Anda di halaman 1dari 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP POLA


PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN
MANDIRI DI KALANGAN MAHASISWA KAMPUS III UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Eleonora Liquori Mentari Rambu Joru

NIM : 148114027

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP POLA


PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN
MANDIRI DI KALANGAN MAHASISWA KAMPUS III UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Eleonora Liquori Mentari Rambu Joru

NIM : 148114027

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembahan

“Hidup tidak akan memberitahumu tempat tujuannya. Karena itu, hal yang
mengubah hidupmu. Bukanlah kebetulan, tapi Pilihanmu”

(Suits, 2018)

“Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!”

(2 Tawarikh 15:7)

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus yang salalu mendampingi setiap perjuangan sampai saat ini

Kedua orang tuaku tercinta, Fredi dan Alexia yang selalu memotivasi

Adikku tersayang, Policarpus Umbu Muana yang selalu menyemangati

Linda, Elin, Tini, Andini, Nita yang selalu mendukung setiap langkahku

Keluarga yang selalu mendoakanku

Sahabat-sahabat yang selalu ada untukku

Teman-teman dan adek-adek angkatan yang selalu menyemangati

Almamater yang kubanggakan

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih dan
pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Pola Penggunaan Obat
Tradisional Untuk Pengobatan Mandiri di Kalangan Mahasiswa Kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi,
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa bimbingan,
perhatian, doa, dorongan, dan nasehat. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., S.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku pembimbing utama dan dosen
penguji yang telah meluangkan waktu, pemikiran serta kesabaran
memberikan bimbingan, memberi masukan, dukungan dan memotivasi
penulis hingga penyelesaian skripsi.
3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Si., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si.,
Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan dukungan, masukan kritik,
saran dan arahan yang berharga bagi penulis dalam penyelesaian naskah
skripsi ini dengan lebih baik.
4. Ibu Christofori Maria Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. , Bapak Yohanes
Dwiatmaka, M.Si, Ibu Putu Dyana Christasani, M.Si., Apt. Dan Ibu Dr.
Christine Patramurti, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis
selama masa studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Duta Wacana yang telah memberikan Ethical Clearance sebagai
persetujuan pelaksanaan penelitian ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 7
KESIMPULAN .................................................................................................. 22
SARAN .............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23
LAMPIRAN ....................................................................................................... 27
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 49

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Pemberian skor untuk aspek sikap untuk analisis univariat .................... 6
Tabel II. Pemberian skor untuk aspek sikap untuk analisis bivariat ..................... 7
Tabel III. Uji Normalitas pada variabel pengetahuan dan sikap ........................... 7
Tabel IV. Interval nilai korelasi dan kekuatan hubungan ..................................... 7
Tabel V. Karakteristik Responden....................................................................... 8
Tabel VI. Presentase pola penggunaan obat tradisional ....................................... 11
Tabel VII.Distribusi pengetahuan responden tentang obat tradisional ................. 15
Tabel VIII. Distribusi sikap responden tentang obat tradisional........................... 16

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Presentase pengenalan responden tentang pengobatan mandiri ....... 10

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................. 28


Lampiran 2. Ethical Clearance ................................................................ 29
Lampiran 3. Surat Keterangan Lisensi SPSS ........................................... 30
Lampiran 4. Lembar Penjelasan kepada Responden ............................... 31
Lampiran 5. Informed Consent ................................................................ 33
Lampiran 6. Kuesioner ............................................................................ 35
Lampiran 7. Nilai Uji Reliabilitas ........................................................... 41
Lampiran 8. Nilai Uji Normalitas ........................................................... 42
Lampiran 9. Nilai Uji Eta ........................................................................ 43

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk


mengurangi gejala penyakit ringan tanpa nasehat dokter. Perilaku pengobatan
sendiri kemungkinan dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
status pekerjaan, tingkat pendapatan, serta pengetahuan dan sikap tentang
pengobatan sendiri. Meningkatnya pendidikan dan kesadaran mahasiswa akan
kesehatan, penggunaan obat dalam rangka pengobatan sendiri juga akan
meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan
dan sikap terhadap pola penggunaan obat tradisional dikalangan mahasiswa
Kampus III Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara non random
sampling dengan jenis purpose sampling. Pengambilan data menggunakan
kuesioner, dimana telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan
dengan dua metode yakni metode statistik deskriptif berupa karakteritik
responden, pengetahuan, sikap, dan pola sedangkan statistik korelasi
menggunakan Koefisien Korelasi Eta.
Dalam penelitian ini ada sebanyak 97 responden yang berpartisipasi.
Sebesar 48% dengan tingkat pengetahuan yang tinggi, dan sebanyak 95%
responden yang memiliki sikap positif atau sikap memihak. Terdapat hubungan
yang sangat rendah atau lemah sekali dari segi pengetahuan, sedangkan pada
sikap terdapat hubungan yang tinggi atau kuat dengan masing-masing pola
penggunaan obat tradisional yang meliputi frekuensi penggunaan obat tradisional,
tempat pembelian obat, obat yang digunakan, harga obat dan sumber informasi.

Kata kunci: pengobatan mandiri, pengetahuan, sikap, pola penggunaan obat.

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Self-medication is the use of drugs by the community to reduce symptoms


of minor illness without medical advice. Self-medication behavior may be
influenced by gender, age, education level, employment status, income level, and
knowledge and attitudes about self-medication. Increased education and
awareness of students about health, drug use in the context of self-medication will
also increase. This study aims to identify the relationship between knowledge and
attitudes towards the pattern of traditional drug use among student in Campus III
Sanata Dharma University.
This study was an observational study with a cross sectional study
design. The sampling technique in this study was non random sampling with a
type of purpose sampling. Retrieving data using a questionnaire, which has been
tested for validity and reliability. Data analysis was carried out with two methods
namely descriptive statistical methods in the form of respondent characteristics,
knowledge, attitudes, and patterns while correlation statistics use the Correlation
Coefficient Eta.
In this study there were 97 respondents who participated. 48% with a
high level of knowledge, and as many as 95% of respondents have positive
attitudes or partiality. There is a relationship that is very low or very weak for
knowledge, while in attitude there is a high or strong relationship with each
pattern of traditional drug use which includes the frequency of use of traditional
drugs, where to buy drugs, drugs used, drug prices and sources of information.

Key words: Self-medication, knowledge, attitude, patterns of drug uses.

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Istilah pengobatan sendiri, meskipun belum terlalu populer, namun
praktiknya telah berkembang secara luas dan menjadi tren di masyarakat.
Pengobatan sendiri menurut WHO adalah pemilihan dan penggunaan obat
modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi
penyakit atau gejala penyakit yang dapat dikenali sendiri (WHO, 1998). The
International Pharmaceutical Federation (FIP) mendefinisikan swamedikasi atau
self-medication sebagai penggunaan obat-obatan tanpa resep oleh seorang
individu atas inisiatifnya sendiri.
Definisi dari Obat Tradisional menurut Undang-Undang No. 36 tahun
2009 disebutkan bahwa Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Obat tradisional sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yang meliputi,
jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa
50,7% rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi. Dari rumah tangga
yang menyimpan obat, 35,7% di antaranya menyimpan obat keras, 78,2% obat
bebas, 90,2% antibiotik (diantaranya 86,1% antibiotik tersebut diperoleh tanpa
resep) hal ini memicu terjadinya masalah kesehatan baru, khususnya resistensi
bakteri. Adapun 15,7% untuk obat tradisional dan 6,4% obat-obat yang tidak
teridentifikasi. Proporsi rumah tannga yang menyimpan obat, dan rerata jumlah
obat yang disimpan yakni 50,7% dengan rerata jumlah obat 3,2%.
Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2017 dengan presentase
penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebulan yang lalu yakni 28,62%.
Presentase penduduk yang mengobati sendiri sebesar 69,43%. Untuk data
Presentase penduduk yang menggunakan obat tradisional tidak dikumpulkan pada
tahun 2017, untuk data terakhir yang diambil pada tahun 2014 yakni 20,99%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Supardi dan Notosiswoyo (2005),
pengetahuan pengobatan sendiri umumnya masih rendah dan kesadaran
masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga masih kecil. Penelitian

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh Angkoso (2006) mengenai pola pengobatan mandiri yang dilakukan oleh
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus III paingan, yaitu terdapat 20%
mahasiswa yang menggunakan obat tradisional dan 70% mahasiswa yang
menggunakan obat modern. Berdasarkan penelitian tersebut 80% mahasiswa
menggunakan obat tanpa resep dibandingkan obat dengan resep. Adapun
penelitian Cristiana (2014) mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap
mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan obat pada
pengobatan mandiri di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yakni presentase responden yang menggunakan obat tradisional
ketika sakit yaitu sebesar 26,6%, dan sebagian besar berasal dari responden yang
memiliki sikap positif terhadap obat tradisional. Pengetahuan mahasiswa
mengenai obat tradisional dan obat modern yaitu sebesar 79,8% (87 responden)
memiliki pengetahuan yang sedang atau cukup. Sebesar 65,2% pernah mendengar
istilah pengobatan mandiri.
Lokasi penelitian di Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
dibawah naungan kampus III Universitas Sanata Dharma terdapat 4 fakultas
dengan 11 program studi sarjana, 2 program S2 dan 1 program profesi. Dalam
penelitian ini menggunakan mahasiswa S1 (Strata 1), dengan 3 fakultas kecuali
fakultas farmasi. Mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma cenderung
melakukan pengobatan mandiri dan berdasarkan penelitian sebelumnya sebagian
besar responden pernah mendengar istilah pengobatan mandiri. Mahasiswa sendiri
merupakan masyarakat yang sedang menjalani pendidikan formal guna menjadi
masyarakat yang lebih baik. Peran mahasiswa di masyarakat yaitu sebagai sumber
informasi dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat sekitar.
Mahasiswa juga memiliki peran sosial, dimana keberadaan dan segala
perbuatannya tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bagi lingkungan
sekitar (Sarwono, 2007).
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan
pengetahuan dan sikap terhadap pola pemilihan obat tradisional untuk pengobatan
mandiri di kalangan mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap
mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma terhadap pola pemilihan obat

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tradisional untuk pengobatan mandiri. Hipotesis dalam penelitian ini adalah


terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap pola pemilihan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri pada kalangan mahasiswa Kampus III
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap mahasiswa Kampus III Universitas
Sanata Dharma mengenai obat tradisional sedangkan variabel tergantung dalam
penelitian ini adalah pola pemilihan obat tradisional di kalangan mahasiswa
Kampus III Universitas Sanata Dharma.

Populasi, sampel dan teknik sampling


Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kampus III Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, baik pria maupun wanita yang pernah menggunakan
obat tradisional dengan kriteria eksklusinya mahasiswa farmasi. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini secara non-random sampling dengan jenis
purposive sampling. Metode non random sampling merupakan metode
pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dijadikan responden. Pengambilan sampel secara
purpose sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 97
responden yang digunakan menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo,
2010) :

Keterangan:
n : Besar sampel
Z : Nilai Z merupakan tingkat kepercayaan (tingkat
kepercayaan yang dipakai 95%, nilai Z adalah 1,96).
P (1-p) : Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak
diketahui proporsinya ditetapkan 50%.
d : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner sebelumnya dilakukan uji coba dengan cara menyebarkan kuesioner
yang telah dibuat kepada responden yang memiliki karakteristik yang mirip
dengan responden yang sebenarnya di Kampus III Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Uji yang dilakukan meliputi : 1) Uji pemahaman bahasa yang
dilakukan pada 5 orang responden. 2) Uji validitas menggunakan profesional
judgement 3) Uji Reliabilitas dilakukan pada responden sebanyak 30 orang dan
dianalisis menggunakan rumus alpha cronbach dan diperoleh hasil yakni 0,743
untuk pengetahuan dan 0,790 untuk sikap maka pernyataan tersebut reliabel
(Budiman dan Riyanto, 2013), hasil uji dapat dilihat dilampiran.
Kuesioner ini di bagi menjadi lima bagian. Bagian pertama berisi
pernyataan kesediaan menjadi responden. Bagian ke dua berisi pertanyaan
mengenai karakteristik demografi responden yang meliputi, nama, umur, jenis
kelamin, alamat, fakultas, prodi, uang saku perbulan. Bagian ke tiga untuk
skrining pengenalan responden tentang pengobatan mandiri. Bagian ke empat
untuk menggambarkan pola penggunaan obat tradisional yang dianalisis secara
deskriptif dan secara analitik. Bagian ke lima berisi pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan responden mengenai obat tradisional yang terdiri dari definisi obat
tradisional, bentuk sediaan obat tradisional, pengelompokkan dan kemasan obat
tradisional. Dalam kuesioner ini skala Guttman yaitu skala yang menginginkan
tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah,
positif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya. Kuesioner bagian ini
menggunakan skala Guttman sebagai skala pengukuran dengan jawaban tegas
yang didapatkan, yaitu “benar”, “salah”, dan “tidak tahu”. Kemudian untuk
mengukur pengetahuan responden, diberi skor untuk jawaban yang bernilai salah,
benar, dan tidak tahu bernilai secara berturut-turut nilainya 0, 1, 0 untuk
pertanyaan favorable. Sedangkan untuk pertanyaan unfavorable dengan jawaban
benar bernilai 0, jawaban salah bernilai 1, dan jawaban tidak tahu bernilai 0.
Bagian ke enam berisi tentang sikap untuk mengetahui sikap responden dalam
pemilihan obat tradisional. Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan 5
alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(TS), Sangat Tidak Setuju (STS) (Djaali dan Pudji, 2008). Kuesioner-kuesioner
dalam penelitian ini mengacu kepada kuesioner yang telah digunakan pada
penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu Christiana (2014), Asnasari (2017), dan
Pangastuti (2014).

Tata cara penelitian


Penelitian ini telah mendapat persetujuan Ethical Clearence dengan
nomor : 719/C.16/FK/2018 dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana. Responden yang telah bersedia
mengisi kuesioner diminta untuk menandatangani informed consent. Pengambilan
data dilakukan kepada responden di Kampus III Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta dengan tahun 2018. Waktu pengambilan data dari bulan Oktober
sampai bulan Desember yang bertempat pada lingkungan kampus III Universitas
Sanata Dharma dan area kos/kontrakan mahasiswa.

Tata Cara Analisis


Analisis data dilakukan dengan dua metode yakni metode statistik
deskriptif dan statistik korelasi. Penelitian ini dibagi menjadi dua analisis yaitu
analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat untuk variabel tunggal,
sedangkan analisis bivariat adalah analisis dua variabel untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan dan pola penggunaan obat tradisional serta
hubungan antara sikap dan pola penggunaan obat tradisional. Kedua analisis
menggunakan jenis data kontinu. Data kontinu merupakan data yang menghimpun
semua ciri-ciri dari data rasio atau data interval.

Analisis Univariat
Pada analisis univariat dapat meliputi hasil data dari karakteristik
responden yang menggunakan obat tradisional, skrining pengenalan responden
tentang pengobatan mandiri, pola penggunaan obat, pengetahuan dan sikap
dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Penyajian karakteristik responden
dapat berupa grafik, tabel, maupun diagram. Teknik metode statistik deskriptif
yaitu jumlah jawaban dibagi total jumlah reponden dikali 100%. Klasifikasi
pengetahuan menurut Budiman dan Riyanto, (2013) yaitu sebagai berikut : 1)

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kategori Tinggi jika nilainya >50% (dengan nilai 6-9) dan 2) kategori Rendah
jika nilainya ≤50% (dengan nilai 0-5). Untuk menentukan nilai sikap per item
pernyataan dapat dilihat pada Tabel I. Klasifikasi sikap yaitu sebagai berikut : 1)
kategori sikap positif (+) jika nilainya positif dan 2) kategori sikap negatif (-) jika
nilainya negatif.
Tabel I. Pemberian skor untuk aspek sikap untuk analisis univariat
Alternatif Pertanyaan Pertanyaan
Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 2 -2
Setuju (S) 1 -1
Netral (N) 0 0
Tidak Setuju (TS) -1 1
Sangat Tidak Setuju (STS) -2 2

Analisis Bivariat
Analisis korelasi digunakan untuk mempelajari hubungan antara
pengetahuan dan sikap terhadap pola penggunaan obat tradisional pada kalangan
mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Melakukan
analisis secara statistik menggunakan Koefisien korelasi Eta (ƞ). Analisis
koefisien korelasi Eta (ƞ) untuk mengetahui masing masing hubungan antara
nominal dan variabel rasio yaitu antara pengetahuan dengan pola penggunaan obat
tradisional dan sikap dengan pola penggunaan obat. Pada analisis bivariat
pemberian skor sikap berbeda dengan analisis univariat dapat dilihat pada Tabel
II. Untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel
IV (Misbahuddin dan Hassan, 2014). Menggunakan rumus untuk mencari
koefisien Eta (ƞ) menurut Misbahuddin dan Hassan (2014) yaitu :
( ) ( )
ƞ=√ ( )
keterangan:
N1 dan N2 = jumlah sampel 1 dan sampel 2
∑ȲT2 = jumlah kuadrat kedua buah sampel
ȲT = rata-rata dari seluruh sampel kelompok 1 dan 2
Ȳ1 dan Ȳ2 = rata-rata tiap kelompok

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel II. Pemberian skor untuk aspek sikap untuk analisis bivariat
Alternatif Pertanyaan Pertanyaan
Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sebelum melakukan analisis untuk mencari korelasi, dilakukan uji


normalitas. Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai signifikansi untuk
variabel pengetahuan dan sikap 0,000 sehingga data yang diperoleh berdistribusi
tidak normal karena signifikansi p < 0,05.
Tabel III. Uji Normalitas pada variabel pengetahuan dan sikap
Variabel Z Sig. Keterangan
Pengetahuan 0,180 0,000 Tidak normal
Sikap 0,130 0,000 Tidak normal

Tabel IV. Interval nilai korelasi dan kekuatan hubungan (Misbahuddin dan
Hassan, 2014)
No. Interval Nilai Kriteria
1. KK = 0,00 Tidak ada
2. 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali
3. 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah, tapi pasti
4. 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang
5. 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat
6. 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7. KK = 1,00 Sempurna
Ket. : KK = Keofisien Korelasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini ada sebanyak 97 orang responden yang bersedia
mengisi kuesioner dalam penelitian ini. Karakter responden dalam penelitian ini
berupa : nama, fakultas, prodi, usia, jenis kelamin, alamat/no.hp, uang saku
perbulan dan status tempat tinggal dari responden.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V. Karakteristik Responden


Karakteristik Responden Presentasi (%)
N = 97
Fakultas
FKIP 64
FST/Sains dan Teknologi 24
Psikologi 12
Prodi
Pendidikan Biologi 25
Pendidikan Fisika 11
Pendidikan Matematika 16
BK 12
Teknik Mesin 5
Teknik Elektro 7
Teknik Informatika 7
Matematika Murni 5
Psikologi 12
Usia
18 13
19 13
20 20
21 25
22 29
Jenis Kelamin
Laki-laki 30
Perempuan 70
Uang Saku Perbulan
< Rp 500.000,00 11
Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 56
Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 28
Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 4
> Rp 3.000.000,00 1

a. Program studi responden dari setiap fakultas


Berdasarkan hasil yang diperoleh dari mahasiswa Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dari 97 responden, sebanyak 64% dari Fakultas Ilmu
keguruan dan Pendidikan (FKIP) dengan program studi terbanyak pendidikan
biologi 25%.
b. Usia responden
Usia merupakan lama hidup yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin
bertambah umur seseorang, semakin bertambah pula daya tanggapnya. Melalui
perjalanan usinya semakin dewasa individu yang bersangkutan akan melakukan
adaptasi perilaku terhadap lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dari 97 responden yang diteliti dengan rentang usia 18 tahun sampai 22 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden dengan sebanyak 29% untuk
responden dengan usia 22 tahun. Menurut Undang-undang nomor 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, usia 18 tahun merupakan batas
usia dewasa seseorang. Usia dewasa adalah usia seseorang yang memiliki hak
untuk melakukan perbuatannya sendiri dengan tanggung jawabnya tanpa adanya
bantuan dari pihak lain (Adjie, 2013). Perbuatan dalam penelitian ini yakni
pengobatan mandiri, dimana tindakan responden didasarkan tanggung jawabnya
sendiri.

c. Jenis kelamin responden


Dari hasil penelitian pada mahasiswa Kampus III Universitas Sanata
Dharma (Tabel V), dari 97 orang responden yang bersedia mengisi kuesioner,
sebesar 70% (68 responden) perempuan dan laki-laki sebanyak 30% (29
responden). Responden perempuan lebih banyak terlibat dalam pengobatan baik
untuk dirinya maupun untuk keluarganya dibandingkan dengan responden laki-
laki (Fauddah, 2015). Menurut Thoma (2011), wanita lebih peduli terhadap
kesehatan dibandingkan laki-laki, cenderung memiliki pengetahuan yang lebih
baik mengenai pengobatan mandiri.

d. Uang saku perbulan


Pada penelitian ini uang saku dengan presentase sebesar 56% adalah
antara Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00. Dilihat dari jumlah uang saku perbulan
yang diperoleh mahasiswa menjadi salah satu faktor responden melakukan
pengobatan mandiri, dilihat dari segi biaya ke dokter yang relatif mahal dan
pengalaman sering mengalami rasa sakit yang sama dan pengalaman pengobatan
yang sama. Dimana tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi keputusan
seseorang dalam mengambil tindakan. Dengan kata lain semakin tinggi
pendapatan maka semakin tinggi juga tidakan yang akan diambil, sebaliknya
dengan semakin rendah maka akan semakin rendah pula tindakan yang akan
diambil (Lubis, 2009).

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengenalan Responden tentang Pengobatan Mandiri

Swamedikasi atau pengobatan mandiri merupakan tindakan atau kegiatan


mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung
jawab (rasional). Makna dari swamedikasi adalah bahwa penderita sendiri yang
memilih obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit yang dideritanya (Djunarko
dan Hendrawati, 2011). Berdasarkan pertanyaan dari penelitian “Apakah Anda
pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau swamedikasi?”, dari
pertanyaan ini diperoleh sebesar 74% yang pernah mendengar istilah pengobatan
mandiri dan sekitar 26% responden yang belum pernah mendengar istilah
pengobatan mandiri atau swamedikasi.
Sebanyak 97 responden dalam penelitian ini dengan 74% yang pernah
mendengar istilah pengobatan mandiri atau swamedikasi, terdapat 62%
menyatakan bahwa sumber informasi yang mereka peroleh mengenai pengobatan
mandiri dari teman / saudara / tetangga. Ada 10% dengan sumber informasinya
dari media cetak / elektronik, adapun dari dokter / apoteker / perawat / bidan
sebanyak 2%.

Pengenalan Responden tentang Pengobatan


Mandiri

26%

pernah

74% tidak pernah

Gambar I. Presentase pengenalan responden tentang pengobatan mandiri.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pola Penggunaan Obat Tradisional

Tabel VI. Presentase pola penggunaan obat tradisional


Pola Penggunaan Obat Tradisional Presentase (%)
N = 97
Frekuensi penggunaan
1x 12
2x 13
3x 17
4x 17
>4x 43
Keluhan sakit yang sering di alami
Sakit Kepala 27
Demam 13
Diare 24
Maag 5
Lainnya* 31
Obat yang paling sering digunakan
Antangin JRG 4
Tolak Angin 40
Diapet 22
Lelap 0
Lainnya** 34
Efek penggunaan Obat Tradisonal
Mulai membaik 97
Tidak ada perubahan 3
Tambah parah 0
Lainnya *** 0
Efek samping
Tidak ada 79
Mengantuk 16
Pusing 2
Mual 2
Lainnya**** 1
Sumber informasi
Tetangga 0
Teman 11
Keluarga 84
Tenaga kesehatan 3
Lainnya***** 2
Lokasi pembelian
Toko obat 12
Warung 18
Apotek 49
Rumah sakit 0
Lainnya****** 21

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lanjutan Tabel VI. Presentase pola penggunaan obat tradisional

Harga obat
< Rp 5.000,00 41
Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00 41
Rp 10.000,00 – Rp 15.000,00 11
Rp 15.000,00 – Rp 20.000,00 2
> Rp 20.000,00 5
Alasan penggunaan obat tradisional
Biaya lebih murah 24
Lebih praktis 22
Penyakitnya masih ringan 36
Lebih cepat 13
Lainnya******* 5
Keterangan: *** (-)
* (flu 2%, masuk angin 13%, nyeri haid 2%, **** (sakit perut)
asma 1%, pilek 2%, batuk 6%, cedera otot ***** (media)
1%, sakit perut 2%, sakit tenggorokan 1%). ****** (tersedia dirumah 4%, kebun obat
** (jamu 10%, kunyit dan madu 2%, nona 5%, penjual jamu 4%, pasar 2%, buat sendiri
mas 2%, minyak kayu putih 4%, minyak 4%, kios 1%).
telon 1%, jamu kunir asem 2%, fresh care ******* (cocok 3%, lebih ampuh 1%, tidak
1%, daun jambu biji 4%, jahe 2%, daun ada bahan kimia 1%).
nimba 2%, jeruk nipis 1% , racikan 2% ).

a. Frekuensi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri


Berdasarkan penelitian, presentase mahasiswa yang melakukan
pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional sebanyak 43% yakni sebanyak
lebih dari 4x. Hasil ini berbeda dengan penelitian Cristiana (2014), dimana sebesar
54% responden menjawab tidak pernah melakukan pengobatan mandiri baik obat
modern maupun obat tradisional selama sebulan terakhir pada mahasiswa
Universitas Sanata Dharma. Frekuensi pengobatan mandiri >4x memungkinkan
responden yang sering mengalami keluhan sakit tertentu, sehingga lebih sering
melakukan pengobatan mandiri.

b. Keluhan sakit yang sering dialami responden


Pengobatan mandiri bertujuan untuk pengobatan penyakit ringan, atau
gejala yang dikenali sendiri, tanpa resep atau intervensi dokter (Christiana, 2014).
Berdasarkan penelitian sebesar 31% responden yang memilih pilihan „Lainnya‟,
dengan presentase terbanyak yaitu masuk angin 13%, batuk 6%, 2% untuk flu,
sakit perut, pilek dan nyeri haid, serta cedera otot, asma, dan sakit tenggorokan

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masing-masing 1%. Keluhan sakit yang sering dialami adalah masuk angin,
dengan kemungkinan masuk angin sendiri rentan terjadi dikalangan mahasiswa.

c. Nama obat yang sering digunakan untuk pengobatan mandiri


Dari hasil penelitian jenis obat yang digunakan oleh responden dalam mengatasi
keluhan sakit sakit yang sering dialaminya adalah Tolak Angin dengan presentase
sebanyak 40%. Penggunaan obat lainnya terdiri dari 22% untuk obat Diapet,
Antangin JRG 4%, dan „Lainnya‟ 34% berupa : jamu 10 orang, minyak kayu
putih 4 orang, daun jambu biji 4 orang, jamu kunir asem 2 orang, racikan 2 orang,
nona mas, jahe, kunyit + madu, dan daun nima masing-masing 2 orang, minyak
telon dan jeruk nipis 1 orang. Dalam hal pengobatan mandiri dimana melakukan
diagnosis terhadap penyakitnya, memilih obat dan mengetahui kegunaannya
sehingga disesuaikan dengan kondisi pasien (Asnasari,2017).

d. Efek penggunaan obat tradisional


Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa obat tradisional dapat
digunakan sebagai alternatif pengobatan. Dimana hasil dari mengkonsumsi
tanaman obat bisa secepat obat kimia. Tidak memerlukan tenggang waktu,
komposisi, dan rutinitas seimbang dalam penggunaannya. Dimana selama
penggunaannya responden merasa mulai membaik setelah pengobatan dengan
persentase sebesar 97%. Sedangkan 3% responden merasa tidak ada perubahan
setelah pengobatan menggunakan obat tradisional. Adanya kesembuhan mungkin
karena responden menggunakan obat sesuai aturan pemakaian dengan dosis yang
sesuai sehingga memungkinkan keadaan mulai membaik setelah penggunaan obat
tersebut.

e. Efek samping yang dialami responden


Hasil penelitian pada Tabel VI menunjukkan bahwa sebagian besar
responden tidak mengalami efek samping setelah penggunaan obat tradisional
dengan presentase sebesar 79%. Adapun responden yang merasakan mengantuk
setelah penggunaan obat tradisional dengan presentase 16%, untuk pusing dan
mual masing-masing 2% dan 1% untuk presentase lainnya (berupa : sakit perut).
Bisa dilihat bahwa efek samping yang dirasakan responden tidak berbahaya

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terutama tidak begitu mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Dalam penggunaan


obat tradisional kandungan senyawa yang terdapat dalam obat selain berkhasiat
juga kemungkinan dapat menyebabkan efek samping yang dapat merugikan. Obat
tradisional akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat, baik takaran,
waktu, dan cara penggunaan, pemilihan bahan serta penyesuaian dengan indikasi
tertentu (Oktora, 2006).

f. Sumber informasi yang diperoleh


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber pengetahuan mahasiswa
Kampus III Universitas Sanata Dharma mengenai obat tradisional berasal dari
pengalaman pribadi dan sudah dilakukan secara turun temurun. Dengan sumber
informasi terbanyak adalah dari keluarga sebesar 84%. Sumber informasi obat
yang diperoleh akan mempengaruhi pada pengetahuan seseorang, meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi
yang baik maka akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Notoatmodjo,
2003).

g. Tempat pembelian obat untuk pengobatan mandiri


Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa apotek (49%) masih menjadi
tempat pilihan mahasiswa untuk memperoleh obat tradisional. Menurut Liliani
(2004), untuk mendapatkan obat yang bermutu, aman, dan terjamin adalah
penting untuk membeli obat pada tempat yang terjamin dan mendapat ijin resmi
depertemen kesehatan, seperti apotek atau toko obat berijin.

h. Harga obat untuk pengobatan mandiri


Adapun biaya yang murah dan terjangkau menjadi alasan mahasiswa
dalam penggunaan obat tradisional yakni < Rp 5.000 dan Rp 5.000 – Rp 10.000
dengan presentase sama-sama yaitu 41%. Hal ini menjadi salah satu alasan selain
turun temurun penggunaan obat tradisional, disamping itu dengan harga yang
mudah terjangkau oleh responden sehingga reponden tidak perlu memeriksakan
diri ke dokter, dengan begitu biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan
pengobatan ke dokter atau rumah sakit (Angkoso, 2006).

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i. Alasan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional


Hasil penelitian pada tabel VI, dimana alasan responden menggunakan
obat tradisional untuk pengobatan mandiri sebesar 36% memilih alasan
penyakitnya masih ringan. Hal ini sejalan dengan definisi pengobatan mandiri
yakni, merupakan tindakan diagnosis, pengobatan dan pencegahan penyakit yang
dilakukan oleh seseorang tanpa intervensi dari dokter (Berardi, 2006). 22% untuk
alasan lebih praktis, sebesar 24% karena biaya murah, dan 13% dengan alasan
lebih cepat. Adapun beberapa pendapat lainnya dengan alasan cocok 3%, lebih
ampuh 1%, serta tidak ada bahan kimia 1%. Pada penelitian sebelumnya (Keshari,
2014), alasan pengobatan mandiri untuk menghemat waktu, dikarenakan dokter
yang tidak tersedia tepat waktu sehingga menyebabkan masyarakat menggunakan
resep yang sama untuk mengatasi keluhan yang dialami.

Pengetahuan Responden tentang Obat Tradisional

Tabel VII. Distribusi tingat pengetahuan responden tentang obat tradisional


Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden Presentase
Tinggi 47 48 %
Rendah 50 52%

Berdasarkan hasil penelitian (tabel V), dari total nilai pengetahuan


mengenai obat tradisional, diketahui sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang rendah 52% dan responden dengan pengetahuan yang tinggi
sebesar 48%. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Menurut WHO (1984) bahwa yang
menyebabkan seseorang itu berperilaku karena adanya 4 alasan pokok yaitu
pemikiran dan perasaan, acuan dan referensi dari seseorang, sumber daya dan
sosio budaya. Bentuk dari pemikiran dan perasaan salah satunya adalah
pengetahuan. Seseorang akan berperilaku didasarkan beberapa pertimbangan yang
diperoleh dari tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010).

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sikap responden terhadap Obat Tradisional

Tabel VIII. Distribusi sikap responden tentang obat tradisional


Sikap Jumlah Responden Presentase
Kemungkinan Positif (+) 92 95%
Kemungkinan Negatif(-) 5 5%

Berdasarkan tabel diatas, dari 97 responden dan total nilai sikap tentang
penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri hampir seluruh responden
memiliki kemungkinan positif dengan presentase 95% yang artinya memihak
terhadap penggunaan obat tradisional. Sedangkan kemungkinan negatif dengan
presentase 5% yang artinya tidak memihak. Sikap merupakan semacam kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, dengan kata lain sikap
adalah respon individu terhadap sesuatu yang akan diterimanya (Azwar, 1995).

Hubungan pengetahuan obat tradisional dengan pola penggunaan obatnya


Hasil analisis pengetahuan dan pola penggunaan obat menggunakan
analisis Eta (ƞ). Rumus perhitungan koefisien korelasi Eta (ƞ), digunakan pada
analisis korelasi sederhana untuk variabel nominal dengan variabel interval/ratio.

1) Hubungan pengetahuan dengan frekuensi pengobatan mandiri


Hubungan pengetahuan dengan frekuensi pengobatan mandiri diukur
dengan Eta (ƞ) diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,176. Dimana nilai ƞ menunjukkan
hubungan sangat rendah atau lemah sekali. Artinya kekuatan hubungan antara
pengetahuan dengan frekuensi pengobatan mandiri sangat rendah atau lemah
sekali. Intepretasi bernilai positif maka variabel pengetahuan dan frekuensi
berkorelasi positif. Artinya, jika variabel pengetahuan tinggi maka variabel
frekuensi penggunaan obat akan meningkat begitupun sebaliknya. Pada penelitian
ini sebagian besar responden melakukan pengobatan mandiri 2x dalam satu bulan.
Hal ini dapat terjadi ketika daya tahan tubuh responden yang lemah atau kurang
menjaga kesehatan karena berbagai aktivitas, sehingga memungkinkan untuk
sering melakukan pengobatan mandiri. Adapun karena kesibukan responden
sehingga lebih sering melakukan pengobatan mandiri dibandingkan
memeriksakan kesehatannya dengan dokter.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Hubungan pengetahuan dengan tempat pembelian obat


Hubungan pengetahuan dengan tempat pembelian obat diukur dengan
Eta diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,17. Dimana nilai ƞ = 0,17 memberikan arti bahwa
antara pengetahuan dan tempat pembelian obat terdapat hubungan yang sangat
rendah atau lemah sekali. Berdasarkan data, responden lebih banyak membeli obat
di apotek dibandingkan diwarung. Hal ini mungkin disebabkan karena jarak
apotek lebih dekat dibandingkan warung, dimana dengan letak apotek yang
berada dalam lingkungan kampus, sehingga memungkinkan responden lebih
membeli obat tradisional di apotek dibandingkan di warung.

3) Hubungan pengetahuan dengan harga obat


Berdasarkan hasil analisis Eta (ƞ) diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,178.
Dimana nilai ƞ menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut sangat
rendah atau lemah sekali. Nilai ƞ positif menunjukkan semakin tinggi
pengetahuan maka harga obat yang dibeli akan semakin mahal atau sebaliknya.
Dalam penelitian ini responden lebih cenderung membeli obat dengan harga
murah daripada harga yang mahal. Hal ini terjadi karena rata-rata uang saku per
bulan responden antara 500.000 – 1.000.000, dan hanya 1 responden dengan uang
saku > 3.000.000 (Tabel V), sehingga memungkinkan responden memilih
menggunakan obat dengan harga yang murah.

4) Hubungan pengetahuan dengan obat yang digunakan


Hubungan pengetahuan degan obat yang digunakan diukur dengan Eta
diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,17. Dimana nilai ƞ tersebut memberikan arti antara
pengetahuan dan obat yang digunakan tersebut memiliki hubungan yang rendah
atau lemah. Berdasarkan data, responden dengan pengetahuan rendah dan tinggi
lebih menggunakan obat tradisional dibandingkan obat konvensional untuk
pengobatan mandiri. Penggunaan obat tradisional dinilai relatif lebih aman
dibandingkan penggunaan obat konvensional dengan efek samping yang relatif
rendah. Kelemahannya adalah efek farmakologisnya kebanyakan lemah, bahan
bakunya belum terstandar (Ningsih, 2016).

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Hubungan pengetahuan dengan sumber informasi


Hubungan pengetahuan dengan sumber informasi yang diperoleh
responden diukur dengan Eta diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,2. Dimana nilai ƞ
menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut sangat rendah atau lemah
sekali. Data yang diperoleh menunjukkan responden dengan pengetahuan tinggi
maupun rendah mendapatkan informasi dari teman atau tetangga terkait
pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional. Hal ini terjadi karena
hubungan sosialisasi dengan orang disekitar lebih tinggi, sehingga memungkinkan
responden memperoleh informasi dari teman/tetangga terkait penggunaan obat
tertentu. Adapun dikarenakan akses sumber informasi dari apoteker lebih sulit.
Dalam hal Informasi remaja harus memperhatikan kredibilitas sumber
(kepercayaan), baru, lama sementara dan sebagainya. Apabila kita salah
mengambil sumber maka kemungkinan juga hasil yang diharapkan tidak akan
tercapai terutama tentang manfaat obat tradisional sebagai alternatif pengobatan
keluarga.

Hubungan sikap dan pola penggunaan obat tradisional


Hasil analisis sikap dan pola penggunaan obat menggunakan analisis Eta
(ƞ). Koefisien korelasi Eta (ƞ) untuk menganalisis hubungan data nominal dan
rasio.
1) Hubungan sikap dengan frekuensi pengobatan mandiri
Hubungan sikap dengan frekuensi pengobatan mandiri diukur dengan Eta
diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,82. Dimana nilai ƞ adanya hubungan yang tinggi atau
kuat antara sikap dan frekuensi penggunaan obat. Nilai ƞ positif menggambarkan
bahwa kemungkinan sikap yang semakin positif maka frekuensi pengobatan
mandiri semakin sering atau sebaliknya. Pada penelitian sebelumnya (Britto,
2017), sebagian besar frekuensi pengobatan mandiri 1x dalam 3-6 bulan, sangat
jarang melakukan pengobatan mandiri. Hal ini terjadi karena keluhan sakit yang
dialami masih terbilang ringan, sehingga tidak perlu menggunakan obat dan
melakukan pemeriksaan ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Hal ini berbeda

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan penelitian ini dimana sebagian besar responden lebih sering melakukan
pengobatan mandiri dengan frekuensi pengobatan mandiri 2x dalam 1 bulan,
sehingga memungkinkan melakukan pengobatan mandiri.

2) Hubungan sikap dengan tempat pembelian obat


Pada analisis hubungan sikap dengan tempat pembelian obat diukur
dengan Eta diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,82. Dimana nilai ƞ menunjukkan hubungan
antara kedua variabel tersebut tinggi atau kuat. Data yang diperoleh menunjukkan
responden dengan kecenderungan sikap positif, cenderung membeli obat di apotek
daripada di warung atau sebaliknya. Berdasarkan data yang diperoleh, cenderung
tempat pembelian obat di apotek. Hal ini dikarenakan lokasi apotek yang terletak
di area kampus III Universitas Sanata Dharma sehingga memungkinkan dalam
pembelian. Adapun data sebelumnya (Tabel VI) sebagian besar responden
cenderung melakukan pembelian obat pada apotek.

3) Hubungan sikap dengan harga obat


Berdasarkan hasil yang diperoleh, hubungan sikap dengan harga obat
diukur dengan Eta diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,83. Nilai ƞ positif artinya
kecenderungan sikap positif yang maka harga obat yang dibeli semakin murah
atau sebaliknya. Dimana nilai ƞ menunjukkan hubungan antara kedua variabel
tersebut tinggi atau kuat. Nilai ƞ yang positif maka variabel sikap dan harga obat
berkorelasi positif. Artinya, jika kemungkinan sikap positif maka harga obat yang
dibeli relatif mahal atau sebaliknya. Pada penelitian ini responden lebih memilih
harga obat yang murah, hal ini terjadi kemungkinan dipengaruhi oleh besarnya
uang saku yang diperoleh dalam sebulan, sehingga memungkinkan lebih memilih
yang murah dibandingkan harga obat yang mahal. Adikuntati (2008)
mengungkapkan bahwa pendapatan seseorang mempengaruhi terhadap sikap
seseorang mengenai jenis pengobatan seseorang, termaksud pengobatan mandiri.
Dimana seseorang dengan pendapatan yang tinggi akan lebih mudah mengakses
kesehatan, jika dibandingkan dengan pendapatan rendah akan cenderung
mempertimbangkan biaya dalam pencarian pengobatan.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4) Hubungan sikap dengan obat yang digunakan


Berdasarkan hasil analisis sikap dengan obat yang digunakan diukur
dengan Eta diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,84. Dimana nilai ƞ memberikan arti bahwa
antara sikap dan obat yang digunakan terdapat hubungan yang tinggi atau kuat.
Berdasarkan data, menunjukkan bahwa sebagian responden dengan
kecenderungan sikap positif dan negatif cenderung menggunakan obat tradisional
deibandingkan dengan obat konvensional. Sari (2006) menyatakan efek samping
obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi kebenaran
bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan,
ketepatan telaah informasi, dan tanpa penyalahgunaan obat tradisional itu sendiri.
Hal ini mendukung data sebelumnya (Tabel VI) sebagian besar responden
merasakan mulai membaik setelah penggunaan obat tradisional dan tidak adanya
efek samping selama penggunaan, sehingga memungkin responden lebih memilih
menggunakan obat tradisional dibandingkan obat konvensional.

5) Hubungan sikap dengan sumber informasi


Pada analisis hubungan sikap dengan sumber informasi yang diperoleh
responden diukur dengan Eta diperoleh hasil yaitu ƞ = 0,83. Dimana nilai ƞ
menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut tinggi atau kuat.
Menunjukkan bahwa responden dengan kecenderungan sikap positif
mendapatkan informasi dari apoteker atau sebaliknya. Dimana data yang
diperoleh, kecenderungan mendapat informasi terkait obat yang digunakan untuk
pengobatan mandiri melalui teman atau tetangga. Masukan atau informasi
mengenai pengobatan suatu keluhan kesehatan atau penyakit tentu bisa datang
darimana saja, temaksud diantaranya teman atau tetangga. Apalagi pada
responden yang berhubungan dengan teman atau tetangganya cukup baik. Teman
atau tetangga dapat menjadi orang yang diajak bertukar pikiran atau tempat untuk
menceritakan masalah atau keluan yang dialami (Fauddah, 2015).

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis menggunakan korelasi Eta


secara umum menunjukkan adanya hubungan yang sangat rendah atau lemah
sekali antara pengetahuan dan pola penggunaan obat, sedangkan secara umum
hubungan sikap dan pola penggunaan obat memiliki hubungan yang kuat atau
tinggi.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESIMPULAN

1. Pola pengobatan mandiri mahasiswa Kampus III Universitas Sanata


Dharma, Yogyakarta yang melakukan pengobatan mandiri menggunakan
obat tradisional >4x (43%), dengan keluhan yang sering dialami adalah
masuk angin (13%), pengobatan yang paling sering digunakan untuk
pengobatan mandiri adalah tolak angin (39%), dengan mulai membaik
setelah pengobatan (97%), tanpa adanya efek samping yang dirasakan
setelah penggunaan obat tradisional (79%). Untuk sumber informasi
terkait penggunaan obat tradisional sebagian besar responden
mendapatkan informasi dari keluarga (84%), apotek merupakan tempat
dimana responden memperoleh obat yang akan digunakan (49%), dengan
harga yang mudah dijangkau kisaran kurang dari Rp 5.000,00 dan Rp
5.000,00 – Rp 10.000,00 (41%). Sedangkan alasan pengobatan mandiri
menggunakan obat tradisional dikarenakan penyakit yang diderita masih
tergolong ringan (36%), sehingga tidak memerlukan pemeriksaan ke
dokter.
2. Pengetahuan mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma sebagian
besar masih tergolong rendah (52%), sedangkan sikap mahasiswa Kampus
III Universitas Sanata Dharma tergolong memiliki sikap positif (95%).
3. Terdapat hubungan yang sangat lemah atau rendah antara pengetahuan
dengan masing-masing pola penggunaan obat tradisional sedangkan
hubungan yang tinggi atau kuat antara sikap dengan masing-masing pola
penggunaan obat tradisional.

SARAN

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait Hubungan pengetahuan dan


sikap terhadap pola penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri
di kalangan masyarakat.
2. Perlu melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola
penggunaan obat tradisional di kalangan mahasiswa maupun masyarakat.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Adikuntati, Y. M., 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan


Perilaku Swamedikasi Demam oleh Ibu-Ibu di Provinsi Daerah
Instimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma.
Adjie, H., 2013. Batas Usia Dewasa dalam Bertindak Secara Umum,
http://habidadjie.dosen.narotama.ac.id/files/2013/08/BATAS-USIA-
DEWASA.pdf.
Angkoso, F. T. J., 2006, Pola Perilaku Pengobatan Mandiri di antara Pria dan
Wanita di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus III,
Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. hal. 41.
Arumsari, N., P., 2016, Pola dan Motivasi Penggunaan Obat untuk Pengobatan
Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma. Hal. 53 dan 56.
Asnasari, L., 2017. Hubungan Pengetahuan tentang Swamedikasi dengan Pola
Penggunaan Obat Pada Masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharo,
Prambanan, Dleman, Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma.
Azwar, S., 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, hal. 4 - 14.
Badan Pusat Statistik, 2017. Presentase Penduduk yang Mengobati Sendiri
Selama Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Obat yang
Digunakan tahun 200-2014, BPS-Statistics Indonesia (Online),
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/926, diakses 16
November 2017.
Berardi, R., et al., 2006, Handbook of Nonprescription Drugs an Intractive
Approach to Self-Care, American Pharmacist Association, Wasington DC,
pp. 4-6.
Britto, Rock., Rajaram., dkk, 2017. Prevalence and Pattern of Self-Medication
among Undergraduate Medical Students. IJIRMS, 2 : 864-865.
Budiman dan Riyanto, A., 2013, Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, Hal. 23.
Cristiana, E., 2014. Hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat
tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan obat pada
pengobatan mandiri di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Djaali, H dan Pudji Muljono, 2007, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,


Jakarta : PT. Grasindo, hal. 28-29.
Djunarko, T. Dan Hendrawati, Y. D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar,
PT. Citra Aji Parama, Yogyakarta, hal. 6-7, 9.
Eriyanto, 2007. Teknik Sampling: Analisis Opini Publik, Penerbit LKiS
Yogyakarta, hal. 291-295.
Fauddah, A., T., 2015. Description of Self-Medication Behavior in Community of
Subdistrict Purbalingga,District Purbalingga. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Vol 3 (1).
hal. 614, 617-618.
FIP, 1999. Joint Statement By The International Pharmaceutical Federation and
The World Self-Medication Industry : Responsible Self-Medication, FIP
& WSMI, pp. 1-2.
Gupta, P., Bobhate, P., S., Shrivastava, S., R., 2011. Determinants of Self
Medication Practices in An Urban Slum University. India. Asian Journal
of Pharmaceutical and Clinical Research. Vol 4(3). p. 54.
Katno, 2008. Tingkat manfaat Keamanan dan Efektifitas Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Jawa Tengah. B2P2TO-OT.
Keshari, S., S., Priyanka K., and Mili, M., 2014. Prevalence and Pattern of Self-
Medication Practices in Rural Area of Barabanki. Indian Journal of
Clinical Practice. 25(7) : 638.
Kotler, P., 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Milenium. Jakarta.
Prehallindo.
Liliani, N., D., 2004. Kajian Motivasi, Pengetahuan, Tindakan dan Pola
Penggunaan Obat Tradisional Cina pada Pengunjung dari 8 Toko Obat
Berizin di Yogyakarta Periode April-Mei 2004. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma.
Lubis, A. F.,2009. Ekonomi Kesehatan. Penerbit USU Press. Medan. hal. 11.
Mariana, L. J., 2016. Kajian pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa
Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Skripsi.
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.
Misbahuddin dan Hassan, I., 2014. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Edisi 2, Jakarta: Bumi Askara, hal. 48, 55, 62.
Ningsih, I., Y., 2016. Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku
Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur.
PHARMACY. Vol. 13 (01).
Noor, J., 2011. Metode Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 139.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Notoatmodjo, S., 1993. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku kesehatan,


Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, hal. 94-99.
Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta, hal.46.
Notoatmodjo, S., 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, hal.
37-38, 115, 124-125, 152.
Notoadmojo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta, hal.131-150.
Oktora, L., 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat
dan Keamanan. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. III.
Pangestuti, R. M., 2014. Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai obat
tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan obat untuk
pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan
Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma.
Rukmana, H. R., dan Herdi, Y., 2016. FARM BIG BOOK : Budi daya dan
pascapanen tanaman obat unggulan, Lily Publisher, Yogyakarta, hal. 10-
11.
Sangadji, E. M., dan Sopiah, 2010. Pendekatan praktis dalam penelitian, Penerbit
Andi, Yogyakarta, hal. 202.
Sari., L., O., 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat
dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.III (1). 2-6.
Sarwono, S. W., 2007. Sosiologi Kesehatan, Gajah Mada University Press
Yogyakarta, hal. 33.
Shrimarty, 2008. Pengobatan Alternatif Menggunakan Obat Tradisional.
Surabaya. Universitas Air Langga.
Sudarma, M., 2008. Sosiologi untuk Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, hal. 51-
54.
Supardi, S. dan Notosiswoyo, M., 2005. Pengobatan Sendiri Sakit Kepala, Batuk,
dan Pilek pada masyarakat Desa Ciwalen, Majalah Ilmu Kefarmasian,
Vol. 2(3) : 134-144.
Sowi, R. R., 2015. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat
sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di
kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi.
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.
Tan, H. T., dan Kirana Rahardja, 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan
Sehari-hari, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. ix.
Tilaar, Martha dan Widjaja, Benard T., 2014. The Power of Jamu. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama. p. 3.

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Thoma, 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan


Masyarakat Mengenai Antibiotika di Kecamatan Mergangsan Kota
Yogyakarta, Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Veronika, 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk
Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecematan
Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma.
Wasito, H., 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Graha Ilmu,
Yogyakarta, hal. 13-16, 28-29.
WHO, 1998. The role of the pharmacist in self-care and self medication, World
Health organisation, Geneva, p. 2.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1

Surat ijin Penelitian

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2

Ethical Clearance

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3

Surat Keterangan Lisensi SPSS

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN

Saya, Eleonora Liquori Mentari Rambu Joru dari Prodi Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta akan melakukan penelitian dalam
rangka menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini berjudul “Hubungan
Pengetahuan dan Sikap terhadap Pola Penggunaan Obat Tradisional untuk
Pengobatan Mandiri di Kalangan Mahasiswa Kampus III Universitas Sanata
Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi pola dan alasan pengobatan mandiri yang dilakukan
mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma.
2. Mengidentifikasi pengetahua dan sikap mahasiswa Kampus III Universitas
Sanata Dharma mengenai obat tradisional.
3. Mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa
Kampus III Universitas Sanata Dharma terhadap pola pemilihan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri.

Maka saya mohon kesediaan rekan-rekan Mahasiswa yang melakukan


swamedikasi (pengobatan mandiri) menggunakan obat tradisional dan yang
terdaftar sebagai mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma untuk
menjadi responden dalam penelitian ini.
A. Kesukarelaan untuk Ikut dalam Penelitian
Anda bebas untuk mengikuti penelitian ini tanpa adanya paksaan. Jika Anda
menyetujui untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian, Anda dapat
mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat untuk berhenti dalam partisipasi
tanpa dikenakan denda ataupun sanksi apapun. Tidak ada konsekuensi bagi
Anda jika tidak bersedia menjadi responden.
B. Prosedur Penelitian
Jika Anda setuju untuk menjadi responden, Anda diminta menandatangani
lembar pernyataan kesediaan menjadi responden.
C. Kewajiban Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian, Anda memiliki kewajiban untuk mengisi kuisioner
yang telah peneliti buat. Apabila ada hal yang kurang jelas, dapat ditanyakan
kepada peneliti.
D. Risiko Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan tidak akan menimbulkan risiko karena tidak
terdapat tindakan invasif (pemberian obat). Pengisian kuiioner akan
berlangsung ± 30 menit, sehingga ada risiko kehilangan waktu selama

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP POLA


PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN
MANDIRI DI KALANGAN MAHASISWA KAMPUS III UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA”

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh:
Nama : Eleonora Liquori Mentari Rambu Joru
NIM : 148114027
Mahasiswa dari Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

Dengan ini saya juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. Saya telah mendapatkan penjelasan secara lisan mengenai informasi penelitian
yang akan dilakukan serta telah membaca dan memahami “Lembar Informasi”
yang berisi informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-
ketentuan dalam berpartisipasi sebagai responden.
2. Saya telah diberi kesempatan bertanya mengenai informasi penelitian yang
disampaikan kepada saya.
3. Saya telah dijelaskan bahwa saya mungkin tidak akan secara langsung
menerima manfaat dari hasil penelitian tersebut dan saya paham bahwa hasil
penelitian akan digunakan untuk peningkatan pola penggunaan obat untuk
pengobatan mandiri di kalangan mahasiswa.
4. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya
berkeberatan untuk menyampaikannya.
5. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri sebagai responden pada
pada penelitian ini tanpa ada konsekuensi apapun.
6. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi dan data yang
dikumpulkan akan digunakan demi kepentingan penelitian dan akan dijaga
kerahasiaannya oleh peneliti dan responden.
7. Saya juga telah diberi informasi bahwa data pribadi saya akan dijamin
kerahasiaannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6

KUESIONER

KUESIONER OBAT TRADISIONAL

Data diri Responden


(Mohon diisi lengkap)
Nama :
Fakultas :
Prodi :
Usia :
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
Alamat/No.HP :
Uang saku perbulan :
a. Kurang dari Rp 500.000,00
b. Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00
c. Rp 1.000.000,00 - Rp 2.000.000,00
d. Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00
e. > Rp 3.000.000,00

Status tempat tinggal :


a. Tingal dengan orang tua
b. Kos / Kontrakan

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Skrining Pengenalan Responden tentang Pengobatan Mandiri


Petunjuk pengerjaan : berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan
1. Apakah Anda pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau
swamedikasi ?
( ) Pernah ( ) Tidak pernah
2. Jika Anda pernah mendengar istilah tersebut, dari mana Anda
mendapatkan informasinya ?
( ) Media cetak / elektronik
( ) Teman/saudara/tetangga
( ) Dokter / Apoteker / Perawat / Bidan
( ) Tenaga kesehatan (kesehatan masyarakat/ ahli gizi)
( ) Lainnya (tuliskan) ......................................................................
3. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan pengobatan mandiri ?
( ) Upaya pengobatan yang dilakukan oleh seseorang tanpa bantuan
dokter untuk mengatasi keluhan sakit ringan yang dialaminya
( ) Tindakan penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter oleh
masyarakat atas inisiatif mereka sendiri
( ) Tidak tahu
( ) Lainnya (tuliskan) .......................................................................

B. Pola penggunaan Obat Tradisional


DATA DESKRIPTIF
Petunjuk pengerjaan : Lingkarilah jawaban yang menurut anda benar !
1. Berapa kali Anda pernah menggunakan Obat Tradisional untuk
pengobatan mandiri ?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. Lainnya (tuliskan) .......................................................................
2. Apakah keluhan sakit yang sering Anda alami ?
a. Sakit Kepala
b. Demam
c. Diare
d. Maag
e. Lainnya (tuliskan) .......................................................................
3. Obat Tradisional apa yang paling sering Anda gunakan untuk
mengatasi keluhan sakit yang dialami tersebut diatas ? (bisa lebih dari
satu)
a. Antangin JRG

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Tolak Angin
c. Diapet
d. Lelap
e. Lainnya (tuliskan) ......................................................................
4. Apakah obat tersebut di atas pernah digunakan sebelumnya ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
5. Apakah yang Anda rasakan setelah melakukan pengobatan mandiri
menggunakan obat tradisional ?
a. Mulai membaik
b. Tidak ada perubahan
c. Tambah parah
d. Lainnya (tuliskan) .......................................................................
6. Apakah ada efek samping yang Anda rasakan setelah penggunaan
Obat Tradisional ?
a. Tidak ada
b. Mengantuk
c. Pusing
d. Mual
e. Lainnya (tuliskan) ........................................................................
7. Darimana Anda mendapatkan informasi terkait penggunaan Obat
Tradisional ?
a. Tetangga
b. Teman
c. Keluarga
d. Tenaga kesehatan
e. Lainnya (tuliskan) .......................................................................
8. Dimanakah Anda mendapatkan Obat Tradisional ?
a. Toko obat
b. Warung
c. Apotek
d. Rumah sakit
e. Lainnya (tuliskan) .......................................................................
9. Berapa harga Obat Tradisional yang digunakan untuk pengobatan
mandiri ?
a. Kurang dari Rp 5.000,00
b. Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00
c. Rp 10.000,00 – Rp 15.000,00
d. Rp 15.000,00 – Rp 20.000,00
e. Lebih dari Rp 20.000,00

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tradisional untuk


pengobatan mandiri yang anda lakukan ? (Jawaban bisa lebih dari satu)
a. Biaya lebih murah
b. Lebih praktis
c. Penyakitnya masih ringan
d. Lebih cepat
e. Lainnya (tuliskan) .......................................................................

DATA ANALITIK
Berikut ini pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pola penggunaan
obat. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan.
1. Dalam satu bulan terakhir, saya ________ melakukan swamedikasi
(pengobatan mandiri) untuk mengatasi keluhan ringan.
( ) sering ( ) jarang
2. Ketika saya mengalami keluhan ringan, saya membeli obat di
________.
( ) warung ( ) apotek
3. Harga obat yang saya beli ________.
( ) relatif mahal ( ) relatif murah
4. Ketika saya mengalami keluhan ringan, saya menggunakan ________.
( ) obat tradisional ( ) obat konvensional
5. Saya mendapatkan informasi terkait obat yang saya gunakan dalam
pengobatan mandiri melalui ________.
( ) apoteker ( ) teman/tetangga

C. Pengetahuan Responden tentang Obat Tradisional


Petunjuk pengerjaan : Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang Anda
anggap tepat !
1. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti
2. Bentuk sediaan obat tradisional bukan berupa bentuk sediaan padat, cair,
maupun semi padat.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Obat tradisional dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni jamu, obat


herbal terstandar dan fitofarmaka.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti
4. Jika pada kemasannya memiliki lambang seperti gambar berikut, maka
obat tersebut adalah Fitofarmaka.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti
5. Jika pada kemasannya memiliki lambang seperti gambar berikut, maka
disebut Obat Herbal Terstandar.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti
6. Jika pada kemasannya memiliki lambang seperti gambar berikut, maka
obat tersebut merupakan jenis Jamu.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti
7. Obat tradisional dengan kandungan jahe (Zingiberis rhizoma), dapat
digunakan untuk melegakan tenggorokan serta mengatasi mual dan
muntah.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti
8. Aturan pakai obat tradisional tidak harus mengikuti aturan yang
disarankan seperti yang tertera pada kemasan.

Benar Salah Tidak Rahu


Ti

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Obat tradisonal dapat digunakan untuk pengobatan mandiri.

Benar Salah Tidak Tahu


Ti

D. Sikap
Petunjuk pengerjaan
Pilihlah salah satu dari 4 (empat) kemungkinan jawaban yang telah
tersedia sesuai dengan pendapat Anda yang dianggap paling tepat.
Berilah tanda centang (√) pada setiap jawaban yang dianggap tepat,
dengan ketentuan :
STS : bila Anda menjawab Sangat Tidak Setuju terhadap pertanyaan
TS : bila Anda menjawab Tidak Setuju terhadap pertanyaan
N : bila Anda menjawab Netral terhadap pertanyaan
S : bila Anda menjawab Setuju terhadap pertanyaan
SS : bila Anda menjawab Sangat Setuju terhadap pertanyaan

NO. PERTANYAAN STS TS N S SS


1. Menurut saya, menggunakan obat
tradisional dalam pengobatan mandiri
bermanfaat
2. Menurut saya, menggunakan obat
tradisional dalam pengobatan mandiri
dapat merugikan
3. Menurut saya menggunakan obat
tradisional lebih aman
4. Saya lebih suka menggunakan obat
tradisional karena lebih murah
5. Saya lebih suka, menggunakan obat
tradisional karena efek sampingnya
lebih ringan

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7

Nilai Uji Reliabilitas

Pengetahuan
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.743 10

Sikap
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.790 6

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8

Nilai Uji Normalitas

Pengetahuan

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pengetahuan ,180 97 ,000 ,944 97 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Sikap

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

sikap ,130 97 ,000 ,954 97 ,002

a. Lilliefors Significance Correction

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9

Nilai Uji Korelasi Eta

PENGETAHUAN

Mencari koefisien Eta (ƞ) menurut Misbahuddin dan Hassan (2014) yaitu :
( ) ( )
ƞ=√ ( )
keterangan:
N1 dan N2 = jumlah sampel 1 dan sampel 2
∑ȲT2 = jumlah kuadrat kedua buah sampel
ȲT = rata-rata dari seluruh sampel kelompok 1 dan 2
Ȳ1 dan Ȳ2 = rata-rata tiap kelompok

N1 (pengetahuan) = 97 Y1 (pengetahuan) = = 5,6

N2 (pola) = 97
ƩN = N1 + N2 = 97 + 97 = 194
ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN Ȳ1 = 539
∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 Ȳ12 (pengetahuan) = 26.671

a. pengetahuan dan frekuensi

Frekuensi sering : > 2x sebulan (skor = 2)


jarang : ≤ 2x sebulan (skor = 1)
ket :

Y2 (frekuensi) = = 1,9 Ȳ22 (frekuensi) = 332

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 3,7

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 26.671 + 332 = 27.003

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,031
ƞ = 0,176

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. pengetahuan dan tempat pembelian obat


Tempat Apotek (skor = 2)
Warung (skor = 1)
ket :

Y2 (tempat) = = 1,8 Ȳ22 (tempat) = 331

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 3,7

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 26.671 + 331 = 27.002

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,039
ƞ = 0,17

c. pengetahuan dan harga obat


Harga obat mahal : > 7000 rupiah (skor = 2)
murah : ≤ 7000 rupiah (skor = 1)
ket :

Y2 (harga obat) = = 1,6 Ȳ22 (harga obat) = 280

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 3,6

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 26.671 + 280 = 26.951

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,032
ƞ = 0,178

d. pengetahuan dan obat yang digunakan


Obat Tradisonal (skor = 2)
Modern (skor = 1)
ket :

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Y2 (obat) = = 1,7 Ȳ22 (obat) = 295

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 3,6

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 26.671 + 295 = 26.966

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,03
ƞ = 0,17

e. pengetahuan dan sumber informasi


Sumber Informasi Apoteker (skor = 2)
Teman/tetangga (skor = 1)
ket :

Y2 (sumber informasi) = = 1,2 Ȳ22 (obat) = 160

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 3,4

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 26.671 + 160 = 26.831

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,04
ƞ = 0,2

SIKAP

Mencari koefisien Eta (ƞ) menurut Misbahuddin dan Hassan (2014) yaitu :
( ) ( )
ƞ=√ ( )
keterangan:
N1 dan N2 = jumlah sampel 1 dan sampel 2
∑ȲT2 = jumlah kuadrat kedua buah sampel
ȲT = rata-rata dari seluruh sampel kelompok 1 dan 2
Ȳ1 dan Ȳ2 = rata-rata tiap kelompok

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N1 (sikap) = 97 Y1 (sikap) = = 17,2

N2 (pola) = 97
ƩN = N1 + N2 = 97 + 97 = 194
ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN Ȳ1 = 1665
∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 Ȳ12 (sikap) = 34.199

a. sikap dan frekuensi


Frekuensi Sering : > 2x sebulan (skor = 2)
Jarang : ≤ 2x sebulan(skor = 1)
ket :

Y2 (frekuensi) = = 1,9 Ȳ22 (frekuensi) = 332

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 9,5

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 34.199 + 332 = 34.531

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,678
ƞ = 0,82

b. sikap dan tempat pembelian obat


Tempat Apotek (skor = 2)
Warung (skor = 1)
ket :

Y2 (tempat) = = 1,8 Ȳ22 (tempat) = 331

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 9,5

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 34.199 + 331 = 34.530

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,68

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ƞ = 0,82

c. sikap dan harga obat


Harga obat mahal : > 7000 rupiah (skor = 2)
murah : ≤ 7000 rupiah (skor = 1)
ket :

Y2 (harga obat) = = 1,6 Ȳ22 (harga obat) = 280

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 9,3

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 34.199 + 280 = 34.479

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,688
ƞ = 0,83

d. sikap dan obat yang digunakan


Obat Tradisonal (skor = 2)
Modern (skor = 1)
ket :

Y2 (obat) = = 1,9 Ȳ22 (obat) = 190

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 9,2

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 34.199 + 190 = 34.389

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,7
ƞ = 0,84

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. sikap dan sumber informasi


Sumber Informasi Apoteker (skor = 2)
Teman/tetangga (skor = 1)
ket :

Y2 (sumber informasi) = = 1,2 Ȳ22 (sumber informasi) = 160

ȲT = (Ȳ1 + Ȳ2) / ƩN = = 9,5

∑ȲT2 = Ȳ12 + Ȳ22 = 34.199 + 160 = 34.359

( ) ( )
ƞ=√ ( )

ƞ=√

ƞ = √0,7
ƞ = 0,83

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Eleonora Liquori Mentari Rambu


Joru lahir di Kupang pada tanggal 26 Juni 1996,
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, anak
dari pasangan Fredi Kabobu Anagallu dan Alexia
Abon. Penulis telah menempuh pendidikan di SDK
St. Maria Assumpta Kupang pada tahun 2002-2008,
SMPK Sanctissima Trinitas Hokeng pada tahun 2008-
2011, dan SMAK Syuradikara Ende pada tahun 2011-
2014. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada
tahun 2014. Selama perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam beberapa kegiatan
diantaranya menjadi anggota Sie. Perlengkapan “Panitia Makrab JMKI 2015”,
anggota Sie. Table and Operator “Panitia 3ON3 and Dance Competition 2016”,
anggota Sie. Teater “Panitia TRITRASI 2016”, anggota Sie. Konsumsi
“FACTION 2016”, anggota Sie. PDD “Panitia Paskah 2016”, dan menjadi Ketua
“Panitia Makrab JMKI 2016”, serta menjadi anggota Sie. LO “Panitia Job Fair
Pharmacy 2018”. Dan menjadi volunteer untuk kegiatan baksos “WALUBI
2018”.

49

Anda mungkin juga menyukai