Modul ke:
Tujuan Pembatikan
Fakultas
Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn.
Fakultas Desain
dan Seni Kreatif Waridah Muthi’ah, M.Ds
Program Studi
Desain Produk
Fungsi
pertahanan Utama Cuaca,
iklim
Alat Pelindung
Alam
mengasuh kotoran (hewan,lingkungan)
bayi, dll
Fungsi Adat
Nilai/norma gender
Kedudukan
Tradisi,
makna
Adat
Kesempatan
Falsafah
nilai religius
Fungsi Konsep
Turunan /
Status sosial/ekonomi sosial
Identitas/penanda
Inisiasi/pencapaian
Estetika
Pembeda
Individu
Kelompok/suku
• Fungsi kelengkapan busana dalam masyarakat
tradisional Indonesia:
– Menunjukkan identitas, yaitu status sosial dan keturunan
(Sumarsono)
– Menunjukkan cara pandang manusia thdp alam dalam
kelengkapan yang bertalian dg upacara inisiasi, yang
ditunjukkan oleh nilai sakral pada busana
– Representasi simbolik tata nilai adat
– Norma & nilai budaya
– Pengatur tingkah laku
– Sumber informasi
• Berbusana bukan hanya untuk menutupi tubuh
• mengandung tata susila dan kepribadian yang
meliputi lahir dan batin manusia
“Berbusana itu menjadi syarat membangun manusia luar dan dalam
(lahir adan batin), maka sesuaikanlah pakaianmu yang cocok dengan
penggunaannya, yang serasi dengan tubuhmu, kedudukan, dan
kepangkatanmu.” (SISKS Pakoe Boewono X dalam Hanggopuro, 2002:
62)
• menggunakan motif batik sesuai dengan
pangkat/status sosial, usia, dan situasi.
Motif Batik sebagai Tanda
Kepangkatan
• Era Kerajaan Mataram: motif batik tanda
golongan keprajuritan
• Surakarta dan Yogyakarta pasca-Giyanti (1755):
– Atribut kepangkatan
– sarana untuk mengukuhkan kekuasaan
– peraturan penggunaan batik yang berhubungan
dengan strata/kelas sosial dan kesempatan
–
• sistem penggunaan
motif menurut strata
sosial.
• Motif-motif tertentu
hanya boleh dipakai
oleh raja dan atau
keluarganya, dan
dilarang dipakai oleh
orang kebanyakan.
• Pengaturan penggunaan
motif batik di keraton
Yogyakarta & Surakarta
– mekanisme untuk
mempertahankan nilai
kebangsawanan (Geertz,
1987)