
Keseluruhan
15.2 15.2.1.(a) Luas Kws Konservasi Terdegradasi yg sda perhitungan
dipulihkan ekosistemnya
dll

36
PERUMUSAN SKENARIO), disajikan dalam Laporan KLHS-RPJMD (sekurangnya telah disajikan
seperti dimaksud dalam BAB F PENULISAN LAPORAN). Laporan KLHS-RPJMD ini terdiri dari:
laporan induk, ringkasan eksekutif, dan tahapan proses pembuatan KLHS-RPJMD. Laporan
KLHS-RPJMD tersebut (poin 2 huruf d) ditandatangani oleh Ketua Tim Pembuat KLHS-RPJMD,
dan disampaikan kepada kepala daerah untuk dilakukan penjaminan kualitas ini dan kemudian
ditandatangani oleh kepala daerah agar dapat diakses oleh publik bersifat terbuka.

Setelah penjaminan proses dan kualitas pembuatan KLHS-RPJMD, kemudian dilakukan Validasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

37
LAMPIRAN-1 CONTOH SK TIM PEMBUATAN

LAMPIRAN-1| 1
LAMPIRAN-1| 2
LAMPIRAN-1| 3
LAMPIRAN-1| 4
LAMPIRAN-1| 5
LAMPIRAN-2 RINGKASAN EKSEKUTIF

Ringkasan eksekutif merupakan kedua dari tiga Laporan Penyusunan KLHS-RPJMD, selain Laporan Induk dan Penjaminan Mutu. Ringkasan ini memuat
permasalahan, arah kebijakan dan sasaran rencana pembangunan yang didasarkan atas potensi, kemampuan, dan keterbatasan lingkungan hidup pada
wilayah bersangkutan selama jangka menengah dalam mencapai target TPB yang terukur menurut indikator TPB menurut skenario pembangunan
dengan dan/atau upaya tambahan. Sedangkan Laporan Induk merupakan rangkaian penyusunan KLHS terhadap RPJMD, utamanya mencakup kondisi
daerah menurut DDT-LH berbasis jasa ekoregion yang mendukung dan/atau membatasi rencana pembangunan berkelanjutan dalam kerangka strategi,
arah kebijakan dan sasaran pembangunan. Penjamin mutu merupakan penjelasan proses penyusunan KLHS-RPJMD yang disertai dengan bukti-bukti
untuk menunjukkan bahwa proses penyusunan tersebut telah mengikuti prosedur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berikut di
bawah ini Contoh Format Ringkasan Eksekutif.

Tabel 2-1 Ringkasan Eksekutif

TUJUAN - 1 : MENGAKHIRI KEMISKINAN DALAM SEGALA BENTUK DIMANAPUN


1. ISU STRATEGIS Pada tahun 2030, mengentaskan kemiskinan ekstrim bagi semua orang yang saat ini berpendapatan kurang dari 1,25 dolar
(Target) 1.1. Amerika per hari.
2. INDIKATOR : Kondisi Eksisting  Baseline r (Laju) TA RPJMD Th.2030
1.1.1
---dst --
REKOMENDASI :
3. DDDT-LH
4. PERMASALAHAN
5. SASARAN STRATEGIS :
TARGET (P=Pemerintah; NP=Non-Pemerintah)
KODE
INDIKATOR
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun 2030 KETERANGAN
P NP P NP P NP P NP P NP P NP
1.1.1
---dst ---
*) Tanpa Upaya Tambahan

LAMPIRAN-2| 1
1. ISU STRATEGIS Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
(Target) 1.5. kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.
2. INDIKATOR : Kondisi Eksisting  Baseline r (Laju) Th. 2019 Th.2030
1.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per 100.000 orang. 23% 3.3 18% 0%
1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana daerah.
1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial.
1.5.1.(c) Pendampingan psikososial korban bencana sosial.
1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang mendapat pendidikan layanan khusus.
(SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman Bencana)
1.5.1.(e) Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.
1.5.2 Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana terhadap GDP global.
1.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana.
1.5.3* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah.
REKOMENDASI :
3. DDDT-LH  Daerah X berdasarkan kondisi ekosistem, hampir 35.9% nya merupakan wilayah gambut dengan ketebalan antara 3-9 meter.
Faktor mitigasi terhadap bahaya kebakaran lahan merupakan prioritas utama.
 Dari 12 kecamatan di daerah X, 5 kecamatan yang berada di kawasan gambut penutupan lahannya berupa semak belukar.
4. PERMASALAHAN 1. Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per 100.000 orang, rata-rata adalah “X” % pertahun; Angka
ini masih berada dibawah target nasional.
2. Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana daerah, setiap tahunnya rata-rata hanya sebesar “X” lokasi; Jumlah ini
masih dibawah target pengurangan resiko bencana daerah.
3. Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial setiap tahunnya dapat dipenuhi, tetapi intensitas bencana yang
semakin meningkat perlu mendapat perhatian.
4. ....dst.
5. SASARAN STRATEGIS :
TARGET (P=Pemerintah; NP=Non-Pemerintah)
KODE
INDIKATOR
Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun 2030 KETERANGAN
P NP P NP P NP P NP P NP P NP
1.5.1*
1.5.1.(a)

LAMPIRAN-2| 2
1.5.1.(b)
1.5.1.(c)
1.5.1.(d)
1.5.1.(e)
1.5.2
1.5.2.(a)
1.5.3*
*) Tanpa Upaya Tambahan

LAMPIRAN-2| 3

Anda mungkin juga menyukai