Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)

“BELUM OPTIMALNYA PENGGUNAAN PENGALAS PADA SAAT


PEMASANGAN INFUS”
Di Ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang

NUR HANI FATUL LAILI


NIK. 18952319

BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN


DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2018
REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)
“BELUM OPTIMALNYA PENGGUNAAN PENGALAS PADA SAAT
PEMASANGAN INFUS”
Di Ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang

Disusun Oleh

NUR HANI FATUL LAILI


NIK. 18952319

Disetujui Oleh

Pembimbing Kepala Ruang

( ) ( )
REFLEKSI DISKUSI KASUS

BLU PERAWAT RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PROGRAM ORIENTASI

Ruang : Rajawali 4 B

Tanggal Pelaksanaan : 31 Agustus 2018

Topik : “Belum Optimalnya Penggunaan Pengalas pada saat Pemasangan


Infus”

Penyaji : Nur Hani Fatul Laili, Amd.Kep

A. Kejadian atau Fenomena yang muncul


Berdasarkan hasil observasi di Ruang Rajawali 4B selama 5 hari pada tanggal
13-17 Agstus 2018 didapatkan kesimpulan bahwa : Masih belum optimalnya
penggunaan pengalas pada saat pemasangan infus. Selama 5 hari pengamatan
diruangan, didapatkan data ada sebanyak 10 pasien yang dipasang infuse. Fenomena
yang muncul dari 10 kasus tersebut terdapat 6 prosedur pemasangan infuse yang tidak
menggunakan pengalas dan 4 prosedur pemasangan infuse yang menggunakan
pengalas sesuai SOP.

B. Pembahasan
1. Pengertian
Pemasangan infus merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk memungsi
vena secara transcutan dengan menggunakan stilet tajam yang kaku dilakukan
dengan teknik steril seperti angeocateter atau dengan jarum yang disambungkan
dengan spuit.
Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien. Sedangkan ifus adalah
memasukkan cairan dalam jumlah tertentu melalui vena penderita secara terus
menerus dalam jangka waktu tertentu.
Pemasangan infus intravena adalah memasukkan jarum atau kanula ke dalam
vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus/pengobatan, dengan tujuan agar
sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka
waktu tertentu. Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving seperti pada
kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan terapi
dan cara pemberian yang aman diperlukan pengetahuan dasar tentang
keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pemasangan infus adalah sebuah teknik memasukkan jarum atau kanula kedalam
vena untuk memasukkan cairan infus kedalam tubuh.

2. Tujuan
Tujuan utama terapi intravena adalah mempertahankan atau mengganti cairan
tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang
tidak dapat dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan
cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi
darah, menyediakan medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu
pemberian nutrisi parental.

3. Kebijakan
a. Dilakukan pada pasien dengan Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Untuk memasukkan obat parenteral.
c. Untuk memasukkan nutrisi parenteral.

4. Standar Operasional Pemasangan Infus


a. Standar Alat
1) Sarung tangan 1 pasang
2) Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3) Cairan parenteral sesuai program.
4) IV cateter sesuai ukuran
5) Kapas alkohol
6) Satu lembar kapas steril.
7) Torniquet/ Pembendung
8) Pengalas
9) Bengkok
10) Gunting verband
11) Plester
12) Satndart Infus
b. Prosedur
1) Cuci tangan sesuai SPO
2) Sampaikan salam dan perkenalkan diri
3) Lakukan identifikasi pasien sesuai SPO.
4) Jelaskan maksud dan tujuan
5) Jelaskan langkah dan prosedur tindakan.
6) Tanyakan kesediaan dan persetujuan pasien.
7) Atur posisi pasien (berbaring)
8) Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus,
mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda. Mengalirkan cairan hingga
tidak ada udara dalam selang dan gantungkan pada standart infus.
9) Tentukan area yang akan ditusuk.
10) Pasang Alas
11) Pasang Torniquet atau pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan
ditusuk.
12) Disinfeksi area yang akan ditusuk (± 5- 10 cm )
13) Tusukkan IV cateter ke vena dengan sudut ±30º mengarah ke jantung.
14) Pastikan jarum IV cateter masuk ke vena.
15) Sambungkan jarum IV dengan selang infus.
16) Tutup area insersi dengan kassa steril , kemudian plester.
17) Atur tetesan infus sesuai program medis.
18) Lepas sarung tangan.
19) Pasang label pelaksanaan tindakan di reservoir selang yang berisi :
a. Nama Pelaksana
b. Tanggal dan jam pelaksanaan
20) Pasang label pada botol infus yang berisi :
a. Nama pasien
b. Nomer Rekam Medis
c. Nama Obat
d. Dosis
e. Tanggal dan jam pemberian
21) Ucapkan terima kasih dan salam.
22) Bersihkan Alat
23) Cuci tangan sesuai SPO
24) Dokumentasikan hasil evaluasi pada catatan harian pasien.
c. Unit Terkait
IRNA, IGD, IRJA. IRIN, IBS

C. Faktor Penyebab
Berdasarkan fenomena yang ada diruang Rajawali 4B saat perawat melakukan
pemasangan infus tanpa penggunaan pengalas ada banyak faktor yang mempengaruhi.
Faktor tersebut diantaranya beban kerja perawat yang terlalu berat, efisiensi waktu,
perawat yang terburu-buru dalam menyiapkan peralatan pemasangan infus,
penggunaan troli atau baki yang terlalu kecil saat pemasangan infuse dan tidak
tersedianya set pengalas pemasangan infuse pada tanggal 13 Agustus 2018 dan
tersedianya pada hari selanjutnya.
D. Rencana Tindak Lanjut

No Issue/ Masalah yang


Rencana Tindak Lanjut Indikator
. muncul
1. Belum optimalnya  Resosialisasi SPO  Semua perawat diruang
penggunaan pelaksanaan Rajawali 4B mengetahui
pengalas pada saat pemasangan infus SPO Pemasangan Infus
pemasangan infus.  Adanya supervisi  Tersedianya set pengalas
dari PPJP dan Karu infuse diruangan yang
secara rutin untuk memadai.
pengecekan
kesediaan alat-alat
pemasangan infuse.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi selama diruang Rajawali 4B sejak tanggal13-17
Agustus 2018 didapatkan data bahwa pelaksanaan pemasangan infus pada pasien
yang dilakukan perawat belum sesuai standar yang ada. Maka dari itu sebaiknya
perawat lebih apresiasi dalam mempersiapkan alat pemasangan infus, diantaranya
tersedianya set pengalas infus yang memadai dengan pengecekan rutin tiap hari. Hal
ini diharapkan akan mengurangi terjadinya resiko infeksi pada pasien. Perlunya
pelaksanaan prosedur pemasangan infus sesuai SOP yaitu untuk mengurangi resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan.

F. Notulen
1. Bu Suratmini
Belum optimalnya penggunaan pengalas infus dipengaruhi dari beberapa faktor.
Dari faktor penyebab yang dianalisis yang sesuai yaitu perawat yang terburu-buru
dalam menyiapkan infus set dan tidak tersedianya pengalas infus yang memadai.
Dari hal ini diharapkan adanya kesadaran dan kepatuhan perawat dalam
menggunakan pengalas infus, termasuk dalam mengecek ketersedian infus set
setiap harinya.
2. Bu Rina
Faktor penyebab yang dimunculkan hanya berdasar asumsi penyaji. Banyak
kesenjangan dari fakta yang ada. Seharusnya juga ditampilkan alasan riil di
lapangan berdasar wawancara/observasi langsung dengan perawat yang
melakukan.
DAFTAR HADIR

RESOSIALISASI SPO PEMASANGAN INFUS

NO. NAMA BAGIAN TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25. 25.

Anda mungkin juga menyukai