Anda di halaman 1dari 1

DINASTI UMAYYAH

Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan ibn Harb bin Umayyah.

Muawiyah bin Abi Sufyan melanjutkan pemerintahan Islam bukan atas dasar musyawarah yang

berdasarkan atas hasil pilihan umat Islam. Jabatan raja menjadi pusaka yang diwariskan secara

turun temurun dengan sistem monarkhi. Sehingga, sistem pemerintahan pada zaman bani

Umayyah tidak jauh berbeda dengan kerajaan Romawi ataupun Persia yang jauh dari yang

dicontohkan Rasulullah saw. Dinasti Umayyah berdiri selama lebih kurang 90 tahun (40-132

H/661-750 M), dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.

Setelah masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir, ditutup oleh kepemimpinan

Khalifah Ali bin Abi Thalib, selanjutnya pemerintahan Islam dilanjutkan dengan berdirinya

Dinasti Umayyah.

Sistem pemerintahan demokratis yang telah dibangun oleh Khulafaur Rasyidin, berubah

menjadi sistem pemerintahan monarki (kerajaan) sebagaimana yang diterapkan oleh Bani

Umayyah dalam memimpin rakyat.

Pada masa jahiliyah dulu sudah terjadi persaingan antara Umayyah dengan Hasyim bin

Abdul Manaf yang juuga pamannya sendiri. Dalam persaingan itu secara umum Bani Umayyah

lebih beruntung karena memiliki dukungan syarat yang memadai, misalnya :

1. Bani Umayyah mempunyai darah keturunan kebangsawanan

2. Mempunyai harta kekayaan yang lebih banyak

3. Mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat karena kedudukan putranya yang

berjumlah sepuluh orang

Anda mungkin juga menyukai