1. Dasar Yuridis
Tidak ada satu pasal pun yang mengatur secara positif tentang berlakunya Hukum
Adat, tetapi ada satu aturan peralihan yaitu pasal II aturan peralihan UUD 1945 yang
berbunyi: "Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama
belum diadakan yang baru menurut UUD ini. "
Adapun selanjutnya bahwa peraturan yang ada sebelum UUD 1945 tersebut
antara lain:
1. Peraturan dari Pemerintah Balatentara Jepang untuk Jawa dan Madura tanggal 7
Maret 1942, yaitu UU No. I, dimana pasal 3-nya menyatakan: "Semua badan
pemerintahan dan kekuasaannya, hukum dan undang- undang dari pemerintah yang
dulu tetap diakui sah untuk sementara waktu asaI tidak bertentangan dengan
peraturan pemerintahan militer."
2. Untuk daerah di luar pulau Jawa dan Madura dan badan - badan kekuasaan lain yang
tindakan/tindakan-tindakannya tentang hal ini boleh dikatakan sama.
3. Pasal 131 Indisehe Staal Regeling (IS) ayat 2 sub b, sebagai dasar untuk menyelidik
dan sebagai petunjuk pada pembentukan ordonansi bahwa dalam membentuk
ordonansi yang memuat aturan-aturan perdata bagi golongan pribumi maka Hukum
Adatnya harus dihormati, tapi jika kepentingan umum atau masyarakat
menghendakinya, maka pembentuk ordonansi dapat menyimpang.
1
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
Saat yang dimaksud adalah saat mulai berlakunya pasal 131 IS, untuk itu kita melihat
vang berlaku pada saat ini yaitu pasal 75 RR, ialah: Hukum Adat yang tidak tertulis
berlaku pada golongan pribumi, asalkan tidak bertentangan dengan dasar-dasar
keadilan yang diakui oleh umum.
2
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
2. Dasar Sosiologis
Hukum yang berlaku di suatu negara merupakan suatu sistem artinya bahwa
hukum itu merupakan tatanan, merupakan satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lainnya (Mertokusumo,
l986:100). Dengan kata lain bahwa sistem hukum adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
unsur-unsur yang mempunyai interaksi satu sama lainnya dan bekerja bersama untuk
mencapai tujuan. Keseluruhan tata hukum nasional yang berlaku di Indonesia dapat
disebut sebagai sistem hukum nasional. Sistem hukum berkembang sesuai dengan
perkembangan hukum. Selain itu sistem hukum mempunyai sifat yang
berkesinambungan, kontinyuitas dan lengkap.
Dalam sistem hukum nasional wujud/ bentuk hukum yang ada dapat dibedakan
menjadi hukum tertulis ((hukum yang tertuang dalan perundang-undangan) dan
hukum yang tidak tertulis (hukum adat, hukum kebiasaan).
Hukum yang berlaku di suatu negara dapat dibedakan menjadi hukum yang
benar-benar berlaku sebagai the living law (hukum yang hidup) ada hukum yang
diberlakukan tetapi tidak berlaku sebagai the living law. Sebagai contoh Hukum yang
berlaku dengan cara diberlakukan adalah hukum tertulis yaitu dengan cara diundangkan
dalam lembaran negara. Hukum tertulis dibuat ada yang berlaku sebagai the living law
tetapi juga ada yang tidak berlaku sebagai the living law karena tidak ditaati/
dilaksanakan oleh rakyat.
3
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
3. Dasar Filosofis
Adapun yang dimaksud dasar filosofis dari Hukum Adat adalah sebenarnya nilai-
nilai dan sifat Hukum Adat itu sangat identik dan bahkan sudah terkandung dalam butir-
butir Pancasila. Sebagai contoh, religio magis, gotong royong, musyawarah mufakat dan
keadilan. Dengan demikian Pancasila merupakan kristalisasi dari Hukum Adat.
Dasar Berlakunya Hukum Adat ditinjau dari segi Filosofi Hukum Adat yang
hidup, tumbuh dan berkembang di Indonesia sesuai dengan perkembangan jaman yang
berfiat luwes, fleksibel sesuai dengan nilai-nilai Pancasila seperti yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945.UUD 1945 hanya menciptakan pokok-pokok pikiran yang
meliputi suasana kebatinan dari UUD RI. Pokok pokok pikiran tersebut menjiwai cita-
cita hukum meliputi hukum negara baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam
4
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
Hukum Adat di Indonesia memiliki ciri-ciri khas yang brebeda dari hukum
lainnya. F.D. Hollemann mengemukakan ada 4 corak atau sifat umum Hukum Adat yang
merupakan satu kesauan, sebagai berikut:
1. Mempunyai corak magis religius yang berhubungan dengan pandangan hidup alam
Indonesia.
2. Mempunyai sifat kebersamaan atau komunal yang kuat, artinya manusia menurut
hukum adat merupakan makhluk dalam ikatan kemasyarakatan yang erat, rasa
kebersamaan ini meliputi seluruh lapangan hukum adat.
3. Hukum adat diliputi oleh pikiran penataan serba konkrit, artinya hukum adat sangat
memperhatikan banyaknya dan berulang-ulangnya perhubungan hidup yang konkrit.
4. Kontan (Kontante Handeling). Sifat ini mengandung arti sebagai kesertanertaan,
terutama dalam hal pemenuhan prestasi.
Disamping 4 (empat) corak hukum adat yang dikemukakan Holleman diatas, ada
sifat khas lainnya dari hukum adat, sebagai berikut:
a. Tradisional
Hukum Adat pada hakekatnya adalah tradisi juga, yaitu praktek kehidupan warga
masyarakat dalam pergaulan hidup bermasyarakat yang dianggap benar oleh
5
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
Peraturan adat istiadat kita ini, pada hakekatnya sudah terdapat pada zaman kuno, zaman Pra-
Hindu. Adat istiadat yang hidup dalam masyarakat Pra-Hindu tersebut menurut ahli-ahli hukum
adat adalah merupakan adat-adat Melayu Polinesia.
Kemudian datang kultur Hindu, kultur Islam dan kultur Kristen yang masing-masing
mempengaruhi kultur asli tersebut yang sejak lama menguasai tata kehidupan masyarakat
6
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
Setelah terjadi akulturasi itu, maka hukum adat atau hukum pribumi atau “Inladsrecht”
menurut Van Vaollenhoven. Aturan hidup atau hukum adat yang menjadi pedoman dan
mengatur interaksi masyarakat pribumi/asli Ketika itu dipengaruhi oleh kebudayaan lain yang
berasal dari luar, sebagaimana diantaranya dijelaskan sebagai berikut:
2. Zaman Islam
Pada abad ke 14 dan awal abad 15 oleh pedagang-pedagang dari Malaka, Iran. Pengaruh
Agama Islam terlihat dalam hukum perkawinan yaitu dalam cara melangsungkan dan
memutuskan perkawinan dan juga dalam bidang wakaf. Pengaruh hukum perkawinan
Islam didalam hukum adat di beberapa daerah di Indonesia tidak sama kuatnya misalnya
daerah Jawa dan Madura, Aceh pengaruh Agama Islam sangat kuat, namun beberapa
daerah
tertentu walaupun sudah diadakan menurut hukum perkawinan Islam,
7
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
8
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
Perhatian terhadap hukum adat pada masa ini sedikit sekali, tapi ada beberapa tulisan-
tulisan baik perorangan maupun karena tugas pemerintahan, diantaranya :
1. Confendium (karangan singkat) dari D.W. Freijer. Memuat tentang peraturan
hukum Islam mengenai waris, nikah dan talak.
2. Pepakem Cirebon. Dibuat oleh Mr. P.C. Hasselar (residen Cirebon). Membuat
suatu kitab hukum yang bernama pepakem Cirebon yang diterbitkan oleh Hazeu.
Isinya merupakan kumpulan dari hukum adat Jawa yang bersumber dari kitab
kuno antara lain : UU Mataram, Kutaramanawa, Jaya Lengkaran, dan lain-lain.
9
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
10
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
11
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
12
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
13
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
14
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
3. Era Reformasi
Kemudian berlanjut pada era reformasi, di era ini timbul keinginan untuk
meninggalkan rasa kejenuhan yang selama ini telah diciptakan. Khusus dibidang hukum
rasa kejenuhan itu adalah kejenuhan terhadap produk hukum yang sumbernya dari atas
(Top Down), sehingga ada keinginan hukum itu bersumber dari bawah (Bottom Up).
Kemudian adanya keinginan untuk perubahan secara cepat dan dapat diberlakukan
seketika, temasuk dibidang hukum. Akibatnya, hukum yang diciptakan bersifat pragmatis
(hanya untuk kepentingan sesaat) dan bukan dogmatis.
Pada era reformasi ini telah terjadi empat kali amandemen UUD 1945. Pasal yang
berkenaan dengan hukum adat mulai dimasukkan dalam Pasal Pasal 18B ayat 2 dan Pasal
28 ayat 3 UUD 1945 amandemen kedua dan belum mengalami perubahan hingga
amandemen keempat. Namun, konsep masyarakat hukum adat adalah konsep yang masih
terlalu umum, yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Lebih lanjut pengaturan mengenai masyarakat hukum adat ditemui dalam Pasal 51
ayat (1) huruf b UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (MK) yang
merumuskan salah satu kategori pemohon adalah : “Kesatuan masyarakat hukum adat
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. Menurut MK, suatu
kesatuan masyarakat hukum adat untuk dapat dikatakan secara de facto masih hidup
(actual existence) baik yang bersifat teritorial, genealogis, maupun yang bersifat
fungsional setidak-tidaknya mengandung unsur-unsur:
15
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
MK kemudian menyatakan bahwa suatu kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia apabila
kesatuan masyarakat hukum adat tersebut tidak mengganggu eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai sebuah kesatuan politik dan kesatuan hukum, yaitu
keberadaannya tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan. Pemikiran mengenai peranan hukum adat dalam
16
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
Mengadopsi anak melalui prosedur yang benar memberikan jaminan tak ada masalah
pada kemudian hari. Prosedur pengangkatan anak sudah memiliki dasar peraturan yakni
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak yang
dijelaskan lebih rinci dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 110 Tahun 2009 tentang
Persyaratan Pengangkatan Anak. PP 54/2007 tersebut merupakan turunan dari UU Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Dalam PP 54/2007, peraturan pengangkatan anak dibedakan antara Warga Negara
Indonesia (WNI)-WNI, WNI-WNA (Warga Negara Asing) dan orangtua tunggal alias single
parent. Adopsi antara WNI-WNI dan WNI orangtua tunggal, permohonan adopsi anak bisa
disampaikan hingga Dinas Sosial Provinsi sedangkan adopsi antara WNI-WNA, permohonan
perlu disampaikan ke Kementerian Sosial (Kemensos).
17
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
18
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
19
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
20
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
4. Jelaskan asas-asas dan sifat hukum waris adat yang anda ketahui!
Dalam buku Hilman Hadikusuma (“Hukum Waris Adat”) dinyatakan bahwa apabila
dihubungkan antara waris adat dengan pengamalan Pancasila senagai pandangan hidup
bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari maka terdapat asas-asas Hukum Waris
adar sebagai berikut:
1. Asas Ketuhanan dan Pengendalian Diri
Asas ketuhanan dan pengendalian diri, yaitu adanya kesadaran bagi para ahli waris
bahwa rezeki berupa harta kekayaan manusia yang dapat dikuasai dan dimiliki
merupakan karunia dan keridhaan Tuhan atas keberadaan harta kekayaan. Oleh karena
itu, untuk mewujudkan ridha Tuhan bila seseorang meninggal dan meninggalkan harta
warisan, maka para ahli waris itu menyadari dan menggunakan hukum-Nya untuk
membagi warisan mereka, sehingga tidak berselisih dan saling berebut warisan.
2. Asas Kesamaan dan Kebersamaan Hak
Asas kesamaan dan kebersamaan hak, yaitu setiap ahli waris mempunyai kedudukan
yang sama sebagai orang yang berhak untuk mewarisi harta peninggalan pewarisnya.
Oleh karena itu, memperhitungkan hak dan kewajiban tanggung jawab setiap ahli waris
bukanlah berarti pembagian harta warisan itu mesti sama banyak, melainkan pembagian
itu seimbang berdasarkan hak dan tanggungjawabnya.
3. Asas Kerukunan dan Kekeluargaan
Asas kerukunan dan kekeluargaan, yaitu para ahli waris mempertahankan untuk
memelihara hubungan kekerabatan yang tentram dan damai, baik dalam menikmati dan
21
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
Sumber:
Buku Materi Pokok Hukum Adat, Marhaeni Ria Simbolon dan JM Henny Wiludjeng,
Universitas Terbuka.
Dijk, R Van, 2006. Pengantar Hukum Adat di Indonesia, terjemahan oleh MR. A. Soehardi.
Bandung: Mandar Maju.
22
TUGAS 1
Tutorial Online Hukum Adat
23