Pendahuluan
Dalam pembelajaran ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai dan dimilki oleh
seorang guru termasuk mahasiswa program studi pendidikan matematika sebagai calon guru,
yakni (1) menguasai substansi materi atau bahan ajar yang akan dibelajarkan (what to teach)
dan (2) menguasai atau memiliki berbagai keterampilan untuk membelajarkannya (how to
teach). Bagi mahasiswa program studi pendidikan termasuk pendidikan matematika sebagai
calon guru matematika terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang harus dibentuk untuk
dikuasai. Proses pembentukan penguasaan 8 keterampilan dasar mengajar itu mula-mula
melalui latihan yang terbimbing dalam bentuk pembelajaran sesama teman (peer teaching).
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) sebagai kemampuan bersifat khusus yang
harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
professional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan keterampilan
atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
tugas mengajarnya. Keterampilan dasar mengajar mutlak dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam
tentang mengajar.
Terdapat 8 keterampilan dasar mengajar sebagaimana yang disebutkan oleh Tunney 1998 meliputi : (1)
keterampilan bertanya, (2) keterampilan memberi penguatan, (3) keterampilan mengadakan variasi, (4)
keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (6) keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas dan (8) keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Mengingat setiap jenis keterampilan dasar mengajar erat kaitannya satu
sama lain dan bersifat aplikatif, maka untuk menguasainya harus dilakukan melalui latihan di depan kelas.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus yang harus
dimiliki oleh tenaga pengajar terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkan, agar tenaga
pengajar ini dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan
keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat
mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus
dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap tenaga pengajar dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan oleh guru misalnya:
Keadaan siswa Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor
antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola pembelajaran
berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam
belajar. Posisi tempat duduk tidak harus seperti kelas formal reguler, tetapi bersifat fleksibel dan mendukung
terhadap proses pembelajaran. Demikian pula dengan kemampuan siswa dalam melakukan proses
pembelajaran. Umpamanya dalam proses pembelajaran, guru akan menggunakan metode eksperimen atau
pemecahan masalah maka siswa yang bersangkutan harus sudah memahami tentang cara belajar eksperimen
atau yang lainnya. Tujuan yang akan dicapai Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan
pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu,
pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai
siswa. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya SD,
SMP, SMA, SMK dan seterusnya. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata
pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan pembelajaran yaitu tujuan yang harus dicapai dalam
suatu pokok bahasan. 4 Merumuskan tujuan pembelajaran khusus maupun merumuskan indikator hasil
belajar harus menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, terukur dan spesifik. Misalnya, mampu
menyebutkan, mampu menjelaskan, mendefinisikan, menunjukkan, membandingkan, membedakan,
menguraikan, mengelompokkan, mengerjakan, menyusun dan seterusnya. Sedangkan istilah (kata kerja)
yang perlu dihindari dalam rumusan tujuan pembelajaran khusus atau indikator hasil belajar diantaranya
adalah memahami, mengetahui, menguasai, dan sebagainya. Indikator hasil belajar merupakan kompetensi
dasar (spesifik) yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Sifat materi
yang akan menjadi bahan ajar Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode
mengajar adalah karakteristik bahan pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran,
aspek tersebut terdiri dari aspek konsep, prinsip, proses, nilai, fakta, intelektual,dan aspek psikomotor.
Keadaan sarana Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran harus
dirancang secara sistematis dan sistemik. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam
pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar. Guru tidak akan memilih
metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat belajar yang beragam jika di
sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alat belajar yang lengkap. Dalam hal ini perlu diupayakan, apabila
guru dan siswa akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru bersangkutan sebelum pembelajaran harus
mempersiapkan terlebih dahulu. Media pesan lisan (bahasa) harus dapat dipahami siswa sehingga siswa
tidak menimbulkan verbalisme.
Proses penguasan keterampilan dasar mengajar dapat diperoleh melalui tiga kegiatan yakni (1) menguasai
konsep keterampilan dasar mengajar, (2) membedakan dan mengaitkan jenis-jenis keterampilan dasar
mengajar, dan (3) terampilan menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar dan mampu
memadukannya. Dadang Sukirman (2013 : 3) menjelaskan bahwa keterampilan dasar mengajar (teaching
skills) merupakan kemampuan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus
dimiliki untuk melakukan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Pendapat di atas
menunjukkan bahwa ketrampilan dasar mengajar merupakan himpunan kemampuan atau keterampilan yang
sifatnya mendasar, harus dimiliki, tidak berdiri sediri dan diaktualisasikan oleh guru dalam pelaksanaan
tugasnya. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu (1) kompetensi pedagogik, (2) komptensi
kepribadian, (3) kompenesi social, dan (4) kompetensi professional. Keterampilan dasar mengajar
merupakan kemampuan atau keterampilan pokok (basic skills) yang harus dikuasai oleh setiap guru. Oleh
sebab itu keterampilan dasar mengajar termasuk di dalam kompetensi professional. Karena dalam
penerapannya harus disesuaikan dengan segala macam keadaan pembelajaran, maka keterampilan dasar
mengajar tidak dapat dipisahkan dari kompetensi pedagogik. Sebagai kemampuan atau keterampilan pokok
dan bersifat khusus, maka mahasiswa sebagai calon guru wajib menguasai dan mampu mengaktualisasikan
jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran.
Berbagai sumber tertulis menyebutkan bahwa keterampilan dasar mengajar terdiri dari 8 jenis yakni : (1)
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan (3) keterampilan bertanya, (4)
keterampilan memberi penguatan, (5) keterampilan mengadakan variasi, (6) keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas dan (8) keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan. Kedelapan jenis keterampilan dasar mengajar tersebut satu dengan yang lain saling terkait.
Oleh sebab itu terkait dengan latihan keterapilan dasar mengajar kepada maha siswa sebagai calon guru,
maka salah satu alternatif urutan latihan keterampilan dasar mengajar dapat dipilih sebagai berikut:
Menjelang akhir dari suatu pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan, guru
harus melakukan kegiatan menutup pelajaran. Hal ini harus dilakukan agar siswa
memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang telah
dipelajari. Menurut Abimanyu (1985) cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam
menutup pelajaran ini adalah sebagai berikut:
1) Meninjau Kembali
Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan, guru
meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan telah dikuasai siswa. Ada dua
cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran
dan membuat ringkasan.
a) Merangkum inti pelajaran. Pada dasarnya kegiatan merangkum inti pelajaran
ini terdapat sepanjang proses pembelajaran. Misalnya, pada saat guru selesai
menjelaskan ciri-ciri bangun ruang kubus, atau jika guru membuat kesimpulan
secara lisan hasil diskusi yang ditugaskan pada siswa, setelah selesai sejumlah
pertanyaan dijawab oleh siswa, pada saat menjelang pergantian topik bahasan, dan
tentu saja pada saat pembelajaran akan diakhiri. Selain guru, siswa dapat juga
diminta untuk membuat rangkuman secara lisan. Tetapi jika rangkuman yang dibuat
oleh siswa itu salah atau kurang sempurna, guru harus membetulkan atau
menyempurnakan rangkuman itu.
b) Membuat ringkasan. Cara lain yang dapat ditempuh untuk memantapkan pokok-
pokok materi yang diajarkan adalah membuat ringkasan. Selain manfaat tersebut,
dengan ringkasan itu siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa yang
lambat belajar dapat mempelajarinya kembali. Pembuatan ringkasan itu dapat
dilakukan oleh guru, dapat pula dilakukan oleh siswa secara perorangan atau
kelompok, dan dapat pula dilakukan oleh guru dan siswa bersama-sama.
Misalnya, setelah pelajaran statistika tentang pengumpulan dan pengolahan data
selesai, siswa diminta membuat ringkasan cara mengolah data yang telah
dikumpulkan siswa melalui percobaan. Hasil diskusi tersebut ditulis di kertas lebar
dan menempelkannya di dinding atau di papan tulis serta
mengemukakan hasil rumusan kelompok itu ke seluruh kelas untuk
memperoleh tanggapan.
2) Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh wawasan yang
utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepenggal
kegiatan tertentu adalah dengan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta
siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan tugas-tugas.
Bentuk-bentuk evaluasi itu secara terperinci adalah sebagai berikut:
a) Mendemonstrasikan keterampilan. Pada akhir satu penggal kegiatan
siswa dapat diminta untuk mendemonstrasikan keterampilannya.
Misalnya, setelah guru selesai menerangkan konsep matematika, guru meminta
siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.
b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain. Misalnya, setelah guru
menerangkan penjumlahan dua pecahan lalu siswa disuruh menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan.
c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri. Guru dapat meminta siswa untuk
memberi komentar tentang keefektifan sesuatu demonstrasi yang dilakukan guru
atau siswa-siswa lain. Misalnya, setelah permainan peran (role-playing) tentang
aritmatika sosial dalam bahasan pengenalan mata uang selesai, lalu siswa
diminta untuk mengemukakan pendapat dan perasaan mereka tentang peran
yang dimainkan.
d) Soal-soal tertulis. Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan
siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau melengkapi
lembaran kerja.
3) Memberi Tinjak Lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru dipelajari,guru perlu memberikan
tindak lanjut yang dapat berupa:
a) Tugas-tugas dapat dikerjakan secar individual,seperti pekerjaan rumah (PR)
b) Tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memecahkan masalah berdasarkan konsep
yang baru dipelajari.
2. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan salah satu aktivitas yang selalu ada dalam proses komunikasi, memberi stimulus
kepada peserrta didik dalam bentuk kalimat tanya yang membutuhkan jawaban. Pertanyaan yang diajukan
sangat ditentukan oleh fungsi dari pertanyaan itu. Dalam pembelajaran pertanyaan dapat berfungsi untuk
meningkatkan aktivitas peserta didik, menuntun atau membangun proses berpikir, membangkitkan rasa ingin
tahu atau untuk memusatkan perhatian.
Banyak hal yang harus menjadi pertimbangan dalam mengajukan pertanyaan antara lain (a) ungkap
pertanyaan secara jelas, (b) memilik acuan supaya tidak membingungkan, (c) menyebar kepada seluruh
peserta didik, (d) memperhatikan jedah waktu untuk peserta didik memikirkan jawaban, (e) jika pertanyaan
tidak mendapatkan jawaban, maka diajukan dengan kalimat yang lain yang lebih mudah sehingga lebih
dimengerti peserta didik dan (f) memperjelas informasi yang sudah diterima peserta didik. Wujud sebuah
pertanyaan bisa berperan sebagai (a) memperjelas jawaban yang sudah diberikan, (b) memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengungkap alasan, fakta atau pandangan atau memberikan contoh, (c) untuk
mendapatkan kesepakatan, (d) menuntun peserta didik melengkapi jawaban, (e) mengembangkan jawaban
sedemikian sehingga jawaban yang lebih komplek.
Adapun tujuan yang dapat dicapai dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa
adalah:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan
2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi
6. Mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusi
7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. Keterampilan bertanya dapat
ditunjukkan dengan cara bertanya secara lisan atau tulisan.
Pengajar matematika harus mempunyai keterampilan bagaiman cara
mengkomunikasikan materi matematika itu kepada peserta didik. Cara
mengkomunikasikan dikatakan efektif bila dapat menimbulkan motivasi belajar peserta
didik. Ini diharapkan terjadi bila pengajar mampu bertanya yang tepat sehingga
pertanyaan itu merupakan masalah bagi peserta didik. Pertanyaan yang tepat dapat
menghasilkan proses kognitif tertentu. Selain itu, pertanyaan yang tepat dapat juga
mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah dan dapat memberikan
motivasi untuk berpikir. Untuk membedakan antara satu jenis pertanyaan dengan
jenis pertanyaan lainnya, pertanyaan diklasifikasikan menjadi enam tingkat pertanyaan, yaitu
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam tingkat pertanyaan ini
disesuaikan dengan taksonomi pendidikan Bloom berikut.
1. Ingatan
Pertanyaan yang menyangkut dan menyatakan kembali apa yang telah dipelajari
sebelumnya. Misalnya pertanyaan tentang konsep yang telah dipelajari untuk
disebutkan kembali definisinya, yaitu: Apa yang dimaksud dengan relasi?
2. Pemahaman
Pertanyaan yang menyangkut kemampuan menangkap arti dari suatu bahan yang telah
dipelajari, misalnya menafsirkan informasi: Apakah beda kubus dan balok?
3. Aplikasi
Pertanyaan yang menyangkut kemampuan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki
untuk memecahkan masalah. Misalnya: berapa panjang batang yang terpanjang yang
dapat ditempatkan di dalam suatu kotak yang berukuran 6 cm x 4 cm x 3 cm?
4. Analisis
Pertanyaan yang menyangkut kemampuan menganalisis atau merinci bahan pelajaran
yang telah dipelajari lebih terurai sebagai cara untuk menyelesaikan masalah.
Misalnya: Mengapa persegi disebut juga persegipanjang?
5. Sintesis
Pertanyaan yang menyangkut kemampuan memadukan bahan pelajaran yang telah
dipelajari atau kemampuan mendapatkan suatu kesimpulan yang relatif baru yang
sebelumnya belum pernah dipelajari. Misalnya: Jika dua prisma tegak segitiga yang
sama disatukan, bagaimana volum dua limas tersebut?
6. Evaluasi
Pertanyaan yang menyangkut kemampuan menilai suatu situasi yang dihadapi.
Misalnya: Untuk menentukan KPK cara mana yang lebih praktis?
3. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan merupakan keterampilan yang utama dalam pembelajaran matematika dan tidak terpisah dari
penguasaan materi pelajaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh objek matematika yang abstrak dan terdiri dari
fakta, konsep, operasi dan prinsip. Menjelaskan objek matematika dalam pembelajaran sangat erat kaitannya
dengan penyajian materi pelajaran. Menyajikan materi pelajaran dapat diartikan sebagai usaha untuk
mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan fungsional, terencana secara sistematis.
Menjelaskan dalam hal ini berti menyampaikan informasi secara lisan kepada peserta didik untuk
mengkondisikan siswa belajar dan mengembangkan kemampuan bagaimana berpikir untuk pemecahan
masalah. Oleh sebab itu perlu diperhatikan hal-hal berikut : (a) menggunakan bahasa sesuai dengan
perkembangan peserta didik, (b) mengungkap dengan lancar dan menghindari kata yang tidak perlu dan
berulang, (c) kalimat disusun dengan tata bahasa yang baik dan mudah dimengerti, (d) menghindari istilah
yang meragukan seperti kira-kira, mungkin, apa dulu, kalau tidak salah dan yang sejenisnya, (e) suara yang
jelas kata-katanya, dan (f) memungkinkan tumbuhnya pengaruh mendidik (nurturant effec).
Adapun tujuan yang ingin dicapai guru dalam memberikan penjelasan di dalam
kelas adalah:
a. Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban pertanyaan
“mengapa” yang mereka ajukan ataupun yang dikemukakan oleh guru.
b. Menolong siswa mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum
secara objektif dan bernalar.
c. Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau
pertanyaan
d. Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpengertian mereka.
e. Menolong siswa untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan
penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum pasti)
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan aktivitas yang sengaja dilakukan guru dengan maksud untuk
menghidarkan kemonotonan yang berakibat kebosanan, motivasi belajar yang tidak putus, pemenuhan gaya
belajar peserta didik yang beraneka rangam. Dari berbagai sumber teori dapat dirangkum bahwa variasi
dalam pembelajaran meliputi: a. Variasi gaya mengajar, antara lain berupa : variasi suara, variasi gerak
badan dan mimik, mobilitas posisi, memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak, memberi kontak
pandang. b. Variasi penggunaan media dan bahan pembelajaran, antara lain berupa : variasi alat dan bahan
yang dapat dilihat,didengar, diraba dan dimanipulasi. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan. Variasi interaksi
berbentuk klasikal, kelompok dan perorangan. Variasi kegiatan berupa : demonstrasi, diskusi, latihan,
menelaah materi, atau praktikum dan yang sejenisnya.
Penguatan adalah tanggapan guru terhadap perilaku peserta didik yang memungkinkan dapat membesarkan
hati peserta didik agar lebih terpacu dalam interaksi pembelajaran. Pengauatan verbal adalah aktivitas guru
untuk merespon kegiatan peserta didik berupa kata-kata atau gerakan-gerakan menjadi hal yang penting di
dalam pembelajaran. Kata-kata atau komentar berupa pujian dalam ungkapan antara lain: bagus, baik sekali,
saya puas dengan jawabanmu, sebaiknya kalian mencontoh temanmu ini, dapat membuat peserta didik lebih
percaya diri dan terdorong untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Penguatan dapat pula dilakukan dengan
non-verbal misalnya cara menunjukkan mimik dan gerak badan simpati, mendekati dan sentuhan, memberi
hadiah dan kegiatan menyenangkan.
Dalam memberikan penguatan hal- hal yang perlu diperhatikan menurut Hudojo
(1990) adalah sebagai berikut:
a. pada saat-saat permulaan belajar, semua penampilan yang dikehendaki harus dikuatkan.
Kalau tidak mendapat penguatan ada kemungkinan minat menurun.
b. Penguatan harus mengiringi dengan segera tingkah laku yang dikehendaki sebab
kalau tidak, dikuatirkan peserta didik enggan bertingkah laku seperti yang
dikehendaki.
c. Penguatan harus jelas dikaitkan dengan tingkah laku yang dikehendaki. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik cenderung mengulang perbuatan tersebut apabila
stimulus yang sama datang kepadanya.
d. Umpan balik merupakan variabel yang sangat penting di dalam belajar
keterampilan. Umpan balik memberikan informasi korektif kepada peserta didik.
Dengan demikian, peserta didik dapat memonitor penampilannya. Informasi korektif
ini dapat meningkatkan penampilan peserta didik dan karena itu, umpan balik
sebagai suatu penguat tingkah laku perlu mendapat perhatian. Selanjutnya Hudojo
(1990) mengemukakan beberapa petunjuk bagaimana penguatan ini digunakan di
dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut:
a. Berusaha memberikan penguatan selama kegiatan mengajar belajar matematika
berlangsung. Dengan kontak langsung sebanyak-banyaknya kepada peserta
didik, pengajar mempunyai kesempatan untuk menguatkan respon yang
dikehendaki dan membantu peserta didik mendapatkan titik tolak untuk menuju
arah yang benar.
b. Berikan penguatan yang berkaitan dengan respon yang dikehendaki. Bila seorang
peserta didik telah dapat mengerjakan sebagian tugas dengan benar, segeralah
memberikan penguatan dengan kata-kata seperti: “Nah, baik, teruskan”, “Suatu
langkah yang bagus” atau “Bagus sekali, jangan lupa memberikan contohnya”
Bila seorang peserta didik membuat suatu kesalahan, peserta didik itu harus
diberi tahu dengan segera kesalahannya dan berikan petunjuk bagaimana
seharusnya yang benar.
c. Jangan memberikan penguatan kepada respon-respon yang tidak dikehendaki.
Bila pengajar memberikan penguatan kepada respon yang tidak dikehendaki,
maka respon yang tidak dikehendaki itu akan diulang lagi. Dengan demikian,
penguasaan keterampilan menjadi terhalang. Ini bukan berarti bahwa peserta
didik yang berbuat kesalahan tidak didorong. Dorongan tetap diberikan dengan
kata-kata, misalnya: “Nah, kau sudah mendapat ini, teruskan” atau “Kamu
belum benar- benar sampai kepada penyelesaian. Marilah kita coba bersama.”
d. Berikan umpan balik dengan cara memberikan jawaban soal kepada peserta
didik. Pengajar sangat sulit memberikan umpan balik dengan segera secara
langsung kepada setiap peserta didik dalam kelas yang sedang berlangsung.
Seringkali akan efektif bila jawaban yang diberikan kepada peserta didik itu
untuk soal-soal yang terpilih saja.
e. Berusahalah agar peserta didik merasa bangga terhadap hasil kerjanya. Sumber
penguatan yang terbesar adalah rasa bangga terhadap dirinya. Peserta didik
merasa puas dengan dapat menyelesaikan tugasnya, khususnya bila peserta didik
itu telah mencapai kemampuan tingkat tinggi. Karena itu, misalnya saja
ucapanucapan pengajar: “Luar biasa, Parno. Kamu bekerja cepat dan teliti”,
“Kamu bekerja sangat baik di dalam kelasmu, Tini” dan sangat bermanfaat.
Untuk memaksimalkan ktivitas peserta didik di dalam pembalajaran antara lain dilakukan melalui diskusi
dan perhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Rencanakan sebaik-baiknya masalah, sistematika diskusi, peran
setiap anggota kelompok, tujuan yang harus dicapai. b. Pada saat diskusi berlangsung guru harus cermat
memperhatikan interaksi di dalam kelompok. c. Lakukan pengendalian terhadap aktivitas kelompok jika
terdapat pergeseran atau penyimpangan dari pokok masalah diskusi di kelompok. d. Berikan arahan atau
tuntunan sedemikian sehingga kelompok bisa mengkonstruksi dan menemukan penyelesaian masalah
yang didiskusikan. e. Jika terjadi bebedaan pandangan sehingga kelompok tidak sampai pada suatu
kesimpulan, maka guru harus memposisikan diri sebagai penyeimbang. f. Perjelas semua gagasan menuju
kepada kesimpulan penyelesaian masalah yang didiskusikan dengan mengungkap ide pokok dari
kelompok.
Aktivitas mengajar kelompok kecil dan perorangan umumnya terjadi jika guru melaksanakan
pembelajaran secara kelasikal. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani
kegiatan peserta didik dalam belajar berkelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 - 5 orang
setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual
adalah kemampuan guru dalam pembelajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-
perbedaan individual peserta didik. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru
memberikan 8 perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan
siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
a) Terjadi hubungan (interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa
b) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemempuan, dan minatnya sendiri.
c) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
d) Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang
akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
a) Organisator kegiatan pembelajaran
b) Sumber informasi bagi siswa
c) Pendorong bagi siswa untuk belajar/motivator
d) Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
e) Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan member bantuan yang sesuai dengan
kebutuhannya
f) Peserta kegiatan yang memepunyai hak dan kewajuban yang sama dengan peserta lainnya
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil atau perorangan:
a) Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
b) Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
c) Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
d) Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil yaitu:
a) Pemusatan perhatian
b) Memperjelas permasalahan
c) Menganalisis pandangan peserta didik
d) Meningkatkan urunan, pikiran psesrta didik
e) Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
f) Mengadakan pendekatan secara pribadi
g) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
h) Membimbing dan memudahkan belajar
i) Merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
j) Menutup diskusi
Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalah:
a) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topic
pembicaraan
b) Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik tertentu
c) Membiarkan peserta didik tidak aktif
d) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
e) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan
masalah
f) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut
BAB II
MENETAPKAN BERBAGAI JENIS BAHAN AJAR UNTUK SMP DAN SMA