Anda di halaman 1dari 12

MINI RESEARCH

SCHREIBFERTIGKEIT FÜR ANFANGER

Dosen Pengampu : Ahmad Sahat Pardamaean,S.Pd.,M.Pd.

Oleh :

RIBKA GABRIELLA SINAGA

2193332003

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PRODI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatNyalah
saya dapat menyelesaikan Mini Research (MR) ini. Laporan Mini Research ini merupakan
pembahasan mengenai salah satu wisata kuliner yang terkenal di Medan. Tak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Schreibfertigkeit Für Anfanger,
Bapak Ahmad Sahat Pardamean,S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam menyusun makalah ini.

Medan merupakan salah satu surga wisata dalam perkulineran. Tak hanya wisata kuliner
namun juga wisata alam, budaya maupun sejarah. Tapi pada kesempatan kali ini, saya meneliti
atau mensurvey wisata bagian kuliner. Disini juga saya menganalisis salah satu makanan
legendaris yang diminati oleh masyarakat dalam kota, luar kota maupun luar negeri.

Meskipun demikian, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami
harapkan guna untuk memperbaiki tulisan ini kedepannya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................3

A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan Penelitian...........................................................................3
D. Manfaat Penelitian.........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................4

A. Konsep..........................................................................................4
B. Hipotesis.......................................................................................4

BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA .......................................5

A. Lokasi Mini Riset...........................................................................5


B. Instrument Pengumpulan Data.......................................................5
C. Teknik AnalisiS Data

BAB IV ANALISIS DATA ...................................................................6

BAB V PENUTUP..................................................................................7

A. Kesimpulan ..................................................................................7
B. Saran .............................................................................................7

DAFTAR GAMBAR .............................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era sekarang , kini kuliner kian diminati oleh masyarakat. Terutama bagi generasi
milenial dan generasi seterusnya. Dikarenakan manusia yang seiring bertambah banyak
sehingga muncul ide dan kreativitas terhadap makanan. Kini, begitu banyak wisata kuliner yang
bisa ditemui dengan mudah. Mulai dari kuliner dengan cita rasa Indonesia maupun
Internasional. Maka dari itu, kreativiats manusia akan makanan makin banyak tercipta
sehingga muculah wisata kuliner . wisata kuliner merupakan wisata yang menyediakan berbagai
fasilitas pelayanan dan aktivitas kuliner yang terpadu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
yang dibangun untuk rekreasi, relaksasi, pendidikan dan kesehatan. Atau dalam bahasa sehari-
hari mendapar pengertian berupa : perjalanan ke tempat tertentu untuk menikmati jenis masakan
jenis masakan khas suatu daerah yang unik.

Setiap daerah di Indonesia mempunyai beragam ciri khas makanan masing-masing, disini
kita tidak hanya akan menemukan satu jenis makanan khas saja, akan tetapi setipa daerah dapat
memiliki beberapa jenis kuliner yang lainnya sesuai dengan beragam adat dan budaya yang
dimiliki. Salah satunya ialah Medan terkenal dengan beragam suku yang dimilikinya hingga
makanannya, tak heran apabila Medan dapat dikatakan menjadi salah satu Kota dengan surga
kuliner yang beraneka ragam.

Namun pada kesempatan kali ini, wisata kuliner yang diriset adalah kuliner yang sudah
sangat legendaris, yaitu : Mie Aceh. Mie Aceh merupakan salah satu makanan khas di Indonesia
tepatnya dari kota Aceh. Mie Aceh yang satu ini merupakan sebuah jenis makanan mie pedas
khas daerah Istimewa Aceh,Indonesia. Dan kuliner ini bernama Mie Aceh Titi Bobrok . Mie
yang berwarna kuning dengan teksturnya yang tebal serta ditambah dengan irisan daging sapi,
daging kambing ataupun makanan laut yang lainnya (udang dan cumi) dapat disajikan dengan
sup kari yang kental, gurih dan pedas. Mie Aceh terdiri dari dua jenis, yaitu Mie Aceh Goreng
(digoreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (sup). Selain itu Mie Aceh juga ditaburi dengan
bawang goring dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun serta jeruk
nipis.

4
B. Rumusan Masalah

1., Mengapa pada jam- jam tertentu, jalanan selalu macet parah?

2. Mengapa kini restoran tersebut pengunjung banyak berkurang?

3. Menurut khalayak pengunjung, rasa berubah pada saat di bawa pulang/ dibungkus.Mengapa
demikian?

C. Tujuan

1.. Untuk mengetahui penyebab mengapa terjadi macat pada saat jam jam tertentu.

2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan pengunjung berkurang.

3. Untuk meneliti serta menguji apakah pendapat Khalayak pengunjung benar.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai penelitian tentang
wisata kuliner. Selain itu untuk menambah informasi tentang wisata kuliner bagi pengunjung
khususnya bagi pecinta kuliner.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep

Kulier yang satu ini tidak lagi asing bagi masyarakat atau warga Medan. Bahkan masyarakat
yang diluar kota juga sudah mengetahui kuliner yang satu ini. Berdiri sejak tahun 1996
Almarhum haji Fuad Yusuf, sudah merintis usaha Mie Aceh Titi Bobrok. Saat pertama kali
berjualan, alm. Bpk Haji Fuad serta istrinya membuka usaha hanya berupa gerobak mangkal di
lokasi yang sama dengan saat ini.tepatnya di Jl. Setiabudi No. Dari awal memulai usaha, ia dan
istrinya hajjah Nurlaili yang sama-sama berdarah Aceh membuat mie sendiri. Di awal berjualan,
pasangan suami istri ini hanya punya 2 meja. Produksi mie nya paling banyak 3 kilogram per
hari. Untuk menjalankan usaha saat itu, mereka dibantu 2 karyawan dan anaknya Fuad dan
Mirza.

Tahun 2004 Mie Aceh Titi Bobrok yang awalnya gerobak akhirnya berhasil memiiki ruko
permanen di lokasi yang sama. Persis di samping jembatan yang dikenal orang sebagai “titi
bobrok”. Masyarakat Medan menyebutnya “titi bobrok” karena saat itu jembatan tersebut sangat
rusak. Dalam bahasa orang Medan, “titi” berarti jembatan dan “bobrok” artinya rusak.Jadi jika
orang mau makan mie aceh disana, patokannya adalah jembatan rusak alias “titi bobrok”. Lama
kelamaan orang pun serta masyarakat menjadikannya sebagai panduan, jika ingin makan mie
aceh yang enak yang dekat titi bobrok. Akhirnya almarhum pun memberi nama usahanya Mie
Aceh Titi Bobrok agar gampang dikenal dan diingat orang.

Seiring waktu berjalan Sejak tahun 2004, usaha mereka terus berkembang pesat. Tahun 2013
adalah sukses tahap ke dua yang ditandai dengan perluasan restoran menjadi 2 lantai sekaligus
untuk membangun mushala. Alhasil restoran Mie Aceh Titi Bobrok terdiri dari 2 lantai di atas
lahan seluas 850 meter persegi. Tahun 2016, sang ayah pun meningal dunia. Kini usaha tersebut
diwariskan kepada anaknya bernama Mirza ditemani ibu dan adik ayahnya Meski sudah terdiri
dari 2 lantai dan berkapasitas maksimal 600 orang, teta pi jika di hari Sabtu dan Minggu malam
terkadang tidak memadai.

6
B. Hipotesis Data

 Pada saat ini, di tahun 2019. Omzet penjualan mie aceh titi bobrok tidak sebanyak di tahun
sebelumnya. Mungkin dikarenakan sekarang, begitu banyak mie aceh yang bervariasi dan
lebih unik. Sehingga pengunjung banyak yang tertarik untuk pergi ke tempat lain. Dugaan
lainnya adalah dikarenakan kini, makanan yang unik sduah banyak keluar.

 Dugaan lain, mengapa rasa menjadi berkurang pada saat dibawa pulang adalah. Makanan
tersebut enak pada saat disantap disana karena Mie Aceh titi Bobrok memakai pelaris.
Mungkin hal ini yang membuat para pengunjung berkurang serta takut ingin mencoba lagi.

 Pada saat jam 6 sampai jam 7 malam selalu terjadi kemacetan parah apalagi pada hari sabtu
dan minggu. Hal ini yang menyebabkan banyak pengunjung malas untuk melewati jalanan
yang dekat dengan Mie Aceh Titi Bobrok.

7
BAB III

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Lokasi

Objek wisata yang Research adalah Wisata Kuliner. Mini Research ini saya lakukan pada
hari Selasa,26 April 2019. Lokasi ini terletak di Jln Setiabudi No 17D. Saya melakukan Mini
Research di Mie Aceh Titit Bobrok. Pada saat disana, waktu menunjukkan pukul 15.00
dimana jalanan restoran tersebut belum ramai. Namaun pada saat itu, saya sudah medapat
kendala dalam parkir motor. Terutama Tukang Parkir yang tidak ramah terhadap kami
pengunjung motor.

Saya memilih di lantai 2 karena lebih luas dan lebih nyaman.Pada jam 15.15 saya berada
dilantai 2 dan langsung dihampiri oleh pelayan yang ramah. 15.20 saya memesan dan tidak
sampai 10 menit. Makanan yang ingin saya survey langsung tersaji. . waktu yang dihabiskan
selama observasi disana adalah 2 jam

B. Instrument Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang saya dapatkan berawal dari ulasan aplikasi atau website
TRAVELOKA. Mendapatkan ulasan terbaik, membuat saya tertarik untuk survey atau terjun
langung ke lapangan. Melihat tempat dan lokasi secara langsung dan mencoba sendiri rasa
dari makanan yang menjadi favorit kalangan masyarakat. Hampir semua komentar yang
dimuat adalah komentar yang positif. Bias dihitung dengan jari yang berkomentar yang
buruk didalam website tersebut. Hal ini yang membuat saya yakin untuk mensurvey lokasi
tersebut.

C. Teknik Analisis Data


Dengan terjun langung kesana, saya juga mendapatkan informasi yang kongkrit dari
narasumber. Menjelaskan cita rasa yang tidak pernah berubah dan sejarah singkat dari

8
berdirinya Mie Aceh Titi Bobrok. Dan tidak lupa juga saya menanyakan hal yang terdapat
didalam rumusan masalah.

BAB IV

ANALISIS DATA

Data yang terkumpul adalah data secara deskriptif. Karena riset yang saya lakukan menjelaskan
data dengan cara terjun langsung ke lapangan dan mengamati sumber-sumber yang ada disana.
Tidak hanya wawancara, saya juga mendapatkan informasi dari website Traveloka. Yang
menjelaskan bahwa Mie Aceh Titi Bobrok sudah terkenal di nasioanal maupun mancanegara.

Kemudian saya juga mendapatkan informasi bahwasannya Mie Aceh Titi Bobrok sudah lama
berdiri sejak tahun 1996 oleh Almarhum haji Fuad Yusuf, sudah merintis usaha Mie Aceh Titi
Bobrok. Saat pertama kali berjualan, alm. Bpk Haji Fuad serta istrinya membuka usaha hanya
berupa gerobak mangkal di lokasi yang sama dengan saat ini.tepatnya di Jl. Setiabudi No.17D.
Dari awal memulai usaha, ia dan istrinya hajjah Nurlaili yang sama-sama berdarah Aceh
membuat mie sendiri. Di awal berjualan, pasangan suami istri ini hanya punya 2 meja. Produksi
mie nya paling banyak 3 kilogram per hari. Untuk menjalankan usaha saat itu, mereka dibantu 2
karyawan dan anaknya Fuad dan Mirza.

Tahun 2004 Mie Aceh Titi Bobrok yang awalnya gerobak akhirnya berhasil memiiki ruko
permanen di lokasi yang sama. Persis di samping jembatan yang dikenal orang sebagai “titi
bobrok”. Masyarakat Medan menyebutnya “titi bobrok” karena saat itu jembatan tersebut sangat
rusak. Dalam bahasa orang Medan, “titi” berarti jembatan dan “bobrok” artinya rusak.Jadi jika
orang mau makan mie aceh disana, patokannya adalah jembatan rusak alias “titi bobrok”. Lama
kelamaan orang pun serta masyarakat menjadikannya sebagai panduan, jika ingin makan mie
aceh yang enak yang dekat titi bobrok. Akhirnya almarhum pun memberi nama usahanya Mie
Aceh Titi Bobrok agar gampang dikenal dan diingat orang.

9
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulannya adalah Mie Aceh Titi Bobrok berdiri sejak tahun 1996. Awalnya bermula dari
gerobak,an namun ingin menambah penghasilan, siapa sangka menjadi usaha yang besar saat
ini. Mengapa dinamakan Titi Bobrok karena pada tahun 1996, titi atau jembatan yang terdapat di
jl Setiabudi tersebut sangat rusak parah.

Seiring waktu berjalan , dulu sosial media belum hadir sehingga dari mulut ke mulut masyarakat
sering mengatakan mie aceh dekat dengan jembatan rusak. Dari situ pemilik Mie Aceh Titi
Bobrok memberikan nama Titi Bobrok, agar orang mudah mengingat.

Mengapa pada waktu dan kondisi tertentu, jalanan tersebut selalu macet parah? dikarenakan
pengunjung Mie Aceh Titi Bobrok penyebabnya. Hal ini bias disimpulakn bahwa ini penyebab
dari mengapa pengunjung sekarang berkurang.

Cita rasa berkurang pada saat dibawa pulang kerumah, bukan karena Restoran tersebut
menggunakan pelaris. Namun karena makanan tersebut sudah dingin sehingga menyebabkan cita
rasa berkurang. Dan hal ini juga menjadi salah satu faktor mengapa pengunjung berkurang.

Dan juga mengapa pengunjung sekarng berkurang, diakibatkan,, sekarang sudah banyak restoran
yang unik dan menciptakan kreasi yang baru terutama dalam hal makanan. Apalagi dijaman
sekarang, generasi milenial lebih banyak. Sehingga mereka lebih mnegutamakan tempat yang
nyaman, loyal, dan keren atau jaman sekarang dapat dikatakan Hitz.

B. Saran

10
Untuk para pembaca diharapkan dapat memberikan komentar dan kritik yang membangun yang
tujuannya untuk menyempurnakan laporan makala yang sudah saya lakukan. Kiranya kita lebih
cinta terhadap khas makanan Indonesia. Serta menjaga budaya dari masakan Nusantara
Indonesia. Kita boleh maju atau modern, namun jangan melupakan asal dan budaya kita.

DAFTAR GAMBAR

11
12

Anda mungkin juga menyukai