Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan
Panduan Praktek Klinik Rumah Sakit Islam Pati
Penyusunan buku ini dimaksud untuk menjadi acuan, pegangan dan standar yang
harus di ikuti dalam memberikan pelayanan sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang
optimal dan baik. Suatu pelayanan yang baik dan bermutu tentu merupakan hal yang relative
karena itu diperlukan standar di mana kita dapat mengacu dalam melaksanakan satu proses
pelayanan atau acuan bagi asatu kelengkapan yang merupakan masukan bagi proses
tersebut. Dan tidak kalah pentingnya kami dapat mengacu terhadap suatu hasil yang
diharapkan dan seharusnya tercapai.
Perbaikan dan penyempurnaan serta perubahan buku standar pelayanan medik
ini kami harapkan dapat dilakukan secara berkala, sehingga buku ini senantiasa dapat sejalan
dengan pola penyakit yang ada di Rumah Sakit Islam Pati dan mengikuti perkembangan Iptek
di bidang kesehatan.
Kepada teman sejawat Komite Medik dan anggota Staf Medis fungsional yang
telah menyusun buku ini kami ucapkan terima kasih
Semoga buku ini membawa manfaat yang sebesar-besarnya dan mendapat ridlo
Allah SWT amin Ya Robbal Alamin
Wasaalamu’alaikum Wr. Wb
dr.H.Imron Rosyidi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya telah dapat
menyusun Buku Panduan praktek Klinik Rumah sakit Islam Pati
Panduan praktek klinik merupakan bagian integral dari standar pelayanan rumah
sakit dan diharapkan secara bertahap dapat menerapkan standar tersebut sehingga
pelayanan medis yang dihasilkan mempunyai mutu, efektifitas dan efisiensi sesuai dengan
yang diharapkan. Keberadaan standar tersebut sangat penting dan tidak dapat dipisahkan
dengan program menjaga mutu rumah sakit yang merupakan tuntutan masyarakat
Filosofi pelayanan medis adalah suatu proses pelayanan yang sungguh-sungguh
sesuai dengan standar yang telah disepakati sebagai yang terbaik akan membawa suatu hasil
yang optimal
Hasil pelayanan medis tidaklah sempurna seratus persen karena kita kenal proses
yang terjadi adalah proses biomedik yang mengandung suatu ketidakpastian walaupun hal
tersebut dapat diperkirakan. Apabila kita telah mengadakan suatu pelayanan medis yang
sebaik-baiknya hal tersebut kita dapat menjamin suatu hasil yang sempurna karena seperti
disampaikan diatas adanya medical uncertainity, yang penting adalah melaksanakan proses
sebaik-baiknya.
Penyusunan memaklumi bahwa isi buku panduan praktek klinik ini masih banyak
kekurangannya dan belum lengkap, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
dan mengharapkan saran serta kritik dari semua pihak untuk penyempurnaan pada edisi
berikutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
WEWANTI
(DISCLAIMER)
Penerapan Panduan ini pada pasien harus disesuaikan dengan kondisi pasien secara individual.
Secara lengkap hal-hal berikut perlu dikemukakan :
1. PPK merupakan panduan untuk tata laksana pasien. Sebagian diantaranya hanya berupa
panduan tata laksana awal, sedangkan tata laksana sepenuhnya harus disesuaikan
dengan perjalanan klinis pasien dengan memperhitungkan hal-hal lain yang relevan.
2. PPK dibuat untuk tata laksana rata-rata pasien dengan diagnosa tertentu harus diingat,
bahwa variabilitas perjalanan setiap penyakit sangat luas.
3. PPK dibuat untuk satu jenis penyakit, pada saat PPK menguraikan tata laksana penyakit,
seolah pasien tersebut tidak menderita penyakit lain apapun.
4. Respon individu terhadap prosedur diagnostik dan terapi sangat bervariasi.
5. PPK, bila dikemudian terbukti ada obat atau prosedur tertentu yang berbahaya maka
obat atau prosedur itu harus ditinggalkan, sebaliknya bila ada obat atau prosedur lain
yang lebih baik dan dapat diterpakan maka obat atau prosedur itu harus diterapkan.
Dokter yang tidak melaksanakan hal yang tercantum dalam PPK harus menyebut
alasannya dengan jelas, menulis pada rekam medis dan siap
mempertanggungjawabkannya.
6. Praktik kedokteran modern menuntut para dokter untuk lebih banyak mengakomodasi
keinginan dan nilai-nilai pasien dan keluarganya.
7. Meskipun para penulis dan penyunting telah mencermati dosis obat, namun para
pengguna disarankan untuk merujuknya pada sumber lain. Kesalahan yang terjadi akibat
penggunaan PPK ini menjadi tanggung jawab masing-masing dokter.
8. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran berlangsung dengan sangat cepat sehingga
PPK ini perlu dipantau pelaksanaannya dan perlu dilakukan revisi setiap 2 tahun atau
lebih cepat untuk hal-hal yang dianggap mendesak.
Pemeriksaan Fisik Tampak massa putih atau kebiruan bening, perabaan lunak dan
tidak nyeri, tidak mudah berdarah, bertangkai/ mudah
digerakkan, unilateral/ bilateral
18.Output Sembuh
Sering kambuh kembali
2. Anamnesis Sakit menelan, banyak ludah, suara sengau, sukar buka mulut,
mulut bau
18. PA -
19. Otopsi/ Risalah rapat -
20. prognosis -
21. Kepustakaan 1. Standar Pelayanan dokter Spesialis THT
2. Standar Pelayanan Medik (IDI)
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT ISLAM PATI
2014 - 2017
3. Pemeriksaan Fisik Mukosa hidung dan konka edema, licin, pucat, livid dan basah
Pemeriksaan fisik :
- Laboratorium
- Mukosa hidung dan konka edema, licin, pucat, livid dan
basah
Kadang-kadang disertai polip, tanda allergic salute dan allergic
crease sering dijumpai pada anak.
9. Perawatan RS Rawat jalan, kecuali bila terjadi penyulit akibat penyakit maupun
akibat terapi atau untuk imunoterapi singkat (rush imunoterapy)
17.Output -
18. PA -
19. Otopsi/ Risalah rapat -
20. prognosis -
21. Kepustakaan 1. Standar Pelayanan dokter Spesialis THT
2. Standar Pelayanan Medik (IDI)
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT ISLAM PATI
2014 - 2017
3. Pemeriksaan Fisik Radang pada telinga tengah disertai ketulian dalam beberapa
tingkatan
20. prognosis -
21. Kepustakaan 1. Standar Pelayanan dokter Spesialis THT
2. Standar Pelayanan Medik (IDI)
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT ISLAM PATI
2014 - 2017
Pemeriksaan :
Mukosa hidung dan konkhaedema, permukaan tidak licin,
hiperemis (ringan) basah berlendir. Terkadang disertai polip
sekret yang kental
8. Konsultasi -
9. Perawatan RS Umumnya tidak perlu dirawat kecuali bila ada tindakan operatif
10. Terapi Terapi konservatif : dekongestan, mukolitik, antibiotic
Terapi operatif : bila perlu
16. Masa pemulihan Pasien terapi bedah : bila perlu istirahat rumah maksimal 3 hari
sebelum aktivitas kembali
Pasien rawat jalan, bila perlu 1 – 2 hari
Pemeriksaan :
Mukosa hiperemis umumnya granula membesar (+)
8. Konsultasi -
9. Perawatan RS Rawat jalan
10. Terapi Terapi konservatif : medikamentosa simptomatik dan
antibiotik
Terapi tindakan : kauterisasi (kimiawi dan atau elektris)
12. Penyulit
13. Tenaga standar Dokter spesialis THT
Pemeriksaan :
Refleks cahaya menurun sampai dengan menghilang
Terkadang retraksi M.T
8. Konsultasi -
9. Perawatan RS Rawat jalan, rawat inap bila dilakukan tindakan operatif
10. Terapi Terapi kausal :
Akibat palatosis operatif palatoplasi
Akibat ISPA pengobatan ISPA nya
Akibat alergi atasi alergi
Akibat adenoiditis adenoidektomi
Terapi konservatif :
Valsalva test
Politserisasi
Kateterisasi
Pneumo masase
Menghilangkan obstruksi cavum nasi
Tampon hidung harus dilindungi antibiotik
Tindakan operatif :
Terkadang perlu parasentese atau pemasangan
grommet
11. Tempat pelayanan Rumah sakit type C
3. Pemeriksaan Fisik tanda-tanda radang di liang telinga, terkadang disertai sekret dan
tanda-tanda infeksi jamur
6. Pemeriksaan penunjang -
7. Diagnosis Kerja Otitis Eksterna (Benigna)
8. Konsultasi -
9. Perawatan RS Rawat jalan
10. Terapi Terapi konservatif medic :
Lokal
Sistematik
3. Pemeriksaan Fisik Stadium dini : permukaan mukosa dapat tidak rata, kalpasi
agak mudah berdarah
Stadium selanjutnya :
Tampak tumor nasofaring
Kelumpuhan syaraf sentral
Tumor leher lateral
Terkadang sumbat hidung
9. Perawatan RS Stadium dini dapat rawat jalan, stadium lanjut perlu rawat inap
15. Lama perawatan Tergantung stadium penyakit dan keadaan umum pasien
16. Masa pemulihan Tergantung stadium penyakit dan keadaan umum pasien
6. Pemeriksaan penunjang -
7. Diagnosis Kerja Serumen Sumbat (Cerumen plug)
8. Konsultasi -
9. Perawatan RS Rawat jalan