Anda di halaman 1dari 12

Perangkat Dasar Masukan pada Otomasi Industri

Di sini saya tidak akan membahas apa itu sistem otomasi industri secara harfiah. Saya akan lebih
banyak mengulas penerapan dan hal – hal apa saja yang terdapat dalam sistem otomasi industri.
Sebagian besar sistem otomasi industri menggunakan kendali elektrik di dalamnya yang dapat
diilustrasikan seperti pada gambar berikut.

Sistem pengendalian pada otomasi industri dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu kelompok masukan
(input), kelompok logika (logic) dan kelompok keluaran output). Dalam artikel ini hanya akan dibahas
tentang kelompok masukan, sedangkan kelompok yang lain dibahas pada artikel selanjutnya.

12
Perangkat Masukan Dasar

Perangkat masukan adalah sebuah perangkat keras yang digunakan sebagai pemberi signal atau
pemicu kepada sistem kendali. Perangkat masukan berfungsi sebagai pemberi perintah berupa
signal elektrik kepada perangkat logika. Perangkat ini bekerja dengan menyambungkan atau
memutuskan aliran arus dalam sirkuit elektrik, dan mengirimkan sinyal ke perangkat kontrol.
Perangkat masukan dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu Masukan Digital dan maukan Analog.
Masukan Digital adalah perangkat masukan yang memiliki kondisi On/Off, 1/0 atau High/Low.
Sedangkan masukan Analog adalah perangkat yang memiliki nilai lebih rinci seperti seberapa besar,
seberapa tinggi, seberapa cepat dan lainnya. Kali ini saya batasi bahwa kita hanya akan membahas
perangkat masukan digital. Perangkat masukan digital yang paling umum digunakan adalah berupa
Operation Switch dan Detection Switch.

1. Operation Switch

Operation Switch adalah sakelar yang dioperasikan oleh manusia seperti operator di pabrik. Sakelar
ini paling umum ditemui pada perangkat semi otomatis hingga perangkat otomatis dalam sistem
otomasi industri. Awalnya switch ini memiliki minimal satu kontak yang berfungsi sebagai
penyambung atau pemutus arus listrik. Kontak tersebut adalah Kotak NO (Normally Open) atau
Kontak NC (Normally Closed). Namun saat ini beberapa switch memiliki dua jenis kontak ini. Kontak
NO memiliki kondisi awal terbuka hingga switch DIAKTIFKAN. Pada saat itu, kontak akan menutup
dan menyambungkan suatu sirkuit elektrik. Kontak NC memiliki kondisi awal tertutup hingga switch
DIAKTIFKAN. Pada saat itu, kontak akan terbuka dan memutus sirkuit elektrik.

13
Berikut ini adalah contoh dari operation switch:

> Push Button (tombol tekan)

Tombol tekan berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan atau mematikan kontrol listrik. Cara
pengoperasiannya dengan menekan knop tombol tekan. Tombol tekan umumnya mempunyai dua
jenis kontak yaitu kontak NO dan NC. Gambar 1 adalah symbol Push Button.

Berdasarkan cara kerjanya ada dua jenis tombol tekan :

Momentary contact yaitu tombol tekan yang bekerja pada saat knop ditekan dan apabila knop
dilepas maka tombol akan kembali normal.
Maintain contact yaitu tombol tekan yang akan mengunci setelah knop ditekan.

14
> Selector Switch dan Toggle switch

Selector Switch atau tombol pemilih adalah sakelar yang dapat digunakan untuk memilih 2 kondisi
atau lebih. Tombol ini memiliki 1 common yang bisa dianggap sebagai sumber signal listrik utama
dan beberapa pilihan kemana signal tersebut akan diteruskan. Gambar di samping menunjukkan
contoh dari selector switch.

Toggle switch adalah sakelar yang dilengkapi dengan pengunci dan memiliki 2 pilihan posisi.
Gambar di bawah menunjukkan contoh sakelar toggle.

15
> Limit Switch

Limit Switch digunakan untuk mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Limit
switch akan aktif jika mendapatkan sentuhan atau tekanan dari suatu benda fisik. Gambar di bawah
menunjukkan contoh Limit switch dan pengunaanya.

2. Detection Switch
Detection Switch adalah sakelar yang dioperasikan dengan kontak langsung atau tidak baik oleh
manusia, benda kerja maupun material lain pendukung proses kerja pada industry. Produk yang
bergerak pada konveyor, magnet yang dipasang pada titik – titik tertentu, anggota tubuh manusia,
lengan robot dan benda – benda lain adalah contoh objek yang digunakan untuk mengaktifkan
detection switch. Detection Switch umumnya memiliki Kontak Changeover. Beberapa literatur
komponen kontrol, Kontak changeover juga disebut sebagai kontak SPDT
(Single Pole Double Throw). Kontak changeover adalah kontak yang memiliki Kontak NO dan
Kontak NC secara bersamaan. Dalam satu detection switch minimal terdapat satu Kontak
changeover yang mengontrol aliran arus.
3. Sensor

Sensor adalah salah satu bentuk dari detection switch. Sensor adalah sesuatu yang digunakan
untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Sensor dapat mendeteksi variable
berupa sentuhan, gaya, tekanan, cahaya, suhu dan lain-lain. Berbagai variabel yang dideteksi
tersebut akan diubah menjadi besaran listrik berupa tegangan atau arus listrik. Sensor mengontrol

16
aliran arus elektrik menggunakan perangkat solid state (solid state/ device) seperti transistor dan
bukannya unit mekanis dalam proses kontak atau proses penyaklarannya. Karena menggunakan
transistor, sensor memiliki respons berkecepatan sangat tinggi dalam melakukan proses
penyambungan atau pemutusan terhadap perubahan input dan memiliki masa pakai yang sangat
lama bila dibandingkan dengan unit kontak switching yang dioperasikan secara mekanis.

Switching transistor (lingkaran merah) pada gambar di atas tergantung dari signal dari Main circuit.
Main circuit inilah yang berfungsi sebagai pendeteksi perubahan. Saat terjadi signal, maka transistor
melakukan penyambungan dari kabel Brown (+V) melalui kabel Black, kemudian Load (modul input
perangkat kendali) hingga ke Blue (0V).

Ada beberapa sensor untuk mengontrol aliran arus elektrik dan sensor-sensor tersebut
diklasifikasikan berdasarkan cara yang digunakannya untuk mendeteksi perubahan masukan. Jenis
sensor paling umum yang ada di sistem otomasi industry adalah sensor Photoelectric dan Proximity.

> Sensor Photoelectric

Sensor Photoelectric adalah sensor yang berfungi untuk mendeteksi objek jika intensitas cahaya
yang ditangkapnya berubah. Contoh – contoh sensor berbasis fotoelektrik antara lain ditunjukkan
seperti pada gambar di bawah :

17
Photoelectric sensor bisa berupa Diffuse Reflective, yaitu sensor memiliki transmitter (pemancar
cahaya) sekaligus reciever (penerima cahaya). Objek yang akan dideteksi berfungsi sebagai
pemantul cahaya, sehingga cahaya dapat diterima pada reciever dan diolah menjadi signal
masukan. Bentuk lain dari Photoelectric sensor adalah Retro Reflective, secara prinsip kerja sama
dengan jenis sebelumnya, namun memiliki relfektor khusus. Sensor jenis ini umunya digunakan
untuk pendeteksian objek pada jarak yang relatif dekat. Dan yang terakhir adalah Trough Beam,
transmitter dan reciever terpisah, objek yang akan dideteksi harus melintas di antara transmitter
(sender) dan reciever. Sensor jenis ini biasa digunakan untuk jarak yang lebih jauh.

> Sensor Proximity

Sensor Proximity adalah sensor yang berfungi untuk mendeteksi keberadaan benda pada jarak
tertentu. Saat benda tertentu berada didekatnya, maka proximity switch akan memmberikan signal.
Terdapat 2 jenis proximity, yaitu Proximity Induktif untuk mendeteksi benda logam dan Proximity
Kapasitif untuk mendeteksi benda logam maupun non logam. Gambar di bawah adalah prinsip kerja
Proximity Sensor dan penggunaanya.

Gambar sebelah kanan adalah penggunaan Proximity sensor sebagai pendeteksi objek non logam
(wood/kayu) maupun logam (gergaji).

18
Perangkat Keluaran Dasar pada Otomasi Industri
Setelah Perangkat masukan Dasar dan Perangkat Kendali Dasar, bagian ke tiga adalah Perangkat
Keluaran Dasar. Perangkat keluaran adalah sebuah perangkat keras yang digunakan untuk
merubah signal keluaran menjadi sebuah kondisi sesuai dengan keinginan pengguna. Berikut ini
pengelompokan jenis keluaran berdasarkan kegunaannya.
Berfungsi untuk memberitahukan operator atau menunjukkan status pengoperasian mesin.
Contohnya Lampu Indikator, tower Lamp, Digital Panel Indicator dan HMI.
Berfungsi untuk mengubah volume panas sistem target. Contohnya Heater dan Inverter
Berfungsi untuk menggerakkan, memutar, atau mengatur produk target pada kecepatan yang
lebih tinggi dan lebih akurat. Contohnya Motor, Pneumatik, dan Solenoid. Perangkat keluaran
yang dapat mengasilkan sebuah gerakan secara umum disebut dengan aktuator.

Baik hanya berupa tampilan maupun actuator, perangkat keluaran memiliki jenis digital dan analog.
Keluaran digital adalah keluaran dengan 2 kemungkinan kondisi yaitu On /Off, High/Low, atau 1/0.
Sedangkan keluaran analog dapat mengeluarkan beberapa kondisi seperti seberapa terang lapu
menyala, seberapa cepat motor berputar dan lain-lain. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
beberapa keluaran digital yang digunakan dalam Otomasi Industri.

Lampu

Lampu adalah salah satu perangkat output yang digunakan sebagai tanda dari suatu kondisi.
Secara umum lampu yang digunakan dalam otomasi di industry adalah lampu dengan tegangan
aktiv 24V DC, namun tidak menutup kemungkinan terdapat lampu dengan spesifikasi yang lain.
Warna dan cara menyalakan lampu dapat dijadikan tanda proses kerja apa yang sedang
berlangsung dan tanda kondisi sistem yang sedang terjadi seperti running, idle, error dan lainnya.

19
Gambar di atas merupakan contoh penggunaan lampu pada sistem otomasi. Lampu-lampu yang
terpasang pana panel dapat dijadikan indicator perangkat output yang sedang bekerja.

Lampu pada tower lamp dijadikan indicator kondisi mesin yang sedang berlangsung. Setiap warna
lampu dapat memberikan kode tentang status operasional mesin.

Display Panel

Display panel dapat memberikan informasi sebuah kondisi yang lebih rinci daripada lampu. Display
panel memungkinkan untuk menampilkan nilai dari sebuah besaran seperti suhu, tekanan dan lain –
lain dalam angka. Display panel juga memungkinkan kita menampilkan informasi grafis seperti
grafik, chart, atau trend sebuah nilai pengukuran.

20
Pada umumnya display panel juga dapat difungsikan sebagai input dengan menambahkan
beberapa soft button atau touchscreen panel.

Motor Listrik

Motor listrik adalah sebuah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Motor Listrik merupakan aktuator paling banyak digunakan di dunia industri karena mudah
dioperasikan, dikendalikan dan mudah dalam penyediaan sumber tenaga listrik. Berikut ini adalah
pengelompokkan motor listrik yang ada di industri :

Motor AC 1 atau 3 phasa atau disebut juga dengan motor induksi digunakan untuk sistem
dengan putaran relative konstan dengan tidak mengutamakan kepresisian jumlah putaran
maupun kecepatan putaran. Umumnya digunakan pada konveyor, blower dan lain – lain.
Pemilihan jumlah phasa didasarkan pada beban yang dikendalikan oleh motor tersebut.
Pengaturan kecepatan motor AC contohnya pada konveyor dapat dilakukan dengan
menambahkan Inverter sebagai pengatur frequensi sumber.

Motor DC Magnet Permanent, Motor DC jenis ini adalah yang paling banyak digunakan,
karena mudah dalam pengendalian seperti kecepatan putaran, mampu menghasilkan torsi
yang besar dan relative lebih murah daripada motor DC yang lain. Motor DC magnet
permanent digunakan pada beban dengan torsi yang cukup besar seperti pada extruder,
spindle pada mesin, pemutar mixer, pengangkat beban pada Crane dan lain – lain.

21
Solenoid

Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang dililitkan secara rapat.
Saat diberi arus listrik, kumparan tersebut akan memiliki medan magnet sehingga mampu
mendorong atau menarik benda logam. Jika terdapat batang logam dan ditempatkan sebagian
panjangnya di dalam solenoid, batang tersebut akan bergerak masuk ke dalam solenoid saat arus
dialirkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan tuas, membuka pintu, atau
mengoperasikan komponen lain. Aplikasi solenoid paling luas ada pada pengendalian valve pada
pneumatic dan hindrolik. Gamar di bawah adalah penerapan Solenoid pada valve, yang selanjutnya
secara umum dikenal dengan Solenoid Valve.

22
Heater

Heater merupakan elemen pemanas yang berfungsi untuk menaikkan suhu zat atau menaikkan
volume gas. Penggunaan heater biasanya akan dipasangkan dengan sensor suhu dan perangat
kendali Temperature Control.

Sumber : Omron

Heater banyak digunakan pada sistem Industri yang memerlukan pengkondisian suhu suatu zat,
material atau ruangan. Penggunaan Temperatur Control adalah sebagai perantara untuk
mempermudah penilaian suhu High atau Low.

23

Anda mungkin juga menyukai