Doa Nabi Ingin Kaya Ingin Miskin
Doa Nabi Ingin Kaya Ingin Miskin
Muhammad Mahfud*
Abstract
Prayer is a communication tool of human to the God. One of popular prayer in the community is related to the
Prophet’s asking to be a poor man, and in the other side the asking to be a rich man. This article discusses the
contradiction of the Prophet’s prayer to be a poor man, and in the other side the prayer to be a rich man through
Takhrīj al-Ḥadīth method. The Prophet’s prayers give understanding that the followers should not live with
their wealth; however, poor here means simplicity. In other side, the both hadith are ḍa’īf.
Keywords: rich, poor, Takhrīj al-Ḥadīth, makna ḥadīth
Abstrak
Doa merupakan sarana komunikasi mahluk dengan Tuhan. Salah satu yang populer di kalangan
masyarakat adalah berkaitan permintaan Rasulullah dijadikan seorang yang miskin, dan di sisi lain
dijadikan orang yang kaya. Artikel ini akan membahas kontradiksi terkait doa Rasulullah dijadikan
seorang yang miskin dan di sisi yang lain meminta untuk dijadikan seseorang yang kaya dengan
menggunakan metode Takhrīj al-Ḥadīth. Doa Rasulullah tersebut memberi pemahaman bahwa umatnya
tidak boleh hidup dengan kekayaan, akan tetapi miskin yang dimaksudkan adalah kesederhanaan. Di
sisi yang lain bahwa kedua hadith tersebut bernilai ḍa’īf
Kata kunci; Kaya, Miskin, Takhrīj al-Ḥadīth, makna ḥadīth.
P-ISSN: 1978-6948
90 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
bin Ṣāliḥ menceritakan kepadaku al-Layth, c. Analisis Sanad Hadith
menceritakan kepada kami Yaḥyā bin Sa’īd, dari Rangkaian sanad yang akan penulis teliti
Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān, dari Lu’lu’ah,
secara terperinci adala rangkaian sanad yang
dari Abī Ṣirmah, Dari Rasulullah SAW. bersabda:
terdapat dalam kitab al-Adab al-Mufrad karya
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu agar aku dan
al-Bukhariy. Yang mana susunan sanadnya
umatku kaya.”
secara berurutan adalah al-Bukhāri sebagai
Di dalam kitab al-Muṣannaf karya Ibn mukharrij, ‘Amr bin Khālid sebagai sanad
Abī Shaybah, hadith ini terdapat dalam bab pertama, al-Layth sebagai sanad kedua, Yaḥya
Man Kāna Yad’ū bi al-Ghinā. berikur rangkaian bin Sa’īd sebagai sanad ketiga, Muhammad
sanad dan matannya. bin Yaḥya bin Ḥibbān sebagai sanad keempat,
، َح َّدثَنَا يَ ِزي ُد ب ُْن هَارُونَ أَ ْخبَ َرنَا يَحْ يَى ب ُْن َس ِعي ٍد Lu’lu’ah sebagai sanad kelima dan terakhir
Abū S{irmah sebagai sanad terakhir dan
أَ َّن َع َّمهُ أَبَا، ُأَ َّن ُم َح َّم َد ْبنَ يَحْ يَى ب ِْن َحبَّانَ أَ ْخبَ َره
sekaligus sebagai perawi pertama. Berikut
أَ َّن َرسُو َل هللاِ صلى هللا عليه، ِّث ُ صرْ َمةَ َكانَ يُ َحد ِ uraiannya secara rinci.
ي َو ِغنَى َ اللَّهُ َّم إنِّي أَسْأَلُك ِغنَا: وسلم َكانَ يَقُو ُل 1) Al-Bukhāri
6
.َم َوالِ َي Nama lengkapnya adalah Abū ‘Abd Allah
Muhammad bin Ismā’īl bin Ibrāhīm bin al-
“Menceritakan kepada kami Yazīd bin Hārūn,
mengabarkan kepada kami Yaḥya bin Sa’īd,
Mughīrah al-Ja’fīy al-Bukhāri. Kakek-kakek
bahwasannya Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān beliau beragama Majusi. Beliau dilahirkan di
mengabarkan kepadanya, bahwa pamannya Bukharā’ sebagai seorang anak yatim pada
Abī Ṣirmah telah menceritakan kepadanya, malam hari raya idul fitri tahun 194 H. atau
sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda: 810 M. beliau wafat pada tahun 256 H atau 870
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu agar aku dan M. dalam usia 60 tahun.8
umatku kaya.” Beliau telah membuat satu cara baru
Sedangkan di dalam kitab al-Adab al- yang kuat untuk membedakan antara hadith
Mufrad karya al-Bukhāriī, hadith ini terdapat yang sahih dan tidak, sedangkan kitab-
dalam bab al-Da’awāt al-Nabiī. Berikut kitab sebelumnya tidak demikian, hanya
rangkaian sanad dan matannya. mengumpulkan hadith yang sampai pada
penulis kitab, sedang pembahasan para
حدثنا عمرو بن خالد قال حدثني الليث عن يحيى perawinya diserahkan kepada orang-orang
بن سعيد عن محمد بن يحيى بن حبان عن لؤلؤة yang mempelajarinya saja.
عن أبي صرمة قال كان رسول هللا صلى هللا عليه Al-Bukhāri adalah orang pertama yang
menyusun kitab al-S{aḥīḥ yang kemudian
7
اللهم اني أسألك غناي وغنى موالي: و سلم يقول jejaknya diikuti oleh nama-nama lain
“Menceritakan kepada kami ‘Amr bin Khālid sesudahnya. Beliau menyusun kitabnya itu
berkata, telah menceritakan kepadaku al-Layth, dalam waktu 16 tahun. Kitab al-Ṣaḥīḥ-nya
dari Yahya bin Sa’īd, dari Muhammad bin Yahya berisi 7.379 hadith, akan tetapi jika dihitung
bin Ḥibbān, dari Lu’lu’ah, dari Abū S{irmah secara terperinci dan secara keseluruhan
berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Ya Allah hadith-hadith yang berupa hadith mu’allaq,
aku memohon kepada-Mu agar aku dan umatku
mawqūf, dan maqṭū’. maka jumlahnya menjadi
kaya.”
9.082 hadith. Dan jika diambil hadith-hadith
yang mawṣūl tanpa pengulangan maka jumlah
6
Abū Bakr ‘Abd Allah bin Muhammad bin Abū Shaybah
al-‘absiy al-Kūfiy, Muṣannaf fī al-Aḥādīth wa al-Āthār, juz 6
hadithnya tinggal 2.762 hadith.9
(India: Dār al-Salafiyyah, t.th.), 208.
7
Muhammad bin Ismā’īl Abū ‘Abd Allah al-Bukhāri al- 8
Muhammad hasbi al-Ṣiddieqiy, Sejarah dan Pengantar
Ju’fiy, al-Adab al-Mufrad (Beirut: Dār al-Bashāir al-Islamiyyah, Ilmu Hadith (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), 251.
1989), 231. 9
Shihāb al-Dīn Ahmad bin ‘Ali bin Ḥajar al-‘Asqalāniy,
Tahdhīb al-Tahdhīb, jilid 2 (Beirut: Dār al-Fikr, 1995), 106.
P-ISSN: 1978-6948
92 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
bin Mālik bin Khafsā’ bin Mabdhūl bin ‘Amr 7) Abū Ṣirmah
bin Ghanm bin Māzin bin al-Najjār al-Anṣāriy Nama lengkapnya adalah Abū S{irmah
al-Najjāriy al-Māzaniy Abū ‘Abd Allah al- al-Māzāniy al-Anṣāriy, dia memiliki sahabat
Madīniy. Beliau wafat pada usia 74 tahun dan yang bernama Mālik bin Qays atau yang lebih
beliau lebih dahulu wafat daripada muridnya dikenal dengan Qays bin Ṣirmah. Beliau adalah
sendiri yaitu Yaḥya bin Sa’īd.18 seorang ahli syair yang sangat terkenal. Beliau
Di antara penilaian para kritikus hadith meriwyatkan hadith dari Nabi Muhammad
terhadap kredibilitas beliau adalah dan memiliki murid yang bernama Lu’luah
(a) Yaḥya bin Ma’īn menilai beliau dengan dan Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān.23
predikat thiqah
Berdasarkan uraian tersebut dapat
(b) Al-Nasāiy menilai beliau dengan predikat
disimpulkan bahwa sanad beliau bersambung
thiqah thubut
namun mengenai kredibilitas pribadi beliau
(c) Abū Ḥātim menilai beliau dengan predikat
masih perlu dipertanyakan sebab nama beliau
thiqah19
kurang begitu terkenal di kalangan ulama
(d) Ibn Ḥibbān menyebutkan nama beliau
hadith.
dalam kitabnya al-Thiqāt20
(e) Al-Wāqidiy menilai beliau dengan d. Analisis Matan Hadith
predikat thiqah kathīr al-Ḥadīth. Jika diperhatika secara saksama, maka
Berdasarkan uraian di atas diketahui semua matan hadith yang telah penulis takhrīj
bahwa beliau adalah murid langsung dari secara keseluruhan berbunyi sama. Baik
Lu’luah maulāh al-Anṣār dan beliau juga guru dalam riwayat Ahmad, al-Bukhārī, maupun
langsung dari Yahya bin Sa’īd, sehingga dapat al-Ṭabrānī. Yag berbeda hanyalah riwayat
disimpulkan bahwa sanad beliau bersambung dari Abū bakr Ibn Abī Shaybah. Kalau dalam
baik ke atas maupun ke bawah. Adapaun ketiga riwayat pertama berbunyi “Mawlāyā”
penialain para kritikus hadith terhadap pribadi akan tetapi dalam riwayat Ibn Abī Shaybah
beliau menunjukkan bahwa beliau adalah berbunyi “Mawālī”, hal ini tidak menjadikan
seorang perawi hadith yang sangat kredibel. suatu perbedaan yang serius. Sebab jika
ditelusuri secara kebahasaan kata “Mawālī”
6) Lu’lu’ah adalah bentuk jamak dari kata “mawla”.
Lu’luah adalah seorang sahaya dari bansa Oleh sebab itu tidak terdapat ‘Illah maupun
Anṣār. dia termasuk perawi yang menyendiri Shudhūdh. Dari kesemua hadith.
sebab dia hanya memiliki satu guru yaitu Abū
e. Natījah
Ṣirmah dan hanya memiliki satu murid yaitu
Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān seperti Dari berbagai uraian di atas, dapat
rangkaian sanad di atas.21 Selain itu Lu’lu’ah disimpulkan bahwa hadith tentang doa Nabi
juga hanya meriwayatkan satu hadith22 yakni ingin kaya keseluruhan sanadnya muttaṣīl an
hadith yang sedang diteliti. juga tidak terdapat shudhūdh dan ‘illah, namun
Berdasarkan uraian di atas dapat hal ini tidak menjadikan hadith ini bernilai
disimpulkan bahwa sanad beliau bersambung ṣaḥīḥ sebab dalam rangkaian sanadnya
akan tetapi menurut Shu’aib al-Arna’ūṭ beliau terdapat perawi yang gharib dan dinilai ḍa’īf
adalah seorang perwi yang ḍa’īf . oleh para kritikus hadith. Nama tersebut
yaitu Lu’lu’ah seorang sahaya dari kalangan
18
Al-Mazziy, Tahdhīb al-Kamāl, jilid 9, 404 Anshār. jadi dapat disimpulkan bahwa hadith
19
Ibid., 405. tentang Doa Nabi ingin Kaya ini statusnya
20
Muhammad bin Ḥibbān bin Ahmad bin Ḥibbān bin ḍa’īf.
Mu’ādh al-Tamīmiy, Thiqāt Ibn Ḥibbān (Makkah: dār al-Bāz,
t.th.), 589.
21
Al-Mazziy, Tahdhīb al-Kamāl, jilid 11, 771. 23
Al-‘Asqalāniy, Taqrīb al-Tahdhīb, jilid 2, 733.
22
Al-‘Asqalāniy, Tahdhīb al-Tahdhīb, jilid 10, 503.
P-ISSN: 1978-6948
94 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
Setelah ditelusuri dalam kitab aslinya “Mengabarkan kepada kami Muhammad bin
hadith yang diriwayatkan oleh ‘Abd bin Ḥamīd Sa’dūn bin Marjiy bin Sa’dūn bin Marjiy Abū ‘Āmir
terdapat dalam kitab Musnad ‘Abd bin Ḥamīd al-‘Abdariy al-Andalusiy al-Dāwūdiy al-Ḥāfiẓ,
pada bab musnad Abū Sa’īd al-Khudrī. Berikut menceritakan kepada kami Ibrāhim bin ‘Abd al-
rangkaian sanad dan matannya. Ṣamad bin Mūsā al-Hāshimiy, menceritakan kepada
kami Abū Sa’īd al-Ashji, menceritakan kepada
حدثني بن أبي شيبة ثنا أبو خالد األحمر عن يزيد kami Abū Khālid al-Aḥmar, dari Yazīd bin Sinān,
بن سنان عن أبي المبارك عن عطاء قال قال أبو dari Abū al-Mubārak, dari ‘Aṭā’ bin Abī Rabāḥ,
dari Abū Sa’īd berkata cintailah orang-orang
سعيد الخدري أحبوا المساكين فإني سمعت رسول miskin karena sesungguhnya aku telah mendengar
اللهم: هللا صلى هللا عليه و سلم يقول في دعائه Rasulullah saw. bersabda dalam doanya: “Ya Allah
أحيني مسكينا وأمتني مسكينا واحشرني في زمرة hidupkanlah aku dalam kondisi miskin, jadikanlah
umatku miskin dan kumpulkanlah aku dalam
29
المساكين kelompok orang-orang miskin”
“Menceritakan kepadaku Ibn abī Shaybah, Sedangkan riwayat al-Bayhaqī terdapat
menceritakan kepada kami Abū Khālid al-
dalam kitab Sunan al-Bayhaqī al-Kubrā
Aḥmar, dari Yazīd bin Sinān, dari Abū al-
dengan nomor indeks hadith 12930 dan juga
Mubārak, dari ‘Aṭā’ berkata. Telah berkata Abū
Sa’īd al-Khudriy cintailah orang-orang miskin
dalam kitab Sha’b al-Īmān dengan nomor
karena sesungguhnya aku telah mendengar indeks hadith 1453. Berikut rangkaian sanad
Rasulullah saw. bersabda dalam doanya: “Ya dan matan yang terdapat dalam Sunan al-
Allah hidupkanlah aku dalam kondisi miskin, Bayhaqī al-Kubrā.
jadikanlah umatku miskin dan kumpulkanlah aku وقد أخبرنا أبو علي الروذباري أنبأ إسماعيل بن
dalam kelompok orang-orang miskin”
محمد الصفار ثنا محمد بن إبراهيم الحلواني ثنا
Adapun riwayat Ibn ‘Asākir terdapat
dalam kitab Mu’jam Ibn ‘Asākir dengan nomor
موسى بن محمد مولى عثمان بن عفان رضي هللا
indeks hadith 1190. Berikut rangkaian sanad عنه قال ثنا هقل بن زياد أنبأ عبد هللا بن زياد ثنا
dan matannya. جنادة بن أبي أمية قال سمعت عبادة بن الصامت
أخبرنا محمد بن سعدون بن مرجى بن سعدون رضي هللا عنه يقول كان رسول هللا صلى هللا عليه
بن مرجى أبو عامر العبدري األندلسي الداودي اللهم أحيني مسكينا وتوفني مسكينا: و سلم يقول
الحافظ بقراءتي عليه ببغداد أبنا أبو عبد هللا مالك 31
وأحشرني في زمرة المساكين
بن أحمد بن علي المالكي أبنا أبو الحسن أحمد بن “benar-benar telah mengabarkan kepada kami
Abū ‘Ali al-Rūdhiyāriy, mengatakan kepada kami
محمد بن موسى بن القاسم بن الصلت ثنا إبراهيم
Ismā’īl bin Muhammad al-Ṣafār, menceritakan
بن عبد الصمد بن موسى الهاشمي ثنا أبو سعيد kepada kami Muhammad bin Ibrāhīm al-Ḥilwāniy,
األشج ثنا أبو خالد األحمر عن يزيد بن سنان عن menceritakan kepada kami Mūsa bin Muhammad
sahaya Uthmān bin ‘Affān berkata, menceritakan
أبي مبارك عن عطاء بن أبي رباح عن أبي سعيد
kepada kami Haqil bin Ziyād menceritakan
قال أحبوا المساكين فإني سمعت رسول هللا صلى kepada kami ‘Abd Allah bi Ziyād, menceritqkqn
هللا عليه وسلم يقول في دعائه اللهم أحيني مسكينا kepada kami Junādah bin Abū Umayyah berkata,
aku telah mendengar ‘Ubadah bin al-Ṣāmit
. وأمتني مسكينا واحشرني في زمرة المساكين berkata Bahwasannya Rasulullah saw. bersabda,
30
هذا حديث غريب وأبو المبارك ال يعرف له اسم “Ya Allah hidupkanlah aku dalam kondisi miskin,
jadikanlah umatku miskin dan kumpulkanlah aku
29
‘Abd bin Ḥamīd bin Naṣr Abū Muhammad al-Kasiy, al-
MUntakhab min Musnad ‘Abd bin Ḥamīd (Kairo: al-Maktabah al-
dalam kelompok orang-orang miskin”
Sunnah, 1988), 308.
30
‘Ali bin al-Ḥasan bin Habbat Allah bin ‘Asākir al- 31
Ahmad bin al-Ḥusayn bin ‘Ali bin Mūsa Abū Bakr
Damshiqiy, Mu’jam Ibn ‘Asākir, jilid 2 (Beirut: Dār al-Kitab al- al-Bayhaqiy, Sunan al-Bayhaqi al-Kubrā, jilid 7 (Makkah:
‘Arabiy, 1404 H.), 65. maktabah Dār al-Bāz, 1994), 12
P-ISSN: 1978-6948
96 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
sebutan Abū Ismā’īl al-Shaybāniy atau al- mengabdi selama 10 tahun. Ia meninggal dunia
Kināniy. Beliau wafat pada tahun 215 H. 36 pada tahun 92 atau 93 atau 100 Hijriyyah.
Adapun penialain para kritikus hadith Beliau menerima hadith dari rasulullah
terhadap kredibilitas beliau sebagai perawi saw., Abū bakr, ‘Umar, “uthmān, ‘Abd Allah bi
hadith adalah sebagai berikut rawaḥah, Faṭīmah al-Zahrah, Thābit bin Qays
(a) Abū Ḥātim menilai beliau dengan predikat bin Shams, ‘Abd al-Rahman bin ‘Awf, Ubay bin
ṣadūq Ka’ab, Abū Ṭalḥah, Qatadah, dan lain-lain.38
(b) Ibn Ḥibbān menyebutkan namnya dalam Dari uraian di atas diketahui bahwa Anas
kitab al-Thiqāt-nya. bin Mālik adalah seorang perawi hadith yang
(c) Al-Ḥākim menilai beliau dengan predikat tidak usah diragukan lagi kredibilitas beliau.
perawi yang tidak ḍābiṭ Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanad
(d) Al-Bukhārī menyebutkan nama beliau beliau bersambung kepada Rasulullah.
dalam kitabnya al-Ḍu’afā’. d. Analisis Matan Hadith
(e) Al-Dār al-Quṭnī dalam kitab al-Jarḥ wa al-
Jika diperhatikan secara saksama
Ta’dīl-nya menilai beliau sebagai perawi
keseluruhan matan hadith yang telah
yang tidak kuat, perawi yang tidak ḍābiṭ,
penulis takhrīj bunyi matannya sama yang
dan hadith-hadith yang diriwayatkannya
berbeda hanyalah matan yang sedang
pun banyak yang salah.
penulis teliti yakni riwayat al-Tirmidhī, yang
Dari uraian di atas diketahui bahwa beliau mana hadith riwayat tirmidhī ini dirangkai
adalah guru dari ‘Abd al-A’lā bin Wāṣil dan dengan pertanyaan ‘Āishah yang bertanya
juga murid langsung dari al-Ḥārith bin al- mengenai alasan mengapa Rasulullah berdoa
Nu’mān sehingga dapat disimpulkan bahwa memohon kemiskinan dalam hidup dan mati
sanad beliau bersabung, namun jika melihat dan memohon agar dikelompokkan dalam
penilaian para kritikus hadith terhadap golongan orang-orang miskin.
kredibilitas beliau menunjukkan bahwa beliau Rangkaian hadith ini bukan berarti hadith
adalah perawi hadith yang tidak thiqah. ini mendapatkan ziyādah akan tetapi hadith
(4) Al-Ḥārith bin al-Nu’mān al-Laythī yang melalui Anas bin Mālik ini redaksi
Nama lengkap beliau adalah al-Ḥārith bin matannya lebih lengkap sebagaimana yang
al-Nu’mān bin Sālim al-Laythī keponakan dari dikatan oleh al-Mubārakfūrī ketika mensharḥ
Saīd bin Jabīr. beliau tidak diketahui kapan hadith ini. Dengn demikian dapat disimpulkan
tahun wafatnya.37 bawa hadith tentang doa Nabi ingin miskin ini
Dari uraian di atas diketahui bahwa sanad tidak terdapat shudhūdh maupun ‘illah.
beliau bersambung baik ke atas maupun ke e. Natījah
bawah sebab beliau adalah murid langsung Meskipun ragkaian sanad dari hadith ini
dari Anas bin Mālik dan juga guru dari bersambung dan tidak terdapat shudhūdh
Thābit. Namun penilaian para kritikus hadith maupun ‘illah. Tidak menjadikan hadith
terhadap pribadi beliau menunjukkan bahwa ini bernilai ṣaḥīḥ sebab dalam rangakainn
beliau bukanlah seorang perawi hadith yang sanadnya terdapat perawi yang tidak
thiqah. thiqah yakni Thābit bin Muhammad al-
(5) Anas bin Mālik ‘Ābid dan al-Ḥārith bin al-Nu’mān al-Laythī
Nama lengkap beliau adalah Anas bin sebagaimana komentar para kritikus hadith
Mālik bin Naḍar al-Anṣārī al- Khazārī. Beliau terhadap mereka di atas. al-Bukhārī dan Abū
menerima hadith sebanyak 2.286 hadith. Ḥātim menyatakan bahwa hadith tersebut
Beliau adalah pelayan Rasulullah dan telah kehujjahannya tidak kuat dan juga termasuk
36
Ibid., jilid 1, 556.
37
Ibid., jilid II, 129. 38
Al-‘Asqalāniy, Tahdhīb al-Tahdhīb, jilid 1, 39.
P-ISSN: 1978-6948
98 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
orang yang memaksakan kehendak, sombong Allah akan membalasnya dengan kebaikan di
dan dimasukkan ke dalam kelompok mereka. dunia dan pahala yang besar kelak di akhirat.
Kata miskin berasal dari kata al-Sukun Perumpamaan orang fakir dan orang
sebagaimana orang Arab mengatakan kaya ibarat orang sakit dengan orang sehat.
tamāsakan al-rajul yang berarti “orang Orang yang diuji dengan penyakit lalu ia
tersebut lemah/tawadhu/fokus, dan atau sabar sama seperti orang yang diuji dengan
tenang”. Terkait dengan hal ini, sebagaimana kefakiran lalu ia bersabar. Meskipun Allah
sabda Rasulullah kepada seseorang yang memberikan pahala yang begitu besar
sholat: “ ( ”تبأس وتمسكن وتقنع رأسكsesalilah terhadap penderitaan tersebut, bukan berarti
(dosamu), tenanglah, dan tundukkan orang yang sakit tersebut tidak boleh meminta
kepalamu). Maksud beliau adalah khusyu’ kesembuhan dan berharap keselamatan dari
dan tawaduklah kepada Allah SWT. ujian itu.
Selain alasan tersebut, yang perlu Dari sini sudah jelas bahwa, hadith Nabi
diperhatikan adalah, di antara misi tentang permohonan hidup miskin tidaklah
terpenting Islam, salah satunya adalah memberi ajaran bahwa umatnya tidak boleh
membela, menyelamatkan, membebaskan, hidup dengan kekayaan, akan tetapi miskin
melindungi, dan memuliakan kelompok yang dimaksudkan adalah kesederhanaan.
yang lemah dan menderita. Rasulullah dalam Sebab Nabi sendiri adalah termasuk jajaran
membela kelompok yang tertindas, selalu para milyader pada masanya, namun hal
membangkitkan harga diri rakyat kecil. Ia tersebut tidak membuat beliau berfoya-foya
senantiasa bersama orang-orang yang lemah dan hidup dengan bermewah-mewahan
bahkan pada suatu ketika beliau pernah melainkan selalu menginfakkan dan
memperbaiki sandal anak yatim, menjahit menyerahkan harta beliau kepada bait al-māl .
baju janda tua yang miskin, dan bahka ketika Al-quran secara jelas telah menegaskan
shalat beliau selalu memilih kelompok orang bahwa manusia diberi kebebasan oleh Allah
miskin untuk duduk bersama mereka.43 untuk mengumpulkan harta dan dengan
Seandainya Rasulullah meminta kepada harta tersebut mereka bisa menjaga dan
Allah kemiskinan yang berarti kefakiran, mempertahankan agama Allah. Sebagaimana
niscaya Allah akan menolaknya karena Allah firmannya:
telah menetapkan Rasulullah dalam keadaan
kaya dan dimudahkan dalam memperoleh َ ت َوأَنز َْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت
َاب ِ لَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا
anugerah Allah meskipun beliau tidak pernah ْط َوأَنز َْلنَا ْال َح ِدي َد فِي ِهِ َو ْال ِمي َزانَ لِيَقُو َم النَّاسُ بِ ْالقِس
menyimpan uang walaupun hanya sebesar ُ اس َولِيَ ْعلَ َم للاهَّ ُ َمن يَن ْ
ُص ُره ِ َّبَأسٌ َش ِدي ٌد َو َمنَافِ ُع لِلن
satu dirham.
Kemudian mengenai sabda Rasulullah
َزي ٌز ِ َو ُر ُسلَهُ بِ ْال َغ ْي
ِ ب إِ َّن للاهَّ َ قَ ِويٌّ ع
yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata
الفقر بالمؤمن احسن من العذارالحسن على dan telah Kami turunkan kepada mereka al-Kitab
”»خدالفرس dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi
(orang mukmin yang fakir lebih baik daripada
(perak, aluminium, minyak, atom, dll.) yang padanya
sabuk kulit pada pipi kuda) maksudnya, kefakiran
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
adalah salah satu musibah besar dunia dan salah
bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
satu kehancuran yang menyakitkan. Barang siapa
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
yang bersabar terhadap musibah, tulus karena
menolong (agama)-Nya dan Rasul-rasul-Nya
Allah, dan ridho dengan ketentuan-Nya, niscaya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
43
Ahmad Zunan Zarkasyi, Muhammad Sang Nabi (Solo: Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”44
Lentera Ilmu, 1998), iv.
44
Al-Quran, 57 (al-Ḥadīd): 25.
P-ISSN: 1978-6948
100 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
DAFTAR PUSTAKA Ibn Mājah, Abū ‘Abd Allah Muhammad bin
Yazīd al-Qazwaynī. Sunan Ibn Mājah.
Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009.
Ibn Mukram, Jamaluddin Muḥammad. Lisān
Al-‘Aqīliy, Muhammad bin ‘Amr bin Musa al-‘Arab. Beirut: Dār al-Ṣadr, t.th.
bin Ḥammād al-Makkiy, Ḍu’afā’ al-‘Aqīliy.
Kairo: maktabah al-Sunnah, t.th Ibn Qutaybah, Abū Muhammad ‘Abd Allah bin
Muslim Ta’wīl Mukhtalaf al-Ḥadīth. Beirut:
Al-‘Asqalāniy, Shihāb al-Dīn Ahmad bin ‘Ali Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.
bin Ḥajar. Tahdhīb al-Tahdhīb. Beirut: Dār
al-Fikr, 1995. Al-Kasiy, ‘Abd bin Ḥamīd bin Naṣr Abū
Muhammad. al-Muntakhab min Musnad
Abū Zahw, Muḥammad. Al-Ḥadīth wa al- ‘Abd bin Ḥamīd. Kairo: al-Maktabah al-
Muḥaddithūn. Mesir: Maktabah Miṣr, t.th. Sunnah, 1988.
Al-Albānī, Muhammad Nāṣir al-Dīn. al-Silsilah Al-Madīnī, ‘Ali bin ‘Abd Allah bin Ja’far al-
al-Ḍa’īfah. Riyadh: Maktabah al-Ma’ārif, Sa’diy. al-‘Ilal. Beirut: al-Maktab al-Islāmī,
t.th. 1980.
Al-Bayhaqī, Ahmad bin al-Ḥusayn bin ‘Ali bin Al-Mazzī, Jamāl al-Dīn Abū Yūsuf bin ‘Abd al-
Mūsa Abū Bakr. Sunan al-Bayhaqī al-Kubrā . Rahmān. Tahdhīb al-Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl.
Makkah: maktabah Dār al-Bāz, 1994. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004.
Al-Bukhāri, Muhammad bin Ismā’īl Abū ‘Abd Al-Mubarakfurī, Muḥammad Tuḥfat al-Ahwazī
Allah al-Ju’fī. al-Adab al-Mufrad. Beirut: bi Sharh Jāmi’ al-Tirmidhī. Mesir: Bā’at al-
Dār al-Bashāir al-Islamiyyah, 1989. Madānī, 1963.
------------, al-Tārīkh al-Kabīr. Kairo: Maktabah Muslim, Abū al-Ḥusayn bin al-Ḥajjāj bin
al-Ḥadīthah, t.th. Muslim al-Qushayrī al-Naysābūrī, Ṣaḥīḥ
------------, Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ. Beirut: Dār al-Fikr, Muslim. Beirut: Dār al-Fikr, 2005.
2004. Qur’an
Al-Dhahabī, Shams al-Dīn Abū ‘Abd Allah Al-Ṣiddieqi, Muhammad Hasbi. Sejarah dan
Muhammad bin Ahmad bin ‘Uthmān bin Pengantar Ilmu Hadith. Semarang: Pustaka
Qaymāz. Siyār al-‘A’lām al-Nubalā. Beirut: Rizki Putra, 2002.
Muassasah al-Risālah, 1990.
Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Beirut: Dār al-Fikr,
Ibn ‘Asākir, ‘Ali bin al-Ḥasan bin Habbat Allah t.th.
al-Damshiqī. Mu’jam Ibn ‘Asākir. Beirut:
Dār al-Kitab al-‘Arabiy, 1404 H. Al-Shatibī. al-Muwāfaqāt. Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, t.th.
Ibn Abū Shaybah, Abū Bakr ‘Abd Allah bin
Muhammad al-‘absī al-Kūfī, Muṣannaf Al-Suyūṭī, Muhammad Jalāl al-Dīn. Jam’u al-
fī al-Aḥādīth wa al-Āthār. India: Dār al- Jawāmi’. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
Salafiyyah, t.th. 1999.
Ibn Ḥibbān, Muhammad bin Ḥibbān bin Al-Ṭabrānī, Sulaymān bin Aḥmad bin Ayyūb
Ahmad bin Mu’ādh al-Tamīmī. Thiqāt Ibn Abū al-Qāsim. al-Mu’jam al-Kabīr. Riyad:
Ḥibbān. Makkah: dār al-Bāz, t.th. Maktabah al-‘Ulūm wa al-Ḥikam, 1983.
Ibn Hanbal, Abū ‘Abd Allah Ahmad bin Al-Tirmidhī, Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā bin
Muhammad. al-Musnad li al-Imām Aḥmad Sawrah. Sunan al-Tirmidhī,. Kairo: Dār al-
bin Ḥanbal. Beirut: Dār al-Fikr, t.th. Ḥadīth, 2005.
Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 101
Wensinck, A. J. al-Mu’jam al-Mufahrās li Alfāẓ Al-Zuhrī, Ahmad bin Sa’īd bi Ibrāhīm Abū ‘Abd
al-Ḥadīth al-Nabawiyyah. Leiden: E.J. Brill, Allah Al-Buṣrī. al-Ṭabaqāt al-Kubrā. Beirut:
1955. Dār al-Ṣādir, t.th.
Zarkasi, Ahmad Zunan. Muhammad Sang Nabi.
Solo: Lentera Ilmu, 1998.
P-ISSN: 1978-6948
102 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102