Anda di halaman 1dari 29

AKUNTANSI INTERNASIONAL

“PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI


INTERNASIONAL”

OLEH :
LUH GEDE NOMICA EKA PUTRI (1715644168)
NI PUTU ERIKA DEWI (1715644072)

PRODI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya makalah yang berjudul “Perkembangan dan Klasifikasi
Akuntansi Internasional” dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Internasional.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon
maaf apabila ada kekurangan baik tentang teknik penulisan, isi serta wawasannya.
Dalam hal ini kami sangat berharap agar ada kritik dan saran yang bersifat
konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini sehingga makalah ini dapat
dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan pendidikan dan pengetahuan secara
bersama-sama.
Demikian sepatah kata pengantar yang dapat kami sampaikan, bila ada
hal-hal yang kurang berkenan baik tersaji secara sengaja maupun tidak sengaja
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih.

Besakih, 12 April 2020


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4
2.1 Perkembangan Akuntansi Internasional....................................................4
2.2 Klasifikasi Akuntansi Internasional..........................................................9
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................18
3.1 Pengaruh-Pengaruh Terhadap Akuntansi Internasional..........................18
3.2 Empat Dimensi Nilai Akuntansi yang Memngaruhi Praktik Pelaporan
Keuangan Suatu Negara.....................................................................................19
BAB IV PENUTUP...............................................................................................25
4.1 Simpulan..................................................................................................25
4.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan masyarakat


akan informasi yang terus berubah dan mencerminkan kondisi budaya,
ekonomi, hukum, sosial, dan politik yang ada dalam lingkungan operasinya.
Sejarah akuntansi dan para akuntan memperlihatkan perubahan secara
terus-menerus. Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan
untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak. Sistem
pencatatan berpasangan kemudian dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan sejumlah perusahaan dagang. Industrialisasi dan pembagian
kerja memerlukan adanya analisis biaya dan akuntansi manajemen.
Timbulnya perusahaan modern mendorong pelaporan keuangan dan
auditing secara periodik. Agar dapat mengikuti perhatian masyarakat
terhadap lingkungan yang makin meningkat dan perhatian terhadap
integritas perusahaan, akuntan telah menemukan cara untuk mengukur dan
melaporkan kewajiban pemulihan kondisi lingkungan dan mengungkapkan
praktik pencucian uang dan hal-hal sejenis yang berkaitan dengan kejahatan
kerah putih. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan
kepada pasar surat berharga umum domestik dan internasional yang sangat
besar. Akuntansi telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi
manajemen dan menggabungkan teknologi informasi yang makin
berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya.

Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi


berkembang? Jawabannya adalah sama seperti mengapa mempelajari
perkembangan dalam bidang yang lain. Kita akan dapat memahami dengan
lebih baik sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor
dasar yang memengaruhi perkembangannya. Tentu saja akuntansi berbeda
dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dan pengetahuan mengenai
faktor perkembangan membantu untuk memahami mengapa hal itu terjadi.
Dengan kata lain, perbedaan-perbedaan yang terlihat serta persamaan-
persamaan dapat dijelaskan melalui faktor-faktor tersebut. Oleh, karena
akuntansi bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan budaya, ekonomi,
hukum, dan politik yang berbedabeda menghasilkan sistem yang serupa
pula.

Hal ini membawa kita untuk melakukan klasifikasi. Mengapa kita harus
melakukan klasifikasi (perbandingan) sistem akuntansi keuangan nasional
atau regional? Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan
menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-
beda. Kita juga dapat menganalisis apakah sistem-sistem tersebut cenderung
menyatu atau berbeda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan
sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi
mengungkapkan struktur dasar di mana anggota-anggota kelompok
memiliki kesamaan dan apa yang membedakan kelompok-kelompok yang
beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali kesamaan dan
perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan lebih baik.
Klasifikasi merupakan cara untuk melihat dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja delapan faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam
perkembangan akuntansi?
1.2.2 Apa saja empat dimensi nilai akuntansi yang memengaruhi praktik
pelaporan keuangan suatu negara?
1.2.3 Apa saja empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi
internasional?
1.2.4 Apa saja pengaruh terhadap perkembangan dunia akuntansi?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mahasiswa dapat mengidentifikasikan dan menjelaskan
pentingnya delapan faktor yang memiliki pengaruh signifikan
dalam perkembangan dunia akuntansi.
1.3.2 Mahasiswa dapat memahami empat pendekatan terhadap
perkembangan akuntansi yang ditemukan dalam Ekonomi
Dunia Barat yang berorientasi pasar dan mengidentifikasikan
di negaranegara yang masing-masing pendekatan tersebut
menjadi dominan.
1.3.3 Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan kerja mendasar
mengenai klasifikasi akuntansi dan bagaimana klasifikasi
tersebut dibandingkan satu sama lain dan mampu menjelaskan
perbedaan antara orientasi “penyajian wajar” dan “kepatuhan
terhadap hukum” dan mengidentifikasikan di negara-negara
yang mana masing-masing orientasi itu menjadi dominan.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan dan klasifikasi
akuntansi internasional.
1.4.2 Mahasiswa dapat memahami secara umum pemahaman
tentang Teknik dokumentasi akutansi internasional.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Perkembangan Akuntansi Internasional


Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional,
perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi
berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang
akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada
setiap perubahan lingkungan bisnis.

Beberapa karakteristik era ekonomi global yang ada dalam akuntansi


internasional antara lain:

 Bisnis internasional
 Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit
untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini
terjadi pada perusahaan multinasional
 Ketergantungan pada perdagangan internasional

Perkembangan Akuntansi Internasional sudah seharusnya diiringi oleh


kemampuan individu yang bergerak dalam bidang akuntansi untuk ikut andil
memajukan akuntansi. Akuntansi Internasional merupakan penghubung
antarnegara. Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi
internasional harus dipahami dengan baik agar tercipta harmonisasi antarnegara
yang bertransaksi.

Standar dan praktik akuntansi di setiap Negara merupakan hasil dari interaksi
yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan dan budaya. Dapat
diduga akan terjadinya perbedaan antarnegara. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan akuntansi nasional juga dapat membantu menjelaskan perbedaan
akuntansi antar bangsa.
8 faktor berikut ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan
akuntansi. Tujuh faktor utama ekonomi, sejarah social, dan/ atau kelembagaan dan
merupaka faktor yang sering disebutkan oleh para penulis akuntansi. Akhir-akhir
ini, hubungan antara budaya (faktor kedelapan berikut ini) dan perkembangan
akuntansi mulai digali lebih lanjut.

1. Sumber Pendanaan

Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat dan
Inggris, akuntansi memiliki focus atau seberapa baik manajemen menjalankan
perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu investor menganalisis
arus kas masa depandan risiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap
untuk memenuhi ketentuan kepemilikan public yang luas. Sebaliknya, dalam
sistem berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan,
akuntansi memiliki focus pada perlindungan kreditor melalui pengukurang
akuntansi yang konservatif dalam meminimumkan pembayaran dividen dan
menjaga pendanaan yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para
peminjam. Oleh karena lembaga keuangan memilki akses langsung terhadap
informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan public yang luas dianggap
tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.

2.  Sistem Hukum

Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi.


Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: kodifikasi hukum (sipil) dan hukum
umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dank
ode Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum
Latin-Romawi, hukum merupakan suatu kelompok lengkap yang mencakup
ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi merupakan hal
yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di Negara-negara yang
menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional
dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya,
hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk
mencakup seluruh kasus dalam kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar,
tetapi cenderung tidak terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan
sistem kodifikasi umum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan
penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus hukum Inggris. Pada
kebanyakan Negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi
professional sector swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih
adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan
akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi
hukum (kode hukum) cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya. Sebagai
contoh, sewa guna usaha di bawah aturan hukum umum biasanya tidak
dikapitalisasi. Sebaliknya, sewa guna usaha di bawah hukum umum pada
dasarnya dapat dikapitalisasi jika ia menjadi bagian dari pembeli property.

3.  Perpajakan

Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar


akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun
mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak
keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam kasus ini, sebagai contoh
adalah kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di Negara lain seperti Belanda,
akuntansi keuangan dan pajak berbeda: laba kena pajak pada dasarnya adalah laba
akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dalam
hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-
kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
Penilaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (last-in, first-out-
LIFO) di Amerika Serikat merupakan suatu contoh.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi

Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melaui penakhlukan, perdagangan dan


kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry) yang berawal di
Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa
bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (rannaissance) lainnya.
Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh
wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama perang dunia II
menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa
rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya perang dunia
II. Banyak Negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang
dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksakan kepada negara-negara
tersebut (seperti India) atau karena pilihan mereka sendiri (seperti Negara-negara
Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut aturan Uni Eropa (EU).

5. Inflasi

Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan


terhadap nilai-nilai asset dan beban-beban terkait, sementara di sisi lain
melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-negara dengan
inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-perusahaan melakukan berbagai
perubahan harga ke dalam perhitungan keuangan mereka. Meksiko dan beberapa
Negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat umum karena
pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan
dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan
eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi

Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya,
jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh,
kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi asset
merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal
yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industry berubah
menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian asset tetap dan
pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur menjadi
semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti
penilaian asset tidak berwujud dan sumber daya manusia semakin berkembang.

7.  Tingkat Pendidikan

Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi
tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh pelaporan
teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa,
kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai resiko
efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang
berkompeten. Pendidikan akuntansi yang professional sulit dicapai jika taraf
pendidikan di suatu Negara secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu
contoh Negara di mana permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi
lainnya, sebuah Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim
warganya ke Negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir
inilah yang saat ini sedang diterapkan oleh Cina.

Beberapa dari tujuh varibel pertama ini sangat berhubungan. Sebagai contoh,
sistem hukum umum berawal di Inggris dan kemudian di ekspor ke Negara-
negara seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Keempat Negara ini
seluruhnya memiliki pasar modal yang sangat maju, yang mendominasi orientasi
pelaporan keuangan di Negara-negara tersebut. Akuntansi keuangan dan pajak
bersifat terpisah. Sebaliknya, kebanyakan negara-negara Eropa Kontinental dan
Jepang memiliki sistem kodifikasi hukum dan bergantung pada perbankan atau
pemerintah untuk memperoleh kebanyakan pendanaan. Aturan akuntansi di sana
pada umumnya sesuai dengan hukum pajak.

Sangatlah sulit untuk menentukan mana yang penyebab dan mana yang akibat.
Jenis sistem hukum mungkin terlebih dahulu mempengaruhi sistem keuangan di
suatu Negara. Sistem hukum umum menekankan hak pemegang saham dan
menawarkan perlindungan investor yang lebih baik dibandingkan kodifikasi
hukum. Hasilnya adalah pasar ekuitas yang kuat berkembang di Negara-negara
hukum dan pasar ekuitas yang lemah berkembang di Negara-negara yang
menganut kodifikasi hukum. Perpajakan merupakan fungsi akuntansi yang
penting di setiap Negara yang mengenakan pajak penghasilan perusahaan. Apakah
pajak mendominasi orientasi akuntansi bergantung pada apakah akuntansi
memiliki tujuan kompetisi, yaitu memberikan informasi kepada pemegang saham
luar. (Akuntansi Pajak tidak cocok untuk tujuan ini). dengan demikian, jika
hukum umum menghasilkan pasar ekuitas yang kuat, perpajakan tidak akan
mendominasi. Akan terdapat dua jenis aturan akuntansi: yang satu untuk
perpajakan dan yang lain untuk pelaporan keuangan. Aturan pajak akan
mendominasi di Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum atau berbasis
kredit, di mana untuk akuntansi perpajakan dan pelaporan keuangan akan sama.

8. Budaya

Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara
(seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai
social): (1) individualism, (2) jarak kekuasaan, (3) penghindaran ketidakpastian,
dan (4) maskulinitas. Analisis yang dilakukannya didasarkan pada data yang
berasal dari para karyawan sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang
beroperasi di 40 negara yang berbeda.

Secara singkat, individualism merupakan kecenderungan terhadap suatu


tatanan social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun
ketat dan saling tergantung. Jarak kekuasaan adalah sejauh mana hierarki dan
pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat
diterima. Penghindaran ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat tidak
merasa nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.
Maskulinitas adalah sejauh mana peran gender dibedakan serta kinerja dan
pencapaian yang dapat dilihat (nilai-nilai maskulin yang tradisional) ditekankan
daripada hubungan dan perhatian.

2.1 Klasifikasi Akuntansi Internasional


Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan
bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Kita juga dapat menganalisis
apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu atau berbeda. Tujuan klasifikasi
adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik
khususnya. Klasifikasi mengungkapkan struktur dasar di mana anggota-anggota
kelompok memiliki kesamaan dan apa yang membedakan kelompok-kelompok
yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan,
pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan lebih baik. Klasifikasi akuntansi
internasional dapat dilakukan dalam dua cara: Dengan pertimbangan dan secara
empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi
dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk
mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.

a. Empat Pendekatan Terhadap Perkembangan Akuntansi

Menurut Frederick D. D. Choi (Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang


diusulkan oleh Mueller pertengahan tahun 1960-an. Ia mengidentifikasikan empat
pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di Negara-negara Barat dengan
sistem ekonomi berorientasi pasar.

1. Berdasarkan Pendekatan Makro Ekonomi (Macroeconomic Pattern)

Praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan 


makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan
memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis mengordinasikan
kegiatan mereka dengan kebijakan nasional. Oleh karenanya, sebagai contoh,
suatu kebijakan nasional berupa lapangan kerja yang stabil dengan menghindari
perubahan besar dalam siklus bisnis akan menghasilkan praktik akuntansi yang
meratakan laba. Atau, untuk mendorong perkembangan industry tertentu, suatu
Negara dapat mengizinkan penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada
beberapa industry tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dari pendekatan
makroekonomi.

2.  Berdasarkan pendekatan Mikro Ekonomi (Microeconomic Pattern)

Dalam pendekatan ini akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis.


Konsep akuntansi merupakan derivasi dari analisa ekonomi.  Konsep utamanya
adalah bagaimana mempertahankan investasi modal  dalam sebuah entitas bisnis.
akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada
perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk
mencapai tujuan ini, perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang
dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa perusahaan memisahkan secara jelas modal
dari laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran
akuntansi yang didasarkan pada biaya penggantian sangat didukung karena paling
sesuai dengan pendekatan ini. Akuntansi di Belanda berkembang dari
mikroekonomi.

3. Berdasarkan pendekatan disiplin independen (Independent Discipline


Approach)

Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa dan diderivasikan dari praktek bisnis.
akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar
perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Akuntansi dianggap
sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang
dijalankan, dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi
kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui
pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang dengan cara yang sama.
Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan hal yang paling bermanfaat
dalam praktik dan pengungkapan secara pragmatis dalam menjawab kebutuhan
para pengguna. Akuntansi berkembang secara independen di Inggris dan Amerika
Serikat.

4. Berdasarkan pendekatan yang seragam (Uniform Accounting Approach)


Akuntansi dipandang sebagai alat yang efisien untuk administrasi dan control.
Dalam hal ini akuntansi digunakan untuk mempermudah penggunaan dan
menyeragamkan baik pengukuran, pengungkapan dan penyajian serta sebagai alat
control untuk semua tipe bisnis dan pemakai, termasuk manager, pemerintah dan
otoritas perpajakan. Akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk
kendali administrative oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan dan penyajian akan memudahkan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara umum, pendekatan seragam digunakan
di Negara-negara dengan ketelibatan pemerintah yang besar dalam perncanaan
ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja,
mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga.
Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam merupakan pendukung
utama pendekatan akuntansi secara seragam.

Klasifikasi yang dilakukan G. G. Mueller yang dimuat dalam The International


Journal of Accounting (Spring 1968) yang menggunakan penilaian perkembangan
ekonomi, kompleksitas bisnis, situasi social  politik serta sistem hukum, membagi
Negara-negara ke dalam 10 kelompok berdasarkan sistem akuntansi yaitu:

1. Amerika Serikat / Kanada / Belanda


2. Negara-negara persemakmuran Inggris
3. Jerman / Jepang
4. Daratan Eropa (Tidak termasuk Jerman Barat, Belanda dan Skandinavia)
5. Skandinavia
6. Israil / Meksiko
7. Amerika Selatan
8. Negara Berkembang
9. Afrika (tidak termasuk Afrika Selatan)
10. Negara-negara Komunis

Sementara Nair dan Frank dalam The Accounting Review (Juli 1980) membagi
Negara-negara ke dalam 5 Group besar yaitu (1) model persemakmuran Inggris,
(2) model Amerika Latin / Eropa Selatan, (3)  model Eropa Utara dan Tengah, (4)
model Amerika Serikat dan (5) Chili  berdasarkan perbedaan dalam praktek
pengungkapan dan penyajian. Nair dan Frank juga menilai tingkat hubungan
pengelompokkan Negara-negara tersebut dengan sejumlah variable seperti bahasa,
struktur  ekonomi dan perdagangan. Ternyata terdapat perbedaan antara
pengungkapan dan pengukuran di masing-masing kelompok Negara tersebut.

Sementara Nobes dalam Journal of Business Finance and Accounting(Spring


1983) mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi yaitu:

1. Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan.


2. Tingkat kepastian hukum.
3. Peraturan pajak dalam pengukuran.
4. Tingkat konservatisme.
5. Tingkat keketatan penerapan dalam historical cost.
6. Penyesuaian replacement cost.
7. Praktek konsolidasi.
8. Kemampuan untuk memperoleh provisi.
9. Keseragaman antar perusahaan dalam menerapkan peraturan.

b. Sistem Hukum: Akuntansi Hukum Umum dan Kodifikasi Hukum

Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum


suatu negara. Pandangan ini telah mendominasi pemikiran akuntansi
selama kurang lebih 25 tahun terakhir. (1) Akuntansi dalam negara-negara
hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap “penyajian wajar”,
transparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi
keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan
dan pelaporan keuangar ditujukan untuk kebutuhan informasi investor luar.
Penentuan standar akuntansi cenderung merupakan aktivitas sektor swasta
dengan peranan penting yang dimainkan oleh profesi akuntansi. Akuntansi
hukum umum sering disebut “Anglo Saxon”, “Inggris-Amerika”, atau
“berdasarkan mikro”. Akuntansi hukum umum berawal dari Inggris dan
kemudian diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada, Hong
Kong, India, Malaysia, Pakistan, dan Amerika Serikat. (2) Akuntansi dalam
negara-negara yang menganut kodifikasi hukum memiliki karakteristik
berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah
kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Bank atau
pemerintah (“orang dalam”) mendominasi sumber keuangan dan pelaporan
keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Penentuan standar
akuntansi cenderung merupakan aktivitas sektor publik, dengan relatif
seclikit pengaruh dari profesi akuntansi. Akuntansi kodifikasi hukum sering
disebut “continental”, “legalistik”, atau “seragam secara makro”. Ini
ditemukan di kebanyakan negara-negara Eropa kontinental dan bekas
koloni mereka di Afrika, Asia, dan Amerika.

Pemberian karakter akuntansi memaralelkan hal yang disebut sebagai


model “pemegang saham” dan “pihak berkepentingan” tata kelola
perusahaan dalam negara hukum umum dan kodifikasi hukum. Seperti yang
disebutkan terdahulu dalam bab ini, sistem hukum suatu negara dan sistem
keuangannya dapat dikaitkan dalam hubungan sebab-akibat. Suatu sistem
legal dalam hukum umum menekankan hak pemegang saham dan
menawarkan perlindungan yang lebih kuat kepada investor daripada sistem
kodifikasi hukum. Hukum melindungi investor luar dan secara hukum
sangat ditegakkan. Hasilnya adalah pasar modal yang kuat berkembang di
negara-negara hukum umum dan pasar modal yang lemah berkembang di
negara-negara kodifikasi hukum. Perusahaan-perusahaan di negara hukum
umum memperoleh modal dalam jumlah yang besar melalui penawaran
publik saham kepada sejumlah investor, dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan di negara yang menganut kodifikasi hukum. Oleh karena
investor memiliki posisi wajar terhadap perusahaan, terhadap permintaan
akan informasi akuntansi yang mencerminkan kinerja operasi dan posisi
keuangan dengan akurat. Pengungkapan publik menyelesaikan masalah
informasi yang tidak seimbang (asimetris) antara perusahaan dan investor.

Sebaliknya, kepemilikan perusahaan dalam negara yang menganut


kodifikasi hukum cenderung terkonsentrasi di tangan para keluarga,
perusahaan lain dan bank komersial yang besar. Perusahaan memperoleh
sebagian besar kebutuhan modalnya dari pemerintah atau melalui pinjaman
bank. Utang sebagai sumber pendanaan relatif lebih penting di negara-
negara yang menganut kodifikasi hukum bila dibandingkan negara-negara
hukum umum. Pengukuran akuntansi yang konservatif memberikan
perlindungan kepada para kreditor bila terjadi gagal bayar. Kreditor utama
dan investor ekuitas yang penting dapat memperoleh kursi dalam dewan
direktur bersama dengan pihak berkepentingan lainnya, seperti buruh dan
pemasok dan pelanggan yang penting. Oleh karena permintaan informasi
dipenuhi melalui komunikasi pribadi, permintaan terhadap pengungkapan
publik relatif lebih sedikit. Laba akuntansi merupakan dasar penentuan
pajak penghasilan terutang dan sering kali merupakan dasar penentuan
dividen dan bonus karyawan, sehingga menimbulkan tekanan untuk
melakukan perataan jumlah laba dari tahun ke tahun.

c. Sistem Praktik: Akuntansi Penyajian Wajar dan Kepatuhan Hukum

Banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin


hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini. (1) Pentingnya pasar saham
sebagai sumber keuangan terasa semakin berkembang di seluruh dunia.
Modal sifatnya makin menjadi makin gobal, sehingga menuntut adanya
standar laporan keuangan perusahaan yang juga diakui secara mendunia.
Bagi banyak perusahaan, penyamaan standar laporan keuangan dalam
tingkat global akan mengurangi juga biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap aturan keuangan yang
berbeda-beda, sehingga modal yang dibutuhkan untuk pengeluaran juga
dapat berkurang. Penyatuan pasar modal dunia dapat juga dikatakan sebagai
alasan terpenting yang menjadikan Dewan Standar Akuntansi Internasional
memainkan peran utama dalam menerapkan standar keuangan di negara-
negara seperti Australia, Jepang, Eropa, Singapura, Afrika Selatan, Amerika
Serikat, dan negara-negara lainnya. Perkembangan pasar saham merupakan
prioritas utama di beberapa negara, khususnya negara-negara yang
berkembang dari perekonomian yang direncanakan secara terpusat menjadi
yang berorientasi pasar. Dua negara itu antara lain Republik Ceko dan Cina.
(2) Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum. Satu set
laporan sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan domestik lokal,
sedangkan yang satu lagi menggunakan prinsip akuntansi dan berisi
pengungkapan yang ditujukan kepada investor Internasional. Dimulai pada
2005, seluruh perusahaan Eropa yang terdaftar diwajibkan untuk
mengadopsi standar Pelaporan Keuangan Internasional dalam setiap laporan
keuangan mereka yang telah terkonsolidasi. Bagaimanapun, beberapa kode
hukum negara-negara anggota Uni Eropa seperti Prancis, dan Jerman, tidak
mengizinkan adanya laporan ganda bagi perusahaan-perusahaan tertentu
yang menerapkan laporan keuangan dengan standar hukum nasional, namun
pada saat yang bersamaan juga menerapkan laporan keuangan dengan
standar IFRS (International Financial Reporting Standard). Dengan kata
lain, adalah niscaya untuk membedakan antara praktik akuntansi di tingkat
nasional dengan praktik di tingkat trans-nasional. (3) Beberapa negara yang
menganut kodifikasi hukum, secara khusus Jerman dan Jepang,
mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari
pemerintah kepada kelompok sektor swasta yang profesional dan
independen. Perubahan ini membuat proses penetapan standar menjadi
mirip dengan proses di negara-negara hukum umum seperti Australia,
Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat, dan hal ini dilihat sebagai suatu cara
unruk secara lebih aktif memengaruhi agenda-agenda IASB. Poin ini
menunjukkan bahwa kerangka kerja yang lain selain sistem hukum
diperlukan untuk mengklasifikasikan akuntansi di seluruh dunia.
Kita percaya bahwa klasifikasi yang didasarkan pada penyajian wajar
versus kepatuhan hukum menjelaskan akuntansi di dunia sekarang ini.
Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan
pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti: (1)
depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan
suatu aset selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah
yang ditentukan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum); (2) sewa guna
usaha yang memiliki substansi pembelian aset tetap (properti) diperlakukan
seperti sewa operasi yang biasa (kepatuhan hukum); dan (3) pensiun dengan
biaya yang diakui pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar)
atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja
(kepatuhan hukum). Lagi pula, masalah pajak penghasilan tangguhan tidak
pernah timbul jika akuntansi pajak dan keuangan merupakan hal yang sama.

Masalah lain adalah penggunaan cadangan secara bijak untuk meratakan


laba dari satu periode ke periode yang lain. Umumnya, cadangan tersebut
digunakan sebagai berikut. Pada tahun-tahun yang baik, beban tambahan
dicatat, dengan kredit terhadap akun cadangan dalam ekuitas pemegang
saham. Pada tahun-tahun yang kurang baik, cadangan dihapuskan untuk
meningkatkan laba. Proses ini meratakan fluktuasi laba dari satu tahun ke
tahun yang lain. Oleh karena praktik ini bertentangan dengan penyajian
wajar, praktik ini lebih jarang dilakukan di negara-negara dengan penyajian
wajar dibandingkan dengan di negara-negara yang menganut kepatuhan
hukum. Tentu raja, jika manipulasi semacam ini diungkapkan, investor
dapat mengubah pengaruh terhadap laba. Hal ini mungkin tidak dapat
terjadi; cadangan sering kali merupakan suatu rahasia.

Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over


form) merupakan ciri utama akuntansi hukum umum yang dijelaskan di
atas. Akuntansi umum berorientasi terhadap kebutuhan pengambilan
keputusan oleh investor luar. Laporan keuangan dirancang untuk membantu
para investor dalam menilai kinerja manajemen dan memperkirakan arus
kas dan keuntungan di masa depan. Pengungkapan yang ekstensif
memberikan informasi tambahan yang relevan untuk tujuan tersebut. IFRS
juga ditujukan pada penyajian wajar. Secara khusus, IFRS relevan bagi
perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pasar modal internasional
untuk memperoleh pendanaan. Akuntansi penyajian wajar ditemukan di
Inggris, Amerika Serikat, Belanda, dan negara-negara lain yang dipengaruhi
dengan ikatan politik dan ekonomi dengan negara-negara yang sebelumnya
disebutkan itu (seperti Inggris memengaruhi bekas wilayah kekuasaan
Inggris dan AS memengaruhi Kanada, Meksiko, dan Filipina). Seluruh
perusahaan Eropa yang terdaftar mengikuti penyajian keuangan wajar
dalam berbagai laporannya yang telah terkonsolidasikan. Hal ini karena
mereka saat ini telah beralih mengikuti standar IFRS. Lagi pula, IFRS
merupakan standar acuan yang sekarang sedang dikembangkan di Cina dan
Jepang.

Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang


dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi
rencana makroekonomi pemerintah nasional. Jumlah laba dapat juga
menjadi dasar pembayaran dividen kepada para pemegang saham dan bonus
yang dibayarkan kepada para manajer dan karyawan. Pengukuran dengan
standar konservatif memastikan bahwa jumlah nilai yang dibagikan tersebut
terbagi secara bijaksana dan sepadan. Pola yang rata dalam laba dari tahun
ke tahun berarti pajak, dividen, dan pembayaran bonus, akan menjadi lebih
stabil. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan
keuangan perusahaan secara individu yang ada di negara-negara yang
menganut kodifikasi hukum di mana laporan konsolidasi menerapkan
pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsolidasi
dapat memberikan informasi kepada investor, sedangkan laporan keuangan
perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.

Kami percaya bahwa integrasi pasar modal di dunia akan menjadi


pengaruh yang paling signifikan yang membentuk perkembangan akuntansi
di masa depan. Perkembangan ini merupakan alasan di balik tren yang
mengarah pada akuntansi penyajian wajar, setidaknya untuk laporan
konsolidasi. Perkembangan ini juga merupakan pendorong utama di balik
aktivitas Dewan Standar Akuntansi Internasional dan Keputusan Uni Eropa
atas “IFRS 2005” dan ini merupakan jawaban mengapa analisis laporan
keuangan semakin bersifat global.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh-Pengaruh Terhadap Dunia Akuntansi

Kultur dan akar sejarah suatu Negara merupakan langkah awal untuk mengenali
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap akuntansi. Kultur merupakan elemen
penting yang harus dipertimbangkan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem
social berubah karena “pengaruh kultur yaitu: (1) norma dan nilai suatu sistem
dan (2) perilaku kelompok dalam interaksinya di dalam dan di luar sistem.”

1. Elemen-Elemen Structural dan Cultural yang Mempengaruhi Bisnis

Hofstede mencoba meneliti elemen-elemen structural dari budaya yang


mempengaruhi kuat perilaku dalam situasi organisasi dan institusi. Ada 4 dimensi
yang diidentifikasikan yaitu:

1. Individualisme vs Kolektivisme

Individualism merupakan kecenderungan fungsi social yang relative bebas dan


individual berarti hanya mengurus diri sendiri dan keluarganya. Kebalikannya,
kolektivisme adalah kecenderungan fungsi-fungsi social yang relative ketat di
mana masing-masing individu mengidentifikasi diri sebagai kelompok dengan
loyalitas yang tidak perlu ditanyakan. Masalah utama dimensi ini adalah tingkat
interdependensi individu dalam sebuah masyarakat.

2.  Large vs Small Power Distance

Power Distance adalah sejauh mana anggota menerima kekuasaan dalam


institusi dan organisasi didistribusikan tidak merata. Masyarakat dalam Small
Power Distance membutuhkan kesamaan kekuasaan dan justifikasi untuk
ketidaksejahteraan kekuasaan. Masyarakat di Large Power Distance menerima
perintah hirarki di mana tiap-tiap orang mempunyai tempat tanpa perlu justifikasi
lagi. Masalah utaman dimensi ini adalah bagaimana sebuah masyarakat
menangani ketidaksetaraan di antara orang-orang jika memang terjadi.

3. Strong vs Weak Uncertainly Avoidance

Uncertainly Avoidance adalah tingkat di mana anggota masyarakat merasa tidak


nyaman dengan ketidakpastian dan keraguan-keraguan. Strong Uncertainly
Avoidance berusaha mempertahankan suatu masyarakat yang begitu besar
kepercayaannya dan kurang toleran terhadap orang atau ide-ide alternative.
Kebalikannya untuk Weak Uncertainly Avoidance. Tema utama pada dimensi ini
adalah bagaimana reaksi sebuah masyarakat terhadap fakta bahwa waktu hanya
berjalan satu arah dan masa depan tidak diketahui serta apakah akan mencoba
untuk mengontrol masa depan atau membiarkannya.

4.  Maskulin vs Feminim

Maskulin cenderung pada suatu masyarakat yang memberikan parameter


pada keluarga, heroism dan sukses-sukses material. Sebaliknya, feminism
cenderung pada hubungan personal, toleran pada kelemahan dan kualitas
hidup. Tema utama pada dimensi ini adalah bagaimana masyarakat
memberikan peran-peran social berhubungan dengan masalah gender.

3.2 Empat Dimensi Nilai Akuntansi yang Memengaruhi Praktik Pelaporan


Keuangan Suatu Negara

Berdasarkan hasil analisis Hofstede, Gray mengusulkan suatu kerangka


kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi. Ia mengusulkan empat
dimensi nilai akuntansi yang memengaruhi prakrik pelaporan keuangan suatu
negara, yaitu:

1. Profesionalisme versus ketetapan wajib pengendalian: preferensi terhadap


pertimbangan profesional individu dan regulasi sendiri kalangan
professional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hukum
yang telah ditentukan. Preferensi terhadap pertimbangan profesional yang
independen merupakan hal yang konsisten dengan preferensi atas
kerangka sosial yang terkait secara longgar di mana lebih banyak
penekanan terhadap kebebasan, kepercayaan dalam bermain secara adil,
dan aturan sedikit mungkin di mana pertimbangan profesional yang
berbeda-beda cenderung lebih mudah untuk ditoleransi. Profesionalisme
lebih mungkin diterima di suatu masyarakat dengan jarak kekuasaan yang
lebih kecil di mana terdapat perhatian atas hak yang sama, di mana orang
pada berbagai tingkat kekuasaan merasa tidak terlalu terancam dan lebih
siap untuk memercayai orang, di mana terdapat kepercayaan akan adanya
kebutuhan untuk membenarkan penegakan hukum dan aturan.

2. Keseragaman versus fleksibilitas: preferensi terhadap keseragaman dan


konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi terhadap suatu
keadaan tertentu. Preferensi terhadap keseragaman bersifat konsisten
dengan preferensi terhadap penghindaran ketidakpastian kuat yang
menimbulkan perhatian terhadap hukum dan aturan dan kode etik yang
kaku, kebutuhan terhadap aturan dan regulasi tertulis, penghormatan
terhadap kesesuaian dan pencarian kebenaran dan nilai yang absolut dan
utama. [Keseragaman] juga konsisten dengan preferensi terhadap
kolektivisme dengan kerangka sosial yang terkait dengan ketat,
kepercayaan pada organisasi dan tatanan, dan penghormatan terhadap
norma-norma kelompok. Keseragaman juga lebih mudah difasilitasi oleh
suatu masyarakat dengan jarak kekuasaan yang besar di mana penerapan
hukum dan kode karakter yang seragam lebih mudah untuk diterima.

3. Konservatisme versus optimisme: suatu preferensi dalam memilih


pendekatan yang lebih bijak untuk mengukur dan mengatasi segala
ketidakpastian di masa depan daripada memilih pendekatan yang sekadar
optimis namun berisiko. Preferensi terhadap ukuran-ukuran laba yang
lebih konservatif merupakan hal yang konsisten dengan penghindaran
ketidakpastian yang kuat berasal dari perhatian terhadap keamanan dan
kebutuhan yang dipersepsikan untuk mengadopsi pendekatan yang hati-
hati untuk menangani ketidakpastian peristiwa masa depan. Penekanan
terhadap pencapaian dan kinerja individu dapat mendorong pendekatan
atas pengukuran yang relatif kurang konservatif.

4. Kerahasiaan versus transparansi: preferensi atas kerahasiaan dan


pembatasan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk tahu
dibandingkan dengan kesediaan untak mengungkapkan informasi kepada
publik. Preferensi terhadap kerahasiaan merupakan hal yang konsisten
dengan penghindaran ketidakpastian yang kuat dan timbul dari kebutuhan
untuk membatasi pengungkapan informasi dengan maksud untuk
menghindari terjadinya konflik dari kompetisi dan untuk mempertahankan
keamanan. Masyarakat dengan karakter kekuasaan yang tertinggi akan
sangat mungkin berkarakter membatasi informasi untuk mempertahankan
ketidaksetaraan dalam kekuasaan. Kerahasiaan juga konsisten dengan
preferensi atas kolektivisme dengan perhatiannya terhadap hal-hal yang
sangat terkait dengan perusahaan dibandingkan dengan pihak luar.
Masyarakat yang lebih menekankan pada kualitas hidup, masyarakat, dan
lingkungan, akan cenderung untuk lebih terbuka khususnya informasi
yang berkaitan dengan sosial.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa ada pola yang berbeda dari akuntansi dan bahwa
pengembangan sistem pelaporan keuangan perusahaan terkait dengan lingkungan,
identifikasi faktor-faktor dari pola dan faktor-faktor yang berpengaruh yang
terlibat masih kontroversial. Pentingnya budaya dalam konteks ini jelas dan telah
menjadi isu yang relatif diabaikan dalam pengembangan ide-ide tentang
klasifikasi internasional.

Dalam makalah ini, sebuah kerangka kerja untuk menganalisis dampak


budaya pada perkembangan sistem akuntansi internasional telah diusulkan. Nilai
dimensi pada akuntansi tingkat subkultur telah diidentifikasi, yaitu,
profesionalisme, keseragaman, konservatisme dan kerahasiaan. Ini telah dikaitkan
dengan dimensi nilai budaya pada tingkat masyarakat dan hipotesis telah
dirumuskan untuk pengujian. Klasifikasi pengelompokan negara dengan bidang
kebudayaan juga telah dihipotesiskan sebagai dasar untuk pengujian hubungan
antara budaya dan sistem akuntansi dalam konteks sistem otoritas dan penegakan
karakteristik di satu sisi, dan pengukuran dan pengungkapan karakteristik di sisi
lain.

Setelah analisis ini, penelitian empiris sekarang perlu dilakukan untuk menilai
sejauh mana sebenarnya ada pertandingan antara (a) nilai-nilai sosial dan nilai
akuntansi , dan (b) klasifikasi pengelompokan negara, didasarkan pada pengaruh
budaya, dan kelompok yang berasal dari analisis praktek akuntansi yang terkait
pada dimensi nilai subkultur akuntansi. Dalam menafsirkan hasil penelitian
empiris yang berkaitan dengan budaya, pengaruh dari setiap faktor perubahan juga
perlu diperhitungkan, mengingat adanya pengaruh eksternal yang timbul dari
penjajahan, perang, dan investasi asing, termasuk kegiatan perusahaan
multinasional dan akuntansi internasional perusahaan besar.
DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D.S.; Frost, Carol Ann; and Meek, Gary K. International
Accounting. Fifth Edition. Prentice Hall, Inc., 2005 (CM).
Radebaugh, Lee H. and Gray, Sidney J. International Accounting and
Multinational Enterprises. Sixth Edition. John Wiley & Son, Inc., 2006 (RG).
Widjaja Tunggal, Amin. Memahami International Financial Reporting Standards
(IFRS). Harvarindo, Jakarta 2008
www.iasb.org

www.ifrs.com

Fitri Marisa. 2015. Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi.


http://marisafitri.blogspot.co.id/2015/03/perkembangan-dan-klasifikasi
akuntansi.html?m=1

Firdaus Adam. 2015. Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasiona.


https://www.google.co.id/amp/s/adamfirdaus46.wordpress.com/2015/03/22/perke
mbangan-dan-klasifikasi-akuntansi-internasional/amp/

Maria Friska. 2016. Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional.


http://friskaonya.blogspot.co.id/2016/03/bab-2-perkembangan-dan-klasifikasi.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai