Strategi Promkes
Strategi Promkes
Advokasi : kegiatan yang ditujkan kepada pembuat keputusan (decission makers) atau penentu
kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan, yang
mempunyai pengaruh terhadap publik.
Dukungan sosial (social support): kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal
(guru, lurah, camat, petugas kesehatan dan sebagainya) maupun informal (tokoh agama, dan
sebagainya) yang mempunyai pengaruh di masyarakat.
Konferensi International Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 menghasilkan piagam Ottawa
(Ottawa Charter), dan salah satu rumusanya adalah strategi promosi kesehatan yang dikelompokan
menjadi lima butir: (Notoatmojo, Soekijo. (2003).
Kegiatan masyarakat dalam promosi kesehatan berarti kegiatan yang secara langsung melibatkan ahli
promosi kesehatan bekerja dengan publik yang akan membuat mereka mampu mengendalikan dan
memperbaiki kesehatanya.
Prinsip prinsip kegiatan berdasarkan kebutuhan masyarakat ada empat dasar, yaitu: (Ewles, Linda, Ina
Simmet (1994).
Sentralisasi masyarakat
Peran pekerja Kesehatan Masyarakat sebagi fasilitator
Health Belief Model merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya proses kognitif,
dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan, termasuk hitungan. Menurut HBM, kemungkinan individu
akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau
penilaian kesehatan (health beliefs) yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat
of injury or illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian (benefits and costs)
Gambar: II-1: Health Belief Model. Sumber: Smet (1994, hal: 160)
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu
pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul betul merupakan ancaman kepada
dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku
pencegahan akan meningkat juga. (Bart, Smert (1994).
Theory of Reasoned Action atau Behavioral Intention Theory dari Ajzen dan Fishbein, menggunakan
pendekatan kognitif juga, dan didasari ide bahwa “..humans are reasonable animals who, in deciding
what action to take, systematically process and utilize the information available to them...”. tetapi
kebalikan dengan HBM, TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum.
Gambar: II-2: Theory of Reasoned Action (Fishbein & Ajzen)
Teori ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku. Intensi
merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang,
cara terbaik untuk meramalkan adalah mengetahui intensi orang tersebut. (Bart, Smert (1994).
Promosi, pendidikan dan pelatihan dengan sebanyak mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi
setempat
Desentralisai: sesuai dengan keadaan dan budaya setempat. (Departemen Kesehatan RI. (2002).
Pemberdayaan pendanaan masyarakat (Community fund) misalnya dana sehat, jamnan pemeliharaan
kesehatan masyarakat (JPKM)
Pengembangan teknologi tepat guna (Community technology) misalnya penyederhanaan deteksi dini
kanker, ISPA
3. Dampak positif:
1.menyehatkan masyarakat
3.masyarrakat bisa menjadi pribadi yang lebih peduli lingkungan hidup sehat,
dampak negatif:
1,kalau masyarakat tidak di ajarkan kesehatan masyarakat akan kesulitan hidup dgn pola hidup bersih
dan sehat
2, penyakit merajalela