Anda di halaman 1dari 4

J-PhAM Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika

Artikel Penelitian

FORMULASI SUSPENSI ANALGESIK-ANTIPIRETIK IBUPROFEN


DENGAN SUSPENDING AGENT GOM ARAB DAN CMC-NA

Umi Fatmawati, S. Si., M. Farm.Klin., Apt.


Program Studi S1 Farmasi STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Abstrak: Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi dan evaluasi stabilitas fisik
suspensi ibuprofen sebagai analgesik dan antipiretik yang ditujukan untuk anak berusia
2-12 menggunakan gom Arab dan natrium karboksimetilselulosa sebagai zat
pensuspensi untuk menunjang stabilitas utama suspensi. Konsentrasi gom Arab dan
natrium karboksi metilselulosa adalah 2.5 % dan 0.75 % berturut-turut. Evaluasi
stabilitas fisik dilakukan selama 1 minggu setelah sediaan dibuat yang meliputi
organoleptis, bobot jenis, viskositas, volume sedimentasi, redispersi, pH, dan mikroba
serta distribusi ukuran partikel. Dari hasil penelitian diketahui konsentrasi gom Arab
dan natrium karboksimetilselulosa mempengaruhi stabilitas fisik suspensi ibuprofen
melalui hasil evaluasi telah sesuai dengan spesifikasi.

Kata Kunci: Ibuprofen, Suspensi, Polimer, Gom Arab, Natrium


Karboksimetilselulosa.
menjadi kenyataan, maka perlu untuk
PENDAHULUAN menambah pernyataan bahwa jika
Suspensi dapat didefinisikan partikel-partikel tersebut mengendap,
sebagai preparat yang mengandung maka partikel-partikel tersebut harus
partikel obat yang terbagi secara halus dengan mudah disupensi kembali
disebarkan secara merata dalam dengan sedikit pengocokan saja
pembawa dimana obat menunjukkan (Martin, Swarbrick, & Cammarata,
kelarutan yang sangat minimum 1973).
(Ansel, 2008). Suspensi adalah sediaan Dalam penelitian ini digunakan
cair yang mengandung partikel padat ibuprofen sebagai obat yang memiliki
tidak larut yang terdispersi dalam fase kelarutan praktis tidak larut dalam air,
cair (Kementerian Kesehatan RI, merupakan golongan obat anti
2014). Tablet, kapsul, suspensi dan inflamasi nonsteroid derivat asam
berbagai larutan sediaan farmasi propionat yang mempunyai efek
(Ansel, 2008). Formulasi obat dalam analgetik dan antipiretik (Gunawan,
sediaan suspensi memiliki keuntungan Setiabudy, & Nafrialdi, 2008). Untuk
yaitu rasanya yang lebih enak juga zat-zat yang sukar untuk dibasahi,
dapat meningkatkan absorpsi obat sebaiknya dibuat menjadi suspensi,
sehingga dapat meningkatkan namun zat-zat yang bersifat hidrofobik
bioavailabilitas dari obat Selain itu, ada biasanya memiliki afinitas yang lebih
beberapa alasan lain pembuatan kuat terhadap udara dari pada cairan,
suspensi oral untuk banyak pasien yaitu cairan sulit untuk menghilangkan udara
bentuk cair lebih disukai daripada di sekitar zat padat sehingga partikel-
bentuk padat (tablet atau kapsul dari partikel padat cenderung membentuk
obat yang sama), mudahnya menelan agregat yang diselubungi udara dan
cairan, mudah diberikan untuk anak- akan mengambang diatas permukaan
anak juga mudah diatur penyesuaian medium pendispersi. Akan tetapi,
dosisnya untuk anak (Ansel, 2008). kesulitan ini dapat diatasi dengan
Kesulitan dalam formulasi suspensi penambahan surfaktan (Voight, 1994).
adalah pembasahan fase padat oleh Polimer yang digunakan dalam
medium suspensi, yang artinya, penelitian ini adalah Serbuk gom Arab
suspensi merupakan satu sistem yang dan Natrium karboksimetil selulosa,
tidak dapat bercampur (Hussein, , dimana Natrium karboksimetilselulosa
Waqa , & Khalid, 2009). merupakan turunan dari selulosa dan
Kestabilan fisik dari suspensi sering digunakan dalam industri
sendiri bisa didefinisikan sebagai pangan. Kegunaannya antara lain
keadaan dimana partikel tidak sebagai suspending agent, stabilizing
menggumpal dan tetap terdistribusi agent (Rowe, et al., 2009), sedangkan
merata di seluruh sistem dispersi. Serbuk gom Arab adalah hidrokoloid
Karena keadaan yang ideal jarang yang mudah larut dalam air. Serbuk

12 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian
gom Arab dapat meningkatkan atau tidak partikel yang tertinggal
stabilitas dengan peningkatan maupun tidak larut (Rizal, 2011)
viskositas. Serbuk gom Arab
merupakan bahan pengental suspensi 3. Uji Densitas ( Bobot jenis)
yang efektif karena kemampuannya Dengan menggunakan piknometer
melindungi koloid. Konsentrasi dengan tahap sebagai berikut
Natrium karboksimetilselulosa dan langkah pertama timbang pikno
Serbuk gom Arab yang digunakan bersih. Kemudian letakkan kaca
sebagai suspending agent adalah 0,25 arloji dan isi dengan sediaan yang
% untuk Natrium akan diuji. Selanjutnya, masukkan
karboksimetilselulosa dan 0,75 % pikno yang berisi sampel kedalam
untuk Serbuk gom Arab (Rowe, beaker glass dengan 200 ml air es -
Sheskey, & Quinn, 2009). > 20˚C. Segera ambil teteskan
cairan yang berada diluar kapiler
METODOLOGI PENELITIAN dengan kertas saring menyedot sisi
Alat ujunga kapiler terus tutp kapiler
Alat yang digunakan dalam penelitian dengan tudung cepat-cepat. Biarkan
ini terdiri dari alat untuk peracikan pada suhu ruangan, baru bagian luar
sediaan antara lain neraca analitik, pikno di laboratorium. Terakhir
mortir, stamfer, gelas ukur, beaker imbang pikno dengan isinya.
gelas, erlenmeyer, pipet ukur, pipet
tetes , batang pengaduk, serta corong Bobot jenis dihitung dengan
gelas. Sedangkan untuk evaluasi alat rumus : b–a
yang digunakan adalah piknometer, c–a
senter, pH meter, mikroskop dan Keterangan:
Viskometer kapiler. a = Berat pikno kosong
b = Berat sampel sebelum diuji
Bahan c = Berat sampel sesudah diuji
Bahan yang digunakan dalam
penelitian diantara lain ibuprofen, gom 4. Viskositas
Arab, CMC-Na, aquades, metil Viskometer kapiler / ostwold
pAraben, propilen glikol,sukrosa dan dengan cara waktu air dari cairan
perasa jeruk. yang diuji dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan bagi suatu
Tabel 1 Susunan Formulasi zat yang viskositasnya sudah
No Nama Kadar Fungsi Skala Skala
Bahan Lab Pailed diketahui (biasanya air) untuk lewat
1 Ibuprofen - Zat Aktif 1.2 6 gram
gram dua tanda tersebut. Jika h1 dan
2 Gom Arab 2.5 % Pensuspensi 2.5
gram
12.5
gram
h2 masing-masing adalah viskositas
3 CMC-Na 0.75% Pensuspensi 0.45
gram
2.25
gram
dari cairan yang tidak diketahui dan
3 Sukrosa 20 % Pemanis 12
gram
60 gram cairan standar, r1 dan r2 adalah
4 Metil
PAraben
0.1% Pengawet 60 mg 300 mg kerapatan dari masing-masing
5 Asam
Sitrat
0.1% Dapar 0.06
gram
0.3 gram cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir
6 Propilen
glikol
5% Co-solvent 3 ml 15 ml dalam detik. Rumusnya adalah:
7 Perasa - Perasa 4 tetes 20 tetes
jeruk
8 Aquadestil 100% Pembawa Ad 60 Ad 300 1h = ρ1 . t1
ata ml ml
2h = ρ2 . t2
Evaluasi Sediaan Suspensi η1 = ρ1 . t1 . h2
1. Uji Organoleptis ρ2 . t 2
Uji organoleptis diamati dengan
secara kualitatif apakah sediaan 5. pH
elixir tersebut sudah sesuai dengan Sediaan diukur pH nya dengan
ketentuan sediaan elixir yang benar, menggunakan pH meter. Berikut
yaitu bau dan rasa yang sedap, tidak tahapanya pertama diambil sedikit
ada pertikel yang tidak larut sampel sediaan .Kemudian pH
(Utami, 2015). meter ditara dulu dengan buffer
standar pada pH 7, kemudian ditara
2. Uji Kejernihan pada buffer pH 4 karena sediaan
Dengan cara melihat langsung yang diharapkan pada rentan pH
sediaan tersebut, apakah masih ada 3.6-4.6. Terakhir diukur sampel

13 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian
sediaan dengan pH meter dan Uji yang pertama adalah uji
diketahiui hasilnya. organoleptis meliputi pemeriksaan
6. Uji Distribusi Ukuran Partikel warna bau rasa. Spesifikasi yang
Uji distribusi ukuran partikel dikehendaki dalam sediaan adalah
menggunakan metode dengan warna orange, bau jeruk dan rasa
mikroskop dengan cara diambil manis. Uji ini dilakukan seminggu
sedikit sampel sediaan kemudian setelah peracikan setelah diuji tidak
diencerkan dengan aquades dan dialami perubahan warna maupun bau
diamati dalam mikroskop sebaran serta rasa semua sesuai dengan
ukuran partikelnya. spesifikasi awal. Uji selanjutnya yakni
7. Redispersi uji pH dengan menggunakan pH meter
Evaluasi suspensi ibuprofen ini dilakukan seminggu setelah percobaan
dilakukan setelah pengukuran dilakukan menghasilkan pH 4.5, hasil
volume sedimentasi konstan. ini masih dalam rentan pH yang
Dilakukan secara manual dan hati- dikehendaki yakni 3-4.6. Uji
hati, tabung reaksi diputar 180° dan selanjutnya yang dilakukan adalah
dibalikkan ke posisi semula. mengukur volume sedimentasi.
Formulasi yang dievaluasi Pengukuran dilakukan satu minggu
ditentukan berdasarkan jumlah setelah percobaan dilakukan didpatkan
putaran yang diperlukan untuk hasil ukuran sedimentasi 0.2 cm.
mendispersikan kembali endapan Kemungkinan hal ini terjadi karena
partikel ibuprofen agar kembali pada saat tahap peracikan air panas
tersuspensi. Kemampuan redispersi yang digunakan dalam pembuatan
baik bila suspensi telah terdispersi pensuspensi CMC-Na memiliki suhu
sempurna dan diberi nilai 100%. yang kurang tinggi dan sebaran CMC-
Na tidak merata sehingga mudah terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN endapan. Kemudian uji bobot jenis
Berdasarkan penelitian yang sudah digunakan piknometer ujidilakukan
dilaksanakan dengan melalui dan studi seminggu setelah percobaan dilakukan
literatur dari berbagai sumber maka menghasilkan masa jenis sediaan
didapatkan formulasi yang tepat untuk suspensi ibuprofen 1.09 gr/ml hasil ini
sediaan ibuprofen suspensi. Sediaan menunjukan kesesuaian dengan
yang didapat berupa ibuproden persyaratan bobot jenis suspensi
suspensi dalam setiap kemasan berdasarkan (Rina, A, & Wahyu, 2015)
ditujukan untuk usia 2-12 tahun dan tentang bobot jenis suspensi > 1.00
dewasa, dan berkhasiat sebagaian gr/ml. Kemudian uji selanjutnya adalah
analgesik dan antipiretik. Untuk uji viskositas dengan menggunakan one
memastikan efektifitas dan stabilitas point yakni viskometer kapiler
dari sediaan maka dilakukan beberapa menghasilkan viskositas 0.33 cp hal ini
uji yang sudah ditetapkan oleh pihak juga sudah sesui dengan teori
terkait dengan hasil sebagai berikut: berdasarkan (Rina, A, & Wahyu, 2015)
yang menyatakan viskositas suspensi
Tabel 2 Hasil Uji Formulasi yang terbaik adalah 0.33 cp. Untuk
Karakteristik Penafsiran Hasil
menlengkapi uji viskositas maka
Pengamatan 1 selanjutnya adalah uji redispersi
Organoleptis Warna : Warna : Orange suspensi. Evaluasi suspensi ibuprofen
Orange Bau : Jeruk
Bau : Jeruk Rasa : Manis
ini dilakukan setelah pengukuran
Rasa Manis volume sedimentasi konstan.
pH (25oC) 3.6 – 4.6 4.5 Dilakukan secara manual dan hati-hati,
Berat Jenis >1.00 gr/ml 1.09 gr/ml tabung reaksi diputar 180° dan
Redispersi 75% 75%
dibalikkan ke posisi semula
Viskositas 0.333 cp 0.333 cp
Mikrobiologi Tidak ada ada seperti menghasilkan dalam 5 kali putaran
jamur parasit cacing menghasilkan 75%, Redispersi
Kadar zat aktif - - dipengaruhi oleh viskositas dari
Distribusi Distribusi Distribusi rata, sediaan, dimana semakin tinggi
ukuran rata, bentuk bentuk partikel
partikel partikel sama viskositas maka redispersibilitas yang
sama dihasilkan semakin rendah. Uji
Ukuran Tidak ada 0.2 cm distribusi ukuran partikel selanjutnya
Sedimentasi
digunakan untuk mengetahui
keseragaman penyebaran ukuran

14 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian
partikel dengan menggunakan IBUPROFEN. Padang:
mikroskop. Hasil menunjukan STIFARM.
persebaran partikel suspensi ibuprofen Rizal, M. (2011). Praktikum Larutan.
secara merata dengan ukuran partikel Jakarta: www.ilmu-
seragam. Uji mikroba dilakukan farmasi.co.id.
dengan pengamatan dibawah Rowe, R., Sheskey, P., & Quinn, M.
mikroskop namun pada uji ini di (2009). Handbook Of Excipient.
temukan seperti adanya Washington D.C :
mikroorganisme berbentuk panjang Pharmaceutical Press And
seperti golongan cacing dengan American Asosiasi.
pewarnaan tertentu. Kemungkinan hal Utami, D. (2015). Evaluasi Sediaan
ini terjadi karena pada saat pengamatan Elixir. Jakarta: Media Farmasi .
obyek glas yang digunakan untuk
pengamatan sebelumnya digunakan
untuk pengamatan lain. Maka dari itu
dilakukan penggantian obyek gelas lain
tidak dihasilkan adanya temuan
mikroba lain.

KESIMPULAN
Formulasi sediaan suspensi ibuprofen
ditinjau dari sifat fisika dan kimia guna
untuk menunjang stabilitas dari sediaan
tersebut dengan bahan aktif ibuprofen,
pelarut digunakan air, pensuspensi
farktor penting dalam kestabilan sediaa
digunakan kombinasi CMC-Na dan
Gom Arab, pemanis digunakan
sukrosa, pengawet digunakan metil
pAraben, pendapar digunakan asam
sitrat.
Evaluasi yang dilakukan dalam
suspensi Ibuprofen adalah sebagai
berikut dan menghasilkan bahwa,
sediaan suspensi yang dibuat telah
stabil pada uji organoleptik (rasa, bau
warna), berat jenis, pH, viskositas dan
redispersi. Sedangkan pada uji mikroba
ditemukan mikroba jenis parasit seperti
cacing. Faktor kemungkinan adalah
kurangnya penambahan pengawet atau
obyek glas yang sebelumnya dilakukan
untuk pengamatan percobaan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. (2008). Pengantar Bentuk


Sediaan Farmasi. Jakarta: UI
Press.
Gunawan, S., Setiabudy, S., &
Nafrialdi, S. (2008).
Farmakologi dan Terapi Jilid
II. Jakarta : UI Press.
Martin, A., Swarbrick, J., &
Cammarata, A. (1973). Farmasi
Fisik Jilid III. Jakarta: UI Press.
Rina, W., A, S., & Wahyu, S. (2015).
FORMULASI DAN EVALUASI
STABILITAS FISIK SUSPENSI

15 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai