Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

PENERAPAN PERAWATAN KOMPLEMENTER


PADA KELUARGA

OLEH:

SANG AYU MADE MELATI SUKMA


(16.321.2531)
A11-B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini merupakan tugas
dari mata kuliah “Keperawatan Keluarga” dengan judul “Penerapan Perawatan
Komplementer Pada Keluarga”.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Sehingga
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 15 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................... iii
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ iv
1.3 Tujuan ................................................................................. v

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................


2.1 Pengobatan Fish Oil Pada Athritis Rheumatoid ................. 1
2.2 Terapi Bekam Basah Pada Athritis Rheumatoid ................. 2
2.3 Aplikasi Akupresur Pada Athritis Rheumatoid .................. 3

BAB III PENUTUP ............................................................................


3.1 Kesimpulan .......................................................................... vi
3.2 Saran.................................................................................... vi

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... vii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rheumatoid arthritis (RA) merupakan salah seluruh populasi di negara barat.
RA muncul pada satu jenis penyakit rematik yang merupakan penyakit berbagai
kelompok usia dengan prevalensi autoimun sistemik dengan kondisi kronik,
inflamasi meningkat pada usia 35-50 tahun dengan rasio pria jaringan penghubung
pada diarthrodial (sendi) dibanding wanita adalah 1:3. Rheumatoid arthritis
merupakan penyakit autoimun sistemik dengan kondisi kronik, inflamasi jaringan
penghubung pada diarthrodial (sendi) persambungan.
Reumatoid Artritis (RA) merupakan penyakit peradangan sistemis kronis yang
tidak diketahui penyebabnya dengan manifestasi pada sendi perifer. Reumatoid
Artritis sangat mudah menyerang orang dewasa muda sampai pada usia lanjut dan
terjadi 2-3 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria, dengan frekuensi
puncaknya terjadi pada usia 35-50 tahun. Angka kejadian Reumatoid Artritis pada
tahun 2006 yang dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah
mencapai 20% atau 355 juta jiwa dari tatal penduduk dunia telah terserang
Reumatoid Artritis, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita nyeri sendi, dimana
5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun an 20% adalah mereka yang berusia
50 tahunan (Wiyono, 2014).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri timbul sebagai
bentuk respon sensori setelah menerima rangsangan nyeri. Nyeri dapat disebabkan
karena adanya kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera,
kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi (Ratnasari, 2013). Nyeri
merupakan masalah yang besar bagi kesehatan dunia, dimana diperkirakan 1 dari 5
orang dewasa menderita nyeri dan 1 dari 10 orang dewasa didiagnosa dengan nyeri
kronis tiap tahunnya. Empat penyebab utama nyeri adalah kanker, osteo dan
reumatoid artritis, operasi dan trauma, serta masalah spinal (Goldberg & McGee,
2011)

iv
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang di atas
sebagai berikut:
1. Bagaimana pemberian fish oil pada Athritis Rheumatoid?
2. Bagaimana terapi bekam basah pada Athritis Rheumatoid?
3. Bagaimana aplikasi akupresur pada Athritis Rheumatoid?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui manfaat fish oil dari Athritis Rheumatoid.
2. Untuk mengetahui manfaat bekam basah dari Athritis Rheumatoid.
3. Untuk mengetahui manfaat akupresur dari Athritis Rheumatoid.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemberian Fish Oil Pada Athritis Rheumatoid


Neblett (2006) mengemukakan dari beberapa studi ditemukan bukti positif
dimana fish oil dapat menurunkan gejala dari penyakit inflamasi seperti
ketegangan, nyeri dan bengkak. Mengkonsumsi fish oil sehari-hari juga dapat
menurunkan resiko komplikasi kesehatan misalnya penyakit kardiovaskuler. Fish
oil memiliki manfaat terhadap RA karena memiliki kandungan omega 3 asam lemak
esensial, yang dapat dibagi menjadi 2 jenis asam lemak, yaitu asam lemak
eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA).
Mekanisme dari minyak ikan tersebut karena di dalamnya terkandung 2 jenis
asam lemak esensial, yaitu omega 6 dan omega 3 yang berisi eicosapentaenoic acid
(EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Penelitian membuktikan bahwa zat yang
terkandung dalam minyak ikan tersebut memiliki efek sebagai anti-inflamasi,
antitrombotic, antiaritmic, dan antiatherogenic.
Implikasi keperawatan pada pemberian fish oil bagi RA adalah :
1. Secara umum aman digunakan pada dosis 2 sampai 3,5 tahun.

2. Dosis lebih dari 3 gr/hari dapat meningkatkan resiko perdarahan.

3. Harus diperhatikan jika digunakan pada pasien diabetes atau gangguan

perdarahan.
4. Perhatikan pada pasien yang memperoleh pengobatan, herbal atau suplemen

yang dapat meningkatkan resiko perdarahan.


5. Anjurkan pasien untuk konsultasi ke petugas kesehatan sebelum
mengkonsumsi fish oil dengan dosis lebih dari 3 gram/ hari.
Dengan adanya peran perawat tersebut dan ditemukannya evidence based
practice penggunaan fish oil dalam terapi RA, maka sebagai care provider perawat
dapat menggunakan terapi komplementer fish oil untuk dapat mengurangi inflamasi
pada rheumatoid arthritis, dimana pada akhirnya jika inflamasi dapat teratasi maka
keluhan nyeri pada pasien juga akan dapat dieliminir. Karena fish oil adalah bersifat
alami maka kemungkinan efek samping yang ditimbulkan juga sangat minimal
dibandingkan jika dengan menggunakan dengan obat-obatan anti inflamasi non

1
steroid. Terdapat berbagai macam laporan hasil klinis yaitu penurunan kekakuan
pada pagi hari, penurunan pembengkakan sendi, penurunan nyeri sendi, penurunan
kecemasan, dan peningkatan kekuatan gerak.
Link jurnal : http://poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/8.-994-
1001-Martiningsih.pdf

2.2 Terapi Bekam Basah Pada Athritis Rheumatoid


Pertama-tama dilakukan pengukuran tekanan darah dan wawancara tentang
nyeri yang dirasa dengan menggunakan skala nyeri numerik. Berikutnya dilakukan
terapi bekam basah, 15 menit kemudian diukur kembali skala nyeri.
Dalam teori disebutkan bekam dapat meringankan rasa sakit dan mengurangi
penumpukan darah (Yasin, 2005). Pada penelitian yang dilakukan, pengukuran
nyeri dilaksanakan 15 menit setelah bekam, sehingga tubuh sudah mengalami
perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah akibatnya timbul efek relaksasi
(pelemasan) otot-otot yang kaku oleh isapan alat bekam (Yasin, 2005).
Terapi bekam dapat membantu mengobati:
a. Gangguan darah, seperti anemia dan hemophilia
b. Penyakit rematik, seperti arthritis dan fibromyalgia
c. Kesuburan dan gangguan yang berhubungan dengan ginekologi
(kandungan)
d. Masalah kulit, seperti eksim dan jerawat
e. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
f. Migrain
g. Kecemasan dan depresi
h. Penyumbatan bronkial yang disebabkan alergi dan asma
i. Pelebaran pembuluh darah (varises)
Efek samping lainnya yang bisa dirasakan pasien ketika melakukan terapi ini
di antaranya:
a. Bengkak
b. Rasa sakit atau tidak nyaman di area kulit yang ditempatkan cawan
c. Kulit sedikit terasa terbakar
d. Bekas luka yang tak hilang

2
e. Infeksi kulit
British Cupping Society memaparkan bahwa ada beberapa kelompok yang
sebaiknya menghindari terapi ini:
a. Wanita yang sedang menstruasi atau sedang hamil
b. Orang dengan kanker metastatik (kanker yang menyebar dari satu bagian
tubuh ke bagian lainnya)
c. Orang yang mengalami patah tulang atau kejang otot
d. Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti gagal organ, hemofilia,
edema, kelainan darah, dan beberapa jenis penyakit jantung
e. Lansia dan anak-anak
Selain itu, orang dengan penyakit diabetes dan sedang menggunakan obat
pengencer darah juga harus berhati-hati ketika ingin melakukan terapi ini. Bahkan,
sebaiknya Anda tidak mencobanya. Alih-alih mendapatkan manfaat, melakukan
pengobatan alternatif ini mungkin justru bisa memperparah kondisi Anda.
Bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau terlalu tipis, Anda juga tidak cocok
untuk melakukan pengobatan alternatif ini.
Link jurnal : file:///C:/Users/HP%2014/Downloads/68-162-1-SM%20(2).pdf

2.3 Aplikasi Akupresur Pada Athritis Rheumatoid


Akupresur dilakukan dengan memberikan tekanan fisik pada beberapa titik
pada permukaaan tubuh yang merupakan tempat sirkulasi energi dan keseimbangan
pada kasus gejala nyeri.
Jadi akupresur adalah teknik pijatan yang menggunakan jari, tangan atau alat
bantu seperti kayu yang dilakukan pada titik-titik tertentu,pada rematik yaitu pada
titik:
1. CING MEN Terlrtak pada antero – dari sen mai, pada permukaan lateral
dari tulang kuboid, lekukan posterior tuberositas, metarsal V

3
2. HEKU yaitu di sudut antara ibu jari dan telunjuk

3. CUSANLI yaitu 4 jari di bawah lutut dan tiga jari ke samping kanan kaki
atau kiri kaki

4. TATUN yaitu di lekukan kedua ibu jari kaki.

4
Ada beberapa teknik akupresur yang digunakan dalam menurunkan nyeri pada
kelompok intervensi yaitu sebagian besar akupresur dilakukan secara manual pada
titik akupunktur tertentu yaitu LI4 dan SP6 dimana kedua titik ini memiliki efek
yang sangat besar dan sistemik jika dibandingkan dengan titik akupunktur lainnya,
beberapa jurnal spesifik menggunakan auricular point acupressure (APA),
collateral meridian acupressure therapy (CMAT) dan ada jurnal yang
menggunakan alat bantu seperti acupressure femi-band (gelang akupresur). Lama
tindakan akupresur berdurasi antara 2 menit sampai 30 menit.
Link jurnal : file:///C:/Users/HP%2014/Downloads/4904-481-9548-1-10-
20170706%20(1).pdf

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mengkonsumsi fish oil sehari-hari juga dapat menurunkan resiko komplikasi
kesehatan misalnya penyakit kardiovaskuler. Fish oil memiliki manfaat terhadap
RA karena memiliki kandungan omega 3 asam lemak esensial, yang dapat dibagi
menjadi 2 jenis asam lemak, yaitu asam lemak eicosapentaenoic (EPA) dan asam
docosahexaenoic (DHA).
Dalam teori disebutkan bekam dapat meringankan rasa sakit dan mengurangi
penumpukan darah (Yasin, 2005). Pada penelitian yang dilakukan, pengukuran
nyeri dilaksanakan 15 menit setelah bekam, sehingga tubuh sudah mengalami
perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah akibatnya timbul efek relaksasi
(pelemasan) otot-otot yang kaku oleh isapan alat bekam (Yasin, 2005).
Ada beberapa teknik akupresur yang digunakan dalam menurunkan nyeri pada
kelompok intervensi yaitu sebagian besar akupresur dilakukan secara manual pada
titik akupunktur tertentu yaitu LI4 dan SP6 dimana kedua titik ini memiliki efek
yang sangat besar dan sistemik jika dibandingkan dengan titik akupunktur lainnya.

3.2 Saran
Agar mahasiswa mampu memahami penerapan perawatan komplementer
pada keluarga.

vi
DAFTAR PUSTAKA

Kremer, JM. N-3 fatty acid supplements in rheumatoid arthritis. Am. J. Clin. Nutr,
2000, 71:349S-351S.

Hosseni, Rahim, Mola. Omega 3 Induced Change in Clinical Parameters of


Rheumatoid Arthritis. 2009. http://www.ansinet.com.

Arik, F. Juwita., 2014. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Nyeri Pada Buruh
Wanita Yang Mengalami Nyeri bahu Di PT Mayang Sari Jember.
http://repository.uinjkt.ac.id di akses pada tanggal 8 Agustus 2018
Adikara, RTS. 2015. Pelatihan Terapi Komplementer Alternatif & Akupreser
untuk Dokter, Perawat, Bidan dan Umum. Asosiasi Chiropractor dan
Akupreser Seluruh Indonesia (ACASI) Cabang Bondowoso.

vii

Anda mungkin juga menyukai