Makalah Auditing Ii Siklus Pendapatan
Makalah Auditing Ii Siklus Pendapatan
SIKLUS PENDAPATAN
Oleh:
INRIANI 201530015
MILA 201530019
AKUNTANSI A1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
“Siklus Pendapatan”
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,kami megharapkan kritik dan saran yang
berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pemerhati pendidikan
pada umumnya, Serta merupakan wujud sebuah pengabdian kami kepada Allah SWT.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
1.3 TUJUAN..................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
Konsep Dasar Siklus Pendapatan...........................................................................................................6
Pengertian Siklus Pendapatan...........................................................................................................6
Gambar. Rekening- rekening dalam siklus pendapatan.....................................................................7
Tujuan Audit Siklus Pendapatan........................................................................................................7
Pengujian sebelum tanggal neraca....................................................................................................8
Sasaran Audit siklus pendapatan.......................................................................................................8
Pengembangan Strategi Audit berdasar pemahaman bisnis & industry............................................9
Materialitas.......................................................................................................................................9
Strategi audit mempertimbangkan:...................................................................................................9
Pertimbangan komponen komponen Pengendalian Internal.........................................................11
Aktivitas-aktivitas pengendalian dalam transaksi-transaksi.............................................................14
Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian.................................................15
Pengujian substantif atas piutang usaha........................................................................................16
Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian detil..............................................................................17
Gambar Korelasi komponen-komponen risiko asersi piutang usaha..............................................17
Perancangann program audit, dalam siklus pendapatan.................................................................18
BAB III..................................................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................................................22
BAB IV..................................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secra wajar, sesuai dengan prinsip
tertentu yang disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh, neraca atau laporan keuangan
terdiri dari rekening rekening aktiva, rekening kewajiban rekening modal. Kelompok
rekening aktiva terdiri atas kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung, dan sebagainya.
Demikian pula kelompok-kelompok yang sama. Untuk dapat memberikan pendapat tentang
laporan keuangan secara keseluruhan, auditor harus memberikan seluruh rekening yang
perusahaan atas posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan selama suatu periode tertentu
(biasanya satu tahun). Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi dan praktik
akuntansi yang lazim dalam dunia akuntansi. Standar akuntansi diterbitkan oleh profesi
akuntan dengan nama Standar Akuntansi Keuangan. Standar akuntansi ini dijadikan acuan
oleh semua pihak yang terkait dengan laporan keuangan. Agar pihak di luar perusahaan
mempercayai laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, maka dibutuhkan jasa pihak
ketiga yang bertugas untuk memeriksa dan menyatakan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi. Pihak ketiga ini biasa disebut Auditor Independen.
Laporan keuangan dalam proses penyusunannya dilakukan dengan cara manual atau
terkomputerisasi.(Sudarmadji 2012)
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
berhubungan dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan yanng
berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda
mempunyai sumber pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh dalam bentuk hasil
penjualan barang atau produk; dokter pengacara;dan notaris memperoleh pendapatan berupa
uang jasa; bioskop dan gedung pertunjukkan memperoleh pendapatan dalam bentuk hasil
penjualan karcis tempat duduk; sedangkan pendapatn bank dan lembaga keuangan adalah
Siklus Pendapatan
informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan
dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut (Romney dan
Steinbart, 2003:5)
mengirim pesanan, menerima uang tunai, menyimpan tanda terima tunai, menyesuaikan akun
pelanggan. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi seperti sistem penjualan
tunai, sistem penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Tiga
fungsi dasar SIA dalam siklus pendapatan, antara lain (Romney dan Steinbart, 2003:7)
daya organisasi.
(Sudarmadji 2012)
Potongan Penjualan
Piutang
Tujuan audit atas siklus pendapatan adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan
bukti kompeten yang cukup tentang aseri-asersi laporan keuangan yang signifikan yang
berhubungan dengan transaksi – transaksi dan saldo- saldo yang dipengaruhi oleh siklus
pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor menerapkan berbagai sisi
04 Sebelum menerapkan pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau
kewajiban pada tanggal interim, auditor harus menentukan kesulitan dalam pengendalian
atas kenaikan risiko audit. Paragraf 05 sampai dengan 07 membahas pertimbangan yang
biaya pengujian substantif yang diperlukan untuk sisa periode sedemikian rupa sehingga
memberikan tingkat keyakinan memadai atas audit pada tanggal neraca. Penerapan
pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim
mungkin tidak cost-effective jika pengujian substantif untuk mengungkapkan sisa periode
tidak dapat dibatasi karena tingkat risiko pengendalian yang ditentukan. (sumber SA seksi
313)
Keberadaan atau Keterjadian (yang di catatan dan di laporan bukan sesuatu yang fiktif)
Kepemilikan dan Kewajiban (kekayaan dan hutang yang ada dan yang tercatat merupakan
milik atau kewajiban entitas)
Penilaian dan Pengalokasian (metode penilaian dan alokasi sesuai dengan PABU)
• Ekspekstasi piutang neto berdasar rerata periode penagihan klien dan industri
• Biaya penjualan
Materialitas
• Frekuensi transaksi pendapatan tinggi
• Piutang Usaha
• Jumlahnya relatif material, sehingga pendapatan sering dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan jumlah yang material.
• Anjak piutang (factoring) dan penggadain piutang (cessie) sering salah klasifikasi
Memahami total pendapatan dengan menggunakan informasi kapasitas & pasar klien
Menilai perputaran piutang usaha atau hari rata-rata pengumpulan piutang usaha
• Pembandingan AR dg anggarannya
• Sales to capacity
• Market share
• AR Turn Days
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penilaian Risiko
• cepat terhadap akuntansi dan pelaporan
• Pengaruh pertumbuhan
c. Sistem Akuntansi
d. Monitoring
• 1. Kesalahan penagihan
Menurut Romney dan Steinbart, terdapat empat aktivitas bisnis yang dilakukan dalam siklus
e. Slip Pembungkus
f. Tembusan Gudang
a. Faktur Penjualan
b. Tembusan Piutang
d. Tembusan Analisis
e. Tembusan Wiraniaga
4. Buku Memorial.
• Penerimaan kas berasal dari: Transaksi pendapatan ,Pinjaman jangka pendek atau jangka
panjang ,Penerbitan (emisi) modal saham , Penjualan efek, investasi jangka panjang, dan
aktiva lain
• Penerimaan Kas Masuk : Penerimaan langsung (cash register)dan Via pos (lockbox
system)
• Pencatatan Penerimaan
kedua atas transaksi penerimaan kas. Kebanyakan prosedur pengendalian dalam pengolahan
penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian yang
analitis menunujukkan kenaikan dalam jumlah hari piutang, salah satu kemungkinan
penyebab sang bisa menjelaskan hal tersebut adalah penggelapan kas. Sehubungan dengan
risiko bawaan berupa penggelapan kas, dan dampak dari transaksi penerimaan kas terhadap
rendah, auditor harus memperluas pengujian efektivitas yang mencakup inspeksi dokumen
penerimaan kas cocol dengan pengantar pembayaran dan melakukan ulang pengendalian
manual tersebut.
Piutang mencakup semua tagihan kepada para pelanggan, karyawan, dan perusahaan
afiliasi yang timbul dari penjualan secara kredit, transaksi wesel , pemberian pinjaman, dan
bunga yang masih akan diterima. Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan pada piutang
bruto kepada para pelanggan yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit dan rekenig
kontra yang bersangkutan yaitu cadangan kerugian piutang. Untuk merancang pengujian
susbstantif atas rekening – rekening ini, auditor pertama-tama harus menetapkan tingkat
penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang berkaitan dengan
siklus pendapatan seperti (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan)
yang berpengaruh pada transaksi piutang usaha. Penetapan-penetapan untuk asersi kelompok
transaski berpengaruh terhadap asersi-asersi saldo rekening. Yang sama untuk rekening yang
sama untuk rekening yang dipengaruhi oleh transaksi dengan satu perkecualian
asersi kelengkapan untuk satu kelompok transaksi yang menyebabkan berkurangnya saldo
Bawaan
Risiko Moderat Rendah Moderat Moderat Tinggi
prosedur
Risiko Rendah Moderat Moderat Rendah Moderat
pengendalian
transaksi
penjualan
kredit
Risiko Rendah Moderat Moderat Rendah Rendah
pengendalian
transaksi
penerimaan
kas
Risiko Moderat Moderat Moderat rendah Moderat
pengendalian
transaksi
penyesuaian
penjualan
Risiko Moderat Moderat Moderat Rendah Moderat
pengendalian
penggabunga
pengujian
Detil bisa
diterima
Langkah berikutnya adalah menyelesaikan program audit untuk mencapai tujuan khusus audit
industri klien serta perlu dipahami mengenai kebijakan pengakuan pendapatan, serta pemicu-
pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor .
auditor juga harus memahami standar termin perdaganagan, pengalaman klien dalam
pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan luasnya
cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah melakukan penelusuran saldo awal
tahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir per audit dalam kertas kerja tahun lalu (jika
tahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas selama periode direview dengan memusatkan
perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar jumlahnya atau tidak biasa, yang
dicatat telah disimpan di dalam rekening bank adalah bukti penerimaan uang tunai. Di dalam
tes ini, total penerimaan uang tunai dicatat didalam jurnal penerimaan uang tunai untuk
periode tertentu, seperti untuk satu bulan, akan dicocokkan dengan simpanan di bank pada
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas dan dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapakan bagi penerimaan kas.(Arens 2006).
b. Prosedur Analitis
Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk memperkirakan
besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan penjualan, dan laba kotor
mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil konsisten
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian substantif atas transaksi dalam
siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutan usaha kas, beban piutang tak tertagih, dan
penyisihan untuk piutang tak tertagih. Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan,
auditor harus melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan
pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.
transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahan publik
maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap penilaian risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa.
.(Arens 2007)
Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi
Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing
Prosedur audit berlaku umum konfirmasi piutang usaha merupakan prosedur audit
yang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya dianggap
bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti yang bermutu lebih
tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam satuan usaha
yang di audit. Oleh karean itu terdapat anggpana bahwa auditor akan meminta konfirmasi
horisontal daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo buku besar.
(2) Pengujian umur atas jumlah jumlah yang tercantum pada kelompk umur dalam daftar
piutang (3) Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening rekening
yang diperlukan untuk setiap kelompok unur dan kecukupan cadangan sebagia keseluruhan.
(5) Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu lalu dengan pengalaman kemudian
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
penjualan. Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan sangat vital, tetapi praktik bisnis
dan pemicu ekonomisnya sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya.
Pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha merupakan langkah pertama yang
mengakibatkan timbulnya risiko bawaan yang tinggi untuk berbagai asersi signifikan laporan
keuangan seperti misalnya sersi keberadaan atau ketejadiaan piutang usaha. Oleh karena itu,
banyak perusahaan berusaha untuk memiliki sistem pengendalian intern yang kuat di bidang
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Kinerja Unit Bisnis Dalam Berbagai Tingkatan
Elder, Randal J., Beasley, Mark S. Dan Arens, Alvin A. (2006). “Auditing and jasa
STIE YKPN.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2007. Auditing dan Pelayanan Verifikasi :