Anda di halaman 1dari 8

Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based

Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

MODEL LINK AND MATCH DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED


TRAINING PADA PEMBELAJARAN TATA GRAHA
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Yoyoh Jubaedah, Neni Rohaeni dan Tati


Dosen PKK FPTK Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: yoju2010@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model Link and Match dengan pendekatan Comptency based Training
pada pembelajaran Tata Graha di SMK. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
Research and Development. Studi pengembangan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: (1) Studi pendahuluan, (2)
Pengembangan Model, dan (3) Uji validasi model. Pada tahap studi pendahuluan, meliputi kegiatan: (a) Studi
literatur, (b) Identifikasi karakteristik kompetensi kerja keahlian Tata Graha, (c) Telaah pembelajaran Tata Graha
di SMK. Tahap pengembangan model, meliputi kegiatan: (a) Merancang desain model link and match dengan
pendekatan Competency based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK, (b) Mengembangkan program
pembelajaran Housekeeping, (c) Ujicoba desain model. Pada tahap uji validasi model meliputi kegiatan: (a)
Mengimplementasikan model, (b) Mengukur dampak penggunaan model terhadap capaian kompetensi peserta
didik pada keahlian Tata Graha di SMK. Subjek penelitian terdiri dari peserta didik dan guru pengampu mata
pelajaran Tata Graha di SMK. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara,
observasi dan penilaian hasil belajar. Sesuai dengan tahapan penelitian, maka dihasilkan luaran sebagai berikut:
(1) Model Link and Match dengan pendekatan Competency based Training pada pembelajaran Tata Graha di
SMK, (2) Program pembelajaran Housekeeping di SMK kompetensi keahlian Akomodasi Perhotelan.
Kata Kunci: Link and Match, Competency based Training, Tata Graha, SMK

ABSTRACT
This study aims to develop a model of Link and Match with approach Competency based Training to Housekeeping
in vocational schools. This research used descriptive method with Research and Development approach. The study
of this development will be carried out in three phases, namely: (1) A preliminary study, (2) development model,
and (3) model validation test. In the preliminary study phase, includes the following activities: (a) literature
review, (b) Identify the characteristics of job competence Housekeeping skills, (c) Assessing learning in vocational
Housekeeping. Stages of model development, including the following activities: (a) Model link and match the
competency-based Training approach to learning Housekeeping in vocational schools, (b) develop learning
program Housekeeping, (c) trial design model. At this stage of the model validation test includes the following
activities: (a) Implement the model, (b) Measure the impact of the use of the model to the achievement of competence
in the skills of learners in vocational Housekeeping. Research subjects consisted of students and teachers subjects
in vocational Housekeeping. Data was collected through the study of documentation, interviews, observation and
assessment of learning outcomes. In accordance with the stages of research, it produced the following outcomes:
(1) Model Link and Match with competency-based training approach to learning Housekeeping in vocational
schools, (2) Learning program Housekeeping in vocational competencies Housekeeping.
Keywords: Link and Match, Competency-based Training, Housekeeping, Vocational School (SMK)

PENDAHULUAN melalui pendidikan dan pelatihan dengan cara


Latar Belakang Masalah; Sekolah Menengah memberikan pengetahuan dan keterampilan
Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan kepada peserta didik yang dapat diterapkan
yang mengembangkan bidang vokasional di pada dunia kerja, sehingga mampu bersaing
Indonesia memegang peranan penting dalam secara kompetitif dalam dunia kerja.
meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Kenyataannya cukup kontradiktif; tidak
Peningkatan SDM ini lebih diorientasikan sedikit lulusan SMK yang menjadi
pada pengalaman belajar peserta didik, yaitu pengangguran, karena tidak memiliki

19
Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based
Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia tugas pengembangan sumber daya manusia”.
kerja. Kesenjangan ini sejalan dengan pendapat Berdasarkan uraian latar belakang masalah
yang diungkapkan Suparno (2008:1), bahwa: di atas, maka perlu dilakukan penelitian
“Kompetensi para pencari kerja belum Link berkaitan dengan Pengembangan Model Link
and Match dengan industri”. Lapangan and Match dengan pendekatan Competency
kerja bagi lulusan SMK sebenarnya cukup based Training pada pembelajaran Tata
banyak peluang yang dapat dimanfaatkan, Graha di SMK. Competency based
apabila sekolah mampu mengakomodasi Training adalah proses pembelajaran yang
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan di perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya
dunia kerja. Tidak sedikit SMK yang masih mengacu kepada penguasaan kompetensi
belum link and match dengan dunia kerja yang telah dirumuskan sebagai standar acuan
di dalam memberikan pengalaman belajar pencapaian hasil belajar sesuai standar dunia
kepada peserta didik, baik dari pemilihan kerja.
bahan ajar, sumber belajar, kegiatan maupun
peralatan praktikum yang digunakan. Rumusan Masalah; Dari uraian latar
belakang masalah, maka masalah penelitian
Fenomena ini menunjukkan bahwa SMK ini dirumuskan sebagai berikut: ”Model Link
sebagai satuan pendidikan belum optimal and Match dengan pendekatan Competency
dalam menyiapkan peserta didik dan based Training yang bagaimana yang sesuai
lulusannya untuk memiliki kompetensi diterapkan pada pembelajaran Tata Graha di
sesuai tuntutan dunia kerja. Oleh karena SMK?”
itu, kebijakan link and match bagi SMK,
telah memberikan penegasan terhadap Tujuan Penelitian; Tujuan umum dari
perlunya keterkaitan yang nyata antara penelitian ini adalah untuk mengembangkan
penyelenggaraan pendidikan dengan model Link and Match dengan pendekatan
kebutuhan masyarakat terutama dunia Competency based Training pada pembel-
usaha dan industri yang akan menjadi dunia ajaran Tata Graha di SMK. Dari tujuan umum
kerja para lulusan. Kebijakan tersebut ini, maka dirumuskan tujuan khusus sebagai
pada dasarnya merupakan sarana untuk berikut: (a) Menganalisis literatur dan studi
membangun kemitraan dengan industri lapangan berkaitan dengan pembelajaran
dalam mengembangkan program pendidikan Tata Graha di SMK; (b) Mengidentifikasi
dan pelatihan bidang keahlian yang karakteristik kompetensi kerja keahlian Tata
diselenggarakan pada satuan pendidikan Graha; (c) Merancang desain model link
SMK. and match dengan pendekatan Competency
based Training pada pembelajaran Tata
Model kerja sama yang sudah dilaksanakan Graha di SMK; (d) Mengembangkan
antara SMK dengan dunia kerja diantaranya program pembelajaran kompetensi keahlian
penerapan pendekatan pelatihan berbasis Housekeeping di SMK; dan (e) Melakukan
kompetensi (Competency based Training) ujicoba desain model link and match dengan
yang harus dioptimalkan dalam upaya pendekatan Competency based Training pada
menghilangkan jurang ketidak link and pembelajaran Tata Graha di SMK.
match-an antara dunia pendidikan dengan
dunia kerja. Asumsi ini sejalan dengan Kajian pustaka dalam penelitian ini yaitu;
pendapat Djojonegoro (Pakpahan, 2002:231), pembelajaran yang dilaksanakan di SMK
bahwa: “Kebijakan link and match berusaha berorientasi pada dunia kerja, karena
menempatkan pendidikan menengah untuk menghasikan lulusan yang memiliki
kejuruan sebagai sub sistem dari sistem kompetensi kerja sesuai KKNI dan relevan
pembangunan nasional dalam peran dan dengan dunia usaha dan dunia industri.

20
Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based
Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

Pembelajaran tersebut diantaranya melalui didik; (2) Proses pembelajaran harus


penerapan pendakatan Competency based memiliki kesepadanan degan kondisi dimana
Training pada pembelajaran kehlian kompetensi tersebut akan digunakan; (3)
produktif. Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan
Competency based Training (Pelatihan (indvidualized instruction), antara satu
berbasis kompetensi) merupakan proses peserta didik dengan peserta didik lainnya
pengajaran yang perencanaan, pelaksanaan tidak ada ketergantungan; dan (4) Harus
dan penilaiannya mengacu kepada tersedia program pengayaan (enrichment)
penguasaan kompetensi peserta didik. Tujuan bagi peserta didik yang lebih cepat dan
dari pendekatan ini adalah agar kegiatan program perbaikan (remedial) bagi peserta
yang dilakukan dalam proses pengajaran didik yang lebih lamban.
benar-benar mengacu dan mengarahkan Menguraikan kemampuan pekerja yang
peserta didik untuk mencapai penguasaan kompeten dalam sebuah pekerjaan mencakup
kompetensi yang telah diprogramkan mengidentifikasi dan mendaftarkan kinerja-
bersama-sama dengan dunia usaha dan dunia kinerja yang seharusnya ditampilkan pekerja
industri. kompeten dalam pekerjaan tertentu. Proses
Dengan pendekatan pelatihan berbasis ini disebut juga “occuoational analysis”
kompetensi ini, pembelajaran pada intinya (analisis tugas-tugas pekerjaan). Dalam
berisi seperangkat kompetensi yang perlu menganalisis tugas-tugas pekerjaan tersebut
dimiliki peserta didik melalui proses dapat mengkaji bagan tentang hubungan
kegiatan pembelajaran yang memiliki ciri antara kompetensi kerja, program pelatihan,
sebagai berikut:(1) Kegiatan pembelajaran dan kompetensi lulusan yang dirujuk dari
adalah penguasaan kompetensi oleh peserta Blank, W.E. (1982), sebagai berikut.

Kinerja sesungguhnya
di tempat kerja

Program
pelatihan
semata
berdasarkan
tugas-tugas
pekerjaan
Lulusan program
menguasai tugas-
tugas pekerjaan dan
mampu memasuki
lapangan kerja
secara kompeten

Pendekatan pembelajaran ini menekankan Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan


penguasaan kompetensi sesuai standar yang pembelajaran dengan pendekatan pelatihan
ditentukan, melalui kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi harus memenuhi
yang dirancang dan dilaksanakan secara persyaratan sebagai berikut: (a) Kurikulum
terstruktur serta berfokus pada peserta didik harus dikembangkan mengacu kepada
(learner focused) melalui penyelesaian tugas/ standar kompetensi yang ditetapkan oleh
kompetensi (task focused) secara bertahap. industri/asosiasi profesi, dan memuat isi

21
Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based
Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

yang menunjang pencapaian kompetensi; Lokasi dan Subjek Penelitian


(b) Modul/bahan ajar harus dikembangkan Penelitian dilakukan di SMK Negeri
berdasarkan kurikulum dan standar Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan
kompetensi, serta mampu memberikan di Kota Bandung, dengan subjek penelitian
kesempatan kepada peserta didik untuk terdiri dari peserta didik dan guru pengampu
mengikuti program sesuai dengan tingkat mata pelajaran produktif keahlian Tata Graha.
kecepatan yang dimilikinya; (c) Guru atau
instruktur harus memiliki kompetensi Teknik Pengumpulan Data
sesuai dengan bidangnya; (d) Peserta didik, Pengumpulan data penelitian dikelompokkan
telah memiliki kompetensi sesuai dengan dalam tiga tahap, yaitu: (a) Studi Pendahuluan;
bidangnya; (e) Kegiatan diklat diorganisasi Pada studi pendahuluan digunakan teknik
secara tepat agar dapat dilaksanakan secara wawancara, observasi dan studi dokumentasi
fleksibel dan memberikan perlakuan secara yang ditunjang dengan kajian literatur;
adil kepada peserta didik sesuai dengan (b) Pengembangan Model; Pada tahap
potensi yang dimilikinya; (f) Fasilitas harus pengembangan model, ada dua langkah
memadai untuk seluruh peserta didik, baik yang berkaitan dengan teknik pengumpulan
dari sisi jenis, jumlah dan kualitas; (g) data, yaitu ujicoba terbatas dan ujicoba lebih
Manajemen institusi perlu dikembangkan luas. Pada ujicoba terbatas dan ujicoba lebih
sesuai dengan semangat pembaharuan; dan luas ini menggunakan teknik pengumpulan
(h) Biaya operasional diklat, memadai sesuai data berupa pedoman observasi; (c) Uji
kebutuhan operasional dalam pencapaian Validasi Model; Pada uji validasi model,
kompetensi peserta didik. dilakukan kepada pihak internal (guru) dan
Pembelajaran dengan pendekatan berbasis eksternal (praktisi) untuk menghasilkan
kompetensi, dalam pelaksanaannya tidak model link and match yang teruji baik pada
hanya menekankan pada pengetahuan saja tingkat internal maupun eksternal, sehingga
tetapi juga menekankan kepada proses diketahui dampak dari penggunaan model
maupun sikap ilmiahnya. Melalui tugas terhadap tingkat capaian kompetensi peserta
dan kinerja diharapkan mampu melakukan didik pada standar kompetensi Housekeeping
penalaran ilmiah dalam arti berpikir secara di SMK.
efektif dalam menyelesaikan masalah- Teknik Analisis Data
masalah yang dihadapi.
Teknik analisis data yang dilakukan mencakup
analisis data pada tahap studi pendahuluan,
METODE PENELITIAN pengembangan model dan validasi model.

Pendekatan Penelitian Pada tahap studi pendahuluan, temuan


tentang model sebagai hasil pengembangan
Pendekatan penelitian yang digunakan yang dideskripsikan dalam bentuk sajian data
adalah Penelitian dan pengembangan naratif, kemudian dianalisis secara kualitatif.
(Research and Development). Research
and Development dalam penelitian ini Pada tahap pengembangan terdiri dari
meliputi tahapan: mengacu pada langkah- beberapa pendekatan di dalam menganalisis
langkah yang dikembangkan Sukmadinata data temuan penelitian, yaitu: 1) Pelaksanaan
(2005:184), yaitu: (1) Studi Pendahuluan, (2) dan hasil pengembangan desain model
Pengembangan Model, dan (3) Uji Validasi dideskripsikan dalam bentuk sajian data
Model. naratif, yang kemudian dianalisis secara
kualitatif. 2) Pada uji coba model, hasil uji
coba penerapan desain model dianalisis

22
Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based
Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

dengan pendekatan kuantitatif. pada pembelajaran standar kompetensi


Pada tahap validasi model, dianalisis Housekeeping di SMK Kompetensi Keahlian
menggunakan pendekatan kuantitatif Akomodasi Perhotelan telah teruji efektif
terhadap program yang dikembangkan di dalam peningkatan capaian kompetensi
untuk melihat dampak dari model yang peserta didik. Kondisi ini tertampilkan dari
dikembangkan terhadap tingkat capaian hasil uji coba terbatas dan uji coba lebih luas
kompetensi peserta didik pada standar yang menunjukkan bahwa, tingkat capaian
kompetensi Housekeeping di SMK program kompetensi peserta didik adanya peningkatan
keahlian Akomodasi Perhotelan. dari pelatihan pertama, kedua, ketiga hingga
keempat. Dapat dimaknai bahwa kompetensi
HASIL PENELITIAN DAN peserta didik dapat meningkat apabila
PEMBAHASAN pengalaman belajar mereka diprogram dan
dikondisikan sesuai denga tuntutan standar
Model Link and Match sebagai model industri, sehingga para peserta didik akan
pembelajaran yang dihasilkan melalui memperoleh pengalaman nyata dan capaian
Research and Development, meliputi kompetensi yang optimal.
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar Peningkatan capaian kompetensi teruji dari
(uji kompetensi), pada standar kompetensi Validasi model yang dilakukan melalui studi
“Housekeeping” di SMK Kompetensi eksperimen dengan cara membandingkan
Keahlian Akomodasi Perhotelan. capaian kompetensi antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Melalui kegiatan
Dari berbagai temuan dalam pengembangan validasi model ini diperoleh temuan sebagai
model Link and Match dengan pendekatan berikut.
Competency Based Training yang diterapkan
Kelas Kelompok Eksperimen Kelas Kelompok Kontrol
Siswa
Skor Akhir Keterangan Skor Akhir Keterangan
01 90 Kompeten 80 Kompeten
02 90 Kompeten 75 Kompeten
03 90 Kompeten 75 Kompeten
04 90 Kompeten 80 Kompeten
05 90 Kompeten 80 Kompeten
06 90 Kompeten 75 Kompeten
07 85 Kompeten 80 Kompeten
08 90 Kompeten 80 Kompeten
09 90 Kompeten 85 Kompeten
10 90 Kompeten 85 Kompeten
11 90 Kompeten 75 Kompeten
12 90 Kompeten 85 Kompeten
13 90 Kompeten 80 Kompeten
14 90 Kompeten 80 Kompeten
15 90 Kompeten 85 Kompeten
16 90 Kompeten 85 Kompeten
17 85 Kompeten 75 Kompeten
18 90 Kompeten 80 Kompeten
19 90 Kompeten 80 Kompeten
20 85 Kompeten 85 Kompeten
21 90 Kompeten 80 Kompeten
22 90 Kompeten 75 Kompeten
23 90 Kompeten 80 Kompeten
24 90 Kompeten 75 Kompeten

23
Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based
Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

25 90 Kompeten 80 Kompeten
26 90 Kompeten 80 Kompeten
27 90 Kompeten 85 Kompeten
28 90 Kompeten 75 Kompeten
29 90 Kompeten 80 Kompeten
30 90 Kompeten 80 Kompeten
Rata-rata 89,50 79,83

Dari laporan hasil uji kompetensi di atas, baik peserta didik belajar, 2) memberikan
dilakukan uji hipotesis menggunakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta
Levene’s Test (Pedoman Analisis Data didik, 3) memungkinkan siswa mendapatkan
dengan SPSS, 2009). Uji t yang digunakan waktu yang memadai untuk menguasai
adalah uji t dua sampel independent kompetensi secata tuntas.
dengan asumsi kedua varian tidak sama, Pendekatan Competency Based Training
memberikan nilai t = 10,91 berada di luar yang disarikan dari Blank, W.E. (1982)
daerah penerimaan dengan sig (2-tailed) mengandung makna bahwa, pengembangan
= 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H0 program pendidikan dan pelatihan jabatan
ditolak. Artinya, terdapat perbedaan rata-rata atau pekerjaan yang efektif mulai dari
perolehan skor akhir antara kelas kelompok merumuskan hasil belajar peserta didik
eksperimen dan kelas kelompok kontrol pada (learning outcomes) yang dinyatakan secara
standar kompetensi Housekeeping. Dapat jelas, dapat diamati dan diukur sampai
disimpulkan bahwa, penggunaan model Link kepada bagaimana mengevaluasi penampilan
and Match pada Pembelajaran Housekeeping atau kinerja peserta didik setelah proses
di SMK Kompetensi Keahlian Akomodasi pembelajaran. Di samping itu ada penekanan
Perhotelan menunjukkan cukup efektif untuk pada “belajar” (learning) ketimbang
capaian kompetensi peserta didik, sehinga “mengajar” (teaching) dalam setiap kegiatan
model yang dikembangkan layak untuk peserta didik menyelesaikan tugas-tugas
diimplementasikan pada kompetensi yang untuk mencapai kompetensi kerja yang telah
setara atau serumpun di SMK yang lebih ditentukan melalui paket-paket belajar yang
luas. dikembangkan dan dimediasi oleh guru
Model Link and Match dengan pendekatan secara hati-hati dan seksama agar peserta
Competency Based Training ini akan didik mencapai ketuntasan belajar.
berhasil apabila perencanaan pembelajaran, Pandangan di atas sejalan pula dengan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pendapat yang disarikan dari Sulivan
hasil belajar mengacu pada standar industri (1995), bahwa dalam Competency Based
dan melibatkan kedua belah pihak, yaitu Training, unit kemajuan adalah penguasaan
pihak internal dan eksternal. Program pengetahuan dan keahlian tertentu yang
pembelajaran dikembangkan oleh guru berpusat pada peserta didik. Istilah-istilah
pengampu sebagai pihak internal dan praktisi utama yang digunakan dalam pelatihan
dari industri sebagai pihak eksternal, sehingg berbasis kompetensi meliputi keahlian dan
pengalaman belajar peserta didik di SMK kompetensi. Keahlian merupakan suatu
akan Link and Match dengan dunia kerja. tugas atau kelompok tugas yang dilakukan
Simpulan ini sejalan dengan yang disarikan pada suatu tingkat tertentu atau kemahiran
dari Blank, W.E. (1982) bahwa, program yang seringkali menggunakan fungsi gerak.
pelatihan yang efektif dalam menyampaikan Kompetensi merupakan suatu keahlian yang
pengajaran adalah: 1) menyebutkan dengan dilakukan untuk standar tertentu dalam
jelas tentang apa program itu dan seberapa kondisi tertentu. Program pembelajaran yang

24
Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based
Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

dirancang dengan pendekatan Competency mengembangkan Competency Based


Based Training, menganut dua konsep dasar Training, dapat dimaknai bahwa pendekatan
filosofis yaitu: 1) Pengertian kompetensi tersebut sangat tepat apabila diterapkan pada
manusia (human competencies) adalah pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
kemampuan untuk menunjukkan kinerja yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan
(unjuk kerja). Pengetahuan, sikap, dan nilai yang memiliki kemampuan kerja sesuai
yang dimiliki tidak banyak bermanfaat dengan tuntutan standar industri. Competency
tanpa menunjukkan kemampuan kerja yang Based Training merupakan suatu pendekatan
terlihat dalam hasil belajar; dan 2) Filosofis bagi pendidikan dan pelatihan kejuruan yang
belajar tuntas (mastery learning). Konsep menekankan pada apa yang dapat dilakukan
ini meyakini bahwa kebanyakan orang akan seseorang di tempat kerja sebagai suatu hasil
belajar banyak jika disediakan pengajaran penyelesaian suatu program pelatihan. Ciri
yang berkualitas dan menggunakan cukup utama Competency Based Training adalah
waktu. keberhasilan setiap peserta didik dinilai
Pembelajaran berlangsung berdasarkan dengan standar industri yang mengarah
kondisi-kondisi tertentu yang didesain pada keterampilan dan kemampuan yang
menurut kompetensi-kompetensi khusus dibutuhkan untuk melakukan tugas tertentu.
yang telah ditetapkan sebelumnya. Seluruh
kegiatan belajar mengajar bermuara pada KESIMPULAN
pencapaian kompetensi peserta didik melalui Dari seluruh kegiatan penelitian mengenai
pendekatan belajar tuntas (mastery leaning). pengembangan model Link and Match
Evaluasi dan penilaian hasil belajar diukur dengan pendekatan Competency Based
atas dasar seberapa jauh peserta didik Training pada pembelajaran Tata Graha di
telah mampu menampilkan kinerja yang SMK dapat disimpulkan sebagai berikut:
menunjukkan pemahaman dan keterampilan
yang didemonstrasikan dalam kerangka 1. Model link and match dengan pendekatan
perilaku (behaviour) yang dirumuskan secara Competency based Training pada
spesifik. Ketercapaian atau keberhasilan pembelajaran Tata Graha di SMK meliputi
peserta didik untuk sebuah elemen behavioral perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
dapat diukur melalui indikator kinerja. pembelajaran dan penilaian hasil belajar
dikembangkan mengacu pada standar
Penilaian hasil belajar atau pengukuran industri.
capaian kompetensi sebagai temuan
penelitian pengembangan model Link and 2. Program pembelajaran Tata Graha
Match dengan pendekatan Competency Based dirancang merujuk pada karakteristik
Training, masih perlu dikembangkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
model penilaian dan alat penilaian yang SMK Kompetensi Keahlian Akomodasi
mengakomodasi tuntutan standar industri Perhotelan dan standar kompetensi kerja
terkait dengan indikator-indikator kinerja hotel.
yang harus diukur. Asumsi ini sejalan dengan 3. Model link and match dengan pendekatan
pendapat yang disarikan dari Stiggins (1994) Competency based Training dapat
bahwa, target pencapaian hasil belajar yang meningkatkan capaian kompetensi
dapat diraih dalam evaluasi kinerja meliputi peserta didik pada standar kompetensi
aspek-aspek berikut ini: 1) knowledge, 2) Housekeeping di SMK Kompetensi
reasoning, 3) skill, 4) product, dan 5) affect. Keahlian Akomodasi Perhotelan.
Merujuk pada pendapat para ahli yang 4. Optimalisasi Competency based Training

25
Model Link and Match dengan Pendekatgan Competency Based
Training pada Pembelajaran Tata Graha .... (Yoyoh Jubaedah) ISSN 1412-565 X

di SMK melalui pengalaman belajar yang


dikondisikan sesuai replika di industri
dengan cara melibatkan pihak eksternal
(industri) pada tahap perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
5. Model link and match dengan pendekatan
Competency based Training pada
pembelajaran Tata Graha di SMK teruji
efektif di dalam peningkatan capaian
kompetensi peserta didik pada standar
kompetensi Housekeeping. Keterujian
tersebut terlukiskan pada prestasi
kelas eksperimen yang menunjukkan
nilai capaian kompetesi lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.

DAFTAR PUSTAKA
Blank, W.E. (1982). Handbook for Developing
Competency Based Training. New Jersey :
Prentice-Hall Inc.
Pakpahan, J. (2002). Perkembangan Pendidikan
Menengah Kejuruan Pada Pelita VI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom
Assessment. New York: Macmillan College
Publishing Company.
Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suparno, Erman. (2008). Kompetensi, Jabatan
Penghubung Dunia Pendidikan
dan Industri. Terdapat di [On line]
h t t p : / / w w w. E d u b e n c h m a r k . c o m /

26

Anda mungkin juga menyukai