Ushul Fiqih
Ushul Fiqih
Hukum Islam mencakup berbagai dimensi. Dimensi abstrak, wujud perintah dan
larangan Allah dan Rasul-Nya, dimensi konkret dalam wujud perilaku mempola yang ajeg di
kalangan orang Islam sebagai upaya untuk melaksanakan titah Allah dan Rasul-Nya. Hukum
Islam juga mencakup subtansi yang internalisasi ke dalam berbagai pranata sosial.
Secara global tujuan syara’ menetapkan hukum yaitu untuk kemashlahatan manusia di
dunia serta di akhirat secara menyeluruh. Dan jika diperinci tujuan tersebut ada lima,
yaitu al-maqashidul khamsah ()المـقالصد الـخـمشة: pertama, memelihara agama, contoh:
melaksanakan shalat karena ia merupakan tiang agama; kedua, memelihara jiwa contoh:
aturan rambu lalu lintas untuk menghindari terjadinya kecelakaan; ketiga, memelihara akal,
contoh: larangan mengkonsumsi khamr dan sesuatu yang memabukkan; keempat, memelihara
keturunan, contoh: larangan melakukan zina; dan kelima, memelihara harta, contoh: larangan
mengambil hak orang lain (mencuri, merompak, merampok).
Komentar: Islam tidak memandang sebelah mata dalam mengukur aspek-aspek kehidupan
manusia sebagai objek tujuan dari penetapan hukum. Ia memandang seluruh elemen yang
dijadikan acuan penetapan hukum yang berorientasi pada kemaslahatan seluruh umat
manusia.
http://neyshaafahza.blogspot.com/2015/06/ushul-fiqih.html?q=fiqih
TEHNIK PENGGALIAN MAKNA NASH DALAM AL-QUR’AN
http://neyshaafahza.blogspot.com/2015/06/ushul-fiqih.html?q=fiqih
lafadz; keempat, mutasyabih yaitu lafadz yang petunjuknya memberikan arti yang dimaksud
oleh lafadz itu sendiri.
Komentar: Dengan mengetahui lafadz yang jelas dan tidak jelas maknanya kita dapat
memahami suatu nash dengan tepat, jika makna yang tidak jelas maka tidak serta merta
menerima apa yang disebut sesuai redaksi tetapi ada tindak lanjut terlebih dahulu agar
terhindar pada pemahaman yang sesat atau keliru.
http://neyshaafahza.blogspot.com/2015/06/ushul-fiqih.html?q=fiqih