Dibalik Cantiknya Tanaman Hias Dieffenbachia PDF
Dibalik Cantiknya Tanaman Hias Dieffenbachia PDF
Dieffenbachia merupakan tipe tanaman rumah yang berukuran besar dan memiliki daun yang
berwarna warni2. Dieffenbachia disebut juga “dumbcane”12, sedangkan di Indonesia tanaman
ini dikenal dengan nama Daun Bahagia, atau Belanceng. Salah satu spesies dari tanaman ini
dikenal dengan nama sri rejeki atau dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott6.
Dieffenbachia merupakan tanaman herba tahunan dengan warna daun yang cantik dan
bervariasi, mudah tumbuh dan tidak sulit dalam perawatan. Umumnya memiliki daun tebal,
lebar dan biasanya merupakan campuran dari warna hijau, putih, dan kuning12. Dieffenbachia
sering ditanam di dalam rumah maupun pekarangan sebagai tanaman hias. Namun demikian
dibalik cantiknya Dieffenbachia terdapat bahaya keracunan yang seringkali diabaikan oleh
masyarakat.
Dieffenbachia sp. termasuk dalam family araceae4 dengan karakteristik utama adalah
kandungan kristal kalsium oksalat yang bentuknya seperti jarum atau dikenal sebagai Raphide.
Raphides merupakan kristal kalsium oksalat dengan bentuk jarum yang tajam dapat ditemukan
di jaringan pada daun Dieffenbachia sp. dan biasanya disimpan di sel khusus yang bernama
idioblast. Penyebab keracunan akibat tertelan Dieffenbachia sp. bukan berasal dari seberapa
banyak jumlah oksalat yang ditemukan pada tanaman tersebut tetapi lebih disebabkan karena
jenis kristal kalsium oksalat yang berbentuk jarum11. Secara umum kandungan racun terdapat
disemua bagian tanaman namun bagian yang paling beracun terdapat dibagian batang4.
Selain Kristal Kalsium Oksalat, terdapat pula enzim proteolitik, merupakan zat yang berperan
juga pada beracunnya Dieffenbachia sp. Enzim proteolitik yang dihasilkan oleh Dieffenbachia
sp. disebut sebagai Dumbcain. Pada tanaman lain, enzim proteolitik ini dilaporkan dapat
menyebabkan gatal dan bengkak. Enzim proteolitik juga dapat menyebabkan nekrosis parah
dan destruksi pembuluh darah kecil yang dapat menyebabkan pendarahan 13.
Ketika tanaman Dieffenbachia sp. ditelan atau digosok, kristal jarum dari kalsium oksalat
menyebabkan luka awal yang dapat memudahkan enzim proteolitik masuk ke dalam jaringan
kulit yang terluka dan menyebabkan jaringan sensitif iritasi, gatal, nyeri, hingga terjadi
pembengkakan13.
Mengunyah atau menelan bagian tanaman Dieffenbachia sp. menyebabkan rasa sakit dan iritasi
seketika pada bibir, lidah, dan mulut; pembengkakan di sekitar bronkus pada mukosa oral
hingga terbentuknya bullae (gelembung yang dilapisi oleh kulit dan didalamnya terdapat udara
atau cairan), kemampuan berbicara akan berkurang atau hilang, kondisi ini dapat berlangsung
selama beberapa hari; pembengkakan dapat meninggalkan nekrosis superfisia, yaitu kematian
sel yang terinfeksi; salivasi berlebihan5.
Ketika getah dari bagian tanaman Dieffenbachia sp. mengenai mata atau tangan pada saat
dipotong, seketika akan menyebabkan pembengkakan dan gatal pada kulit, iritasi pada mata,
mata berair, dan terjadi peningkatan kontraksi mata yang tidak terkendali. Setelah itu, lipatan
mata menjadi bengkak dan mata tidak dapat dibuka karena terlalu bengkak5. Pada kasus yang
lebih parah, akan terjadi keratopi kristalin pada mata, yaitu terdapat kristal berbentuk jarum
pada kornea7. Meskipun ukuran pupil mata normal dan mata bereaksi terhadap cahaya
langsung, tetapi ketajaman penglihatan akan berkurang5.
Daftar Pustaka
1. Anonim, Araceae-Philodendron Famili, Di unduh dari:
http://botany.csdl.tamu.edu/FLORA/301Manhart/Monocots/Arecidae/Ara/Ara.html
2. Anonim, Dieffenbachia poissoning, Diunduh dari;
https://medlineplus.gov/ency/article/002866.htm
3. Anonim, Plant Guide, Di unduh dari:
http://www.albertahealthservices.ca/assets/healthinfo/Padis/hi-padis-plant-guide.pdf
4. Anonim, 2013, Dieffenbachia seguine (Scientific name), Diunduh dari:
http://www.cbif.gc.ca/eng/species-bank/canadian-poisonous-plants-information-
system/all-plants-scientific-name/dieffenbachia-seguine/?id=1370403266842
5. Arditti, J., Rodriguez, E, 1982, Dieffenbachia: uses, abuses and toxic constituents: a
review. Halaman 293-302, Diunduh dari: http://escholarship.org/uc/item/26b242zs
6. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Diunduh dari:
http://www.pom.go.id/index.php/oai/menu/taksonomi/A18/A18D01
7. Benjamin Seet, Wing-Kwong Chan, Chong-Lye Ang, 1995, Crystalline keratopathy
from Dieffenbachia plant sap , Diunduh dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC505033/
8. Ellenhorn hal.1853
9. Hasim S, Lin., 2009, Tanaman Hias Indonesia, Penebar Swadaya, Jakarta.
10. Heim, Edgar., 2015, Flora and Vegetation of Bali Indonesia, BoD – Books on Demand
11. Kotaro Konno, Takashi A. Inoue, Masatoshi Nakamura, 2014, Synergistic Defensive
Function of Raphides and Protease through the Needle Effect, diunduh dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3951349/pdf/pone.0091341.pdf
12. University of Florida, 2014, Dieffenbachia,
http://gardeningsolutions.ifas.ufl.edu/plants/houseplants/dieffenbachia.html
13. Walter, W. G., Khanna, P. N. 1972. Chemistry of the aroids 1. Dieffenbachia
seguine, amoena and picta. Hal 364-372.