Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI


DI SD R.A. KARTINI SURABAYA

OLEH :

Khoirotin Nisa’ P27825116003


Bella Prameissy P27825116010
Al-Mala’ Birruzauq P27825116019
Marini Amelia Ibrahim P27825116033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2020
2

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI
DI SD R.A. KARTINI SURABAYA

Telah disahkan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2020

Kepala Puskesmas Jagir Surabaya, Pembimbing Lapangan,

dr. Retno Widayanti drg. Melisa Sutanto, Sp. KG


NIP. 19621220 198802 2 001 NIP. 19630202 198911 2 002

Mengetahui

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya


Jurusan Keperawatan Gigi Jurusan Keperawatan Gigi
Sekertaris Jurusan Program Studi Diploma 4
Ketua

drg. Ida Chairanna Mahirawatie., M.Kes Isnanto, S. SiT., M. Kes


NIP. 19610427 198911 2 001 NIP. 19790412 200501 1 003

ii
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
PKL Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada kelompok sekolah di SD R.A.
Kartini Surabaya. Penulisan laporan PKL Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
kelompok sekolah di SD R.A. Kartini Surabaya dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah PKL Masyarakat. Dalam pembuatan
laporan ini dibantu oleh beberapa pihak, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terutama kepada :
1. drg. I.G.A. Kusuma Astuti N. P., M.Kes selaku ketua jurusan
keperawatan gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
2. Bapak Isnanto, S.Si.T., M.Kes selaku ketua program studi diploma 4
jurusan keperawatan gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
3. dr. Retno Widayanti selaku kepala Puskesmas Jagir Surabaya
4. drg. Melisa Sutanto, Sp. KG selaku pembimbing kegiatan PKL di
Puskesmas Jagir Surabaya.
5. Rrc. Retno Dewi Tri Hardjanti, S. Pd selaku kepala sekolah SD R.A.
Kartini Surabaya.
6. Seluruh anggota kelompok PKL di Puskesmas Jagir Surabaya.
7. Dan beberapa pihak yang tidak dapat kami sampaikan satu persatu.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu proses kegiatan dan
pembuatan laporan kegiatan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
menjadikan laporan ini lebih baik, terutama dari teman mahasiswa dan
pembimbing. Semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 25 Februari 2020

Penulis
4

iii
5

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………….………… iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. vi
DAFTAR BAGAN………………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. viii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………… 9
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 9
1.2 Manfaat………………………………………………………………… 10
1.3 Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut……………………….. 10
BAB 2 METODE PENGUMPULAN DATA……………………………… 11
2.1 Sasaran…………………………………………………………………. 11
2.2 Lokasi…………………….……………………………………………. 11
2.3 Metode Pengumpulan Data………………………………………..……. 11
2.4 Instrumen………………………………………………………………. 11
2.5 Langkah Pengumpulan Data……………………………………………. 12
BAB 3 IDENTIFIKASI MASALAH………………………………............ 13
3.1 Analisa Situasi…………………………………….…………………… 13
3.2 Rumusan Masalah…………………………...………………………….. 19
BAB 4 PENENTUAN MASALAH DAN JALAN KELUAR……………. 21
4.1 Penentuan Masalah….…………………………………………………. 21
4.2 Penentuan Jalan Keluar………………….…………………………….. 22
BAB 5 PERENCANAAN………………………………………………….. 24
5.1 Tujuan Program………………………………………………………… 24
5.2 Pengkajian Hambatan…………………………………………………... 24
5.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plant of Action)……………………… 25
5.4 Rencana Evaluasi………………………………………………………. 26
BAB 6 PELAKSANAAN KEGIATAN DAN IMPLEMENTASI…………. 27
6.1 Waktu Kegiatan……………………………………………………….. 27
6

6.2 Hasil Kegiatan…………………………………………………………... 27


BAB 7 EVALUASI……………………………………………………….. 32
7.1 Evaluasi Formatif……………………………………………………… 32
7.2 Evaluasi Promotif…………………………………………………….. 32
7.3 Evaluasi Akhir………………………………………………………… 33
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 34
8.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 34
8.2 Saran………………………………………………………………….. 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
7

DAFTAR TABEL

Nomer Tabel Judul Halaman


3.1 Sosial Assesmen 13
3.2 Hasil Total Pemeriksaan def-t 14
3.3 Hasil Total Pemeriksaan DMF-T 14
3.4 Hasil Rata-rata Pemeriksaan OHIS 15
3.5 Behavior Assesment 16
3.6 Faktor Predisposisi 18
3.7 Enabling Factors 19
3.8 Reinforcing Factors 19
4.1 Penentuan Masalah 21
4.2 Pioritas Jalan Keluar 23
5.2 Rencana pelaksanaan Kegiatan 25
5.4 Rencana Evaluasi 26
6.1 Hasil Pemeriksaan def-t 27
6.2 Hasil Pemeriksaan DMF-T 27
8

DAFTAR BAGAN

Nomer Bagan Judul Halaman


4.1 Diagram Fishbone 22
7.1 Hasil Kegiatan Promotif Kesehatan Gigi dan Mulut 32

vii
9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

viii
10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan

mulut yang terencana ditunjukkan kepada kelompok tertentu yang dapat

diikuti dalam kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan

untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

Tujuan pembangunan kesehatan gigi dan mulut adalah terwujudnya

derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan

sosial yang beragam di masyarakat,B keluarga adalah unit sosial yang

terkecil, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak. Masa anak merupakan

waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya

manusia yang berkualitas.

Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua

tempat utama yang digunakan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas.

Sekolah merupakan tempat anak-anak belajar, berkreasi, bersosialisasi dan

bermain. Sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar waktu mereka

dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu, konsep pemberian pelayanan

kesehatan gigi dan mulut di sekolah akan lebih efektif terutama pada sasaran

target anak sekolah.

Anak usia sekolah baik ditingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, dan sekolah menengah atas adalahsuatu masa usia anak

9
11

yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Dalam periode ini didapatkan

banyak permasalahan kesehatan gigi dan mulut.

1.2 Manfaat

1. Untuk mengetahui masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak.

2. Untuk mengetahui derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak.

3. Untuk meningkatkan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

pada anak.

1.3 Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut PERMENKES no. 20 tahun tahun 2016, upaya peningkatan

kesehatan gigi dan mulut sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 12 ayat 1

huruf (a) meliputi:

a. Promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat;

b. Pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta dokter kecil;

c. Pembuatan dan penggunaan media/alat peraga untuk edukasi kesehatan

gigi dan mulut; dan

d. Konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut.


12

BAB 2

METODE PENGUMPULAN DATA

2.1 Sasaran

Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut ditujukan kepada kelompok

Siswa/siswi kelas 2 di SD R.A Kartini Sebanyak 25 Siswa

2.2 Lokasi

Lokasi pengumpulan data asuhan keperawatan gigi dan mulut ini di SD R.A.

Kartini Surabaya yang beralamat di Jl. Jagir Sidomukti Lebar No. 21, Jagir,

Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.

2.3 Metode Pengumpulan Data

2.3.1 Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan meliputi pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indra.

Observasi yang kami lakukan di dukung dengan pemeriksaan klinis

menggunakan kaca mulut, phantom, dan sikat gigi.

2.3.2 Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden

baik secara Iangsung maupun tidak Iangsung. Kuesioner atau angket

secara umum dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan yang dapat

dijawab sesuai bentuk angket. Apabila angket tertutup cara menjawab

cukup dengan memilih pada pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”.

2.4 Instrumen

Alat ukur yang digunakan dalam kegiatan ini adalah observasi dan

wawancara. Observasi, yaitu kami melakukan obeservasi dengan pemeriksaan

11
13

rongga mulut pada setiap siswa dan siswi dengan alat diagnostik berupa

sonde, kaca mulut, pinset, excavator dan alat pelindung diri berupa handscoon

dan masker. Sedangkan, wawancara yang dilakukan dari lembar kuesioner

sesuai dengan pedoman yang telah dibuat oleh kami mengandung unsur

tentang merawat kesehatan gigi dan mulut serta masalah-masalah kesehatan

gigi dan mulut pada siswa siswi.

2.5 Langkah Pegumpulan Data

2.5.1 Spesifikasi populasi dan sampel

Memilih sasaran penelitian yaitu : Para Siswa siswi SD R.A Kartini

Surabaya serta memutuskan sampel yaitu : Siswa siswi kelas 2

sebanyak 25 orang.

2.5.2 Mendapatkan izin dan persetujuan dari pihak sekolah

Izin didapatkan dari Kepala Sekolah dan Guru SD R.A. Kartini

Surabaya.

2.5.3 Melakukan pemeriksaan gigi pada sasaran kegiatan

Pemeriksaan gigi pada siswa siswi kelas 2 yang dilakukan untuk

mengambil data DMF-T, def-t, OHIS dan Pemeriksaan dengan

odontogram. Pemeriksaan gigi dilakukan pada tanggal 21 Februari 2020

di Ruang UKS SD R.A Kartini Surabaya.

2.5.4 Memberikan lembar kuesioner pada sasaran kegiatan

Kuesioner dibagikan kepada siswa siswi, kemudian di isi dengan

cara menjawab pada kolom “Ya” dan “Tidak”. Koesioner dilaksanakan

pada tanggal 21 Januari 2020 di SD R.A Kartini Surabaya.


14

BAB 3

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisa Situasi

3.1.1 Gambaran Umum

Sasaran pada kegiatan ini yaitu para siswa siswi SD R.A. Kartini Surabaya

yang berlokasi di Jalan Jagir Sidomukti Lebar No.21, Jagir, Kec.

Wonokromo, Surabaya. Lingkungan tempatnya di pinggir jalan, ramai

penduduk dan banyak dilalui kendaran. Bangunan SD R.A. Kartini ini

cukup strategis. Saat ini jumlah siswa siswi kelas 2 di SD R.A. Kartini

berjumlah 25 anak.

3.1.2 Data Khusus

a. Social Assessment

Sosial assesment dilakukan dengan menanyakan keluhan-keluhan

siswa tentang kesehatan gigi dan mulutnya. Hasil sosial assesmen

seperti pada tabel 1.1

Tabel 3.1 Sosial assesment


∑ %
No Pernyataan
Ya Tidak Ya Tidak
1. Pernah mengalami sakit gigi 23 2 92% 8%

Keterangan :

Berdasarkan data diketahui, sebanyak 23 dari 25 responden pernah

mengalami sakit gigi, sedangkan sebanyak 2 dari 25 responden

belum pernah mengalami sakit gigi. Jadi, hampir setengah dari

seluruh responden mengeluhkan pernah mengalami sakit gigi.

13
15

b. Epidemiological Assessment

Epidemiological assesment adalah tahap pengumpulan data masalah

kesehatan gigi dan mulut pada siswa yang ada di SD R.A. Karrtini

Surabaya.

Dibawah ini terdapat hasil total def-t dan DMF-T sebagai berikut.

Tabel 3.2 Hasil Total Pemeriksaan def-t

D E F def-t
17 11 0 28

d : Jumlah gigi sulung yang mengalami karies dan masih dapat

ditambal

e : Jumlah gigi sulung yang akan/sudah diekstraksi karena karies

f : Jumlah gigi sulung yang sudah ditambal

Tabel 3.3 Hasil Total Pemeriksaan DMF-T

D M F DMF-T
8 0 0 8

D : Jumlah gigi permanen yang mengalami karies dan masih dapat

ditambal

M : Jumlah gigi permanen yang akan/sudah diekstraksi karena karies

F : Jumlah gigi permanen yang sudah ditambal

Keterangan :

Pada masalah decay (gigi sulung yang mengalami karies

dan masih dapat di tambal) terdapat 17 kasus decay pada 15 siswa.

Pada masalah ekstraksi (gigi sulung yang akan/sudah di ekstraksi

karena karies) terdapat 11 kasus ekstraksi pada 20 siswa. Dan Pada


16

masalah filling (gigi sulung yang sudah ditambal) hanya terdapat 0

kasus penumpatan.

Pada masalah Decay (gigi permanen yang mengalami karies

dan masih dapat di tambal) terdapat 8 kasus Decay pada 5 siswa.

Pada masalah Mising (gigi permanen yang akan/sudah diekstraksi

karena karies) terdapat 0 kasus missing pada 0 siswa. Dan Pada

masalah Filling (gigi permanen yang sudah ditambal) hanya terdapat

0 kasus penumpatan pada 0 siswa.

Tabel 3.4 Hasil Rata-rata Pemeriksaan OHIS


DI CI OHIS Kategori
0,12 0 0,12 Baik

DI : Debris Index

CI : Calculus Index

OHIS : Oral Hygient Index Score

Keterangan :

Pada masalah Debris Indeks terdapat 0,12 kasus Debris

Indeks pada 22 siswa, pada masalah Calculus Indeks terdapat 0

kasus Calculus Indeks pada 0 siswa. Didapatkan jumlah OHIS 0,12

dengan kategori baik.

c. Behavior Assessment

Mencakup sejumlah teknik pengukuran yang berdasarkan pencatatan

perilaku individu. Behavior assesment mengandalkan hampir

sepenuhnya pencatatan secara eksklusif pada perilaku yang diamati,

perilaku yang dilakukan oleh individu yang dapat dilihat oleh orang

lain.
17

Tabel 3.5 Behavior assesment


∑ %
No Pernyataan
Ya Tidak Ya Tidak
Menggosok gigi 2 kali
1. 22 3 88% 12%
sehari
Mengosok gigi pagi setelah
2. 20 5 80% 20%
makan
Menggosok gigi malam
3. 24 1 96% 4%
sebelum tidur
Rutin memeriksakan gigi
4. 15 10 60% 40%
minimal 6 bulan sekali
5. Menyukai sayur dan buah 24 1 96% 4%
6. Sering makan sayur 22 3 88% 12%
7. Sering makan buah-buahan 24 1 96% 4%
Sering makan permen dan
8. 21 4 84% 16%
cokelat
Saat sakit gigi langsung
9. memeriksakan ke klinik 11 14 44% 56%
gigi
10 Saat sakit gigi langsung
18 7 72% 28%
. minum obat
11 Cara menggosok gigi yang
9 16 36% 64%
. baik dan benar

Keterangan :

Dari 25 siswa sebanyak 22 siswa yang menggosok gigi minimal 2

kali sehari, sedangkan sebanyak 3 siswa yang tidak melakukan

gosok gigi minimal 2 kali sehari. Dari 25 siwa sebanyak 20 siswa

yang menggosok gigi setiap pagi setelah makan, sedangkan

sebanyak 15 siswa yang tidak melakukan gosok gigi setiap pagi

setelah makan. Dari 25 siwa sebanyak 24 siswa yang menggosok

gigi setiap malam sebelum tidur, sedangkan sebanyak 1 siswa yang

tidak melakukan gosok gigi setiap malam sebelum tidur. Dari 25

siswa sebanyak 10 siswa yang rutin memeriksakan gigi minimal 6

bulan sekali, sedangkan 10 siswa yang tidak rutin memeriksakan gigi


18

minimal 6 bulan sekali. Dari 25 siswa sebanyak 24 siswa yang

menyukai sayur dan buah, sedangkan 1 siswa yang tidak menyukai

sayur dan buah. Dari 25 siswa sebanyak 22 siswa yang sering makan

sayur, sedangkan 3 siswa yang tidak sering makan sayur. Dari 25

siswa sebanyak 24 siswa yang sering makan buah-buahan,

sedangkan 1 siswa yang tidak sering makan buah-buahan. Dari 25

siwa sebanyak 21 siswa yang sering makan permen dan cokelat,

sedangkan 4 siswa yang tidak sering makan permen dan cokelat.

Dari 25 siswa sebanyak 11 siswa yang memeriksakan gigi ke klinik

gigi saat sakit gigi, sedangkan 14 siswa yang tidak memeriksakan

gigi ke klinik gigi saat sakit gigi. Dari 25 siswa sebanyak 18 siswa

yang minum obat saat sakit gigi, sedangkan 7 siswa yang tidak

minum obat saat sakit gigi. Dari 25 siswa sebanyak 9 siswa dapat

melakukan gosok gigi dengan cara yang baik dan benar, sedangkan

sebanyak 16 siswa cara menggosok giginya kurang tepat.

Kesimpulan :

Jadi, dari penjelasan diatas behavior assesment termasuk dalam

kategori sedang karena sebagian siswa memiliki kebiasaan baik bagi

kesehatan gigi dan mulut.

d. Educational and Ecological Assessment

Education adalah promosi kesehatan di bidang pendidikan lebih

ditekankan pada perubahan atau perbaikan perilaku melalui

peningkatan kesadaran kemauan dan kemampuan.

1. Predisposisi Factors
19

Tabel 3.6 Faktor Predisposisi


∑ %
No Pernyataan
Ya Tidak Ya Tidak
1. Memiliki sikat gigi sendiri 25 0 100% 0%
dirumah
2. Permen dan cokelat dapat 24 1 96% 4%
merusak gigi
3. Memeriksakan gigi ke klinik 22 3 88% 12%
gigi itu penting
4. Mengetahui cara menjaga 10 15 40% 60%
kesehatan gigi dan mulut
5. Mengetahui waktu menyikat 11 14 44% 56%
gigi ( pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur )

Keterangan :

Dari 25 siswa seluruh siswa memiliki sikat gigi sendiri dirumah.

Dari 25 siswa yang mengetahui bahwa permen dan cokelat dapat

merusak gigi sebanyak 24 sedangakan sebanyak 1 siswa tidak

mengetahui permen dan cokelat dapat merusak gigi. Dari 25 siswa

yang mengetahui memeriksakan gigi ke klinik gigi itu penting

sebanyak 22 siswa sedangkan sebanyak 3 siswa tidak mengetahui

memeriksaa gigi ke klinik gigi itu penting. Dari 25 siswa, sebanyak

10 siswa mengetahui cara menjaga kesehatan gigi dan mulut,

sedangkan sebanyak 15 siswa tidak mengetahui cara menjaga

kesehatan gigi dan mulut. Dari 25 siswa, sebanyak 11 mengetahui

waktu menyikat gigi (pagi setelah sarapan dan malam sebelum

tidur), sedangkan 14 siswa tidak mengetahui waktu menyikat gigi

(pagi setelah saran dan malam sebelum tidur)

Kesimpulan :
20

Jadi, dari penejelasan di atas presdiposisi factors termasuk dalam

katerogi buruk karena sebagian besar siswa memilki pengetahuan

yang kurang terhadap cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.

2. Enabling Factors

Tabel 3.7 Enabling Factors


∑ %
No Pernyataan
Ya Tidak Ya Tidak
1. Menggunakan sikat gigi 22 3 88% 12%
sendiri

Keterangan :

Dari 25 siswa yang menggunakan sikat gigi sendiri sebanyak 22

sedangakan sebanyak 3 siswa tidak menggunakan sikat gigi

sendiri.

3. Reinforcing Factors

Tabel 3.8 Reinforcing Factors


Penyataan Ya Tidak
Para guru selalu mengingatkan untuk
menggosok gigi setiap pagi setelah - √
makan dan malam sebelum tidur

Keterangan :

Dari hasil wawancara kepada guru didapatkan guru tidak selalu

mengingatkan untuk menggosok gigi setiap pagi setelah makan

dan malam sebelum tidur.

3.2 Rumusan Masalah

1. Pada tanggal 21 Februari 2020, sebanyak 16 siswa tidak mengetahui

cara menjaga kesehatan gigi dan mulut di SD R.A. Kartini Surabaya.


21

2. Pada tanggal 21 Februari 2020, sebanyak 14 siswa apabila saat sakit

gigi tidak langsung memeriksakan ke klinik gigi di SD R.A. Kartini

Surabaya.

3. Pada tanggal 21 Februari 2020, sebanyak 15 siswa tidak rutin

memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali di TK R.A. Kartini

Surabaya.

4. Pada tanggal 21 Februari 2020, sebanyak 14 siswa tidak mengetahui

waktu menyikat gigi (pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur)

di SD R.A. Kartini Surabaya.

5. Pada tanggal 21 Februari 2020, sebanyak 24 siswa sering makan

permen dan cokelat di SD R.A. Kartini Surabaya.

6. Pada tanggal 21 Februari 2020, sebanyak 22 siswa pernah mengalami

sakit gigi di SD R.A. Kartini Surabaya.


22

BAB 4

PENENTUAN MASALAH DAN JALAN KELUAR

4.1 Penentuan Masalah

Tabel 4.1 Penentuan Masalah


Kriteria Penentuan
Total
No. Masalah Prioritas
U S G Skor
Masalah
Cara menjaga
1. 5 5 5 15 I
kesehatan gigi
Sakit gigi
langsung
2. 4 3 3 10 V
memeriksakan ke
klinik gigi
Rutin
memeriksakan gigi
3. 5 3 4 12 III
minimal 6 bulan 6
bulan sekali
Mengetahui waktu
menyikat gigi
4. (setelah sarapan 3 5 3 11 IV
dan malam sebelu
tidur)
Sering makan
5. permen dan 5 4 4 13 II
cokelat
Pernah mengalami
6. 3 3 3 9 VI
sakit gigi

Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah data yang didaptkan

masalah utama yaitu cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan total

score 15.

21
23

4.2 Penentuan Jalan Keluar

4.2.1 Alternatif Jalan Keluar

Memberikan penyuluhan Memberitahu dan mempraktikan cara


pada kader cilik menggosok gigi yang baik dan benar

Koordinasi dengan guru


membentuk kader gigi cilik

Kurangnya dukungan dari guru


Cara menjaga
kesehatan gigi
dan mulut

Kurangnya adanya pelatihan Kurangnya pengetahuan


cara memelihara kebersihan anak tentang kesehatan
gigi dan mulut pada anak gigi dan mulut

Meningkatkan kegiatan
promotif
Menggalakan sikat
gigi masal
Penyuluhan tentang cara
menjaga kesehatan gigi
dan mulut pada anak

Demonstrasi Demonstrasi
sikat gigi membersihkan
rongga mulut
pada anak

Bagan 4.1 Diagram Fishbone


24

4.2.2 Prioritas Jalan Keluar

Tabel 4.2 Prioritas Jalan Keluar


efektifitas efisisensi MxIxV
No. Data Alternatif
M I V C C
Memberi pengetahuan
cara menjaga
kesehatan gigi dan
1. 3 4 4 2 24
menggalakkan
kegiatan sikat gigi
masal
Meningkatkan
2. 4 5 2 3 13,3
kegiatan promotif
Menggalakan sikat
3. 2 3 2 1 12
gigi massal

Kesimpulan :

Berdasarkan penilaian tabel diatas, alternatif jalan keluar yang dipilih

untuk menyelesaikan masalah kurang adanya dukungan guru yaitu

memberi pengetahuan cara menjaga kesehatan gigi dan menggalakkan

kegiatan sikat gigi masal.


25

BAB 5

PERENCANAAN

5.1. Tujuan Program

5.1.1 Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut khususnya pada

siswa SD R.A. Kartini Surabaya.

5.1.2 Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

pada siswa SD R.A Kartini Surabaya dengan mengadakan kegiatan

sikat gigi masal dan penyuluhan cara menggosok gigi dan mulut dan

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, dari 16 siswa yang tidak

mengetahui cara menggosok gigi yang baik dan benar menjadi 23 siswa

yang mengetahui cara menggosok gigi yang baik dan benar.

5.2. Pengkajian Hambatan Program

1. Sasaran:

 Siswa tidak hadir di sekolah

 Pengaruh teman

 Waktu yang bertabrakan dengan kegiatan sekolah

2. Nakes:

 Sarana dan prasarana kurang memadai

 Tenaga kurang

24
26

5.3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action)

5.3.1. Struktur Organisasi

o Ketua Pelaksana : Al-Mala’ Birruzauq

o Sekretaris : Marini Amelia Ibrahim

o Bendahara : Khoirotin Nisa’

o Sie Perlengkapan : Bella Prameissy

5.3.2. Rencana Pelaksana Kegiatan

Tabel 5.2 rencana pelaksana kegiatan


No Waktu Kegiatan Penanggung Keterangan
. Jawab
1. 06.00- Persiapan Ketua Al-Mala’
07.00 panitia pelaksana Birruzauq
2. 07.30- Pembukaan MC Bela
07.45 Prameissy
3. 07.45- Penyuluhan Pemateri Khoirotin
08.30 Nisa’
Marini
Amelia
4. 08.30- Umpan balik Pemateri Khoirotin
08.45 Nisa’
Marini
Amelia
5. 08.45- Sikat gigi Seluruh Al-mala
09.45 masal anggota Birruzauq
kelompok Khoirotin
Nisa’
Bella
Prameissy
Marini
6. 09.45- Penutup MC Bella
10.00 Prameissy
7. 10.00- Evaluasi Ketua Al-Mala’
10.30 panitia pelaksana Birruzauq
Dokumentasi : Optional (seluruh anggota kelompok)

Perlengkapan : Bella Prameissy


27

5.4. Rencana Evaluasi

Tabel 5.4 rencana evaluasi


No Rencana Pelaksanaan Keterangan
. Evaluasi
1. Evaluasi 20 Februari Evaluasi kelengkapan :
Formatif 2020 - Final checking

2. Evaluasi 21 Februari Evaluasi kelancaran acara


Promotif 2020 penyuluhan :
Mengadakan umpan balik
kepada peserta penyuluhan
3. Evaluasi 21 Februari Evaluasi ketercapaiannya
Sumatif 2020 tujuan :
28

BAB 6

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN IMPLEMENTASI

6.1 Waktu Kegiatan

Kegiatan implementasi yaitu melakukan demo sikat gigi masal dan

penyuluhan kesehatan gigi pada siswa kelas 2 di SD R.A. Kartini

Surabaya pada tanggal 21 Februari 2020.

6.2 Hasil Kegiatan

Tabel 6.1 Hasil Pemeriksaan def-t


d E F def-t
17 11 0 28

d : Jumlah gigi sulung yang mengalami karies dan masih dapat

ditambal

e : Jumlah gigi sulung yang akan/sudah diekstraksi karena karies

f : Jumlah gigi sulung yang sudah ditambal

Tabel 6.2 Hasil Pemeriksaan DMF-T


D M F DMF-T
8 0 0 8

D : Jumlah gigi permanen yang mengalami karies dan masih dapat

ditambal

M : Jumlah gigi permanen yang akan/sudah diekstraksi karena karies

F : Jumlah gigi permanen yang sudah ditambal

Keterangan :

Pada masalah decay (gigi sulung yang mengalami karies dan masih

dapat di tambal) terdapat 17 kasus decay pada 15 siswa. Pada masalah

ekstraksi (gigi sulung yang akan/sudah di ekstraksi karena karies) terdapat

27
29

11 kasus ekstraksi pada 20 siswa. Dan Pada masalah filling (gigi sulung

yang sudah ditambal) hanya terdapat 0 kasus penumpatan.

Pada masalah Decay (gigi permanen yang mengalami karies dan

masih dapat di tambal) terdapat 8 kasus Decay pada 5 siswa. Pada masalah

Mising (gigi permanen yang akan/sudah diekstraksi karena karies) terdapat

0 kasus missing pada 0 siswa. Dan Pada masalah Filling (gigi permanen

yang sudah ditambal) hanya terdapat 0 kasus penumpatan pada 0 siswa.

Pada saat kegiatan pengisian kuesioner dari 25 siswa, siswa yang

tidak mengetahui cara menjaga kesehatan gigi dan mulut sebanyak 3

siswa, sebanyak 10 siswa apabila sakit gigi tidak memeriksakan gigi ke

klinik gigi, siswa yang tidak rutin memeriksakan gigi 6 bulan sekali ke

poli gigi sebanyak 10 siswa, sebanyak 16 siswa yang tidak mengetahui

waktu menggosok gigi yang benar, siswa yang sering makan permen dan

cokelat sebanyak 4 siswa, sebanyak 10 siswa pernah mengakami sakit gigi,

sebanyak 3 siswa tidak mengetahui memeriksakan gigi ke klinik gigi itu

penting, tidak menggosok gigi 2 kali sehari sebanyak 3 siswa, sebanyak 5

siswa tidak mengosok gigi pagi setelah makan, siswa yang tidak

menggosok gigi saat malam sebelum tidur sebanyak 1 siswa, sebanyak 3

siswa tidak menggunakan sikat gigi sendiri, dan sebanyak 3 siswa tidak

menyukai sayur dan buah.

Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dari 25 siswa,

terdapat penurunan jumlah siswa yang tidak mengetahui cara menjaga

kesehatan gigi dan mulut menjadi 0 siswa, sedangkan untuk pengetahuan

siswa apabila sakit gigi memeriksakan gigi ke klinik gigi sebayak 20


30

siswa, pengetahuan siswa untuk rutin memeriksakan gigi 6 bulan sekali ke

poli gigi sebanyak 21 siswa, sebanyak 25 siswa mengetahui waktu

menggosok gigi yang benar, siswa mengetahui makan permen dan cokelat

dapat merusak gigi sebanyak 25 siswa, sebanyak 25 siswa mengetahui

memeriksakan gigi ke klinik gigi itu penting, siswa mengetahui waktu

menggosok gigi 2 kali sehari sebanyak 24 siswa, sebanyak 22 siswa

mengetahui mengosok gigi pagi setelah makan, siswa mengetahui

menggosok gigi saat malam sebelum tidur sebanyak 25 siswa, sebanyak 25

siswa mulai menggunakan sikat gigi sendiri, dan sebanyak 23 siswa

mengetahui sayur dan buah baik untuk kesehatan gigi dan mulut.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sudah tercapainya

target yang diharapkan. Faktor-faktor yang mendorong yaitu faktor

predisposisi para responden sudah mengetahui cara dan waktu yang tepat

untuk menggosok gigi, pada faktor reinforcing para orang tua sudah ikut

serta dalam mengontrol kesehatan gigi anaknya, pada faktor enabling para

responden sudah memiliki sikat gigi sendiri. Dari hasil implementasi

tersebut yang diharapkan sebanyak 25 responden yang mengetahui cara

menggosok gigi yang baik dan benar. Dan kami sebagai petugas kesehatan

mengharapkan siswa-siswi kelas 2 SD R.A. Kartini Surabaya menerapkan

cara menggosok gigi yang baik dan benar, serta mengetahui pentingnya

kebersihan gigi dan mulut mereka .

Menurut teori Lawrence Green, Pengetahuan adalah hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak


31

mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan

tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Ada enam tingkatan domain pengetahuan :

1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

4. Analis

5. Sintesa

6. Evaluasi

Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dimulai dari

kebiasaan sehari-hari seperti kebiasaan menyikat gigi dengan benar, diet

yang terjaga, serta pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan

gigi dan mulut. Hanya 2,8% penduduk Indonesia yang telah berperilaku

menyikat gigi dengan benar minimal 2 kali sehari. Kondisi kesehatan

gigi dan mulut masyarakat di Indonesia masih sangat memprihatinkan.

57,6% penduduk di Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut dan

hanya 10,2% penduduk yang menerima perawatan oleh tenaga medis

gigi (Kemenkes, 2018)

Dalam usaha menjaga kebersihan gigi dan mulut faktor kesadaran

dan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut personal. Hal ini

begitu penting karena kegiatan dilakukan di rumah tanpa ada pengawasan

dari siapapun, sepenunya tergantung dari pengetahuan, pemahaman,

kesadaran serta kemauan dari pihak individu untuk menjaga kesehatan gigi

dan mulutnya. Untuk tujuan tersebut cara paling mudah dan umum
32

dilakukan adalah dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar

karena hal tersebut merupakan usaha yang dapat dilakukan secara

personal.

Penyikatan gigi pada anak dengan frekuensi yang tidak optimal

dapat disebabkan karena anak tidak dibiasakan melakukan penyikatan gigi

sejak dini oleh orang tua, sehingga anak tidak mempunyai kesadaran dan

motivasi untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya, keadaan tersebut

memudahkan gigi anak terkena resiko penyakit gigi dan mulut. Sebanyak

89% anak Indonesia dibawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut,

kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan dalam proses tumbuh

kembang.

Perawatan gigi dan mulut pada masa anak-anak sangat menentukan

kesehatan mulut mereka pada tingkatan usia lanjut. Tindakan pencegahan

yang bisa dilakukan adalah membersihan mulut dengan menyikat gigi,

flossing, dan pemeriksaan gigi secara teratur ke dokter gigi.


33

BAB 7
EVALUASI KEGIATAN
7.1 Evaluasi Formatif

Dari data behavior, didapatkan masalah utama yaitu cara menjaga kesehatan

gigi dan mulut dengan total score 15. Masalah tersebut diperbaiki dengan

melaksanakan promotif kesehatan gigi dengan cara memberikan penyuluhan

tentang pengetahuan menyikat gigi.

7.2 Evaluasi Promotif

Hasil Kegiatan Promotif


Kesehatan Gigi dan Mulut
25
20
15
10
Siswa yang mengetahui cara
5 menjaga kesehatan gigi dan
0 mulut
f f
oti oti
om om
pr pr
an an
giat giat
ke ke
m ah
belu sud
Se Se

Bagan 7.1 Hasil Kegiatan Promotif Kesehatan Gigi dan Mulut

Sebelum dilakukan kegiatan promotif kesehatan, sebanyak 9 siswa yang

mengetahui cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Setelah dilakukan kegiatan

promotif kesehatan pada siswa, terdapat 23 siswa mengetahui cara menjaga

kesehatan gigi dan mulut. Data promosi kesehatan yang telah dilakukan telah

memenuhi target yang telah diharapkan. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi yaitu faktor predisposisi para responden telah mengetahui cara

menjaga kesehatan gigi dan mulut, pada faktor reinforsing para guru sudah ikut

30
34

serta mengingatkan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, dan pada faktor

enabling para responden sudah memiliki sikat gigi sendiri.

7.3 Evaluasi Akhir

Program promosi kesehatan dilakukan karena banyak siswa SD yang

mengabaikan dan tidak mengerti pengetahuan mengenai menjaga kesehatan

gigi dan mulut. Promosi kesehatan ini dilaksanakan agar mengubah pola

pemikiran siswa SD dari menggosok gigi dengan cara yang kurang tepat

menjadi tepat. Harapan dari selesainya program promosi kesehatan ini dapat

menjaga kesehatan gigi terutama menggosok gigi dengan cara yang tepat,

sehingga kebersihan gigi dan mulut siswa SD membaik serta dapat mengurangi

adanya bau mulut.


35

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan

Dengan diadakan kegiatan ini Siswa kelas 2 di SD R.A. Kartini Surabaya,

meningkatnya pengetahuan Siswa SD tentang menyikat gigi sesuai yang di

targetkan.

8.2 Saran

8.2.1 Bagi lingkungan SD R.A Kartini Surabaya

Diharapkan Siswa SD dapat meningkatakan motivasi tentang

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

8.2.2 Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang ingin melakukan asuhan kesehatan gigi

lanjutan, diharapkan dapat menyelesaikan tugas asuhan kesehatan gigi

dan mulut dengan baik dan benar sesuai dengan pengetahuan yang telah

di dapatkan.

8.2.3 Bagi Jurusan Keperawatan Gigi

Diharapkan dari kegiatan ini dapat di laksanakan secara

berkelanjutan dari tahun ke tahun.


36

DAFTAR PUSTAKA

Novianti, Desi., dkk. 2019. “Asuhan Keperawatan pada Agregat dalam Komunitas
Kesehatan Sekolah”. Bandung.
Kemenkes. 2018. Riskesdas Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.

35

Anda mungkin juga menyukai