Manajemen Pakan Kambing PDF
Manajemen Pakan Kambing PDF
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERI LAKU MAKAN TERNAK KAMBING
Seleksi Pakan
makan tersebut, maka jenis hijauan pakan yang dapat dimanfaatkan menjadi
lebih beragam meliputi jenis rumput-rumputan, legum, pakisan maupun
tanaman perdu atau pohon.
kering (arid) waktu tahan pakan lebih lama dibandingkqan dengan bangsa di
daerah beriklim sedang (Louca et al. (1982).
BAB III
SISTEM PEMBERIAN HIJAUAN PAKAN UNTUK
TERNAK KAMBING
Tabel 1. Jumlah pemberian dan cara memilih hijauan pakan untuk ternak
kambing secara potong-angkut
Jumlah Kebutuhan Hijauan Pakan
1. Hijauan segar diberikan sebanyak 10-20% dari bobot tubuh yaitu :
a. Anak sapih diberikan sebanyak 2-3 kg/ekor/hari
b. Dara/Pejantan Muda diberikan 4-5 kg/ekor/hari
c. Induk/Pejantan diberikan 5-6 kg/ekor/hari
d. Pakan hijauan umumnya lebih murah dibandingkan bahan pakan
lain
e. Maksimalkan pemberian dan konsumsi hijauan pakan
f. Pastikan alokasi hijauan telah mencukupi (harus terdapat sisa
pakan pada hari berikutnya ± ≥10% dari jumlah yang diberikan)
Gambar 2. Hijauan pakan yang dipotong dipilih dari tanaman muda dengan
rasio daun/batang paling tinggi
Namun demikian, terdapat pula jenis hijauan pakan yang sesuai untuk
potong angkut namun tidak membutuhkan proses pengolahan/pencacahan
sebelum digunakan sebagai pakan kambing, seperti Paspalum guenoarum,
Paspalum ateratum,.Brachiaria ruziziensis dan Brachiaria humidicola
Lama Pengembalaan
1. Lama pengembalaan menentukan seberapa banyak hijauan dapat
dikonsumsi.
2. Pengembalaan minimal 6 jam sehari untuk menjamin kecukupan
pakan
3. Pengembalaan selama 4 jam dapat diterima selama hijauan tersedia
cukup banyak
4. Jumlah hijauan tersedia dilapangan menentukan berapa lama waktu
penggembalaan dibutuhkan.
Waktu Pengembalaan
1. Intensitas sinar matahari yang tinggi mengurangi aktifitas merumput.
2. Gembalakan ternak pada saat intensitas sinar matahai rendah: 09:00
s/d 11:00 dan 14:00 s/d 18:00
3. Pada pagi hari larva parasit mengkontaminasi tanaman pakan bagian
atas; Hindari pengembalaan terlalu pagi.
4. Proses respirasi tanaman pada malam hari menyebabkan konsentrasi
karbohidrat (mudah dicerna) menjadi berkurang; Alokasikan waktu
pengembalaan pada sore hari selama mungkin
Sistem Penggembalaan
1. Hijauan yang tersedia untuk penggembalaan harus berumur muda
untuk menjamin kualitas tinggi.
2. Lakukan rotasi penggembalaan, sehingga umur tanaman saat
digunakan berkisar antara 35-40 hari.
3. Rotasi akan menekan populasi cacing parasit diareal penggembalaan
4. Jumlah ternak per satuan luas areal penggembalaan perlu diatur
sesuai dengan ketersediaan hijauan
5. Gunakan stocking rate (jumlah kambing/satuan luasan) yang tepat
untuk mengoptimalkan penggunaan pasture
6. Hindari over stocking (pengembalaan terlalu berat) untuk mencegah
gangguan pertumbuhan tanaman atau understocking ( pengembalaan
terlalu ringan) untuk mencegah inefisiensi penggunaan lahan
BAB IV
PENGGUNAAN BAHAN PAKAN ALTERNATIF SEBAGAI
PAKAN DASAR
Maksimal Optimal
Kulit kopi 30 15
Kulit kakao 40 20
Kulit markisa 45 30
Kulit Nenas 40 30
atau sebanyak 0,5-1,5% dari bobot tubuh. Jumlah ini sebenarnya tergantung
kepada: 1) kualitas serta ketersediaan pakan dasar (hijauan), 2) tingkat
produktivitas ternak yang diinginkan, dan 3) harga pakan konsentrat. Jika
kualitas nutrisi pakan dasar (hijauan) baik, dan tersedia dalam jumlah cukup,
maka penggunaan pakan konsentrat dapat disesuaikan menurut kebutuhan.
Pollard 100 30
Tepung ikan 10 2
Ampas ubi 20 15
Garam 3 1
Pakan blok multi nutrien adalah jenis pakan konsentrat yang diproses
menjadi blok sebelum diberikan kepada ternak. Pada prinsipnya semua bahan
baku pakan dapat digunakan untuk membentuk pakan blok. Pembuatan
pakan blok mengacu kepada kandungan zat nutrisi yang esensial seperti
energi yang mudah cerna (molases, dedak halus, tepung gaplek), unsur
nitrogen (NPN; urea), protein lolos cerna dalam rumen (tepung biji kapuk,
tepung ikan, tepung darah, daun singkong) dan mineral esensial (S, Na dan
P). Rekomendasi konsumsi pakan blok multi nutrien pada kambing adalah
Tabel 9. Beberapa formula pakan blok yang dapat disusun untuk kambing
dengan atau tanpa molasses
Formula
Bahan pakan
1 2 3 4 5 6
Molases 50,0 45,0 42,0 - 40,1 28,0
Dedak halus 20,0 23,0 25,0 - 9,2 25,0
Bungkil kelapa - - - - 15,0
Tepung gaplek - - - - 45,6 -
Tepung ikan - - - - - 5,0
Urea 10,0 15 10,0 6,6 - 5,0
Semen 5,0 11,0 15,0 - -
Garam 5,0 4,5 5,0 4,4 - 7,5
Tepung kerang 5,0 15,0 - 8,8 - 13,5
MgO - 6,0 - - - -
CaHPO4 - 3,0 - - - -
Tepung tulang 5,0 - - - - -
Di-ammonium P - - 3 - - -
Sulfur - - - - 0,6 -
Premix mineral - - - 1,2 0,6 1,0
BAB V
PAKAN KOMPLIT
Gambar 10. Pakan komplit dalam bentuk pelet yang mengandung berbagai
jenis bahan sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan gizi
ternak
underfeeding pada awal masa laktasi maupun over feeding pada akhir fase
laktasi dapat diimplementasikan. Disamping itu, untuk menstabilkan kondisi
rumen, bila menggunakan rasio R/K rendah, maka frekuensi pemberian
pakan sebaiknya ditingkatkan.
Taraf protein kasar berbagai pakan komplit yang digunakan dalam
berbagai penelitian berkisar antara 15-20%, sedangkan kandungan energi
metabolisme berkisar antara 1800-2800 Kkal/kg BK. Kandungan protein dan
energi pada pakan komplit untuk kambing potong lebih rendah dibandingkan
pada kambing perah. Leguminosa pohon seperti Leucaena leucocephala
dapat digunakan sebagai sumber utama serat atau dicampur dengan bahan
lain dengan kualitas yang lebih rendah seperti tanaman jagung muda ataupun
jerami. Kedua jenis bahan tersebut memiliki kualitas nutrisi yang tergolong
baik, sehingga dengan rasio R/K yang tinggi masih mampu memenuhi
kebutuhan kambing perah.
Pakan komplit dengan rasio R/K yang rendah (berbasis konsentrat)
sesuai untuk kambing perah yang membutuhkan ransum dengan konsentrasi
nutrisi tinggi selama laktasi. Respon kambing perah seperti PE sangat baik
terhadap penggunaan daun Leucaena leucocephala sebagai pakan dasar
dengan proporsi 97% (BK) atau 60% maupun sebagai suplemen (20%)
dalam pakan komplit berbentuk pelet (panjang 20-25 mm dan diameter 8,0
mm). Konsumsi pakan dilaporkan sangat baik antara 3,3-4,0% dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi antara 154-180g/h. Nilai biologis N sebesar 32,9%,
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan Leucaena dalam bentuk
segar sebesar 20,5%. Proses pengeringan dan pengolahan menjadi pelet
kemungkinan menyebabkan meningkatnya nilai biologis N.
BAB VI
AIR MINUM
Ternak kambing seperti halnya jenis ternak lain mendapatkan air untuk
kebutuhan hidupnya dari bahan pakan yang dikonsumsi. Namun, umumnya
jumlah air yang diperoleh dari pakan tidak mencukupi kebutuhan
metabolismanya. Oleh karena itu, air minum harus disediakan agar dapat
dikonsumsi setiap saat. Pemberian air minum semakin penting, apabila
kepada ternak diberikan pakan komplit yang umumnya kering. Pentingnya
penyediaan air minum juga perlu diperhatikan pada ternak kambing yang
digembalakan. Oleh karena itu, air minum harus selalu tersedia didalam
kandang setiao saat.
Metabolisma Air
Konsumsi air yang tinggi akan memacu laju pelepasan pakan didalam
saluran pencernaan, disamping akan mengakibatkan pula semakin
rendahnya konsentrasi mikrobia per unit volume cairan rumen. Kedua hal ini
dapat memacu penurunan tingkat kecernaan pakan. Terdapat hubungan
negatif antara konsumsi air dengan kecernaan pakan berserat tinggi, baik
pada kambing dengan habitat kering (kambing Bedouin) maupun pada
kambing dari daerah beriklim sedang (kambing Mamber).
Konsumsi air pada kambing lebih rendah dibandingkan dengan
domba. Hal ini kemungkinan menjadi salah satu penyebab lebih tingginya
tingkat koefisien cerna pakan pakan pada kambing. Peranan penting reticulo-
rumen sebagai organ penampung air merupakan cara adaptasi oleh kambing
didaerah beriklim kering.
Gambar 12
. Selama masa menyusui (laktasi) induk membutuhkan air minum dalam
jumlah yang besar untuk memproduksi susu
DAFTAR BACAAN
Narjisse, H., M.A. El Honsali, J.D. Olsen. 1995. Effect of oak (Quercus ilex)
tannins on digestion and nitrogen balance in sheep and goats. Small
Rumin. Res. 18:201-206.