Anda di halaman 1dari 14

DOA NABI

INGIN KAYA DAN INGIN MISKIN

Muhammad Mahfud*

Abstract
Prayer is a communication tool of human to the God. One of popular prayer in the community is related to the
Prophet’s asking to be a poor man, and in the other side the asking to be a rich man. This article discusses the
contradiction of the Prophet’s prayer to be a poor man, and in the other side the prayer to be a rich man through
Takhrīj al-Ḥadīth method. The Prophet’s prayers give understanding that the followers should not live with
their wealth; however, poor here means simplicity. In other side, the both hadith are ḍa’īf.
Keywords: rich, poor, Takhrīj al-Ḥadīth, makna ḥadīth

Abstrak
Doa merupakan sarana komunikasi mahluk dengan Tuhan. Salah satu yang populer di kalangan
masyarakat adalah berkaitan permintaan Rasulullah dijadikan seorang yang miskin, dan di sisi lain
dijadikan orang yang kaya. Artikel ini akan membahas kontradiksi terkait doa Rasulullah dijadikan
seorang yang miskin dan di sisi yang lain meminta untuk dijadikan seseorang yang kaya dengan
menggunakan metode Takhrīj al-Ḥadīth. Doa Rasulullah tersebut memberi pemahaman bahwa umatnya
tidak boleh hidup dengan kekayaan, akan tetapi miskin yang dimaksudkan adalah kesederhanaan. Di
sisi yang lain bahwa kedua hadith tersebut bernilai ḍa’īf
Kata kunci; Kaya, Miskin, Takhrīj al-Ḥadīth, makna ḥadīth.

A. Pendahuluan ataukah yang memohon kemiskinan. Kedua


Siapa pun orangnya pasti tidak akan hadith tersebut memang terlihat saling
menginginkan dirinya menjadi orang yang kontradiksi satu sama lain, sehingga di sini
miskin apalagi fakir. Hal ini dibuktikan perlu dicarikan titik temunya. Sebab Imam al-
dengan tingkah polah manusia yang terus Shaṭibi berkata:
berputar ke sana ke mari bak putaran beras Dalil dalil yang menjadi dasar syari’at tidak
untuk mengais rejeki dari Allah SWT. Tidak mungkin satu dengan yang lainnya saling
kontradiktif/ bertentangan, maka siapapun yang
mungkin pula seorang manusia yang dengan
meneliti kaidah hukum dengan seksama pasti tidak
sengaja memanjatkan doa dengan harapan
mendapati kesamaran sama sekali didalamnya,
agar dirinya kelak menjadi orang yang miskin
sebab tidak mungkin terjadi pertentangan antara
dan fakir, sebab banyak sekali doa-doa yang ajaran agama, sehingga kita tidak menemukan
terdapat dalam al-Quran maupun al-Sunnah adanya dua dalil yang disepakati umat islam
yang mengajarkan manusia agar selalu saling bertentangan yang mewajibkan seorang
berdoa dan memohon agar dimudahkan dan tawaqquf (tidak bisa mengamalkan), namun
dimurahkan rejekinya. Dan bahkan Nabi karena seorang mujtahid tidak ma’sum boleh jadi
pun pernah berdoa supaya beliau dan para yang terjadi pertentangan bukan dalam naṣ nya
umatnya diberikan kekayaan. tetapi dalam pemahamannya1.
Di sisi lain terdapat pula hadith Nabi Berdasarkan pernyataan tersebut,
yang berisi tuntunan doa dari Nabi agar maka dapat dipahami bahwa tidak mungkin
berdoa memohon kemiskinan. Kemudian, terdapat kontradiksi antara dua dalil yang
mana hadith yang harus diamalkan apakah
doa yang mengajarkan memohon kekayaan 1
Asy-Syatibi, al-Muwāfaqāt, juz IV (Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, t.th), 244.
*
Dosen STAI Al- Azhar Menganti Gresik.

Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 89


ṣaḥīḥ dan ṣāriḥ. Yang perlu diketaahui adalah ‫ اللهم إني أسألك‬:‫هللا صلى هللا عليه و سلم أنه قال‬
bahwa salah satu masalah yang wajib diyakini 3
‫غناي وغنى موالي‬
oleh setiap muslim bahwasannya agama Allah
“Telah menceritakan kepada kami ‘Abd
adalah terjaga dari saling bertentangan dan
Allah, telah menceritakan kepadaku bapakku,
bertolak belakang, syariatnya bersih dari menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’īd
saling berbenturan satu sama lain. Sebab berkata: menceritakan kepada kami Laith dari
syariat Islam diturunkan dari sisi Allah yang Yaḥya bin Sa’īd dari Muḥammad bin Yaḥyā bin
firman-firman-Nya dan hukum-hukum- Ḥibbān dari Lu’lu’ah dari Abū Ṣarmah, dari
Nya tidak saling bertentangan dan bertolak Rasulullah saw. Sesungguhnya beliau berkata:
belakang. “Aku memohon kepada-Mu agar aku dan umatku
Makalah ini akan mencoba menguraikan kaya.”
hadith-hadith yang secara tekstual Selanjutnya penulis melanjutkan
mengandung kontradiksi dan mencarikan penelusuran hadith tersebut di dalam kitab
pemecahan terhadap hadith-hadith tersebut Jam’u al-Jawāmi’ pada bagian huruf alif maka
yang memang pada dasarnya – menurut didapatkan informasi bahwa hadith tersebut
orientalis mengandung kontradiksi - tidak diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Ṭabrāniy
megandung kontradiksi sama sekali melalui jalur sahabat Abū Ṣirmah. Ahmad
meriwayatkannya pada jilid tiga halaman
B. Kontradiksi Dua hadith 453 dengan nomor indeks hadith 15792 dan
1. Hadith tentang Doa Nabi Ingin Kaya al-Ṭabrāniy meriwayatkannya pada jilid 2
a. Hadith yang Diteliti halaman 329. Selanjutnya al-Suyūṭiy juga
menginformasikan bahwa hadith tersebut
‫اللهم إني أسألك غناي وغنى موالي‬ juga diriwayatkan oleh al-Bukhāri dalam
“ Ya Allah Aku memohon kepada-Mu agar aku dan kitab al-Adab al-Mufrad juz 1 halaman 231
umatku kaya.” dengan nomor indeks hadith 662 dan juga
b. Takhrīj al-Ḥadīth diriwayatkan oleh Ibn Abī Shaybah juz enam
halaman 24 dengan nomor indeks hadith
Dalam menelusuri hadith ini penulis
29191.4 Berikut rangkaian sanad dan matan
menggunakan takhrīj al-ḥadīth bi al-alfāẓ
yang terdapat dalam kitab al-Mu’jam al-Kabīr
dengan bantuan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li
karya al-Ṭabrāniy. Hadith ini terdapat dalam
Alfāẓ al-Ḥadīth karya A.J. Wensinck dan takhrīj
bab sahabat Abī Ṣirmah.
al-ḥadīth bi al-kalimah dengan bantuan kitab
Jam’u al-Jawāmi’ atau al-Jāmi’ al-Kabīr karya ‫حدثنا أبو يزيد القراطيسي ثنا عبد هللا بن صالح‬
Jalāl al-Dīn al-Suyūṭiy. ‫حدثني الليث ثنا يحيى بن سعيد عن محمد بن‬
Takhrīj bi al-Lafẓ penulis lakukan dengan
‫ عن‬: ‫يحيى بن حيان عن لؤلؤة عن أبي صرمة‬
menggunakan petunjuk kata ‫غنى‬2 penulis
menemukan satu jalur periwayatan yang ‫ اللهم إني‬: ‫رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال‬
terdapat dalam kitab al-Musnad Ahmad bin 5
‫أسألك غناي وغنى موالي‬
Ḥanbal pada bab Hadith Abū Ṣirmah r.a. “Menceritakan kepada kami Abū Yazīd al-
hadith nomor 15792. Berikut rangkaian sanad Qurāṭīsiy, menceritakan kepada kami ‘Abd Allah
dan matannya.
3
Abū ‘Abd Allah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, al-
‫حدثنا عبد هللا حدثني أبي ثنا قتيبة بن سعيد قال‬ Musnad li al-Imām Aḥmad bin Ḥanbal , jilid III (Beirut: Dār al-
‫ثنا ليث عن يحيي بن سعيد عن محمد بن يحيي‬ Fikr, t.th), 453.
4
Muhammad Jalāl al-Dīn al-Suyūṭiy. Jam’u al-Jawāmi’,
‫بن حبان عن لؤلؤة عن أبي صرمة عن رسول‬ jilid 1 (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1999), 5292.
5
Sulaymān bin Aḥmad bin Ayyūb Abū al-Qāsim al-
A. J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahrās li Alfāẓ al-Ḥadīth al-
2 Ṭabrāniy, al-Mu’jam al-Kabīr, jilid 1 (Riyad: Maktabah al-‘Ulūm
Nabawiyyah, jilid 5 (Leiden: E.J. Brill, 1955, 367. wa al-Ḥikam, 1983), 231.

P-ISSN: 1978-6948
90 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
bin Ṣāliḥ menceritakan kepadaku al-Layth, c. Analisis Sanad Hadith
menceritakan kepada kami Yaḥyā bin Sa’īd, dari Rangkaian sanad yang akan penulis teliti
Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān, dari Lu’lu’ah,
secara terperinci adala rangkaian sanad yang
dari Abī Ṣirmah, Dari Rasulullah SAW. bersabda:
terdapat dalam kitab al-Adab al-Mufrad karya
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu agar aku dan
al-Bukhariy. Yang mana susunan sanadnya
umatku kaya.”
secara berurutan adalah al-Bukhāri sebagai
Di dalam kitab al-Muṣannaf karya Ibn mukharrij, ‘Amr bin Khālid sebagai sanad
Abī Shaybah, hadith ini terdapat dalam bab pertama, al-Layth sebagai sanad kedua, Yaḥya
Man Kāna Yad’ū bi al-Ghinā. berikur rangkaian bin Sa’īd sebagai sanad ketiga, Muhammad
sanad dan matannya. bin Yaḥya bin Ḥibbān sebagai sanad keempat,
، ‫َح َّدثَنَا يَ ِزي ُد ب ُْن هَارُونَ أَ ْخبَ َرنَا يَحْ يَى ب ُْن َس ِعي ٍد‬ Lu’lu’ah sebagai sanad kelima dan terakhir
Abū S{irmah sebagai sanad terakhir dan
‫ أَ َّن َع َّمهُ أَبَا‬، ُ‫أَ َّن ُم َح َّم َد ْبنَ يَحْ يَى ب ِْن َحبَّانَ أَ ْخبَ َره‬
sekaligus sebagai perawi pertama. Berikut
‫ أَ َّن َرسُو َل هللاِ صلى هللا عليه‬، ‫ِّث‬ ُ ‫صرْ َمةَ َكانَ يُ َحد‬ ِ uraiannya secara rinci.
‫ي َو ِغنَى‬ َ ‫ اللَّهُ َّم إنِّي أَسْأَلُك ِغنَا‬: ‫وسلم َكانَ يَقُو ُل‬ 1) Al-Bukhāri
6
.‫َم َوالِ َي‬ Nama lengkapnya adalah Abū ‘Abd Allah
Muhammad bin Ismā’īl bin Ibrāhīm bin al-
“Menceritakan kepada kami Yazīd bin Hārūn,
mengabarkan kepada kami Yaḥya bin Sa’īd,
Mughīrah al-Ja’fīy al-Bukhāri. Kakek-kakek
bahwasannya Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān beliau beragama Majusi. Beliau dilahirkan di
mengabarkan kepadanya, bahwa pamannya Bukharā’ sebagai seorang anak yatim pada
Abī Ṣirmah telah menceritakan kepadanya, malam hari raya idul fitri tahun 194 H. atau
sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda: 810 M. beliau wafat pada tahun 256 H atau 870
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu agar aku dan M. dalam usia 60 tahun.8
umatku kaya.” Beliau telah membuat satu cara baru
Sedangkan di dalam kitab al-Adab al- yang kuat untuk membedakan antara hadith
Mufrad karya al-Bukhāriī, hadith ini terdapat yang sahih dan tidak, sedangkan kitab-
dalam bab al-Da’awāt al-Nabiī. Berikut kitab sebelumnya tidak demikian, hanya
rangkaian sanad dan matannya. mengumpulkan hadith yang sampai pada
penulis kitab, sedang pembahasan para
‫حدثنا عمرو بن خالد قال حدثني الليث عن يحيى‬ perawinya diserahkan kepada orang-orang
‫بن سعيد عن محمد بن يحيى بن حبان عن لؤلؤة‬ yang mempelajarinya saja.
‫عن أبي صرمة قال كان رسول هللا صلى هللا عليه‬ Al-Bukhāri adalah orang pertama yang
menyusun kitab al-S{aḥīḥ yang kemudian
7
‫ اللهم اني أسألك غناي وغنى موالي‬: ‫و سلم يقول‬ jejaknya diikuti oleh nama-nama lain
“Menceritakan kepada kami ‘Amr bin Khālid sesudahnya. Beliau menyusun kitabnya itu
berkata, telah menceritakan kepadaku al-Layth, dalam waktu 16 tahun. Kitab al-Ṣaḥīḥ-nya
dari Yahya bin Sa’īd, dari Muhammad bin Yahya berisi 7.379 hadith, akan tetapi jika dihitung
bin Ḥibbān, dari Lu’lu’ah, dari Abū S{irmah secara terperinci dan secara keseluruhan
berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Ya Allah hadith-hadith yang berupa hadith mu’allaq,
aku memohon kepada-Mu agar aku dan umatku
mawqūf, dan maqṭū’. maka jumlahnya menjadi
kaya.”
9.082 hadith. Dan jika diambil hadith-hadith
yang mawṣūl tanpa pengulangan maka jumlah
6
Abū Bakr ‘Abd Allah bin Muhammad bin Abū Shaybah
al-‘absiy al-Kūfiy, Muṣannaf fī al-Aḥādīth wa al-Āthār, juz 6
hadithnya tinggal 2.762 hadith.9
(India: Dār al-Salafiyyah, t.th.), 208.
7
Muhammad bin Ismā’īl Abū ‘Abd Allah al-Bukhāri al- 8
Muhammad hasbi al-Ṣiddieqiy, Sejarah dan Pengantar
Ju’fiy, al-Adab al-Mufrad (Beirut: Dār al-Bashāir al-Islamiyyah, Ilmu Hadith (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), 251.
1989), 231. 9
Shihāb al-Dīn Ahmad bin ‘Ali bin Ḥajar al-‘Asqalāniy,
Tahdhīb al-Tahdhīb, jilid 2 (Beirut: Dār al-Fikr, 1995), 106.

Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 91


2) ‘Amr bin Khālid antara hadith yang satu dengan hadith
Nama lengkap beliau adalah ‘Amr bin yang lain.
Khālid bin Farawkh bi ‘Abd al-Raḥmān bin (c) Ahmad bin Ḥanbal menilai thiqah
Wāqid bin al-Layth bin Wāqid bin ‘Abd Allah akan tetapi beliau tidak selektif dalam
al-Tamīmi al-Ḥanẓali atau juga al-Khazā’ī. meriwayatkan hadith.
Kunya yang diberikan kepada beliau adalah (d) Abū Bakr al-Athram mengatakan bahwa
Abū al-Ḥasan al-Jazarī al-Ḥarānī. Beliau wafat tidak ada Ahli Mesir yang lebih thubut
di kota Mesir pada tahun 229 H. dibandingkan al-Layth bin Sa’ad.14
Di antara guru-guru beliau adalah Ismā’īl Berdasarkan alasan tersebut maka
bin ‘Iyyās, Ḥammād bin Salamah, ‘Abd Allah penulis menyimpulkan bahwa beliau adalah
bin Luhay’ah, al-‘Alā’ bin Sulaymān, al-Layth seorang perawi yang tidak kredibel dalam
bin Sa’ad dan masih banyak lagi yang lain. meriwayatkan hadith.
Adapun di antara murid-murid beliau adalah
4) Yaḥya bin Sa’īd
al-Bukhārī, Aḥmad bin Ibrāhīm bin Malḥān,
Abū Ḥātim, Abū al-Aḥwaṣ, Yūnus bin ‘Abd al- Nama lengkap beliau adalah Yaḥya bin
A’lā dan masih banyak lagi yang lain. Sa’īd bin Qays, bin ‘Amr bin Sahl bin Tha’labah
Di antara penilaian para kritikus hadith bin al-Ḥārith bi Zayd bin Tha’labah bin Ghanam
terhadap beliau adalah: bin Mālik bin al-Najjār. kunya yang diberikan
(a) Abū Ḥātim menilai beliau dengan predikat kepada beliau adalah Abū Sa’īd al-Madiniy
Ṣadūq beliau wafat pada tahun 144/145/146 H.15
(b) Al-‘Ijliy menilai beliau dengan predikat Di antara penilaian para kritikus hadith
thubut thiqah10 terhadap pribadi beliau adalah :
(c) Al-Bukhārī menilai beliau dengan (a) Muhammad bin Sa’ad menilai beliau
peringkat ṣadūq.11 dengan predikat thiqah, kathīr al-ḥadīth,
ḥujjah thabt
3) Al-Layth (b) ‘abd Allah bi al-Mubārak menilai beliau
Nama legkap beliau adalah al-Layth bi dengan ḥāfiẓ16
Sa’ad bin ‘Abd al-Raḥmān al-Fahmiy. Kunya (c) ‘Ali al-Madīniy menilai beliau dengan
yang diberikan kepada beliau adalah Abū predikat aṣhāb ṣiḥḥah al-ḥadīth.17
al-Ḥārith al-Miṣriy. Beliau wafat pada tahun
Berdasarkan uraian di atas diketahui
176/177 H.12
bahwa Yahya bin Sa’īd adalah murid langsung
Di antara penilaian para kritikus hadith
dari Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān
terhadap pribadi beliau adalah sebagai
dan dia juga guru langsung dari al-Layth
berikut:
sehingga dapat disimpulkan bahwa sanad
(a) Ahmad bin Sa’īd bin Ibrāhīm al-Zuhriy
belioau bersambung baik ke atas maupun ke
menilai beliau dengan predikatthiqah
bawah. Adapun penilaian para kritikus hadith
thubut13
terhadap pribadi beliau menunjukkan bahwa
(b) Ibn ‘Ajlān mengatakan bahwa beliau
beliau adalah seorang perawi yang cukup
mengalami kelainan pendengaran,
kredibel.
sehingga hadith beliau selalu bercampur
5) Muhamad bin Yaḥya bin Ḥibbān
10
Jamāl al-Dīn Abū Yūsuf bin ‘Abd al-Rahmān al-Mazziy,
Tahdhīb al-Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl, jilid 7 (Beirut: Dār al-Kutub Nama lengkap beliau adalah Muhammad
al-‘Ilmiyyah, 2004), 582). bin Yaḥya bin Ḥibbān bin Munqidh bin ‘Amr
11
Al-Bukhāri, al-Tārīkh al-Kabīr (Kairo: Maktabah al-
Ḥadīthah, t.th.), 678. 14
Al-Mazziy, tahdhīb al-Kamāl, jilid 8, 478.
12
Al-Mazziy, tahdhīb al-Kamāl, jilid 8, 476 15
Ibid., jilid 10, 688.
13
Ahmad bin Sa’īd bi Ibrāhīm Abū ‘Abd Allah Al-Buṣriy 16
Ibid., 689.
al-Zuhriy, al-Ṭabaqāt al-Kubrā, jilid 5 (Beirut: Dār al-Ṣādir, 17
‘Ali bin ‘Abd Allah bin Ja’far al-Sa’diy al-Madīniy, al-
t.th.), 657. ‘Ilal (Beirut: al-Maktab al-Islāmiy, 1980), 356.

P-ISSN: 1978-6948
92 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
bin Mālik bin Khafsā’ bin Mabdhūl bin ‘Amr 7) Abū Ṣirmah
bin Ghanm bin Māzin bin al-Najjār al-Anṣāriy Nama lengkapnya adalah Abū S{irmah
al-Najjāriy al-Māzaniy Abū ‘Abd Allah al- al-Māzāniy al-Anṣāriy, dia memiliki sahabat
Madīniy. Beliau wafat pada usia 74 tahun dan yang bernama Mālik bin Qays atau yang lebih
beliau lebih dahulu wafat daripada muridnya dikenal dengan Qays bin Ṣirmah. Beliau adalah
sendiri yaitu Yaḥya bin Sa’īd.18 seorang ahli syair yang sangat terkenal. Beliau
Di antara penilaian para kritikus hadith meriwyatkan hadith dari Nabi Muhammad
terhadap kredibilitas beliau adalah dan memiliki murid yang bernama Lu’luah
(a) Yaḥya bin Ma’īn menilai beliau dengan dan Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān.23
predikat thiqah
Berdasarkan uraian tersebut dapat
(b) Al-Nasāiy menilai beliau dengan predikat
disimpulkan bahwa sanad beliau bersambung
thiqah thubut
namun mengenai kredibilitas pribadi beliau
(c) Abū Ḥātim menilai beliau dengan predikat
masih perlu dipertanyakan sebab nama beliau
thiqah19
kurang begitu terkenal di kalangan ulama
(d) Ibn Ḥibbān menyebutkan nama beliau
hadith.
dalam kitabnya al-Thiqāt20
(e) Al-Wāqidiy menilai beliau dengan d. Analisis Matan Hadith
predikat thiqah kathīr al-Ḥadīth. Jika diperhatika secara saksama, maka
Berdasarkan uraian di atas diketahui semua matan hadith yang telah penulis takhrīj
bahwa beliau adalah murid langsung dari secara keseluruhan berbunyi sama. Baik
Lu’luah maulāh al-Anṣār dan beliau juga guru dalam riwayat Ahmad, al-Bukhārī, maupun
langsung dari Yahya bin Sa’īd, sehingga dapat al-Ṭabrānī. Yag berbeda hanyalah riwayat
disimpulkan bahwa sanad beliau bersambung dari Abū bakr Ibn Abī Shaybah. Kalau dalam
baik ke atas maupun ke bawah. Adapaun ketiga riwayat pertama berbunyi “Mawlāyā”
penialain para kritikus hadith terhadap pribadi akan tetapi dalam riwayat Ibn Abī Shaybah
beliau menunjukkan bahwa beliau adalah berbunyi “Mawālī”, hal ini tidak menjadikan
seorang perawi hadith yang sangat kredibel. suatu perbedaan yang serius. Sebab jika
ditelusuri secara kebahasaan kata “Mawālī”
6) Lu’lu’ah adalah bentuk jamak dari kata “mawla”.
Lu’luah adalah seorang sahaya dari bansa Oleh sebab itu tidak terdapat ‘Illah maupun
Anṣār. dia termasuk perawi yang menyendiri Shudhūdh. Dari kesemua hadith.
sebab dia hanya memiliki satu guru yaitu Abū
e. Natījah
Ṣirmah dan hanya memiliki satu murid yaitu
Muhammad bin Yaḥya bin Ḥibbān seperti Dari berbagai uraian di atas, dapat
rangkaian sanad di atas.21 Selain itu Lu’lu’ah disimpulkan bahwa hadith tentang doa Nabi
juga hanya meriwayatkan satu hadith22 yakni ingin kaya keseluruhan sanadnya muttaṣīl an
hadith yang sedang diteliti. juga tidak terdapat shudhūdh dan ‘illah, namun
Berdasarkan uraian di atas dapat hal ini tidak menjadikan hadith ini bernilai
disimpulkan bahwa sanad beliau bersambung ṣaḥīḥ sebab dalam rangkaian sanadnya
akan tetapi menurut Shu’aib al-Arna’ūṭ beliau terdapat perawi yang gharib dan dinilai ḍa’īf
adalah seorang perwi yang ḍa’īf . oleh para kritikus hadith. Nama tersebut
yaitu Lu’lu’ah seorang sahaya dari kalangan
18
Al-Mazziy, Tahdhīb al-Kamāl, jilid 9, 404 Anshār. jadi dapat disimpulkan bahwa hadith
19
Ibid., 405. tentang Doa Nabi ingin Kaya ini statusnya
20
Muhammad bin Ḥibbān bin Ahmad bin Ḥibbān bin ḍa’īf.
Mu’ādh al-Tamīmiy, Thiqāt Ibn Ḥibbān (Makkah: dār al-Bāz,
t.th.), 589.
21
Al-Mazziy, Tahdhīb al-Kamāl, jilid 11, 771. 23
Al-‘Asqalāniy, Taqrīb al-Tahdhīb, jilid 2, 733.
22
Al-‘Asqalāniy, Tahdhīb al-Tahdhīb, jilid 10, 503.

Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 93


Ke-ḍa’īf-an hadith ini juga didukung oleh al-Mubārak, dari ‘Athā’, dari Abū Sa’īd al-Khudry
pendapat al-Albāni, yang mamsukkan hadith berkata: Cintailah orang-orang miskin maka
ini dalam kitab Ḍa’īf-nya,24 dan juga oleh sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah
Shu’ayb al-Arna’ūth yang menyatakan bahwa saw. Berkata dalam doanya “Ya Allah, hidupkanlah
hadith ini bernilai ḍa’īf pada saat beliau men- aku dalam kondisi miskin, jadikanlah umatku
miskin dan kumpulkanlah aku dalam kelompok
taḥqīq hadith riwayat Ahmad bin Ḥanbal.
orang-orang miskin.”
2. Hadith tentang Doa Nabi Ingin Miskin Berikut rangkaian sanad dan matan yang
a. Hadith yang Diteliti terdapat dalam Sunan al-Tirmidhī
‫ت‬ ُ ِ‫اص ٍل ْال ُكوفِ ُّي َح َّدثَنَا ثَاب‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد أْالَ ْعلَى ب ُْن َو‬
‫اللَّهُ َّم أَحْ يِنِي ِم ْس ِكينًا َوأَ ِم ْتنِي ِم ْس ِكينًا َواحْ ُشرْ نِي فِي‬
‫ُز ْم َر ِة ْال َم َسا ِكين‬ ‫ان‬ِ ‫ث ب ُْن النُّ ْع َم‬ ُ ‫ار‬ ِ ‫ب ُْن ُم َح َّم ٍد ْال َعابِ ُد ْال ُكوفِ ُّي َح َّدثَنَا ْال َح‬
“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam kondisi miskin,
‫صلَّى للاهَّ ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ِ َّ‫س أَ َّن َرسُو َل للاه‬ ٍ َ‫اللَّ ْيثِ ُّي ع َْن أَن‬
jadikanlah umatku miskin dan kumpulkanlah aku ‫ اللَّهُ َّم أَحْ يِنِي ِم ْس ِكينًا َوأَ ِم ْتنِي ِم ْس ِكينًا َواحْ ُشرْ نِي‬:‫قَا َل‬
dalam kelompok orang-orang miskin.” ‫ت عَائِ َشةُ لِ َم‬ ْ َ‫ين يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فَقَال‬ِ ‫فِي ُز ْم َر ِة ْال َم َسا ِك‬
b. Takhrīj al-Ḥadīth ‫يَا َرسُو َل للاهَّ ِ قَا َل إِنَّهُ ْم يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ قَ ْب َل أَ ْغنِيَائِ ِه ْم‬
Seperti halnya hadith yang pertama, ْ‫َريفًا يَا عَائِ َشةُ لاَ تَ ُردِّي ْال ِم ْس ِكينَ َولَو‬ ِ ‫بِأَرْ بَ ِعينَ خ‬
dalam penelusuran hadith tentang doa Nabi ‫ق تَ ْم َر ٍة يَا عَائِ َشةُ أَ ِحبِّي ْال َم َسا ِكينَ َوقَرِّ بِي ِه ْم فَإِ َّن‬ ِّ ‫بِ ِش‬
ingin miskin juga penulis lakukan dengan
bantuan kitab al-Mu’jam al-Mufahras dan
27
‫للاهَّ َ يُقَ ِّرب ُِك يَوْ َم ْالقِيَا َمة‬
kitab Jam’u al-Jawāmi’. takhrīj bi al-alfāz “Menceritakan kepada kami ‘Abd al-A’lā bin
penulis lakukan dengan petunjuk kata ‫مساكين‬25. Wāṣil al-Kūfy, menceritakan kepada kami Thābit
setelah ditelusuri maka penulis menemukan bin Muhammad al-‘Ābid al-Kūfy, menceritakan
satu riwayat dalam Sunan Ibn Mājah pada kepada kami al-Ḥārith bin al-Nu’mān al-Laithy,
bab Majālis al-Fuqarā’ hadith nomor 4166 dan dari Anas sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda:
dalam kitab Sunan al-Tirmidhiy pada bab Mā “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam kondisi miskin,
jadikanlah umatku miskin dan kumpulkanlah aku
Jā’a an Fuqarā’ al-Muhājirīn hadith nomor 2352.
dalam kelompok orang-orang miskin” kemudian
Berikut rangkaian sanad dan matan dalam
Aisyah berkata: “Mengapa ya Rasulullah?” Beliau
Sunan Ibn Mājah menjawab: “Sesungguhnya mereka (orang-orang
‫َح َّدثَنَا أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن أَبِي َش ْيبَةَ َو َع ْب ُد للاهَّ ِ ب ُْن َس ِعي ٍد‬ miskin) masuk surga (terlebih dahulu) sebelum
orang-orang kaya dengan jarak 40 tahun. Wahai
‫َان ع َْن‬ ٍ ‫قَالاَ َح َّدثَنَا أَبُو خَالِ ٍد أْالَحْ َم ُر ع َْن يَ ِزي َد ب ِْن ِسن‬ Aisyah, Janganlah (lupa) menyantuni orang-orang
ِّ‫أَبِي ْال ُمبَا َر ِك ع َْن َعطَا ٍء ع َْن أَبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِري‬ miskin walaupun hanya dengan sebutir kurma.
‫صلَّى‬ َ ِ َّ‫ْت َرسُو َل للاه‬ ُ ‫أَ ِحبُّوا ْال َم َسا ِكينَ فَإِنِّي َس ِمع‬: ‫قَا َل‬ Cintailah orang-orang miskin dan dekatilah
mereka maka Allah SWT akan mendekatimu kelak
‫للاهَّ ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل فِي ُدعَائِ ِه اللَّهُ َّم أَحْ يِنِي ِم ْس ِكينًا‬ di hari kiamat.”
26
‫َوأَ ِم ْتنِي ِم ْس ِكينًا َواحْ ُشرْ نِي فِي ُز ْم َر ِة ْال َم َسا ِكين‬
Penelusuran berikutnya penulis lakukan
“Menceritakan kepada kami Abū Bakar bin dengan bantuan kitab Jam’u al-Jawāmi’ pada
Abū Shaibah dan ‘Abd Allah bin Sa’īd, berkata bagian alif. Setelah penulis telusuri penulis
keduanya, telah menceritakan kepada kami Abū mendapatkan informasi bahwa hadith
Khālid al-Aḥmar, dari Yazīd bin Sinān, dari Abū
tersebut diriwayatkan oleh ‘Abd bin Ḥamīd
24
Muhammad Nāṣir al-Dīn al-albāniy, al-Silsilah al- halaman 308 nomor indeks hadith 1002, Ibn
Ḍa’īfah, jilid 6 (Riyadh: Maktabah al-Ma’ārif, t.th.), 135. ‘Asākir, dan al-Bayhaqī.28
25
Wensinck, al-Mu’jam, jilid 7, 689.
26
Abū ‘Abd Allah Muhammad bin Yazīd al-Qazwayniy 27
Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā bin Sawrah al-Tirmidhiy,
bin Mājah, Sunan Ibn Mājah, jilid 3 (Beirut: Dār al-Kutub al-
Sunan al-Tirmidhiy, jilid 4 (Kairo: Dār al-Ḥadīth, 2005), 306.
‘Ilmiyyah, 2009), 345. 28
Al-suyūṭiy, Jam’u al-Jawāmi’, jilid 1, 5117.

P-ISSN: 1978-6948
94 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
Setelah ditelusuri dalam kitab aslinya “Mengabarkan kepada kami Muhammad bin
hadith yang diriwayatkan oleh ‘Abd bin Ḥamīd Sa’dūn bin Marjiy bin Sa’dūn bin Marjiy Abū ‘Āmir
terdapat dalam kitab Musnad ‘Abd bin Ḥamīd al-‘Abdariy al-Andalusiy al-Dāwūdiy al-Ḥāfiẓ,
pada bab musnad Abū Sa’īd al-Khudrī. Berikut menceritakan kepada kami Ibrāhim bin ‘Abd al-
rangkaian sanad dan matannya. Ṣamad bin Mūsā al-Hāshimiy, menceritakan kepada
kami Abū Sa’īd al-Ashji, menceritakan kepada
‫حدثني بن أبي شيبة ثنا أبو خالد األحمر عن يزيد‬ kami Abū Khālid al-Aḥmar, dari Yazīd bin Sinān,
‫بن سنان عن أبي المبارك عن عطاء قال قال أبو‬ dari Abū al-Mubārak, dari ‘Aṭā’ bin Abī Rabāḥ,
dari Abū Sa’īd berkata cintailah orang-orang
‫سعيد الخدري أحبوا المساكين فإني سمعت رسول‬ miskin karena sesungguhnya aku telah mendengar
‫ اللهم‬: ‫هللا صلى هللا عليه و سلم يقول في دعائه‬ Rasulullah saw. bersabda dalam doanya: “Ya Allah
‫أحيني مسكينا وأمتني مسكينا واحشرني في زمرة‬ hidupkanlah aku dalam kondisi miskin, jadikanlah
umatku miskin dan kumpulkanlah aku dalam
29
‫المساكين‬ kelompok orang-orang miskin”
“Menceritakan kepadaku Ibn abī Shaybah, Sedangkan riwayat al-Bayhaqī terdapat
menceritakan kepada kami Abū Khālid al-
dalam kitab Sunan al-Bayhaqī al-Kubrā
Aḥmar, dari Yazīd bin Sinān, dari Abū al-
dengan nomor indeks hadith 12930 dan juga
Mubārak, dari ‘Aṭā’ berkata. Telah berkata Abū
Sa’īd al-Khudriy cintailah orang-orang miskin
dalam kitab Sha’b al-Īmān dengan nomor
karena sesungguhnya aku telah mendengar indeks hadith 1453. Berikut rangkaian sanad
Rasulullah saw. bersabda dalam doanya: “Ya dan matan yang terdapat dalam Sunan al-
Allah hidupkanlah aku dalam kondisi miskin, Bayhaqī al-Kubrā.
jadikanlah umatku miskin dan kumpulkanlah aku ‫وقد أخبرنا أبو علي الروذباري أنبأ إسماعيل بن‬
dalam kelompok orang-orang miskin”
‫محمد الصفار ثنا محمد بن إبراهيم الحلواني ثنا‬
Adapun riwayat Ibn ‘Asākir terdapat
dalam kitab Mu’jam Ibn ‘Asākir dengan nomor
‫موسى بن محمد مولى عثمان بن عفان رضي هللا‬
indeks hadith 1190. Berikut rangkaian sanad ‫عنه قال ثنا هقل بن زياد أنبأ عبد هللا بن زياد ثنا‬
dan matannya. ‫جنادة بن أبي أمية قال سمعت عبادة بن الصامت‬
‫أخبرنا محمد بن سعدون بن مرجى بن سعدون‬ ‫رضي هللا عنه يقول كان رسول هللا صلى هللا عليه‬
‫بن مرجى أبو عامر العبدري األندلسي الداودي‬ ‫ اللهم أحيني مسكينا وتوفني مسكينا‬: ‫و سلم يقول‬
‫الحافظ بقراءتي عليه ببغداد أبنا أبو عبد هللا مالك‬ 31
‫وأحشرني في زمرة المساكين‬
‫بن أحمد بن علي المالكي أبنا أبو الحسن أحمد بن‬ “benar-benar telah mengabarkan kepada kami
Abū ‘Ali al-Rūdhiyāriy, mengatakan kepada kami
‫محمد بن موسى بن القاسم بن الصلت ثنا إبراهيم‬
Ismā’īl bin Muhammad al-Ṣafār, menceritakan
‫بن عبد الصمد بن موسى الهاشمي ثنا أبو سعيد‬ kepada kami Muhammad bin Ibrāhīm al-Ḥilwāniy,
‫األشج ثنا أبو خالد األحمر عن يزيد بن سنان عن‬ menceritakan kepada kami Mūsa bin Muhammad
sahaya Uthmān bin ‘Affān berkata, menceritakan
‫أبي مبارك عن عطاء بن أبي رباح عن أبي سعيد‬
kepada kami Haqil bin Ziyād menceritakan
‫قال أحبوا المساكين فإني سمعت رسول هللا صلى‬ kepada kami ‘Abd Allah bi Ziyād, menceritqkqn
‫هللا عليه وسلم يقول في دعائه اللهم أحيني مسكينا‬ kepada kami Junādah bin Abū Umayyah berkata,
aku telah mendengar ‘Ubadah bin al-Ṣāmit
. ‫وأمتني مسكينا واحشرني في زمرة المساكين‬ berkata Bahwasannya Rasulullah saw. bersabda,
30
‫هذا حديث غريب وأبو المبارك ال يعرف له اسم‬ “Ya Allah hidupkanlah aku dalam kondisi miskin,
jadikanlah umatku miskin dan kumpulkanlah aku
29
‘Abd bin Ḥamīd bin Naṣr Abū Muhammad al-Kasiy, al-
MUntakhab min Musnad ‘Abd bin Ḥamīd (Kairo: al-Maktabah al-
dalam kelompok orang-orang miskin”
Sunnah, 1988), 308.
30
‘Ali bin al-Ḥasan bin Habbat Allah bin ‘Asākir al- 31
Ahmad bin al-Ḥusayn bin ‘Ali bin Mūsa Abū Bakr
Damshiqiy, Mu’jam Ibn ‘Asākir, jilid 2 (Beirut: Dār al-Kitab al- al-Bayhaqiy, Sunan al-Bayhaqi al-Kubrā, jilid 7 (Makkah:
‘Arabiy, 1404 H.), 65. maktabah Dār al-Bāz, 1994), 12

Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 95


c. Analisis Sanad Hadith (a) Ibn Ḥibban dalam kitab al-Thiqat-nya
Rangkaian sanad hadith yang akan penulis menerangkan bahwa al-Tirmidhī adalah
teliti secara terperinci adalah rangkaian sanad seorang penghimpun dan penyampai
yang terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmidhī hadith, sekaligus pengarang kitab.
yang mana susunan matannya terdiri atas al- (b) Al-Khalīlī berkata, “Tirmidhī adalah
Tirmidhiy sebagai mukharrij, ‘Abd al-A’lā bin seorang thiqah muttafaq ‘alaih (diakui oleh
Wāṣil al-Kūfī sebagai sanad pertama, Thābit Bukhārī dan Muslim)”.
Muhammad al-‘Ābid sebagai sanad kedua, al- (c) Al-Ḥākim Abū Aḥmad berkata, aku
Ḥārith bin al-Nu’mān al-Laythiy sebagai sanad mendengar ‘Imrān ibn ‘A’lam berkata,
ketiga, Anas bin Mālik sebagai sanad terakhir “Sepeninggal Bukhārī tidak ada ulama
dan perawi pertama. Berikut uraian masing- yang menyamai ilmunya di Khurasan
masing anad tersebut. kecuali Abū ‘īsā al-Tirmidhī.”.
(d) Al-Idris berpendapat bahwa al-Tirmidhī
(1) Al-Tirmidhī
adalah seorang ulama hadith yang
Imam al-Tirmidhī memiliki nama lengkap meneruskan jejak ulama sebelumnya
Abū ‘Īsā Muḥammad ibn ‘Īsā ibn Saurah ibn dalam bidang ‘Ulūm al-Ḥadīth.34
al-Dahhak al Sulamī al-Bughī al-Tirmidhī.32
Namun beliau lebih dikenal dengan nama Abū Dari uraian di atas dapat disimpulkan
‘Īsā. Bahkan dalam kitam al-Jāmi’ al-Ṣaḥīḥnya bahwa al-Tirmidhī adalah murid langsung
ia selalu memakai nama Abū ‘Īsā. Pemakaian dari ‘Abd al-A’lā bin Wāṣil al-Kūfī sehingga
nama Abū ‘Īsā ini adalah untuk membedakan sanadnya bersambung dan kredibilitas beliau
al-Tirmidhī dengan ulama yang lain. Sebab, sebagai perawi hadith sudah tidak diragukan
ada beberapa ulama besar yang popular lagi.
dengan nama al-Tirmidhī, yaitu: (2) ‘Abd al-A’lā bin Wāṣil al-Kūfī
(a) Abū ‘Īsā al-Tirmizī, pengarang kitab al- Nama lengkap beliau adalah ‘Abd al-A’lā
Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ. bin Wāṣil bin ‘Abd al-A’la bin Hilāl al-Asadiy al-
(b) Abū al-Ḥasan Ahmad ibn al-Ḥasan, yang Kūf ī. Beliau wafat pada tahun 247 Hijriyah.35
popular dengah sebutan al-Tirmidhī al- Adapun penilaian para kritikus hadith
Kabīr. terhadap pribadi beliau adalah: abū Ḥātim
(c) Al-Ḥākim al-Tirmizī Abū ‘Abdullah menilai beliau Ṣadūq, al-Nasaī menilai beliau
Muḥammad ‘Alī ibn al-Ḥasan ibn Basyar, thiqah, Ibn Ḥibbān menilai thiqah, dan begitu
seorang zāhid, ḥāfiẓ, mu’azzin, pengarang juga dengan Ibn Ḥajar yang juga menilai
kitab yang terkenal dengan sebutan al- beliau dengan predikat thiqah.
Ḥākim al-Tirmizī.33 Dari uraian di atas diketahui bahwa beliau
Al-Tirmidhī mendedikasikan hidupnya adalah guru dari al-Tirmidhī dan juga murid
untuk menghimpun dan meneliti hadith. dari Thābit bin Muammad al-‘Ābid, sehingga
Beliau melakukan perlawatan ke berbagai dapat disimpulkan bahwa sanad beliau
penjuru negeri, antara lain: Hijaz, Khurasan, bersambung dan penilaian terhadap beliau
dan lain-lain. Di kalangan kritikus hadith, menunjukkan bahwa beliau adalah seorang
integritas pribadi dan kapasitas intelektual perawi yang thiqah.
al-Tirmidhī tidak diragukan lagi, hal tersebut (3) Thābit Muhammad al-‘Ābid
dapat dilihat dari pernyataan mereka sebagai Beliau adalah Thābit bin Muhammad
berikut: al-‘Ābid yang dikenal dengan sebutan Abū
32
Al-‘Asqalānīy, Tahzīb al-Tahzīb, juz 9, (Beirut: Dār al- Muhammad, dan atau dikenal juga dengan
Fikr, 2005), 378, Shamsuddin al-Dhahabiy, Siyār al-A’lam al-
Nubalā’, juz 3, (Beirut: Mu’assasah al-Risālah, 1990), 270. 34
Ibid., juz XIII, 247; Ibn Ḥajar al-‘Ashqalānī, Tahzīb al-
33
Muḥammad al-Mubarakfurī, Tuḥfat al-Ahwazī bi Sharh Tahzīb, juz IX, 388-389.
Jāmi’ al-Tirmizī, juz I (Mesir: Bā’at al-Madānī, 1963), 345-346. 35
Al-‘Asqalāniy, Tahdhīb al-Tahdhīb, jilid 5, 10

P-ISSN: 1978-6948
96 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
sebutan Abū Ismā’īl al-Shaybāniy atau al- mengabdi selama 10 tahun. Ia meninggal dunia
Kināniy. Beliau wafat pada tahun 215 H. 36 pada tahun 92 atau 93 atau 100 Hijriyyah.
Adapun penialain para kritikus hadith Beliau menerima hadith dari rasulullah
terhadap kredibilitas beliau sebagai perawi saw., Abū bakr, ‘Umar, “uthmān, ‘Abd Allah bi
hadith adalah sebagai berikut rawaḥah, Faṭīmah al-Zahrah, Thābit bin Qays
(a) Abū Ḥātim menilai beliau dengan predikat bin Shams, ‘Abd al-Rahman bin ‘Awf, Ubay bin
ṣadūq Ka’ab, Abū Ṭalḥah, Qatadah, dan lain-lain.38
(b) Ibn Ḥibbān menyebutkan namnya dalam Dari uraian di atas diketahui bahwa Anas
kitab al-Thiqāt-nya. bin Mālik adalah seorang perawi hadith yang
(c) Al-Ḥākim menilai beliau dengan predikat tidak usah diragukan lagi kredibilitas beliau.
perawi yang tidak ḍābiṭ Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanad
(d) Al-Bukhārī menyebutkan nama beliau beliau bersambung kepada Rasulullah.
dalam kitabnya al-Ḍu’afā’. d. Analisis Matan Hadith
(e) Al-Dār al-Quṭnī dalam kitab al-Jarḥ wa al-
Jika diperhatikan secara saksama
Ta’dīl-nya menilai beliau sebagai perawi
keseluruhan matan hadith yang telah
yang tidak kuat, perawi yang tidak ḍābiṭ,
penulis takhrīj bunyi matannya sama yang
dan hadith-hadith yang diriwayatkannya
berbeda hanyalah matan yang sedang
pun banyak yang salah.
penulis teliti yakni riwayat al-Tirmidhī, yang
Dari uraian di atas diketahui bahwa beliau mana hadith riwayat tirmidhī ini dirangkai
adalah guru dari ‘Abd al-A’lā bin Wāṣil dan dengan pertanyaan ‘Āishah yang bertanya
juga murid langsung dari al-Ḥārith bin al- mengenai alasan mengapa Rasulullah berdoa
Nu’mān sehingga dapat disimpulkan bahwa memohon kemiskinan dalam hidup dan mati
sanad beliau bersabung, namun jika melihat dan memohon agar dikelompokkan dalam
penilaian para kritikus hadith terhadap golongan orang-orang miskin.
kredibilitas beliau menunjukkan bahwa beliau Rangkaian hadith ini bukan berarti hadith
adalah perawi hadith yang tidak thiqah. ini mendapatkan ziyādah akan tetapi hadith
(4) Al-Ḥārith bin al-Nu’mān al-Laythī yang melalui Anas bin Mālik ini redaksi
Nama lengkap beliau adalah al-Ḥārith bin matannya lebih lengkap sebagaimana yang
al-Nu’mān bin Sālim al-Laythī keponakan dari dikatan oleh al-Mubārakfūrī ketika mensharḥ
Saīd bin Jabīr. beliau tidak diketahui kapan hadith ini. Dengn demikian dapat disimpulkan
tahun wafatnya.37 bawa hadith tentang doa Nabi ingin miskin ini
Dari uraian di atas diketahui bahwa sanad tidak terdapat shudhūdh maupun ‘illah.
beliau bersambung baik ke atas maupun ke e. Natījah
bawah sebab beliau adalah murid langsung Meskipun ragkaian sanad dari hadith ini
dari Anas bin Mālik dan juga guru dari bersambung dan tidak terdapat shudhūdh
Thābit. Namun penilaian para kritikus hadith maupun ‘illah. Tidak menjadikan hadith
terhadap pribadi beliau menunjukkan bahwa ini bernilai ṣaḥīḥ sebab dalam rangakainn
beliau bukanlah seorang perawi hadith yang sanadnya terdapat perawi yang tidak
thiqah. thiqah yakni Thābit bin Muhammad al-
(5) Anas bin Mālik ‘Ābid dan al-Ḥārith bin al-Nu’mān al-Laythī
Nama lengkap beliau adalah Anas bin sebagaimana komentar para kritikus hadith
Mālik bin Naḍar al-Anṣārī al- Khazārī. Beliau terhadap mereka di atas. al-Bukhārī dan Abū
menerima hadith sebanyak 2.286 hadith. Ḥātim menyatakan bahwa hadith tersebut
Beliau adalah pelayan Rasulullah dan telah kehujjahannya tidak kuat dan juga termasuk

36
Ibid., jilid 1, 556.
37
Ibid., jilid II, 129. 38
Al-‘Asqalāniy, Tahdhīb al-Tahdhīb, jilid 1, 39.

Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 97


hadith munkar.39 Sehingga hadith tentang doa kontradiksinya. Segi-segi kontradiksi tersebut
Nabi ingin miskin ini bernilai ḍa’īf. adalah permohonan Nabi ingin kaya dan
Selain bernilai ḍa’īf hadith ini juga dinilai ingin miskin serta pernyataan beliau bahwa
oleh al-Tirmidhiy sebagai hadith yang gharīb. orang mukmin yang fakir lebih baik daripada
penilaian ini juga dilakukan oleh ibn ‘Asākir sabuk kulit pada pipi kuda. Jika Nabi ingin
ketika dia menuliskan hadith ini di dalam mengajarkan untuk meminta kekayaan,
Mu’jam-nya. Selain itu ke-gharīb-an hadith ini mengapa di sisi lain beliau berdoa memohon
juga dikarenakan adanya nama perawi yang kemiskinan terhadap dirinya. Kemudian
bernama Abū al-Mubārak yang mana nama mengapa orang mukmin yang fakir itu lebih
ini tidak diketahui asal muasalnya dan nama baik daripada tali sabuk pada pipi kuda. Semua
aslinya pun tidak dapat ditemukan dalam hal tersebut mengisyaratkan kepada manusia –
kitab-kitab yang membahas rijāl al-Ḥadīth. secara skeptis – bahwa lebih baik hidup sebagai
Nama Abū al-Mubārak dapat ditemui dalam orang mukmin yang fakir sebab hal itu lebih
rangakain sanad riwayat Ibn Abī Shaybah, Ibn mulia daripada menjadi orang kaya, kemudian
‘Asākir dan Ibn Mājah. ada juga anggapan bahwa lebih baik hidup
Selain kedua hadith tersebut (doa Nabi miskin karena nanti akan bergabung dengan
ingin kaya dan doa Nabi ingin miskin) masih Nabi sebab beliau berdoa untuk dijadikan
terdapat satu hadith yang hadith yang sebagai hamba yang miskin. Sedangkan di sisi
terdapat dalam kitab Mu’jam al-Kabīr dalam lain anggapan bahwa manusia harus mencari
bab syadādd bin Aws al-Anṣāry hadith nomor kekayaan sebab Nabi juga telah mengajarkan
7181 yang berbunyi sebagai berikut: bahwa manusia harus menjadi orang yang
kaya.
‫حد ثنا محمد بن خالد الراسبي ثنا مهلب بن العالء‬
‫شعيب بن بيان الصفار ثنا عمران القطان عن‬ 4. Pemecahan Kontradiksi/ Titik Temu
‫ أن رسول‬: ‫قتادة عن الحسن عن شداد بن أوس‬ Sebenarnya hadith-hadith tersebut
‫ الفقر أزين‬: ‫هللا النبي صلى هللا عليه و سلم قال‬ tidaklah saling berkontradiksi, hanya saja
40
‫على المؤمن من العذار الحسن على خد الفرس‬ kita harus membedakan makna fakir dan
miskin. Menurut Ibn Qutaibah makna fakir
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad dan miskin tidaklah sama. Kata miskin secara
bin Khālid al-Rāsaby, menceritakan kepada kami
tekstual dapat diartikan sebagai orang yang
Mahlab bin al-‘Alā’ Shu’aib bin Bayān al-Ṣafār,
kekurangan akibat faktor ekonomi sedangkan
menceritakan kepada kami ‘Imrān al-Qaththān,
dari Qatadah, dari al-Ḥasan, dari Syaddād bin
menurut pengertian fiqih adalah orang yang
Aws: Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda: memiliki pekerjaan namun penghasilannya
“Orang mukmin yang fakir lebih baik daripada tidak mencukupi kebutuhannya.41 Namun
sabuk kulit pada pipi unta.” maksud dari ucapan Nabi “Kumpulkanlah
aku dengan orang-orang miskin” menurut
Hadith ini sanadnya bernilai ṣaḥīḥ sebab para
Ibn Qutaibah berbeda maknanya dengan kata
rijāl al-Ḥadīth-nya bernilai thiqah sebagaimana
“Kumpulkanlah aku dengan orang-orang
yang dinyatakan dalam kitab-kitab yang
yang fakir”.42 Kata ‘miskin’ dalam doa tersebut
membahas rijāl al-Ḥadīth seperti kitab Tahdhīb
berarti sikap tawadhu dan sikap menutupi
al-Tahdhīb dan kitab Tahdhīb al-Kamāl.
diri. Seakan-akan beliau memohon kepada
Allah Agar beliau tidak dijadikan sebagai
3. Segi-Segi Kontradiksi Hadith
Ketiga hadith di atas jika diperhatikan 41
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, juz II (Beirut: Dār al-Fikr,
secara zahirnya, maka nampak sekali t.th.), 125.
42
Abū Muhammad ‘Abd Allah bin Muslim bin Qutaibah,
39
Ibid. Ta’wīl Mukhtalaf al-Ḥadīth (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
40
al-Ṭabrānī, al-Mu’jam al-Kabīr , jilid 7, 294. t.th.), 157.

P-ISSN: 1978-6948
98 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
orang yang memaksakan kehendak, sombong Allah akan membalasnya dengan kebaikan di
dan dimasukkan ke dalam kelompok mereka. dunia dan pahala yang besar kelak di akhirat.
Kata miskin berasal dari kata al-Sukun Perumpamaan orang fakir dan orang
sebagaimana orang Arab mengatakan kaya ibarat orang sakit dengan orang sehat.
tamāsakan al-rajul yang berarti “orang Orang yang diuji dengan penyakit lalu ia
tersebut lemah/tawadhu/fokus, dan atau sabar sama seperti orang yang diuji dengan
tenang”. Terkait dengan hal ini, sebagaimana kefakiran lalu ia bersabar. Meskipun Allah
sabda Rasulullah kepada seseorang yang memberikan pahala yang begitu besar
sholat: “ ‫( ”تبأس وتمسكن وتقنع رأسك‬sesalilah terhadap penderitaan tersebut, bukan berarti
(dosamu), tenanglah, dan tundukkan orang yang sakit tersebut tidak boleh meminta
kepalamu). Maksud beliau adalah khusyu’ kesembuhan dan berharap keselamatan dari
dan tawaduklah kepada Allah SWT. ujian itu.
Selain alasan tersebut, yang perlu Dari sini sudah jelas bahwa, hadith Nabi
diperhatikan adalah, di antara misi tentang permohonan hidup miskin tidaklah
terpenting Islam, salah satunya adalah memberi ajaran bahwa umatnya tidak boleh
membela, menyelamatkan, membebaskan, hidup dengan kekayaan, akan tetapi miskin
melindungi, dan memuliakan kelompok yang dimaksudkan adalah kesederhanaan.
yang lemah dan menderita. Rasulullah dalam Sebab Nabi sendiri adalah termasuk jajaran
membela kelompok yang tertindas, selalu para milyader pada masanya, namun hal
membangkitkan harga diri rakyat kecil. Ia tersebut tidak membuat beliau berfoya-foya
senantiasa bersama orang-orang yang lemah dan hidup dengan bermewah-mewahan
bahkan pada suatu ketika beliau pernah melainkan selalu menginfakkan dan
memperbaiki sandal anak yatim, menjahit menyerahkan harta beliau kepada bait al-māl .
baju janda tua yang miskin, dan bahka ketika Al-quran secara jelas telah menegaskan
shalat beliau selalu memilih kelompok orang bahwa manusia diberi kebebasan oleh Allah
miskin untuk duduk bersama mereka.43 untuk mengumpulkan harta dan dengan
Seandainya Rasulullah meminta kepada harta tersebut mereka bisa menjaga dan
Allah kemiskinan yang berarti kefakiran, mempertahankan agama Allah. Sebagaimana
niscaya Allah akan menolaknya karena Allah firmannya:
telah menetapkan Rasulullah dalam keadaan
kaya dan dimudahkan dalam memperoleh َ ‫ت َوأَنز َْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬
‫َاب‬ ِ ‫لَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا‬
anugerah Allah meskipun beliau tidak pernah ‫ْط َوأَنز َْلنَا ْال َح ِدي َد فِي ِه‬ِ ‫َو ْال ِمي َزانَ لِيَقُو َم النَّاسُ بِ ْالقِس‬
menyimpan uang walaupun hanya sebesar ُ ‫اس َولِيَ ْعلَ َم للاهَّ ُ َمن يَن‬ ْ
ُ‫ص ُره‬ ِ َّ‫بَأسٌ َش ِدي ٌد َو َمنَافِ ُع لِلن‬
satu dirham.
Kemudian mengenai sabda Rasulullah
‫َزي ٌز‬ ِ ‫َو ُر ُسلَهُ بِ ْال َغ ْي‬
ِ ‫ب إِ َّن للاهَّ َ قَ ِويٌّ ع‬
yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata
‫الفقر بالمؤمن احسن من العذارالحسن على‬ dan telah Kami turunkan kepada mereka al-Kitab
”»‫خدالفرس‬ dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi
(orang mukmin yang fakir lebih baik daripada
(perak, aluminium, minyak, atom, dll.) yang padanya
sabuk kulit pada pipi kuda) maksudnya, kefakiran
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
adalah salah satu musibah besar dunia dan salah
bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
satu kehancuran yang menyakitkan. Barang siapa
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
yang bersabar terhadap musibah, tulus karena
menolong (agama)-Nya dan Rasul-rasul-Nya
Allah, dan ridho dengan ketentuan-Nya, niscaya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
43
Ahmad Zunan Zarkasyi, Muhammad Sang Nabi (Solo: Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”44
Lentera Ilmu, 1998), iv.
44
Al-Quran, 57 (al-Ḥadīd): 25.

Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 99


Maksud dari ayat tersebut ialah umat Selain itu permohonan agar umatnya
Islam haruslah selalu berusaha seperti diberikan kekayaan hal ini dilakukan sebab
mendirikan industri, mambuka lapangan dalam memperjuangkan agama Islam juga
pekerjaan, meningkatkan pendapatan dan membutuhkan biaya yang besar oleh sebab
pendidikan yang pada akhirnya mereka akan itu diperlukan para donatur yang memiliki
hidup makmur (kaya), namun setelah mereka kekayaan yang berlebih agar dapat membantu
makmur Allah akan mencari orang-orang keberlangsungan perjuangan Islam.
yang selalu menolong agama-Nya (hidup Nabi memohon kemiskinan dalam
sederhana dan tidak berfoya-foya). kehidupannya sebab secara jelas dalam
Dari beberapa alasan mengenai doa Nabi hadith beliau telah menyatakan bahwa yang
untuk menjadi orang miskin dan juga untuk dimaksud dengan orang kaya bukanlah
menjadi orang kaya muncullah pertanyaan orang yang kaya harta melainkan kaya hati.
“Hidup yang ideal itu kaya atau miskin?”. Sebagaimana bunyi hadith berikut:
Kaya atau miskin bukanlah sebuah dosa yang
‫س َح َّدثَنَا أَبُو بَ ْك ٍر َح َّدثَنَا أَبُو‬َ ُ‫َح َّدثَنَا أَحْ َم ُد ب ُْن يُون‬
harus dihindari. Ketika Allah meluaskan
rejeki seseorang, bukan berarti Allah telah ‫ح ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ ع َْن النَّبِ ِّي‬ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ين ع َْن أَبِي‬ ٍ ‫ص‬
ِ ‫َح‬
menjebak orang tersebut dan menyeretnya ‫ْس ْال ِغنَى ع َْن َك ْث َر ِة‬ َ ‫صلَّى للاهَّ ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل لَي‬
َ
ke dalam api neraka. Begitu juga sebaliknya, 45 ْ َّ ْ
‫ض َولَ ِك َّن ال ِغنَى ِغنَى النفس‬ ِ ‫ْال َع َر‬
ketika Allah menyempitkan rejeki kepada
seseorang, belum tentu orang tersebut akan C. Penutup
dijamin masuk surga. Semuanya kembali
Berdasarkan uaian di atas, maka dapat
bagaimana cara menyikapinya. Sebab kurang
disimpulkan bahwa Hadith-hadith Nabi
tepat kalau dikatakan bahwa muslim yang
tentang doa ingin menjadi miskin dan doa
ideal adalah muslim yang miskin saja atau
agar dijadikan orang kaya tidak saling
kaya saja. Yang ideal adalah orang muslim
berkontradiksi. Sebab dari kedua hadith
yang miskin tapi bersabar dan yang kaya tapi
tersebut dapat ditemukan titik permasalahan
berinfak serta bersyukur.
yang mendasari kekontradiksiannya.
Menurut penulis secara pribadi
Permasalahan tersebut yaitu doa Nabi yang
penyelesaian kontradiksi hadith ini dapat
ingin kaya ditujukan Nabi secara Universal
dilakukan dengan cara al-jam’u yakni
sedangkan doa Nabi yang ingin miskin
mengumpulkan keduanya. Sebab menurut
dilakukan secara pribadi individual terhadap
penulis hidup kaya atau miskin adalah pilihan
diri dan keluarga beliau.
kalau memang Nabi telah memilih jalan
hidupnya sebagai orang yang miskin dan
dibuktikan dengan doa yang dipanjatkannya
serta bukti autentik lain yang menunjukkan
bahwa beliau waktu meninggal pun tidak
meninggalkan harta sedikitpun untuk ahli
warisnya.
Adapun doa beliau agar diberikan
kekayaan beliau panjatkan selain untuk
dirinya secara pribadi juga diperuntukkan
untuk umatnya, hal ini berarti Rasulullah
selalu mengantisipasi keadaan para umatnya, 45
Al-Bukhārī, Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ, jilid 4 (Beirut: Dār al-Fikr,
sebab tidak semua umatnya dapat mampu 2004), 698; hadith ini juga terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ Muslim,
hidup dalam kemiskinan seperti yang Abū al-Ḥusayn Muslim bin al-Ḥajjāj bin Muslim al-Qushayrī
telah dijalani beliau semasa hidupnya. al-Naysābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim, jilid 2 (Beirut: Dār al-Fikr, 2005),
1367.

P-ISSN: 1978-6948
100 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102
DAFTAR PUSTAKA Ibn Mājah, Abū ‘Abd Allah Muhammad bin
Yazīd al-Qazwaynī. Sunan Ibn Mājah.
Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009.
Ibn Mukram, Jamaluddin Muḥammad. Lisān
Al-‘Aqīliy, Muhammad bin ‘Amr bin Musa al-‘Arab. Beirut: Dār al-Ṣadr, t.th.
bin Ḥammād al-Makkiy, Ḍu’afā’ al-‘Aqīliy.
Kairo: maktabah al-Sunnah, t.th Ibn Qutaybah, Abū Muhammad ‘Abd Allah bin
Muslim Ta’wīl Mukhtalaf al-Ḥadīth. Beirut:
Al-‘Asqalāniy, Shihāb al-Dīn Ahmad bin ‘Ali Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.
bin Ḥajar. Tahdhīb al-Tahdhīb. Beirut: Dār
al-Fikr, 1995. Al-Kasiy, ‘Abd bin Ḥamīd bin Naṣr Abū
Muhammad. al-Muntakhab min Musnad
Abū Zahw, Muḥammad. Al-Ḥadīth wa al- ‘Abd bin Ḥamīd. Kairo: al-Maktabah al-
Muḥaddithūn. Mesir: Maktabah Miṣr, t.th. Sunnah, 1988.
Al-Albānī, Muhammad Nāṣir al-Dīn. al-Silsilah Al-Madīnī, ‘Ali bin ‘Abd Allah bin Ja’far al-
al-Ḍa’īfah. Riyadh: Maktabah al-Ma’ārif, Sa’diy. al-‘Ilal. Beirut: al-Maktab al-Islāmī,
t.th. 1980.
Al-Bayhaqī, Ahmad bin al-Ḥusayn bin ‘Ali bin Al-Mazzī, Jamāl al-Dīn Abū Yūsuf bin ‘Abd al-
Mūsa Abū Bakr. Sunan al-Bayhaqī al-Kubrā . Rahmān. Tahdhīb al-Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl.
Makkah: maktabah Dār al-Bāz, 1994. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004.
Al-Bukhāri, Muhammad bin Ismā’īl Abū ‘Abd Al-Mubarakfurī, Muḥammad Tuḥfat al-Ahwazī
Allah al-Ju’fī. al-Adab al-Mufrad. Beirut: bi Sharh Jāmi’ al-Tirmidhī. Mesir: Bā’at al-
Dār al-Bashāir al-Islamiyyah, 1989. Madānī, 1963.
------------, al-Tārīkh al-Kabīr. Kairo: Maktabah Muslim, Abū al-Ḥusayn bin al-Ḥajjāj bin
al-Ḥadīthah, t.th. Muslim al-Qushayrī al-Naysābūrī, Ṣaḥīḥ
------------, Jāmi’ al-Ṣaḥīḥ. Beirut: Dār al-Fikr, Muslim. Beirut: Dār al-Fikr, 2005.
2004. Qur’an
Al-Dhahabī, Shams al-Dīn Abū ‘Abd Allah Al-Ṣiddieqi, Muhammad Hasbi. Sejarah dan
Muhammad bin Ahmad bin ‘Uthmān bin Pengantar Ilmu Hadith. Semarang: Pustaka
Qaymāz. Siyār al-‘A’lām al-Nubalā. Beirut: Rizki Putra, 2002.
Muassasah al-Risālah, 1990.
Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Beirut: Dār al-Fikr,
Ibn ‘Asākir, ‘Ali bin al-Ḥasan bin Habbat Allah t.th.
al-Damshiqī. Mu’jam Ibn ‘Asākir. Beirut:
Dār al-Kitab al-‘Arabiy, 1404 H. Al-Shatibī. al-Muwāfaqāt. Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, t.th.
Ibn Abū Shaybah, Abū Bakr ‘Abd Allah bin
Muhammad al-‘absī al-Kūfī, Muṣannaf Al-Suyūṭī, Muhammad Jalāl al-Dīn. Jam’u al-
fī al-Aḥādīth wa al-Āthār. India: Dār al- Jawāmi’. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
Salafiyyah, t.th. 1999.

Ibn Ḥibbān, Muhammad bin Ḥibbān bin Al-Ṭabrānī, Sulaymān bin Aḥmad bin Ayyūb
Ahmad bin Mu’ādh al-Tamīmī. Thiqāt Ibn Abū al-Qāsim. al-Mu’jam al-Kabīr. Riyad:
Ḥibbān. Makkah: dār al-Bāz, t.th. Maktabah al-‘Ulūm wa al-Ḥikam, 1983.

Ibn Hanbal, Abū ‘Abd Allah Ahmad bin Al-Tirmidhī, Abū ‘Īsā Muhammad bin ‘Īsā bin
Muhammad. al-Musnad li al-Imām Aḥmad Sawrah. Sunan al-Tirmidhī,. Kairo: Dār al-
bin Ḥanbal. Beirut: Dār al-Fikr, t.th. Ḥadīth, 2005.

Muhammad Mahfud, Doa Nabi Ingin Kaya dan Ingin Miskin 101
Wensinck, A. J. al-Mu’jam al-Mufahrās li Alfāẓ Al-Zuhrī, Ahmad bin Sa’īd bi Ibrāhīm Abū ‘Abd
al-Ḥadīth al-Nabawiyyah. Leiden: E.J. Brill, Allah Al-Buṣrī. al-Ṭabaqāt al-Kubrā. Beirut:
1955. Dār al-Ṣādir, t.th.
Zarkasi, Ahmad Zunan. Muhammad Sang Nabi.
Solo: Lentera Ilmu, 1998.

P-ISSN: 1978-6948
102 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 11 No. 2 Juli 2017 | 89-102

Anda mungkin juga menyukai