(Kelompok 2) Ringkasan Bab 6 Transaction Processing
(Kelompok 2) Ringkasan Bab 6 Transaction Processing
Oleh :
Annisa Novelia Utami (170810301029)
Hamzah Shalahuddin (170810301045)
Fairul Alviansyah M. (170810301049)
Andika Priwanto (170810301150)
Perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini erat kaitannya dengan
perkembangan teknologi yang ada. Pengunaan TI dalam kehidupan sehari-haripun juga
tidak bisa dipungkiri keberadaanya. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya
kebutuhan manusia ditambah tuntutan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
yang sangat terbatas. Penggunaan TI disini bertujuan untuk memudahkan segala jenis
kegiatan manusia. Terutama dalam memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi.
Keberadaan Sistem Informasi di era juga sekarang sangat berguna untuk memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat tak terkecuali sangat dapat menunjang proses bisnis
entitas perusahaan. Teknologi informasi (TI) digunakan untuk mendukung perusahaan
dalam melihat, mengetahui dan merespon keinginan pasar serta mencapai tujuan
perusahaan. Penerapan TI harus didukung oleh manajemen dan sumber daya TI atau
sering disebut sebagai tata kelola TI yang baik. Tata Kelola TI yang baik bertujuan
mengurangi risiko sehingga penggunaan, penerapan TI di perusahaan tersebut dapat
menambah nilai/value bagi perusahaan.
Penggunaan TI diperuntukkan untuk membantu perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya. Kegiatan bisnis perusahaan tidak lepas dari transaksi-transaksi
keuangan yang ada diperusahaan. Baik transaksi dengan pihak luar/eksternal yang
digunakan untuk memperoleh bahan baku serta pendukung lain untuk menjalankan
operasional perusahaan, dan transaksi di dalam lingkup internal yang mungkin saja
terjadi seperti adanya pemeliharaan dan pelepasan aset tetap yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan akan terus melaksanakan siklus transaksi, yang paling utama yaitu siklus
pengeluaran, konversi dan pendapatan. Tiap transaksi yang ada harus dicatat sebagai
alat pengendalian dan sebagai bukti, pencatatannya dapat dilakukan dengan manual
maupun terkomputrisasi. Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana gambaran
umum tentang transaksi keuangan yang ada diperusahaan, catatan akuntansi berbasis
manual dan komputer dan bagaimana pengolahan transaksi menggunakan sistem
terkomputerisasi hingga menghasilkan laporan keuangan.
PEMBAHASAN
2|
Aplikasi pemrosesan transaksi memproses transaksi keuangan. Transaksi
keuangan adalah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aset dan ekuitas
perusahaan dimana dapat dinilai dengan satuan moneter/uang dan terlihat dari
akunnya. Transaksi keuangan yang paling sering dilakukan perusahaan adalah
transaksi dengan pihak luar perusahaan, guna memperoleh sumber daya yang
digunakan perusahaan untuk beroperasi, namun juga terdapat transaksi yang
dilakukan dalam lingkup internal perusahaan, penggunaan bahan baku, pembayaran
tenaga kerja, penggunaan overhead, contoh lain seperti tranfer persedian/barang dari
satu departemen ke departemen lain.
Siklus Transaksi yang paling sering terjadi di perusahaan adalah siklus
pengeluaran, siklus konversi dan siklus pendapatan. Ketiga siklus ini yang paling
banyak ditemui di perusahaan-perusahan pada umumnnya, seperti perusahaan
manufaktur.
1. Siklus Pengeluaran, ketika perusahaan menjalankan kegiatan bisnisnya,
perusahaan akan menjalankan siklus pengeluaran untuk memperoleh bahan utama
dan pendukung untuk proses operasinya. Contohnya seperti perolehan bahan
baku, pembayaran tenaga kerja, perolehan bahan pendukung/properti lainnya.
Kebanyakan perusahaan melakukan transaksi pengeluaran secara kredit dengan
pihak-pihak dagang/pemasok. Dalam siklus pengeluaran terdapat beberapa
subsitem yaitu:
Sistem Pembelian/Hutang Dagang: sistem ini dilaksanakan untuk memeperoleh
kebutuhan fisik yaitu bahan baku untuk proses produksi. Perushaan biasanya
akan melakukan pembelian/pemesanan kepada pemasok/vendor. Karena
sebagian besar perusahaan menggunakan pembelian secara kredit dalam
meperoleh bahan, maka akan timbul hutang dagang dan ketika barang dagang
perusahaan harus mencatatnya dengan menambah persediaan dan
meningkatkan hutang dagang, serta harus membayarnya di kemudian hari(jatuh
tempo).
Sistem Pencairan/Pembayaran: ketika tiba tanggal jatuh tempo pembayaran
hutang, maka perusahaan harus membayar sejumlah uang kepada pemasok dan
mecatatatnya dengan mengurangi kas dan hutang dagang.
Sistem Penggajian : perusahaan melaksanakan sistem ini untuk membayar gaji
tenaga kerjanya. Dimulai dari menghitung hingga membayar gaji karyawannya.
Sistem aset tetap: sistem ini termasuk ke dalam transaksi internal perusahaan
karena dilakukan dalam lingkup internal, contohnya seperti seperti akuisisi,
pemeliharaan, dan pelepasan aset tetap.
2. Siklus Konversi
3|
Siklus yang kedua adalah siklus konversi. Setelah perusahaan memperoleh bahan
baku, bahan pendukung dan tenaga kerja maka akan siap melakukan siklus
konversi dan menghasilkan barang. Siklus konversi ini terdiri dari sistem produksi
yang terdiri dari penjadwalan, perencanaan, pemrosesan produksi, dan
pengendalian. Serta siklus akuntansi biaya yang memantau aliran informasi biaya
yang berkaitan dengan produksi. Informasi yang dihasilkan sistem ini digunakan
untuk penilaian inventaris, penganggaran, pengendalian biaya, pelaporan kinerja.
3. Siklus Pendapatan
Siklus yang ketiga adalah siklus pendapatan dimana setelah barang telah
diproduksi maka akan dijual kepada pelanggan. Apabila perusahaan menjual
secara kredit maka akan muncul sistem prosesan pesanan penjualan yang terdiri
dari persisapan dokumen pesanan penjualan, mengirim tagihan dan lain
sebagainya hingga nanti perusahaan menerima uang sebagai bentuk pembayaran.
Namun apabila perusahaan menjual secara tunai, maka perusahaan akan
memperoleh uang secara langsung dan melalui sistem penerimaan tunai.
Berikut ini bagan hubungan antara siklus-siklus tadi:
Ketiga siklus ini akan terus berulang dan berputar, pendapatan yang diperoleh
perusahaan akan digunakan kembali untuk memperoleh bahan baku dan
pendukung serta tenaga kerja untuk meproduksi barang dan menjalankan kegiatan
bisnisnya.
B. PENCATATAN AKUNTANSI
Transaksi-transaksi yang ada dalam siklus-siklus tadi harus dicatat sebagai alat
pengendalian dan bukti adanya kegiatan bisnis dalam perusahaan. Umumnya
perusahaan mengenal 2 jenis pencatatan akuntansi yaitu Manual dan Computer-
Based Systems. Pencatatan akuntansi ini dapat disesuaikan dengan bentuk dan
kebutuhan serta kompleksitas perusahaan. Apabila perusahaan tersebut adalah
perusahaan yang kecil dan tidak menggunakan basis TI dalam bisnisnya maka cukup
4|
menggunakan pencatatan manual. Namun untuk perusahaan besar dan mumpuni
menggunakan TI, kebanyakan sistem manual telah ditinggalkan dan memilih
menggunakan Computer-based systems. Namun tidak menutup kemungkinan
perusahaan menggunakan sistem manual kemudia melanjutkannya ke sistem
terkomputerisasi.
1. Manual System, pencatatan manual menggunakan cara tradisional dengan
menulisnya ke dalam jurnal dan buku besar. Perusahaan juga membutuhkan
beberapa dokumen.
Dokumen: Sebuah dokumen dapat digunakan sebagai bukti peristiwa ekonomi
dan digunakan untuk memulai pemrosesan transaksi. Dokumen dibagi menjadi
3:
1. Dokumen Sumber : Dokumen yang berupa bukti dan digunakan sebagai
sumber untuk pemrosesan transaksi. Contohnya seperti kwintansi
2. Dokumen Transaksi: Dokumen yang merupakan hasil dari pemrosesan
transaksi. Contohnya slip gaji dari sistem penggajian, tagihan pelanggan
dari sistem penjualan.
3. Dokumen Turnaround: Dokumen produk dari suatu sistem yang digunakan
sebagai dokumen sumber bagi sistem lain. Contohnya nota yang akan
dicocokan dengan struk pembayaran pelanggan di kasir.
Jurnal : Sebuah catatan yang digunakan untuuk mencatat transaksi secara
berurutan sesuai urutan kronologisnya (berdasarkan waktu terjadinya).
Dokumen-dokumen tadi merupakan sumber untuk mecatat transaksi ke jurnal.
Jurnal dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Jurnal Khusus : digunakan untuk mencatat transaksi yang sama, berulang
dan sering terjadi. Contohnya seperti pembelian persediaan secara kerdit,
penjualan barang secara kredit, penerimaan serta pengeluaran kas.
2. Jurnal Umum: digunakan untuk mencatat transaksi yang berbeda dan
jarang terjadi. Contohnya seperti penyusutan, dan transaksi lain diluar
transaksi yang masuk kedalam jurnal khusus.
Buku Besar: Buku rekening yang memperlihatkan kondisi saldo ketika
transaksi-transaksi dalam jurnal tadi dirangkum menjadi satu sesuai akun.
Buku besar menunjukkan kenaikan, penurunan, dan saldo saat ini dari setiap
akun. Terdapat 2 jenis dasar buku besar: (1) buku besar umum, yang berisi
informasi akun perusahaan dalam bentuk akun kontrol yang dirangkum
keseluruhan dan (2) buku besar pembantu, yang berisi rincian masing-masing
akun yang membentuk akun kontrol tertentu.
Berikut adalah alir informasi dari terjadinya transaksi hingga diposting ke buku
besar:
5|
Catatan-catatan akuntansi diatas dapat digunakan sebagai jejak audit yang
memudahkan auditor untuk mengecek dan melacak transaksi dari dokumen
sumber ke laporan keuangan atau sebaliknya.
6|
Terdapat transaksi penjualan dicatat secara manual pada dokumen sumber,
seperti pada sistem manual dan menghasilkan dokumen sumber yaitu order
penjualan. Kemudian dokumen sumber diubah ke bentuk digital. Ini dilakukan
dalam tahap input data, ketika transaksi diedit dan file transaksi pesanan
penjualan diproduksi. Transaksi ditangkap langsung di media digital. Setelah
diinput, maka akan memperbarui berbagai file utama anak perusahaan dan
akun kontrol yang mempengaruhi transaksi. Selama prosedur pembaruan,
pengeditan tambahan transaksi berlangsung. Beberapa transaksi mungkin
terbukti salah atau tidak valid karena alasan-alasan seperti nomor rekening yang
salah, jumlah yang tidak mencukupi di tangan, atau blem pro kredit pelanggan
maka akan masuk dalam file eror. Seperti jejak kertas, jejak audit digital ini
memungkinkan pelacakan transaksi.
C. TEKNIK DOKUMENTASI
1. Data Flow Diagram dan Entity Relationship Diagram
Diagram alur data (DFD) menggunakan simbol untuk mewakili entitas,
proses, aliran data, dan penyimpanan data yang berhubungan dengan sistem.
Entitas dalam DFD adalah objek eksternal pada batas sistem yang dimodelkan.
Mereka mewakili sumber dan tujuan untuk data. Entitas dapat berupa sistem atau
fungsi lain yang berinteraksi, atau mereka mungkin berada di luar organisasi.
Proses di DFD harus diberi label dengan kata kerja deskriptif.
Diagram hubungan entitas (ER) adalah teknik dokumentasi yang
digunakan untuk merepresentasikan hubungan antar entitas. Entitas adalah
sumber daya fisik (mobil, uang tunai, atau persediaan), peristiwa (memesan
7|
persediaan, menerima uang tunai, barang pengiriman), dan agen (penjual,
pelanggan, atau vendor) yang ingin ditangkap oleh organisasi.
Diagram DFD dan ER menggambarkan aspek yang berbeda dari sistem
yang sama, tetapi diagram tersebut terkait dan dapat direkonsiliasi. DFD adalah
model proses sistem, dan diagram ER model data yang digunakan dalam atau
dipengaruhi oleh sistem. Kedua diagram tersebut terkait melalui data; setiap
penyimpanan data dalam DFD mewakili entitas data yang terkait dalam diagram
ER
2. Flowchart System
Sebuah flowchart sistem adalah representasi grafis dari hubungan fisik di
antara elemen-elemen kunci dari suatu sistem. Elemen-elemen ini mungkin
termasuk departemen organisasi, kegiatan manusia, program komputer, catatan
akuntansi hard copy (dokumen, jurnal, buku besar, dan file), dan catatan digital
(file referensi, file transaksi, arsip file, dan file master).
3. Kegiatan Manual Flowcharting
a. Diagram alur harus diberi label untuk mengidentifikasi dengan jelas sistem
yang diwakilinya;
b. Simbol yang benar harus digunakan untuk mewakili berbagai entitas dalam
system;
c. Semua simbol pada diagram alur harus diberi label;
d. Garis harus memiliki kepala panah untuk secara jelas menunjukkan alur
proses dan urutan kejadian;
e. Jika proses kompleks membutuhkan penjelasan tambahan untuk kejelasan,
deskripsi teks harus dimasukkan pada bagan alur atau dalam dokumen
terlampir yang direferensikan oleh diagram alur.
4. Tata Letak Bidang Fisik Kegiatan
Bidang kegiatan ini adalah kolom terpisah dengan heading. Dari fakta-
fakta sistem ini, kita melihat bahwa ada empat bidang kegiatan yang berbeda:
departemen penjualan, departemen kredit, gudang, dan departemen pengiriman.
Langkah pertama dalam mempersiapkan bagan alur adalah untuk mengatur area
kegiatan ini dan memberi label masing-masing.
5. Tuliskan Fakta Tertulis ke dalam Format Visual
Langkah selanjutnya adalah secara sistematis mentranskripsikan fakta-
fakta tertulis menjadi objek visual. Pelanggan, pesanan pelanggan, dan simbol
file dalam bagan alur ini sama dengan contoh sebelumnya. Aktivitas juru tulis,
bagaimanapun, sekarang otomatis, dan simbol proses manual telah diganti
dengan simbol terminal komputer.
6. Batch Processing
8|
Pemrosesan batch memungkinkan manajemen yang efisien dari volume
transaksi yang besar. Batch adalah kelompok transaksi serupa (seperti pesanan
penjualan) yang terakumulasi dari waktu ke waktu dan kemudian diproses
bersama. Pengolahan batch menawarkan dua keuntungan umum, yaitu:
a. Organisasi meningkatkan efisiensi operasional dengan mengelompokkan
sejumlah besar transaksi ke dalam batch dan memprosesnya sebagai unit
kerja daripada memproses setiap peristiwa secara terpisah;
b. Pemrosesan batch menyediakan kontrol atas proses transaksi.
7. Proses Komputer Flowcharting
Teknik flowcharting untuk mewakili sistem yang menggunakan proses
manual dan komputer. Contoh didasarkan pada sistem pesanan penjualan seperti
di bawah ini:
a. Petugas di departemen penjualan menerima pesanan pelanggan melalui pos
dan memasuki formasi ke dalam terminal komputer yang terhubung ke
komputer terpusat pada program komputer. Pesanan pelanggan asli diajukan
di departemen penjualan;
b. Program komputer mengedit transaksi, memeriksa kredit pelanggan dengan
mereferensikan file riwayat kredit, dan menghasilkan file transaksi pesanan
penjualan;
c. File transaksi pesanan penjualan kemudian diproses oleh program pembaruan
yang memposting transaksi ke catatan terkait dalam file AR dan persediaan;
d. Program pembaruan menghasilkan tiga salinan cetak pesanan penjualan.
Salinan 1 dikirim ke gudang, dan Salinan 2 dan 3 dikirim ke departemen
pengiriman;
e. Setelah menerima Copy 1, petugas gudang mengambil produk dari rak.
Menggunakan Salin 1 dan komputer pribadi gudang (PC), petugas mencatat
transfer inventaris dalam catatan stok digital yang disimpan di PC. Selanjutnya,
petugas mengirim persediaan fisik dan Salin 1 ke departemen pengiriman;
f. Departemen pengiriman menerima Salinan 1 dan barang-barang dari gudang.
Petugas mendamaikan barang dengan Salinan 1, 2, dan 3 dan menempelkan
Salinan 1 sebagai slip pengepakan. Selanjutnya, petugas mengirim barang
(dengan Salinan 1 terlampir) ke pelanggan. Akhirnya, panitera mencatat
pengiriman dalam hard copy pengiriman dan menyalin file 2 dan 3 di
departemen pengiriman.
8. Diagram Alir Program
Setiap program yang direpresentasikan dalam flowchart sistem harus
memiliki diagram alur program pendukung yang menjelaskan logikanya. Tracing
9|
flowchart ke bawah dari simbol awal, kita melihat bahwa program melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Program mengambil satu catatan dari file transaksi yang belum diedit dan
menyimpannya dalam memori;
b. Tes logis pertama adalah untuk melihat apakah program telah mencapai
kondisi akhir-file (EOF)untuk file transaksi;
c. Pemrosesan melibatkan serangkaian tes untuk mengidentifikasi
kesalahankesalahan administratif dan logis tertentu;
d. Rekaman bebas-kesalahan dikirim ke file transaksi yang diedit;
e. Rekaman berisi kesalahan dikirim ke file kesalahan;
f. Program kembali ke Langkah 1, dan prosesnya diulang hingga kondisi EOF
tercapai.
9. Rekam Tata Letak Diagram
Rekam tata letak diagram digunakan untuk mengungkapkan struktur
internal dari catatan yang mengkonsolidasikan file atau tabel database. Diagram
tata letak biasanya menunjukkan nama, tipe data, dan panjang masing-masing
atribut (atau bidang) dalam catatan.
D. COMPUTER-BASE ACCOUNTING SYSTEMS
1. Perbedaan Antara Sistem Batch dan Real-Time
a. Kerangka Waktu Informasi
Sistem batch merakit transaksi ke dalam kelompok untuk diproses. Di
bawah pendekatan ini, selalu ada jeda waktu antara titik di mana peristiwa
ekonomi terjadi dan titik di mana hal itu tercermin dalam rekening
perusahaan. Sedangkan Transaksi sistem real-time memproses secara
individual pada saat peristiwa terjadi. Karena rekaman tidak dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok, tidak ada jeda waktu antara kejadian dan
perekaman.
b. Sumber daya
Sistem batch menuntut lebih sedikit sumber daya organisasi (seperti
biaya pemrograman, waktu komputer, dan pelatihan pengguna) daripada
sistem waktu nyata. Sebagai contoh, batch systems dapat menggunakan file
sekuensial yang disimpan pada pita magnetik. Sistem real-time
menggunakan file akses langsung yang memerlukan perangkat penyimpanan
yang lebih mahal, seperti disk magnetik. Namun dalam prakteknya,
perbedaan biaya ini menghilang. Akibatnya, organisasi bisnis biasanya
menggunakan disk magnetik untuk pemrosesan batch dan real-time.
c. Efisiensi operasional
10 |
Pemrosesan real-time dalam sistem yang menangani volume besar
transaksi setiap hari dapat menciptakan inefisiensi operasional. Satu
transaksi dapat mempengaruhi beberapa jumlah ac berbeda. Namun,
beberapa akun ini mungkin tidak perlu diperbarui secara waktu nyata
Pemrosesan batch dari perhitungan ac tidak kritis, bagaimanapun,
meningkatkan efisiensi operasional dengan menghilangkan aktivitas yang
tidak perlu pada titik-titik kritis dalam proses.
d. Efisiensi versus Efektivitas
Dalam memilih mode pemrosesan data, perancang harus
mempertimbangkan trade-off antara efisiensi dan efektivitas. Ketika akses
langsung ke informasi saat ini sangat penting untuk kebutuhan pengguna,
pemrosesan real-time adalah pilihan yang logis. Ketika kelambatan waktu
dalam informasi tidak memiliki efek yang merugikan pada kinerja pengguna
dan efisiensi operasional dapat dicapai dengan memproses data dalam
batch, pemrosesan batch mungkin adalah pilihan yang unggul.
2. Pendekatan Pengolahan Data Alternatif
a. Sistem Legacy vs Sistem Modern
Beberapa perusahaan menggunakan sistem warisan untuk aspek-aspek
tertentu dari pemrosesan data mereka. Ketika sistem warisan digunakan
untuk memproses transaksi keuangan yang signifikan, auditor harus tahu
cara mengevaluasi dan mengujinya. Sistem warisan cenderung memiliki fitur
pembeda berikut: mereka adalah aplikasi berbasis mainframe; mereka
cenderung berorientasi batch; sistem warisan awal menggunakan file datar
untuk penyimpanan data, tetapi database hierarkis dan jaringan sering
dikaitkan dengan sistem warisan era akhir. Sistem penyimpanan yang sangat
terstruktur dan tidak fleksibel ini adalah alat pengolah data yang sangat
efisien, tetapi mempromosikan lingkungan Single-user yang menghambat
integrasi informasi dalam organisasi bisnis.
b. Memperbarui File Master dari Transaksi
Apakah batch atau pemrosesan real-time sedang digunakan,
memperbarui catatan file master melibatkan perubahan nilai dari satu atau
lebih bidang variabelnya untuk mencerminkan efek dari suatu transaksi.
c. Prosedur Cadangan Basis Data
3. Batch Processing Using Real-Time Data Collection
Dengan mendistribusikan kemampuan input data kepada pengguna,
kesalahan transaksi tertentu dapat dicegah atau dideteksi dan diperbaiki pada
sumbernya. Langkah-langkah kunci dalam proses ini adalah:
11 |
a. Petugas departemen penjualan menangkap data penjualan pelanggan yang
berkaitan dengan barang yang dibeli dan akun pelanggan;
b. Sistem kemudian memeriksa batas kredit pelanggan dari data dalam catatan
pelanggan (file anak perusahaan piutang) dan memperbarui saldo akunnya
untuk mencerminkan jumlah penjualan;
c. Sistem memperbarui bidang kuantitas di tangan dalam catatan persediaan
(file anak perusahaan persediaan) untuk mencerminkan pengurangan
persediaan. Ini memberikan informasi terkini kepada pegawai lainnya tentang
ketersediaan inventaris;
d. Catatan penjualan kemudian ditambahkan ke file pesanan penjualan (file
transaksi), yang diproses dalam mode batch pada akhir hari kerja. Proses
batch ini mencatat setiap transaksi dalam jurnal penjualan dan memperbarui
akun buku besar umum yang terpengaruh.
Setiap penjualan pelanggan memengaruhi enam catatan akuntansi berikut
ini:
a. Piutang pelanggan (Subsidiary - almost unique)
b. Barang inventaris (Subsidiary - almost unique)
c. Pengendalian persediaan (general – ledger common)
d. Pengendalian piutang usaha (general ledger – common)
e. Penjualan (general ledger – common)
f. Harga pokok penjualan (general ledger – common)
4. Real-Time Processing
Sistem real-time memproses seluruh transaksi saat itu terjadi. Karena
informasi transaksi ditransmisikan secara digital, dokumen sumber fisik dapat
dihilangkan atau sangat dikurangi. Pemrosesan real-time cocok untuk sistem
yang memproses volume transaksi yang lebih rendah dan yang tidak berbagi
catatan umum. Sistem ini menggunakan jaringan area lokal dan teknologi
jaringan area luas. Terminal di situs yang didistribusikan di seluruh organisasi
digunakan untuk menerima, memproses, dan mengirim informasi tentang
transaksi saat ini. Ini harus ditautkan dalam pengaturan jaringan agar pengguna
dapat berkomunikasi
5. Controlling the TPS
Kontrol semacam itu, pada dasarnya, aplikasi dan spesifik teknologi.
Sebagai contoh, sementara itu adalah prinsip dasar teori pengendalian internal
bahwa semua transaksi material disahkan, mencapai hal ini dilakukan secara
berbeda dalam sistem pesanan penjualan daripada dalam sistem pembelian.
Juga, manual, sistem batch otomatis, dan sistem real-time membutuhkan teknik
kontrol yang berbeda untuk mencapai tujuan kontrol yang sama.
12 |
E. SKEMA CODING DATA
Dalam Konteks pemrosesan transaksi, pengkodean data melibatkan pembuatan kode
numerik atau alfbet sederhana.
2. Personil gudang. Lokasi dan pengambilan barang untuk pengiriman terhambat dan
kesalahan pengiriman kemungkinan besar terjadi.
13 |
3. Identifikasi transaksi dan akun unik dalam file.
14 |
Skema Pengodean Angka dan Alfabet
1. Kode berurutan
Seperti namanya, Kode sekuensial mewakili item dalam beberapa urutan berurutan
(naik atau turun). Aplikasi umum kode numerik berurutan adalah pemberian nomor awal
dokumen sumber. Saat mencetak, setiap dokumen cetak diberi nomor kode berurutan
yang unik. Nomor ini menjadi nomor transaksi yang memungkinkan sistem untuk melacak
setiap transaksi yang diproses dan untuk mengidentifikasi dokumen yang hilang atau tidak
berurutan. Dokumen digital juga diberi nomor urut yang sama oleh komputer saat dibuat.
a. Keuntungan
b. Kelemahan
Kode berurutan tidak membawa konten informasi di luar urutan mereka dalam urutan.
Misalnya, kode berurutan yang ditetapkan untuk item persediaan bahan baku tidak
memberi tahu kita tentang atribut item (jenis, ukuran, bahan, lokasi gudang, dan
sebagainya). Juga, skema pengkodean berurutan sulit untuk diubah. Memasukkan
item baru di beberapa titik tengah membutuhkan penomoran ulang item berikutnya di
kelas sesuai dalam aplikasi di mana tipe catatan harus dikelompokkan bersama
secara logis dan di mana penambahan dan penghapusan terjadi secara teratur,
skema pengkodean ini tidak tepat.
2. Kode Blok
15 |
Kode blok numerik adalah variasi pada pengkodean sekuensial yang sebagian
memperbaiki kelemahan yang baru saja dijelaskan. Pendekatan ini dapat digunakan
untuk mewakili seluruh kelas item dengan membatasi setiap kelas pada rentang
tertentu dalam skema pengkodean. Aplikasi umum dari pengkodean blok adalah
pembuatan bagan akun. Bagan akun yang dirancang dengan baik dan komperhensif
adalah dasar untuk buku besar dan karenanya penting untuk system pelaporan keuangan
dan manajemen perusahaan. Gambar 6.33 menyajikan contoh akun kode blok. Masing
masing terdapat 3 digit. Digit pertama adalah kode blok dan mewakili klasifikasi akun:
misalnya asset lancar, liabilitas, atau biaya operasi. Digit lainnya ditetapkan secara
berurutan.
a. Keuntungan
Pengkodean blok memungkinkan penyisipan kode baru di dalam blok tanpa harus
menata ulang seluruh struktur pengkodean. Misalnya, jika biaya iklan adalah nomor
akun 626, digit pertama menunjukkan bahwa akun ini merupakan biaya operasional.
Karena jenis item pengeluaran baru dikeluarkan dan harus secara spesifik
diperhitungkan, item tersebut dapat ditambahkan secara berurutan dalam klasifikasi
600 akun. Kode tiga digit ini mengakomodasi 100 item individual (X00 hingga X99)
dalam setiap blok. Jelas, semakin banyak digit dalam rentang kode, semakin banyak
item yang dapat diwakili.
b. Kelemahan
Seperti halnya kode berurutan, konten informasi dari kode blok tidak mudah
terlihat. Missal nomer akun 626 tidak berarti apa apa sebelum di cocokan dengan
bagan akun, yang mengidentifikasikannya biaya iklan.
3. Group Codes
Kode grup numerik digunakan untuk mewakili item atau peristiwa kompleks yang
melibatkan dua atau lebih data terkait. Kode terdiri dari zona atau bidang yang memiliki
arti spesifik.
16 |
a. Keuntungan
Mereka mengizinkan analisis terperinci dan pelaporan baik dalam kelas item
maupun lintas kelas item yang berbeda.
b. Kelemahan
4. Alphabetic Codes
Kode abjad digunakan untuk banyak tujuan yang sama dengan kode numerik.
Karakter alfabet dapat ditugaskan secara berurutan (dalam urutan abjad) atau dapat
digunakan dalam teknik pengkodean blok dan grup.
a. Keuntungan
17 |
Kapasitas untuk mewakili sejumlah besar item meningkat secara dramatis melalui
penggunaan kode alfabet murni atau karakter alfabet yang tertanam dalam kode
numeric (kode alfanumerik).
b. Kelemahan
5. Mnemonic Codes
Kode mnemonik adalah karakter alfabet dalam bentuk akronim dan kombinasi lain
yang menyampaikan makna.
a. Keuntungan
b. Kelemahan
Meskipun kode mnemonik berguna untuk mewakili kelas item, mereka memiliki
kemampuan terbatas untuk mewakili item dalam suatu kelas.
18 |
dari FRS sebagai umpan balik ke GLS. Kami akan mengeksplorasi poin ini lebih teliti nanti.
Di bagian ini kami meninjau elemen kunci GLS.
Juga, perhatikan bahwa GLS menyediakan data untuk sistem pelaporan manajemen (MRS).
Ini adalah internal organisasi. atau diskresioner, sistem pelaporan. Karena MRS tidak secara
langsung mempengaruhi proses pelaporan keuangan, kami hanya memberikan perlakuan
tambahan untuk sistem ini.
Voucher Jurnal
Sumber input ke buku besar adalah voucher jurnal, yang diilustrasikan dalam Gambar 6.35.
Voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili ringkasan transaksi serupa atau satu
transaksi unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar (GL) yang
terpengaruh. Transaksi rutin, entri penyesuaian, dan entri penutup semua dimasukkan ke
dalam GL melalui voucher jurnal. Karena manajer yang bertanggung jawab harus
menyetujui voucher jurnal, mereka menawarkan tingkat kontrol terhadap entri GL yang tidak
sah.
Basis data gls mencakup berbagai file. Sedangkan ini akan bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan, berikut ini cotoh representative.
File master buku besar umum adalah file prinsip dalam database GLS. File ini didasarkan
pada bagan akun yang diterbitkan organisasi. Setiap catatan dalam master GL adalah akun
GL yang terpisah (misalnya, penjualan) atau akun kontrol (seperti AR Control) untuk buku
besar pembantu terkait dalam sistem pemrosesan transaksi. Gambar 6.36 mengilustrasikan
struktur file master GL yang khas. FRS mengacu pada master GL untuk menghasilkan
laporan keuangan perusahaan. MRS juga menggunakan file ini untuk mendukung pelaporan
informasi internal
File riwayat buku besar umum memiliki format yang sama dengan master GL.
Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan data keuangan historis untuk laporan
keuangan komparatif.
19 |
File voucher jurnal adalah total koleksi voucher jurnal yang diproses pada periode
saat ini. File ini menyediakan catatan dari semua transaksi buku besar umum dan
menggantikan jurnal umum tradisional
File riwayat voucher jurnal berisi voucher jurnal untuk periode terakhir. Informasi
historis ini mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk
memperhitungkan pemanfaatan sumber daya. Baik file voucher jurnal saat ini dan
historis adalah tautan penting dalam jejak audit perusahaan.
terakhir, file induk anggaran berisi jumlah yang dianggarkan untuk pendapatan,
pengeluaran, dan sumber daya lainnya untuk pusat pertanggungjawaban. Data-
data ini, dalam hubungannya dengan file pusat tanggung jawab, adalah dasar untuk
akuntansi pertanggungjawaban.
Karena ekstrnal komunitas yang sangat luas dari pengguna dan kebutuhan
masing-masing mungkin berbeda, laporan keuangan yang ditargetkan pada
20 |
masyarakat umum. Mereka siap dengan dalil bahwa penonton terdiri dari pengguna
yang canggih dengan kebutuhan yang relatif homogen. Dengan kata lain, diasumsikan
bahwa pengguna laporan keuangan untuk memahami konvensi dan prinsip akuntansi
yang berlaku dan laporan keuangan memiliki konten informasi yang berguna.
21 |
k. Mempersiapkan neraca saldo setelah penutupan. Spreadsheet neraca saldo yang
berisi hanya keseimbangan giro dapat diatur untuk menunjukkan keseimbangan
yang dilakukan pada periode akuntansi berikutnya.
22 |
H. XBRL
Melaporkan data keuangan secara online telah menjadi kebutuhan yang
kompetitif untuk organisasi bisnis yang diperdagangkan secara publik.
Kebanyakan organisasi menempatkan laporan keuangan mereka pada dokumen
HTML di masing-masing web. Dokumen-dokumen ini kemudian dapat didownload
oleh pengguna seperti di BEI, analis keuangan, dan pihak berkepentingan
lainnya.
1. XBRL
1|
Dalam membuat data yang berguna untuk pihak luar dan dapat
dibandingkan dengan perusahaan lain, mereka perlu diberi label, dan dilaporkan
dengan cara yang dapat diterima oleh semua pengguna XBRL. Hal ini melibatkan
pemetaan organisasi data internal dari data ke dalam elemen taksonomi XBRL.
Proses pemetaan dilakukan dengan menggunakan peta taksonomi. Setelah
proses pemetaan selesai, masing-masing catatan database akan berisi satu tag
yang disimpan oleh bidang elemen taksonomi.
2|
FRS control phisic akan mengikuti kerangka COSO untuk kegiatan
pengendalian
1. Otorisasi transaksi
Voucher adalah dokumen yang mengotorisasi entri jurnal ke buku besar.
Voucher jurnal memiliki banyak sumber, seperti penerimaan kas pengolahan,
pemrosesan order penjualan, dan pelaporan keuangan kelompok. Dibutuhkan
integritas catatan yang menunjukkan bahwa jurnal kupon benar dikonfirmasi oleh
manajer yang bertanggung jawab akuntansi.
2. Pemisahan tugas
Ledger menyediakan verifikasi kontrol untuk proses akuntansi. Tugas
memperbarui buku besar harus dipisahkan dari semua tanggung jawab akuntansi
dan aset dalam organisasi. Oleh karena itu, individu dengan kewenangan untuk
mengakses account GL tidak memiliku tanggung jawab pencatatan untuk jurnal
khusus atau buku besar pembantu, dan mungkin tidak menyiapkan voucher
jurnal, tidak harus menjaga aset fisik.
3. kontrol akses
Akses tidak sah ke rekening GL dapat menyebabkan kesalahan, penipuan
dan pernyataan palsu dalam laporan keuangan. undang-undang SOX eksplisit
mengatasi risiko ini dengan mengatur organisasi lapangan untuk membatasi
akses ke pihak berwenang.
4. akuntansi catatan
Jejak audit mencatat alur yang dilalui oleh transaksi melalui input, proses
dan output fase pemrosesan transaksi. Ini melibatkan jaringan dokumen jurnal
dan sistem jejak dari inisiasi untuk disposisi akhir untuk memastikan transaksi
yang dapat ditelusuri secara akurat.
5. verifikasi independen
Ledger berfungsi sebagai verifikasi independen dari sistem informasi
akuntansi. FRS menghasilkan dua laporan operasional adalah daftar voucher
jurnal dan laporan perubahan GL yang memberikan bukti akurasi proses ini.
Daftar voucher jurnal memberikan rincian yang relevan tentang setiap jurnal
voucher diposting ke GL. Laporan hadiah perubahan dalam voucher jurnal buku
besar posting efek ke GL
6. implikasi pengendalian internal XBRL
3|
Meskipun potensi manfaat XBRL dan teknologi web terkait telah dipelajari
ekstendif, kurangnya memperhatikan implikasi dari XBRL menjadi pertimbangan
sendiri. Ada tiga bidang yang menjadi perhatian khusus, yaitu:
penciptaan taksonomi
Taksonomi yang dihasilkan tidak benar, sehingga pemetaan yang
salah antara data dan unsur-unsur taksonomi yang dapat mengakibatkan
salah saji material pada data keuangan. Kontrol harus dirancang dan
dilaksanakan untuk memastikan generasi XBRL taksonomi yang benar.
Kesalahan pemetaan Taksonomi
Proses pemetaan ke account database tag taksonomi internal untuk
butuh untuk dikendalikan. tag XBRL dihasilkan benar mungkin tidak benar-
benar ditugaskan ke akun basis data internal yang dapat menghasilkan salah
saji adalah data keuangan yang material.
Instan validasi dokumen
Setelah pemetaan selesai dan tag telah disimpan dalam database
internal, dokumen contoh XBRL dapat dihasilkan. prosedur verifikasi
independen harus dilakukan untuk memvalidasi dokumen untuk memastikan
bahwa taksonomi dan tag yang sesuai telah diterapkan sebelum posting ke
web server.
4|
KESIMPULAN
5|
REFERENSI
6|