Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN

Dalam kegiatan KKN-M-UNLA yang dilaksanakan oleh pihak kampus, kami dari
kelompok 14 dan kami menempati di RW 15, akan melakukan sebuah observasi yang dilakukan
mulai dari tanggal 05 Agustus – 05 September 2020. Kelompok kami mendapatkan izin dari
Kepala Desa Bojong Malaka untuk melakukan sebuah tugas yang telah di berikan oleh pihak
kampus Universitas Langlangbuana.Di dalam RW 15 sendiri terdapat 7 RT, kemudian kami
menelusurinya yang dimana didalamnya terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan.
Kami melakukan observasi sesuaidengan aturan yang telah diberlakukan oleh pihak
Universitas dan menerapkan protokol kesehatan. Setelah kami melakukan observasi di
lingkungan RW 15 secara bergantian antar anggota kelompok, kami mendapatkan informasi dan
mendapatkan permasalahan yang dialami oleh masyarakat setempat, setelah menelurusi ke
berbagai RT kami dapat menyimpulkan bahwa terdapat hambatan atau masalah yang terjadi
yakni mengenai pengelolaan sebuah tempat di sebuah sudut wilayah di kawasan RW 15 yang
jarang digunakan oleh warga, mungkin hanya sekali kali digunakan untuk kergiatan warga
berkumpul untuk makan dan berbincang bersama.
Adapun program kerja yang akan kami laksanakan untuk memecahkan masalahnya
adalah dengan menggunakan bangunan yang jarang digunakan itu untuk dijadikan sebuah pojok
literasi, agar anak-anak di wilayah tersebut dapat memanfaatkan waktu luangnya tidak hanya
untuk bermain saja, tapi dapat menggunakan waktunya untuk belajar bersama disebuah tempat
yang nyaman di desain sedemikian rupa dan telah disediakan juga fasilitas yang dapat
menunjang kenyamanan anak-anak belajar, selain untuk belajar tempat tersebut tentu saja masih
bisa digunakan sebagai tempat makan bersama seperti tujuan awal tempat tersebut dibangun,
dengan bantuan para anggota karang taruna untuk mengelola tempat tersebut.
Lalu program kerja yang kedua adalah mengatasi pembagian bansos yang tidak merata di
RW 15 Desa Bojong Malaka. Dengan diadakannya perelek , perelek adalah suatu program
dimana setiap warga RW 15 akan menyumbangkan beras, yang nantinya beras tersebut akan
kembali dibagikan kepada warga yang dirasa kurang mampu.
Tentu pada masa Covid-19 ini program perelek akan sangat membantu terutama warga
yang dirasa kurang mampu. Tujuan dari program perelek ini yaitu meningkatkan kesadaran
warga RW 15 untuk saling membantu atau berbagi kepada tetangga sekitar.Kegiatan perelek ini
dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu.
Diharapkan setelah kegiatan KKNM ini selesai, program kerja kami dapat benar-benar
direalisasikan dan dapat terus berjalan untuk membina potensi yang berada di Desa Bojong
Malaka.

Kata Kunci: Pojok Literasi, Perelek


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya
laporan loka karya awal Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) ini telah diselesaikan
dengan lancar.Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) di Universitas Langlangbuana dengan hasil kegiatan
yang bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan pemerintah desa. Tujuan penyusunan
laporan ini sebagai bukti fisik telah terselenggaranya Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKN-
M) Universitas Langlangbuana di Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten
Bandung.
Laporan loka karya yang dilaksanakan di lokasi KKNM kelompok 14, yaitu di Desa
Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, berisianalisis situasi Desa
Bojongmalaka, permasalahan yang terjadi di Desa Bojongmalaka, solusi permasalahan,
metode dan partisipasi mitra.
Dalam pelaksanaannya, kami menyadari bahwa tidak semua program kerja dapat
terlaksana sesuai dengan rencana, akan tetapi kami tetap berusaha untuk melaksanakan
program kerja dengan sebaik baiknya.
Penyusunan laporan ini tak akan bisa selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak.
Dengan hal ini kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yaitu:
1. Bapak Brigjen Pol. (Purn) Dr. H. R. AR. Harry Anwar., SH., MH. selaku Rektor
Universitas Langlangbuana.
2. Ibu selaku Ketua LPPM Universitas Langlangbuanan selaku pengelola KKN-M
UNLA,
3. Bapak. selaku Ketua Pelaksana KKN-M 2019.
Bapak Ganjar Turesna, Drs. M.T.sebagai koordinator Wilayah Kabupaten
Bandung.
5. Ibu Dian Wahyuningsih, S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing lapangan yang telah
membimbing kami selama ini.
6. Bapak Jajang Junaedi, SH, S.Sos, M.Si. selaku Kepala Desa Bojongmalaka atas
penerimaannya terhadap mahasiswa dengan baik dan banyaknya bantuan dalam
menyukseskan program.
7. Perangkat Desa Bojongmalaka.
8. Para Ketua RW di Desa Bojongmalaka.
9. Para Ketua RT di Desa Bojongmalaka.
10. Karang Taruna RW di DesaBojongmalaka.
11. Masyarakat yang selalu berpartisipasi dalam program dan selalu memberikan
keaktifan terhadap mahasiswa KKNM.
12. Orang tua kami yang telah membantu secara moril maupun materi.
DAFTAR ISI

3.2 Partisipasi Mitra………………………………………….…………………...


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Sebagian besar ilmuwan menganggap literasi sebagai hak asasi warga negara
yang wajib difasilitasi oleh setiap Negara.Secara sederhana, literasi adalah
kemampuan kemampuan memahami, mengelola, dan menggunakan informasi
dalam berbagai konteks.Senada dengan definisi tersebut, Aan Subhan
Pamungkas menjelaskan literasi sebagai kemampuan membaca dan memahami
teks, grafik, tabel, dan diagram dalam berbagai konteks.Menurut Ana Nurhasah,
kemampuan literasi juga dapat berupa kemampuan menyaring dan mengolah
informasi sehingga dapat bermanfaat bagi diri manusia. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kemampuan literasi terdiri dari kemampuan mengakses,
memahami, dan dan memanfaatkan informasi secara cerdas.Dalam konteks
dunia yang kian kompetitif dan pesatnya perkembangan teknologi informaasi
telah menjadikan kemampuan literasi menjadi hal yang sangat penting bagi
setiap individu.Kemampuanseseorang dalam memperlajari dan mengelola
informasi menjadi modal penting bagi seseorang dalam meningkatkan
pengetahuan, mental, cara berpikir, dan budi pekertinya. Literasi juga memiliki
tujuan sebagai berikut:
1 Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara
membaca berbagai informasi bermanfaat.
2 Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam
mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca.
3 Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian
kritis terhadap suatu karya tulis.
4 Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang
baik di dalam diri seseorang.
5 Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan
membaca dan menulis.
6 Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-
tengah masyarakat secara luas.
7 Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang
sehingga lebih bermanfaat.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca
masyarakat Indonesia adalah: kurikulum pendidikan dan metode pembelajaran
yang diterapkan belum mendukung perkembangan kompetensi literasi siswa,
program televise yang tidak mendidik dan kecanduan teknologi, dan terdapat
suatu kebiasaan masyarakat yang lebih suka berbicara dan mendengar
dibandingkan dengan membaca dan menulis.
Dalam rangka mengatasi persoalan tersebut, kami merencanakan
program “POJOK LITERASI” agar masyarakat, khususnya anak-anak yang
masih dijenjang sekolah, terutama pada saat pandemi seperti ini yang
mengharuskan anak-anak untuk belajar dirumah bisa tetap memiliki keinginan
untuk membaca buku.Dan juga waktu luangnya anak-anak pun dimanfaatkan
sebaik mungkin dengan membaca buku.Jadi sambil bermain, sambil membaca
buku juga.
Persoalan sampah juga masih belum bisa diatasi dengan baik oleh
masyarakat terutama di wilayah RW 15 Desa Bojongmalaka, sampah merupakan
sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan indutri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak
termasuk didalamnya) dan umunya bersifat padat. Sumber sampah bisa
bermacam-macam, diantaranya adalah: dari rumah tangga, pasar, warung,
kantor, bangunan jumum, industry, dan jalan. Berdasarkan komposisi kimianya,
maka sampah dibagi menjadi sampah organic dan sampah anorganik. Penelitian
mengenai sampah padat di Indonesia menujukan bahwa 80% merupakan sampah
organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.
Kegiatan atau aktivitas pembuangan sampah merupahan kegiatan yang
tampak akhir. Oleh karena itu diperlukan sistem pengelolaan sampah yang baik.
Sementara itu penanganan sampah diperdesaan terutama di Desa Bojongmalaka
RW 15 mengalami Kesulitan dalam hal pembuangan sampah dan upaya
penguraian sampah organik untuk dapat dijadikan peluang ekonomi bagi
masyarakat di era new normal. Maka dari itu kami merencakan program
“BUDIDAYA MAGGOT” untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di
wilayah RW 15 Desa Bojongmalaka.
Dampak lain yang diakibatkan oleh pandemi seperti ini adalah, banyaknya
kepala keluarga di desa Bojongmalaka terutama wilayah RW 15 yang di PHK.
Masalah itu menimbulkan krisis ekonomi bagi masyarakat RW 15. Sulitnya
masyarakat RW 15 untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terutama dalam
hal kebutuhan pangan dan juga tidak meratanya bantuan sosial dari Pemerintah
untuk masyarakat Desa Bojongmalaka. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
tersebut, karang taruna membuat program “BEAS PERELEK”. Beas perelek
merupakan salah satu bentuk gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat
Sunda. Kegiatan ini biasanya dilakukan di saat masyarakat desa mengalami
kesulitan pangan.istilah yang berasal dari bahasa Sunda ini diambil dari kebiasaan
masyarakat Sunda ketika menamai sesuatu. Nama biasanya diberikan sesuai dengan
suara atau bunyi yang dihasilkan atau disebut juga mimikri. Dalam bahasa Korea
dan bahasa Jepang kata seperti ini banyak digunakan. Contohnya adalah doki doki
untuk menirukan suara jantung berdetak dalam bahasa Jepang yang padannya
dalam bahasa Korea adalah dugeun dugeun. Nah, dalam bahasa Sunda kata perelek
merupakan tiruan dari suara bulir beras yang menurut masyarakat Sunda berbunyi
“perelek” dan beas berarti beras.
Beras ini dikumpulkan dari masyarakat setempat secara sukarela, lalu beras
tersebut kemudian disimpan di dalam ruas bambu yang terletak di depan rumah.
Nantinya beras ini akan diberikan kepada orang miskin juga para orang tua yang
sudah tak memiliki penghasilan. Bagi mereka yang sudah berkecukupan, beras
tersebut akan dijual untuk keperluan desa atau kampungnya. Contohnya beras
tersebut akan digunakan untuk membeli seeng, wajan atau kursi yang digunakan
untuk keperluan dapur umum saat ada musibah atau acara kampung.
Tujuan dari tradisi atau budaya beas perelek sebagai salah satu strategi
dalam pemerataan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam satu
upaya memenuhi kebutuhan dasar warga. Manfaatnya untuk meningkatkan
kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pembangunan khususnya dalam
mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat.Di samping itu
manfaat lainnya memberi makna teladan, melatih jiwa berkorban dari hal yang
paling kecil, melatih kebersamaan dan kepedulian antar sesama dan semangat
gotong royong.
Program tersebut sempat terhenti, karna itu kami akan melaksanakan
kembali program tersebut.

1.2 Permasalahan
1.2.1 Konsep Perencanaan untuk Melaksanakan Program Pojok Literasi
1.2.2 Konsep Perencanaan dan Pemanfaatan Budidaya Maggot Dalam
Mengolah Sampah
1.2.3 Pelaksanaan Kembali Program Perelek yang Sebelumnya Sempat
Terhenti
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

2.1 Konsep Perencanaan untuk Melaksanakan Program Pojok Literasi


Dalam KKNM tahun ini yang dilaksanakan di Desa Bojong Malaka
tepatnya di RW 15, kami sebagai peserta KKNM akan melaksanakan sebuah
program yaitu pojok literasi. Karena, setelah dilakukan observasi di daerah RW
15 terdapat sebuah tempat atau lokasi yang kurang pemanfaatannya oleh warga
sekitar.
Seperti yang kita tahu pada masa Covid-19 ini proses belajar mengajar di
sekolah baik tingkat TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan Universitas di lakukan secara
daring. Maka dari itu tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan bahwa proses
belajar mengajar dirumah secara daring kurang efektif dilakukan. Kendala yang
terjadi pun mungkin ada sebagian orang tua yang kurang mengerti akan pelajaran
anak-anaknya sehingga tidak dapat membantu dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
Sehingga solusi permasalahan yang terjadi yaitu memanfaatkan tempat
atau lokasi yang kurang bermanfaat tersebut menjadi lebih bermanfaat dan dapat
di gunakan oleh hal-hal yang positif yaitu pojok literasi. Dalam program pojok
literasi ini akan di isi oleh buku-buku pelajaran, buku cerita, dan buku lainnya.
Dan dalam pelaksanaan program ini kami melakukan kerja sama dengan tarang
karuna RW 15 untuk menyukseskan program tersebut.
Tujuan dari pembuatan program ini yaitu agar meningkatkan minat baca di
wilayah RW 15, tujuan berikutnya yaitu agar pada masa proses belajar mengajar
ini anak-anak dapat mengerjakan tugas secara bersama-sama. Dengan adanya
pojok literasi ini dapat menjadi suatu daya tarik di kawasan RW 15 ini.

2.2 Konsep Perencanaan dan Pemanfaatan Budidaya Maggot dalam Mengolah Sampah
Solusi untuk permasalahan sampah dapat diatasi dengan
pemanfaatan budidaya maggot dalam mengelola sampah. Maggot atau
Larva dari lalat black sodier fly (BSF) menjadi salah satu organisme
potensial untuk dapat dimanfaatkan sebagai agen pengurai limbah organic
dan sebagai pakan tambahan bagi ikan. Pertumbuhan maggot sangat
ditentukan oleh media dimana maggot tersebut tumbuh H.Illucense
menyukai aroma media yang khas tetapi tidak semua media dapat
dijadikan sebagai tempat bertelur bagi lalat H.Illucense. Penggunaan larva
dari serangga ini dapat menjadi pengurai sampah organic yang dihasilkan
rumah tangga. Kesempatan untuk mengurai dengan menggunakan larva
BSF sangat menjanjikan karena larva yang dipanen dapat berguna sebagai
protein untuk pakan hewan, sehingga dapat dijadikan sebagai pakan
alternative pengganti pakan konvensional.

2.3 Pelaksanaan Kembali Program Perelek yang Sebelumnya Sempat Terhenti


Program perelek ini sebelumnya telah dilaksanakan oleh tarang karuna di
RW 15. Program perelek ini yaitu suatu program dimana setiap warga di RW 15
akan menyumbangkan beras dan jika sudah terkumpul akan kembali dibagikan
kepada warga yang dirasa kurang mampu. Program perelek ini dilakukan oleh
tarang karuna RW 15 yang dalam pelaksanaanya tarang karuna akan mengambil
sumbangan beras tersebut pada hari Sabtu dan akan dibagikan pada hari Minggu.
Program ini lahir karena pada masa Pandemi Covid-19 perekonomian
menurun, ada beberapa pekerja yang diliburkan dan ada yang upah nya
tertunda.Setelah dilakukan observasi masalah ini membuat beberapa sebagian
warga yang perekonomiannya menurun.Maka solusi dari masalah ini adalah
dengan diadakannya program perelek.Program perelek ini bertujuan agar
meningkatkan kesadaran warga RW 15 untuk saling berbagi.
Program ini merupakan program yang positif, namun saat ini program ini
terhenti. Maka dari itu kelompok kami akan mengaktifkan kembali program
perelek ini dan akan bekerja sama dengan pihak tarang karuna dan pihak lainnya
untuk membantu menyuseskan program ini.
Untuk teknis pelaksanaan program perelek ini masih sama dengan
program sebelumnya yaitu hari Sabtu pihak tarang karuna akan berkeliling untuk
megambil beras yang telah disumbangkan setiap warga. Beras yang telah
terkumpul berikutnya akan ditimbang dan dibagi sama rata. Dan keesokannya
pada hari Minggu beras tersebut akan dibagikan kepada warga yang
membutuhkan.
BAB III
METODE DAN PARTISIPASI MITRA
3.1 Metode dan Langkah Pelaksanaan
3.1.1 Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian


kualitatif.Menurut Moleong (2004: 127-148). Langkah-langkah prosedur
penelitian meliputi tiga hal yaitu:
1 Tahap pra lapangan
Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti dengan
pertimbangan etika penelitian lapangan melalui tahap pembuatan
rancangan usulan penelitian, memilih informan sebagai sumber
informasi, sehingga menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam
tahap ini peneliti diharapkan mampu memahami latar belakang
penelitian dengan persiapan-persiapan diri yang matang untuk masuk
dalam lapangan penelitian.
2 Tahap pekerjaan lapangan
Dalam tahap ini peneliti berusaha mempersiapkan diri untuk
menggali informasi dari data-data terkait potensi wilayah desa
bojongmalaka sebagai desa wisata melalui kearifan lokal. Serta
mencari indikator penunjang terhadap aspek yang dituju seperti
budaya, produk makanan dan ekosistem. Tidak lupa juga didalam
tahap pekerjaan lapangan yang kami lakukan sesuai dengan aturan dari
kampus dan sesuai protocol kesehatan.
3 Tahap analisis data
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan berupa data yang diperoleh
dari informan maupun dokumen. Kemudian akan disusun kedalam
sebuah laporan sementara sebelum menulis keputusan akhir.
3.1.2 Langkah Pelaksanaan
A. Pojok Literasi
Dalam pelaksanaan pojok literasi yang kami rencanakan dengan memanfaatkan
sebuah tempat di sudut wilayah RW 15 yang jarang digunakan. Tahap awal yang
akan kami lakukan adalah berkoordinasi dengan RW 15, setelah berkoordinasi
dengan RW, kami dibantu oleh karang taruna untuk merealisasikan program yang
kami rencanakan.
B. Budidaya Maggot dalam Mengolah Sampah
Program pemanfaatan maggot dilakukan dengan pemberian informasi kepada
masyarakat mengenai pemanfaatan sampah untuk dijadikan maggot sebagai
pengurai sampah.
C. Beas Perelek
Program ini merupakan pemberian bantuan berupa beras kepada masyarakat yang
membutuhkan, program ini dilakukan dengan cara meminta sumbangan berupa
beras kepada seluruh masyarakat RW 15 desa bojongmalaka, untuk kemudian
dikumpulkan kepada kami dan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

3.2 Partisipasi Mitra


Mitra yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Mahasiswa diantaranya:
1. Komunitas Penggiat Lingkungan di RW 15 Bojongmalaka
Disini kami selaku mahasiswa bekerja sama dengan komunitas
penggiat lingkungan di RW 15 untuk melaksanakan program yang
telah kami rencanakan kami selaku mahasiswa KKN-M berharap
bahwa pihak dapat membantu dalam mengarahkan masyarakat untuk
mewujudkan apa yang telah kami rencanakan. Partisipasi yang
diberikan mitra ialah berupa tenaga dan keterampilan dan kerjasama
yang baik untuk mencapai tujuan atas kesepakatan bersama,

Untuk melihat masalah, solusi, dan metode dibawah ini bisa


disajikan table satu sebagai berikut:
Tabel …. :
Masalah, Solusi dan Metode yang Digunakan

NO Permasalahan Solusi Metode


Sebuah pendopo di sudut wilayah Merencanakan Metode yang kami ambil
RW 15 yang jarang digunakan program “Pojok untuk menyelesaikan
oleh masyarakat Literasi” untuk Penelitian kami yaitu
masyarakat dengan menggunakan
khususnya anak-anak metode Kualitatif yang
yang masih dijenjang dimana metode ini
sekolah agar waktu digunakan untuk
luangnya tidak hanya menyelidiki, menemukan,
untuk bermain saja menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak
dapat dijelaskan, diukur
atau digambarkan melalui
1. pendekatan kuantitatif.
2. Banyaknya masyarakat RW 15 Merencanakan Metode yang kami ambil
yang diberhentikan dari program “Beas untuk menyelesaikan
pekerjaannya, membuat Perelek” yang sangat Penelitian kami yaitu
masyarakat RW 15 kesulitan bermanfaat di masa dengan menggunakan
dalam memenuhi kebutuhan pandemi metode Kualitatif yang
pangannya dimana metode ini
digunakan untuk
menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak
dapat dijelaskan, diukur
atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif.

Kesulitan dalam hal pembuangan Merencanakan Metode yang kami ambil


sampah dan upaya penguraian program “Budidaya
untuk menyelesaikan
sampah organik untuk dapat Maggot dalam
dijadikan peluang ekonomi bagi Mengolah Sampah” Penelitian kami yaitu
masyarakat di era new normal. dengan menggunakan
metode Kualitatif yang
dimana metode ini
digunakan untuk
menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan
menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak
dapat dijelaskan, diukur
atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif.
3.

Anda mungkin juga menyukai