Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman SAH

DEFINISI
Subarachnoid hemorrhage atau perdarahan subarachnoid adalah extravasasi darah
menuju ruang subarachnoid di antara membran araknoid dan piameter. Perdarahan dapat
terdistribusi di sistem ventrikel, sisterna, dan fisura. Istilah SAH ini dapat digunakan
untuk kasus traumatik ataupun non traumatik.
EPIDEMIOLO Dari segi prevalensi,  perdarahan subaraknoid spontan menyumbang 3,2% dari semua
GI stroke. Usia rata - rata pasien adalah 60 tahun (kisaran 20-93 tahun). Dominasi
perempuan sebesar 55,9%. Faktor risiko umum vaskular adalah hipertensi (79,7%) dan
konsumsi alkohol kronis (16,9%). Itu gejala utama adalah sakit kepala
(76,2%),kelemahan motorik (74,5%), dan gangguan kesadaran (62,7%). 
Usia rata - rata pasien adalah 60 tahun (kisaran 20-93 tahun). Usia rata - rata untuk pria
(57,57 tahun) lebih tinggi daripada wanita (47,18 tahun). Hampir SAH berada dalam
kelompok 50 hingga 60 tahun (27,1%). Pasien dengan kelompok usia di bawah 40 tahun
sebesar 20,3% dan mereka yang berusia di atas 60 adalah 33,8%. Pasien wanita 55,9%
dan pasien pria 44,1%.
ETIOLOGI Penyebab tersering SAH adalah rupture aneurisma (85%). Aneurisma sakular
intrakranial ("berry aneurisma") merupakan etiologi SAH nontraumatic yang paling
umum; sekitar 80% kasus SAH terjadi akibat aneurisma yang pecah. Diikuti perdarahan
perimesensefalik nonaneurisma (10%), dan 5 % sisanya akibat kondisi lain.
SHA disebabkan oleh berbagai macam etilogi, sehingga mekanisme terjadinya
perdarahan berbeda juga. Berikut dibahas patofisiologi dari berbagai etiologi, yakni
aneurisma intrakranial, perdarahan perimesensefalik non aneurismal, dan diseksi arteri
intrakranial.

KLASIFIKASI Perdarahan subaraknoid terbagi atas:


1. Perdarahan Subaraknoidal spontan primer (spontan non-trauma dan non-
hipertensif), yakni perdarahan bukan akibat trauma atau dari perdarahan intraserebral.
2. Perdarahan Subaraknoidal sekunder, adalah perdarahan yang berasal dari luar
subaraknoid, seperti dari perdarahan intraserebral atau dari tumor otak.

PATOFISIOL
OGI
Gejala paling umum diantaranya sakit kepala, hemianopsia temporal bilateral dan
GEJALA
kelemahan ekstremitas bawah bilateral, unilateral palsy ketiga saraf, nyeri wajah atau
KLINIS
orbital, epistaksis, hilangnya visus progresif dan / atau opthalmoplegia, dan gejala
disfungsi batang otak.
Kriteria Diagnosis Skor Hunt and Hess
DIAGNOSIS

Algoritma SAH
Pada prinsipnya tatalaksana di ICU
TATALAKSA
Penanganan hemodinamik
NA
Penanganan demam
Manajemen aktifitas simpatis
Penanganan disnatremia
Penanganan glikemik
Perawatan Intensif
Pembedahan

Secara umum, tata laksana PSA sebagai berikut:


a. Hipertensi
Tata laksana hipertensi biasanya dimasukkan dalam tata laksana tradisional yang
disebut triple H, yaitu hipertensi, hipervolemik, dan hemodilusi. Hipertensi dibuat
untuk menjaga tekanan darah tetap tinggi agar otak mendapat perfusi yang cukup,
tetapi tidak boleh terlalu tinggi untuk mencegah rebleeding. Rekomendasi tekanan
darah adalah diturunkan jika mean arterial pressure (MAP) mencapai 130 mmHg
dengan antihipertensi golongan penyekat beta secara intravena (IV). Agen ini
memiliki waktu paruh pendek, dapat dititrasi dengan mudah, dan tidak meningkatkan
tekanan intrakranial (TIK). Sebaiknya hindari golongan nitrat (nitroprusid atau
nitrogliserin), karena dapat menyebabkan peningkatan TIK.
b. Peningkatan Tekanan Intrakranial
 Perawatan di ICU dengan tirah baring total dan intubasi. Pasien dapat dilakukan
hiperventilasi dengan pCO2 sekitar 30-35 mmHG untuk mengurangi resiko
vasospasme dan iskemik.
 Elevasi kepala 30 derajat untuk memastikan drainase vena berjalan baik.
 Pemasangan akses arteri, kateter vena sentral, dan kateter urin untuk menurunkan
TIK.

Anda mungkin juga menyukai