Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO 3 LUKA BAKAR

1. Mengetahui etiologi, memperkirakan derajat, dan luas luka bakar


2. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi kelainan organ/sistem organ
kasus luka bakar
3. Mahasiswa dapat melakukan pertolongan pertama penyakit/gangguan
kesehatan pada kasus luka bakar terutama luka bakar inhalasi berdasarkan
prinsip Airway- Breathing-Circulation
4. Melakukan tindakan stabilisasi dengan monitoring ketat
5. Melakukan pemberian perawatan lokal luka bakar
6. Mengetahui kriteria rawat inap dan merujuk pasien luka bakar (cara transport
medis)
Trigger 1:
Laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD RS diantar polisi dan tim dengan keadaan
tidak sadar, namun masih bernafas setelah ditemukan di Gudang tembakau yang
terjadi kebakaran 3 jam yang lalu. Tampak bibir dan wajah korban berjelaga
hitam, rambut dan alis mata tampak bekas terbakar. Pada primary survey, suara
nafas korban grok grok seperti ngorok, ketika dibangunkan oleh TS dokter IGD
hanya merintih serak. Dilakukan pemeriksaan fisik lain, tanda-tanda vital T:80/30,
N:120, RR: 22, SpO2: 90%. Pemeriksaan tubuh lain ditemukan luka bakar di dada,
kedua lengan dan telapak tangan, kedua paha, tampak putih kehitaman. Oleh
dokter dilakukan resusitasi cairan. Berat Badan pasien kira-kira 50 kg.

Step 1
1. Berjelaga = menimbulkan asap berwarna hitam
2. TS dokter IGD = teman sejawat dokter IGD
3. Merintih = mengerang (karena kesakitan dan sebagainya)
4. Serak = suara parau (tt suara krn banyak berkata-kata dsb)
5. Resusitasi cairan = adalah tindakan mengganti kehilangan cairan tubuh
yang hilang oleh sebab patologis kembali menjadi normal.

Step 2
1. Mengapa pasien tidak sadarkan diri tapi masih bernafas?
- Pasien terjebak di Gudang tembakau ketika kebakaran. Kebakaran di
ruang tertutup, udara panasnya ga bisa keluar dari ruangan itu → si
pasien menghirup udara panas → tjd trauma di jalan nafas → berisiko
tjd udem laring yg bs menyebabkan jalan nafas mjd tertutup → pasien
kesulitan bernafas. → otak kekurangan O2 → penurunan kesadaran

2. Apa hubungan keluhan pasien dengan peristiwa kebakaran 3 jam yang


lalu?

3. Mengapa suara nafas korban grok grok seperti ngorok?


4. Mengapa ketika dibangunkan korban hanya merintih serak?

5. Interpretasi TTV

6. Berapa persentase luas luka bakar pada pasien?


7. Berapa cairan resusitasi yg kira2 diberikan ke pasien?
• Menggunakan rumus baxter :
BB = 50 kg
Luas luka bakar =
- wajah 4,5 %
- Dada – trunkus anterior 18%
- Kedua lengan + telapak tangan 9%
- Kedua Paha
Extremitas inferior kanan anterior 9%
Extremitas inferior kanan posterior 9%
Extremitas inferior kiri anterior 9%
Extremitas inferior kiri posterior 9%
- TOTAL 67,5%
Onset = 3 jam
• Kebutuhan cairan resusitasi = 4 x 67,5 x 50 = 13500cc
- 8 jam pertama → 13500 : 2 = 6750cc habis dalam 8-3 jam = 5 jam
(krn kesulitan ngejar klo pke infus kudu masuk sgitu, maka kadang
bs dilakukan pmasangan CVC / vena central agar bisa ngecek CVP-
nya skalian ATO bs jg dg pasang infus 2 jalur & diguyur.
- 16 jam berikutnya → 13500 : 2 = 6750cc

8. Cara menentukan cairan resusitasi yang tepat


(PEMILIHAN TERAPI CAIRAN)
Sebetulnya banyak penjelasan yang lebih detail mengenai cairan, sifat
cairan, dll. Namun di bagian ini, hanya akan dibahas secara sekilas saja.
Untuk memahami lebih mendalam bisa dibuka modul dulu dulu dulu, atau
search di google.
CAIRAN INFUS
- Cairan yang biasa dipakai untuk Resusitasi:
a. Kristaloid, cth, RL, NaCl 0,9%
b. Koloid, Albumin, HES, Gelatin
- Cairan yang bisa dipakai untuk fase Rumatan (maintenance),
contohnya: KAEN-3A, KAEN-3B
- Cairan yang bisa dipakai sebagai Nutrisi Parenteral, contohnya:
As.Amino
KRISTALOID ATAU KOLOID ??
Sampai sekarang memang masih menjadi ikhtilaf bagi para ahli
mengenai manakah yang lebih baik apakah kristaloid atau koloid. Saat
ini, mari kita kenalan sama kristaloid dulu ya. Meskipun kata dr. Yosi,
Sp.An. bahwa pemberian akan lebih baik jika bisa duet antara kristaloid
dan koloid.
KRISTALOID
Komposisi Kristaloid:

Keuntungan Kristaloid: Kerugian Kristaloid:


• Komposisi elektrolit seimbang • Sedikit menambah volume plasma
• Berfungsi sebagai Buffer (laktat/asetat) • Volume yang dibutuhkan banyak
• Tidak ada reaksi alergi • Kelebihan cairan / oedem
• Efek minimal terhadap homeostasis
• Mengurangi plasma COP
• Memudahkan diuresis (Colloid Oncotic Pressure)
• Sampai pada microsirkulasi • Hipotermia
• Murah

D5W atau D5%


- Banyak mengandung air, yg bergerak bebas dari IV ke intersisial atau intra sel.
- Air lebih banyak masuk ke intra sel yang kemudian bisa menyebabkan sel oedem .
- 2/3 cairan akan masuk intra sel.
- TIDAK UNTUK RESUSCITATION

RL / Asering / NaCl 0,9%


• 1⁄4 akan tetap berada dalam IV
• 3⁄4 masuk ke intersisial → oedem
• Tidak ada yang masuk ke intra sel hingga tidak menyebabkan sel oedem
• Membutuhkan banyak cairan→3 – 4x volume yang hilang
• Harga murah
• UNTUK RESUSITASI
KOLOID
Sekarang, bagaimana dengan Koloid ? Jangan lupa bahwa Koloid ini adalah
plasma expander. Si koloid ini dia bersifat menarik cairan, alhasil dia lebih
langgeng ciee di dalam pembuluh darah.
Si koloid ini cairan yang dapat meningkatkan tekanan onkotik karena memiliki
Berat Molekul yg besar sehingga tidak mudah keluar dari intra vaskuler
1. Koloid Alami, contohnya: human albumin
2. Koloid Sintetis, cth: gelatin, dextran, hydroxyethyl starches (HES)
KEUNTUNGAN KOLOID
• Lebih tahan lama di intavaskuler
• Volume yg dibutuhkan tidak banyak
• Tekanan onkotik plasma COP meningkat
• Resiko oedem minimal
• Meningkatkan aliran darah microvaskuler
KERUGIAN KOLOID
• Volume overload
• Mengganggu homeostasis
• Akumilasi di jaringan
• Efek samping menggangu fungsi ginjal
• Reaksi anafilaksik
• Lebih mahal
(MANAJEMEN RESUSITASI CAIRAN)
TARGET RESUSITASI CAIRAN
• Mempertahankan normovolemia dan stabilitas hemodinamik
• Tercapai keseimbangan antara kompartemen cairan
• Mempertahankan tekanan colloid osmotic pressure (COP) secara adekuat
• Meningkatkan aliran darah mikrovaskuler
• Mencegah terjadinya koagulopati
• Normalisasi hantaran O2 ke jaringan sel dan metabolisme seluler
METODE MENGETAHUI KEBUTUHAN CAIRAN
Perkirakan normal volume darah(BV)
• Bayi prematur = 95 mL/kg;
• Bayi aterm = 85 mL/kg;
• Pediatrik = 80 mL/kg;
• Laki-laki = 75 mL/kg ;
• Wanita = 65 mL/kg
Perkirakan % darah yang hilang
• Hitung volume defisit (VD) = BV x % loss
• Tentukan volume resusitasi (RV)
o Whole Blood RV = VD
o Colloid RV = 1,5 x VD
o Kristaloid RV = 3-4 x VD
LANGKAH RESUSITASI CAIRAN
• Jaga Airway, terapi oksigen maksimal (intubasi & ventilator bila diperlukan)
• Bolus cepat kristaloid dalam 10-15 menit. (Anak < 1 tahun 10 cc/kgBB. Dewasa
20 cc/kgBB)
• • Bolus bisa diulang sesuai kebutuhan
• • Evaluasi setiap selesai bolus cairan (kesadaran, denyut nadi, ronkhi)
• • Pasang infus 2 jalur jika dibutuhkan
• • Bila tidak respon bisa ditambahkan koloid (INGAT koloid ada dosis
maksimal)
• • TERAPI DEFINITIF→ Operasi Cito
RESPON TERHADAP TERAPI CAIRAN AWAL
MONITORING
Setelah melakukan resusitasi cairan, jangan lupa untuk dimonitor
pasiennya. Apa aja yang dilihat saat monitoring? Kesadaran, Denyut
Nadi, Perfusi Jaringan, ECG Monitoring, Pulse Oxymetri, MAP, Urine
Output.
EVALUASI TERAPI CAIRAN
• • Keadaan Umum : Kesadaran ,
Apakah terjadi perfusi jaringan→sianosis
• • Produksi Urin
o - Dewasa 0,5 s.d 2 cc/kgBB ;
o - Anak 2 s.d. 4 cc/kgBB
• • Keseimbangan Asam – Basa
Komplikasi yang dapat terjadi
• • Oedem paru ,
• • Myocardium oedem ,
• • Abdominal Compartement Syndrome ,
• • Efek pada Susunan Saraf Pusat

Anda mungkin juga menyukai