Dalam melakukan praktikum, pengenalan alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja. Alat-alat laboratorium mudah pecah ataupun berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Dengan adanya pengenalan ini dapat meminimalisasi kesalahan prosedur yang terjadi. Hal ini penting dilakukan agar penelitian dan praktikum yang dikerjakan berhasil. Mikrobiologi dapat diartikan suatu organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Maka diperlukan alat-alat laboratorium untuk membantu praktikan dalam melakukan penelitian. Alat yang sering ditemukan di laboratorium adalah mikroskop dan banyak lagi alat-alat yang sering digunakan, seperti inkubator, colony counter, laminar flow cabinet,cawan petri, pipet tetes, dan lain-lain. Setiap alat ini mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-beda. I.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mempelajari penggunaan alat-alat yang digunakan di Laboratorium Mikrobiologi. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Alat-alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum terbagi dalam 3
jenis alat yaitu alat elektri, gelas dan non gelas. Inkubator merupakan alat elektri yang digunakan untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Mikroskop merupakan alat laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran, sehingga dapat melihat struktur mikroorganisme (Herrani, 2015). Autoklaf adalah alat yang memiliki kegunaan untuk mensterilkan bahan dan alat yang digunakan dalam mikrobiologi dengan cara menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang biasa digunakan umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm pada suhu 1210C (2500F). Laminar air flow berfungsi untuk pengerjaan secara aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara. Colony counter memiliki fungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit (Andriani, 2016). Sentrifus dingin merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk memisahkan maupun mengendapkan larutan di dalam tube pada proses ekstraksi DNA. Shaker waterbath berfungsi untuk inkubasi bahan sesuai dengan temperatur yang diinginkan (maksimal suhu 700C). Pembakar bunsen berperan dalam mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar ujung peralatan di atas api bunsen hingga berpijar. Sedangkan oven digunakan untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume dengan dipanaskan pada suhu 160-1700C (Deni dan Anggorowati, 2016). Jarum ose adalah alat non gelas berupa batang kaca dan diujungnya terdapat kawat panjang yang digunakan untuk memindahkan koloni mikroba ke media. Dan spatula berupa sendok panjang dengan ujung yang datar yang digunakan untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padatan serta dipakai untuk mengaduk larutan. Shaker merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk dan menghomogenkan larutan. Sedangkan desikator merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan dan menyimpan bahan percobaan yang bebas dari air (Lestari, Harmayani, dan Utami, 2018). BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 September 2018, pukul 10.00 – 11.40 WIB di laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Industri Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, bunsen, ose/ sengkelit, needle/ jarum penusuk, autoclave, oven, inkubator, colony counter, laminar flow cabinet, refrigator, dan desikator. 3.2 Prosedur Kerja - BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Mikroskop Untuk mengamati objek atau benda yang berukuran mikro atau tidak tampak denga penglihatan mata. 2. Oven Untuk mensterilkan dan mengeringkan alat-alat yang terbuat dari logam atau gelas.
3. Autoklaf Untuk mensterilkan
bahan atau media yang akan digunakan dengan pemanas basah pada suhu 1210C selama 15- 20 menit. 4. Inkubator Alat yang digunakan untuk mengeramkan media yang telah ditanami mikroba pada suhu 30-450C.
5. Colony counter Digunakan untuk
menghitung berapa banyak mikroba yang tumbuh pada suatu media. 6. Laminar flow Alat berguna untuk cabinet tetmpat melakukan pengerjaan aseptis seperti inokulasi yang memiliki lampu neon dan lampu UV. 7. Desikator Tempat menyimpan sampel yang terbebas dari air dan mendinginkannya untuk uji kadar air. 8. Hot Plate Alat yang digunakan untuk memanaskan campuran atau sampel.
9. Sentrifugator Alat ini memiliki
kegunaan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu komponen sel. 10. Vorteks Alat ini biasa digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam suatu botol.
11. Bunsen Untuk mensterilkan alat
` dengan cara membakar di atas api bunsen sampai memijar. 12. Cawan petri Alat ini digunakan untuk membiakkan sel.
13. Pipet tetes Biasa digunakan untuk
memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. 14. Neraca analitik Alat yang digunakan untuk menimang massa secara teliti dengan nilai yang pasti 15. pH meter Untuk mengukur dan mengetahui pH suatu larutan. 16. Rubber bulb Alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasangkan pada pangkal pipet ukur. 17. Gelas ukur Untuk mengukur volume suatu cairan atau larutan.
18. Stirer Untuk menghomogenkan
suatu larutan dengan cara pengadukan.
19. erlenmeyer Untuk menampung dan
menghomogenkan suatu larutan dengan cara digoyangkan. 20. Ose Untuk memindahkan dan menanam mikroba pada media baru BAB V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan praktikum ini adalah :
1. Mikroskop digunakan untuk melihat mikroorganisme yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat secara mata telanjang. 2. Oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam atau besi gelas. 3. Autoklaf digunakan untuk mensterilkan alat secara pemanas basah. 4. Laminar flow cabinet digunakan untuk pengerjaan mikrobiologi secara aseptis seperti inokulasi yang memiliki dua jenis lampu yaittu lampu neon dan lampu UV. 5. Bunsen alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yang tahan panas, seperti ose dan jarum penusuk dengan membakar di atas api bunsen hingga memijar. DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi,Vol. 1, No. 1, Hal.1-7. Deni, E dan D. Anggorowati. 2016. Penuntun Praktikum Bioteknologi. CV Budi Utama, Yogyakarta. Herrani, C. 2015. Penggunaan Virtual Lab Untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa Pendidikan Biologi Menggunakan Alat-Alat Mikrobiologi. Jurnal Kependidikan,Vol. 27, No. 2, Hal. 160-162. Lestari, L., E. Harmayani dan T. Utami. 2018. Dasar-Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.