Anda di halaman 1dari 10

CBR KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA
S1 pendidikan otomotif

Skor nilai :

CBR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DOSEN PENGAMPU : Ir.Firdaus, M.Kes.


:

KELOMPOK :

NAMA MAHASISWA :

MUKARRAM PAHELASSYAH : 5193322012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
HIGIENE spesialis dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang liangkup dedikasinya
adalah mengenali, mengukur dan melakukan penilaian (evakuasi) terhadap faktor penyebab
gangguan kesehatan atau penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan.

Tujuan
Hakikat higiene perusahaan dan kerja (hiperker) adalah dua hal:
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja seoptimal mungkin (dalam hal
tertentu mungkin setinggi-tingginya, seandainya kondisi yang di perlukan cukup
memadai ), pada pekerja/ buruh,petani, nelayan pegawai negeri, pengusaha, manajer atau
pekerja bebas di semua sektor kegiatan ekonomi dan non-ekonomi formal, informal dan
non -formal; dengan demikian di maksudkan untuk tujuan menyejahterakan tenaga kerja.
2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dan produktifitas , yang berlandaskan kepada
perbaikan daya kerja dan produktifitas faktor manusia dalam produksi.

MANFAAT
Dengan menerapkan higiene perusahaan kesehatan tenaga kerja/pekerja dapat dilindungi
dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya faktor lingkungan yang mungkin
terjadi di akibatkan oleh beroperasinya suatu perusahaan.
BAB II
RINGKASAN MATERI PER-BAB

GAS BERACUN

A.Gas Beracun
Di antara gas beracun terpenting dalam higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah asam
sianida, asam sulfida,karbonmonoksida (CO) serta derivat – derivatnya.Selain itu, gas seperti ozon
dan CO2 kadang- kadang dapat menyebabkan terjadinya keracunan pula. Selain itu terdapat aneka
racun gas yang khas untuk suatu proses produksi tertentu sehingga terhadapnya dituntut
kewaspadaan yang tinggi.
Gas beracun merupakan gas kimia yang berupaya menyebabkan kesankeracunan apabila gas
tersebut masuk melalui paru-paru. Kesan
keracunan boleh dilihat dalam jangka masa singkat (juga dikenali sebagai kesanmendadak atau
akut). Setelah memasuki badan, gas beracun mendatangkankesan sama ada iritan (menyebabkan
kecederaan sel-sel di tapak kemasukan),anestetik (menyebabkan kesan hilang kesedaran),
kelemasan (mengalihkanoksigen sehingga mangsa tidak memperolehi oksigen mencukupi)
dankecederaan organ tertentu.

B.Asam Sianida
Asam sianida (HCN) atau di sebut pula asam biru di gunakan untuk fumigasi tikus dan
untuk sintesa bahan –bahan kimia.Persenyawaan lain yaitu nitroprussida dipergunakan untuk
membuat bahan-bahan kimia secara sintetis terapi kepada penderita di lakukan seperlunya sesuai
dengan tingkat berat nya keracunan ,tetapi selalu lebih penting adalah pencegahan ,yaitu di
upayakannya kadar HCN dalam ruang kerja agar tidak melampaui NAB-nya.
Sebagian besar sianida sangat beracun. Anion sianida adalah inhibitor enzim sitokrom c
oksidase (disebut juga aa3) pada kompleks keempat rantai transpor elektron (ditemukan pada
membran mitokondria pada sel eukariotik). Sianida akan menempel ke besi dalam protein ini. Ikatan
sianida dengan enzim ini akan mencegah transpor elektron darisitokrom c ke oksigen. Akibatnya,
rantai transpor elektron terganggu, artinya sel tidak dapat lagi memproduksi (secara
aerobik) ATP untuk energi beraktivitas. Jaringan yang sangat mengandalkan respirasi aerobik,
seperti sistem saraf pusat dan jantung, akan sangat terpengaruh.

C. Asam Sulfida
Asam sulfida (H2S), garam sulfida, merkaptans, dan karbon sulfida adalah senyawa-
senyawa yang mengandung sulfur.Karbondisulfida adalah zat pelarut terutama untuk industri
rayon,karbondisulfida merusak susunan saraf pusat dan perifer,serta juga sistem hemopoitis.
Pengaruh asam sulfida dalam bentuk gas sangat tergantung dari kadarnya dalam udara.
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau
seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan
organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti dirawa, dan saluran pembuangan
kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.

D. Karbonmonoksida
Karbonmonoksida (CO) adalah hasil pembakaran tidak sempurna bahan karbon atau bahan-
bahan yang mengandung karbon. saluran gas ke rumah yang sebentar saja terbuka dapat
menyebabkan pencemaran berat kamar dan pada ruang kecil kadar gas cukup tinggi hanya dalam
beberapa menit saja.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia
berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir diatmosfer bumi. Rata-rata
FAAL KERJA DAN ORGONOMI

A.FAAL KERJA
Ilmu faal yang di khususkan untuk manusia yang bekerja di sebut ilmu faal kerja atau
fisiologi kerja. Secara fisiologis, bekerja adalah hasil kerja sama dalam koordinasi yang sebaik –
baik nya dari sraf pusat dan perifer ,panca dria(mata,telinga,peraba,perasa,dan lain –lain),serta otot
dan rangka(kedua yang terakhir ini adalah pelaku utama perbuatan).Bekerja mungkin di
kelompokan menjadi kerja otak (mental) dan kerja otot(fisik),dalam kerja faal,perhtian utama di
fokuskan kepada kerja fisik atau otot.
Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi
Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam
suatu pekerjaan. konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja. Secara faal, bekerja adalah hasil
kerjasama dalam koordinasi yang sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-
lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran
zat yang diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot.
Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses
pekerjaan.
Pembagian kerja adalah suatu sistem pengaturan pekerjaan atau bisa disebut juga sebagai
pembagian kerja. Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik dan
kerja mental.

a. Kerja fisik
Pengeluaran energi relatif lebih banyak, dibandingkan kerja mental membutuhkan usaha
dan energi yang cukup besar dan kerja fisik dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1). Kerja statis


• Tidak menghasilkan gerak
• Kontraksi otot bersifat isometris
• Kelelahan lebih cepat terjadi
2). Kerja dinamis
• Menghasilkan gerak
• Kontraksi otot bersifat isotonos
• Kontraksi otot bersifat ritmis
• Kelelahan relatif lebih lama terjadi

b. Kerja mental
Pengeluaran energi relatif sedikit dan kerja pun relatif lebih ringan dibandingkan
dengan kerja fisik yang membutuhkan energi lebih besar dan cukup sulit untuk mngukur
kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik,motivasi, jenis kelamin, pendidikan
keterampilan, pengalaman, dan sebagainya.
2. Fakto-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin, peralatan, metode kerja, dan
sebagainya.

B. ERGONOMI
Kata ergonomi berasal dari bahasa yunani; ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukuman).
Ergonomis adalah penerapan ilmu-ilmu manusia bersama-sama dengan ilmu teknik dan teknologi
untuk mencapai penyesuian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaan nya
yang manfat daripadanya di ukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja.

Pembahasan:
a. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan
sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat,
aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).
b. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).
c. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di
lingkungan kerja (Nurmianto, 1996).
d. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya
(Suma’mur, 1987).
e. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan
kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).

Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas


manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat
dengan pekerjaan tersebut.

A. SEJARAH ERGONOMI
Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan
dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting diilustrasikan
sebagai berikut:
 C.T. Thackrah, England, Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang
meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian
kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan
oleh para operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja
sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang
penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara
antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan
menbungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan.
 F.W. Taylor, U.S.A. Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang
menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu
pekerjaan.
 F.B. Gilbreth, U.S.A. Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam
hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam
bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana
postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat
diatur turun-naik (adjustable).
B. PERKEMBANGAN ERGONOMI
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang
lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-
benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai
dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat
Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan
gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan
interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of
Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal
dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne).

Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan
menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin
terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai
dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan
pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

C. APLIKASI / PENERAPAN ERGONOMI


Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan
tersebut antara lain:
a. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
b. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
c. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
d. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan
otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

D. METODE ERGONOMI
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain:
a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian
fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai.
Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
KECELAKAAN KERJA

A.Penyebab Kecelakaan Kerja


Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebab nya.Oleh karena ada penybab nya,
sebab kecelakaan harus di teliti dan di temukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif
yang ditujukan. Ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja: golongan pertama adalah faktor
meknis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain faktor manusia.Golongan kedua adalah
faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan.

B.Kecendrungan Untuk Celaka


Adalah kenyataan bahwa pekerja tertentu cenderung untuk mengalami kecelakaan (accident
prone).kecelakaan bertubi-tubi terjadi pada yang bersangkutan.Di sini jelas betapa pentingnya
faktor manusia selaku indvidu pada terjadinya peristiwa kecelakaan yang termasuk kecelakaan di
tempat kerja.

C.Kerugian Oleh Karena Kecelakaan


Korban kecelakaan kerja mengeluh dan menderita,sedangkan sesama pekerja ikut bersedih
dan berduka cita,dengan terjadinya luka ataupun kelainan maka pekerja yang bersangkutan menjadi
sakit.Ganggun terhadap pekerja demikian adalah suatu kerugian besar bagi pekerja dan juga
keleuarganya serta juga perusahaan tempat ia bekerja.

a. Pengertian Kecelakaan Kerja


Kecelakaan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tak terduga, semula tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat
menimbulkan kerugian baik bagi manusia dan atau harta benda, Sedangkan kecelakaan kerja
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan dan tidak terencana yang
mengakibatkan luka, sakit, kerugian baik pada manusia, barang maupun lingkungan. Kerugian-
kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dapat berupa banyak hal yang mana telah
dikelompokkan menjadi 5, yaitu :

 Kerusakan
 Kekacauan organisasi
 Keluhan, kesakitan dan kesedihan
 Kelainan dan cacat
 Kematian

b. faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja :


 Tempat Kerja
Tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, seperti ukuran ruangan
tempat kerja, penerangan, ventilasi udara, suhu tempat kerja, lantai dan kebersihan luangan,
kelistrikan ruang, pewarnaan, gudang dan lain sebagainya.Jika tempat kerja tidak
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka kecelakaan kerja sangat mungkin
terjadi.

 Kondisi Peralatan
Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung bahaya dan menjadi sumber
terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau peralatan yang berputar, bergerak,
bergesekan, bergerak bolak-balik, belt atau sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak,
transmisi serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, mesin dan perlatan yang potensial
menyebabkan kecelakaan kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator
atau manusia.

 Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak


Pemindahan barang-barang yang berat atau yang berbahaya (mudah meledak, pelumas, dan
lainnya) dari satu tempat ke tempat yang lain sangat memungkinkan terjadi kecelakaan
kerja. Untuk menghindari kecelakaan kerja tersebut, perlu dilakukan pemikiran dan
perhitungan yang matang, baik metode memindahkannya, alat yang digunakan, jalur yang
akan di lalui, siapa yang bisa memindahkan dan lain sebagainya. Untuk bahan dan
peralatan yang berat diperlukan alat bantu seperti forklift. Orang yang akan
mengoperasikan alat bantu ini harus mengerti benar cara menggunakan forklift, karena jika
tidak, kemungkinan akan timbul kesalahan dan mengancam keselamatan lingkungan
maupun tenaga kerja lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN

KELEBIHAN BUKU
Sangat detail menjelaskan tentang teori Gas Beracun Fall Kerja Dan Ergonomi Kecelakaan Kerja.
Bahasa yang digunakan sangat mudah dimengerti bagi para pembaca.

KEKURANGAN BUKU
Hanya sedikit memberikan aplikasi (contoh) untuk mempermudah mejelaskan yang diberikan
dalam buku ini. Tidak memuat gambar pendukung, sehingga si pembaca mudah bosan untuk
membaca buku ini. Dan sampulnya kurang menarik.
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Higiene spesialis dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang liangkup dedikasinya
adalah mengenali, mengukur dan melakukan penilaian terhadap faktor penyebab gangguan
kesehatan atau penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan
Tujuan hygiene adalah sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja seoptimal
mungkin (dalam hal tertentu mungkin setinggi-tingginya, seandainya kondisi yang di perlukan
cukup memadai), pada pekerja/ buruh, petani, nelayan pegawai negeri, pengusaha, manajer atau
pekerja bebas di semua sektor kegiatan ekonomi dan non-ekonomi formal, informal dan non –
formal dengan demikian di maksudkan untuk tujuan menyejahterakan tenaga kerja.

2. SARAN
Dengan menerapkan higiene perusahaan kesehatan tenaga kerja/pekerja dapat
dilindungi dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya faktor lingkungan
yang mungkin terjadi di akibatkan oleh beroperasinya suatu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai