Anda di halaman 1dari 8

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam melakukan praktikum, pengenalan alat laboratorium penting
dilakukan untuk keselamatan kerja. Alat-alat laboratorium mudah pecah ataupun
berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Dengan adanya
pengenalan ini dapat meminimalisasi kesalahan prosedur yang terjadi. Hal ini
penting dilakukan agar penelitian dan praktikum yang dikerjakan berhasil.
Mikrobiologi dapat diartikan suatu organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Maka diperlukan
alat-alat laboratorium untuk membantu praktikan dalam melakukan penelitian.
Alat yang sering ditemukan di laboratorium adalah mikroskop dan banyak lagi
alat-alat yang sering digunakan, seperti inkubator, colony counter, laminar flow
cabinet,cawan petri, pipet tetes, dan lain-lain. Setiap alat ini mempunyai fungsi
dan peran yang berbeda-beda.
I.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mempelajari
penggunaan alat-alat yang digunakan di Laboratorium Mikrobiologi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Alat-alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum terbagi dalam 3


jenis alat yaitu alat elektri, gelas dan non gelas. Inkubator merupakan alat elektri
yang digunakan untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Mikroskop merupakan alat
laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran, sehingga dapat melihat
struktur mikroorganisme (Herrani, 2015).
Autoklaf adalah alat yang memiliki kegunaan untuk mensterilkan bahan
dan alat yang digunakan dalam mikrobiologi dengan cara menggunakan uap air
panas bertekanan. Tekanan yang biasa digunakan umumnya 15 Psi atau sekitar 2
atm pada suhu 1210C (2500F). Laminar air flow berfungsi untuk pengerjaan secara
aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara. Colony
counter memiliki fungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit (Andriani,
2016).
Sentrifus dingin merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk
memisahkan maupun mengendapkan larutan di dalam tube pada proses ekstraksi
DNA. Shaker waterbath berfungsi untuk inkubasi bahan sesuai dengan temperatur
yang diinginkan (maksimal suhu 700C). Pembakar bunsen berperan dalam
mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar
ujung peralatan di atas api bunsen hingga berpijar. Sedangkan oven digunakan
untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume dengan dipanaskan pada suhu
160-1700C (Deni dan Anggorowati, 2016).
Jarum ose adalah alat non gelas berupa batang kaca dan diujungnya
terdapat kawat panjang yang digunakan untuk memindahkan koloni mikroba ke
media. Dan spatula berupa sendok panjang dengan ujung yang datar yang
digunakan untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padatan serta dipakai
untuk mengaduk larutan. Shaker merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk
dan menghomogenkan larutan. Sedangkan desikator merupakan alat yang
digunakan untuk mendinginkan dan menyimpan bahan percobaan yang bebas dari
air (Lestari, Harmayani, dan Utami, 2018).
BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 September 2018,
pukul 10.00 – 11.40 WIB di laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Industri
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop,
bunsen, ose/ sengkelit, needle/ jarum penusuk, autoclave, oven, inkubator, colony
counter, laminar flow cabinet, refrigator, dan desikator.
3.2 Prosedur Kerja
-
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

No Nama Alat Gambar Fungsi


1. Mikroskop Untuk mengamati objek
atau benda yang
berukuran mikro atau
tidak tampak denga
penglihatan mata.
2. Oven Untuk mensterilkan dan
mengeringkan alat-alat
yang terbuat dari logam
atau gelas.

3. Autoklaf Untuk mensterilkan


bahan atau media yang
akan digunakan dengan
pemanas basah pada
suhu 1210C selama 15-
20 menit.
4. Inkubator Alat yang digunakan
untuk mengeramkan
media yang telah
ditanami mikroba pada
suhu 30-450C.

5. Colony counter Digunakan untuk


menghitung berapa
banyak mikroba yang
tumbuh pada suatu
media.
6. Laminar flow Alat berguna untuk
cabinet tetmpat melakukan
pengerjaan aseptis
seperti inokulasi yang
memiliki lampu neon
dan lampu UV.
7. Desikator Tempat menyimpan
sampel yang terbebas
dari air dan
mendinginkannya untuk
uji kadar air.
8. Hot Plate Alat yang digunakan
untuk memanaskan
campuran atau sampel.

9. Sentrifugator Alat ini memiliki


kegunaan untuk
mempelajari struktur dan
fungsi suatu komponen
sel.
10. Vorteks Alat ini biasa digunakan
untuk mencampur
sejumlah bahan dalam
suatu botol.

11. Bunsen Untuk mensterilkan alat


` dengan cara membakar
di atas api bunsen
sampai memijar.
12. Cawan petri Alat ini digunakan untuk
membiakkan sel.

13. Pipet tetes Biasa digunakan untuk


memindahkan cairan dari
satu tempat ke tempat
yang lain dalam jumlah
yang sangat kecil yaitu
setetes demi tetes.
14. Neraca analitik Alat yang digunakan
untuk menimang massa
secara teliti dengan nilai
yang pasti
15. pH meter Untuk mengukur dan
mengetahui pH suatu
larutan.
16. Rubber bulb Alat untuk menyedot
larutan yang dapat
dipasangkan pada
pangkal pipet ukur.
17. Gelas ukur Untuk mengukur volume
suatu cairan atau larutan.

18. Stirer Untuk menghomogenkan


suatu larutan dengan
cara pengadukan.

19. erlenmeyer Untuk menampung dan


menghomogenkan suatu
larutan dengan cara
digoyangkan.
20. Ose Untuk memindahkan dan
menanam mikroba pada
media baru
BAB V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan praktikum ini adalah :


1. Mikroskop digunakan untuk melihat mikroorganisme yang berukuran sangat
kecil yang tidak dapat dilihat secara mata telanjang.
2. Oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam atau
besi gelas.
3. Autoklaf digunakan untuk mensterilkan alat secara pemanas basah.
4. Laminar flow cabinet digunakan untuk pengerjaan mikrobiologi secara
aseptis seperti inokulasi yang memiliki dua jenis lampu yaittu lampu neon
dan lampu UV.
5. Bunsen alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yang tahan panas, seperti
ose dan jarum penusuk dengan membakar di atas api bunsen hingga memijar.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi,Vol. 1, No. 1, Hal.1-7.
Deni, E dan D. Anggorowati. 2016. Penuntun Praktikum Bioteknologi. CV Budi
Utama, Yogyakarta.
Herrani, C. 2015. Penggunaan Virtual Lab Untuk Meningkatkan Keterampilan
Mahasiswa Pendidikan Biologi Menggunakan Alat-Alat Mikrobiologi.
Jurnal Kependidikan,Vol. 27, No. 2, Hal. 160-162.
Lestari, L., E. Harmayani dan T. Utami. 2018. Dasar-Dasar Mikrobiologi
Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai