SYAMSUDIN MURSIDI
G1C1219214
2.1. Darah
Darah adalah cairan yang selalu beredar yang menyediakan nutrisi, oksigen
dan pembuangan limbah untuk tubuh. Darah sebagian besar cair, dengan banyak
sel dan protein tersuspensi di dalamnya, membuat darah “lebih kental” daripada
air murni. Rata-rata orang memiliki sekitar 5 liter darah. Faktanya sekitar 7-10%
berat badan orang dewasa terdiri dari darah. Perempuan memiliki sekitar 4-5 liter.
Perbedaan ini terutama disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh antara laki-laki
dan perempuan (Sugeng, 2018).
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan
atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55% adalah cairan, sedangkan 45% terdiri dari sel
darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40-47. Diwaktu sehat volume darah adalah
konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh
darah dan dalam jaringan (Sugeng, 2018).
Darah adalah satu dari sekian macam cairan yang ada di dalam tubuh
manusia. Dalam keadaan normal, komposisi darah manusia adalah plasma darah,
sel darah, protein, dan zat terlarut lainnya. Plasma darah merupakan bagian darah
yang berbentuk cairan jernih kekuningan yang 90% nya adalah air dan bertugas
untuk mengedarkan sari makanan keseluruh tubuh. Sel darah terdiri dari tiga
macam, yaitu sel darah merah (eritosit), sel darah putih (leukosit) dan keping
darah (trombosit). Sel-sel darah ini berasal dari satu induk yang sama yaitu
hemocytoblast (Yuni A. N, 2015).
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang
primitif sampai manusia (Bakta, 2014). Darah merupakan salah satu jaringan
dalam tubuh yang berbentuk cair berwarna merah. Karena sifat darah yang
berbeda dengan jaringan lain mengakibatkan darah dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lain sehingga dapat menyebar ke berbagai kompartemen tubuh.
Penyebaran tersebut harus terkontrol dan harus tetap berada pada satu ruangan
agar darah benar-benar dapat menjangkau seluruh jaringan di dalam tubuh melalui
suatu sistem yang disebut sistem kardiovaskuler, yang meliputi jantung dan
pembuluh darah (Nugraha, 2015). Darah sirkulasi terdiri dari sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit yang tersuspensi dalam plasma. Sel yang bersirkulasi
dalam darah berasal dari sumsum tulang (Bain, 2016).
2.2. Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam hemostasis.
Trombosit melekat pada lapisan endotel pembuluh darah yang robek (luka)
dengan membentuk plug trombosit. Trombosit tidak mempunyai inti sel,
berbentuk cakram dengan diameter berukuran 1-4 µ dan sitoplasmanya berwarna
biru dengan granula ungu-kemerahan. Trombosit berasal dari fragmentasi
sitoplasma megakariosit, suatu sel muda besar yang berada dalam sumsum tulang.
Megakariosit matang ditandai oleh proses replikasi endomiotik inti dan makin
besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular
dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakriosit mampu menghasilkan 3.000-
4.000 trombosit, waktu dari diferensiasi stem cell sampai dihasilkan trombosit
memerlukan sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer adalah 7-10 hari
(Rukman, 2014).
Hemostatis adalah istilah kolektif untuk semua mekanisme faal yang
digunakan oleh tubuh untuk melindungi diri dari kehilangan darah. Hemostatis
adalah proses tubuh yang secara simultan menghentikan perdarahan dari tempat
yang cedera, sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair didalam
aktivitas vascular. Kegagalan hemostasis menimbulkan perdarahan, kegagalan
mempertahankan darah dalam keadaan cair menyebabkan trombositosis (Sacher
et al., 2004).
Trombosit dapat bergerak aktif karena mengandung protein rangka sel yang
dapat menunjang perpindahan trombosit secara cepat dari keadaan tenang menjadi
aktif jika terjadi kerusakan pembuluh darah. Trombosit dapat dibagi dalam 3
daerah (zona), yaitu zona daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona
“sol gel” menunjang struktur dan mekanisme interaksi trombosit, serta zona
organel yang berperan dalam pengeluaran isi trombosit (Rukman, 2014).
Terdapat glikoprotein yang menyelubungi permukaan trombosit yang
berperan penting dalam reaksi perlekatan selama proses pembentukan sumbat
trombosit. Pada membran terbuka (kanalikulus) dengan tujuan memperluas
permukaan sehingga protein-protein plasma dapat diserap secara selektif. Di
dalam sitoplasma trombosit mengandung tiga jenis granula simpanan, yaitu
granula α, padat dan lisosom. Granula α spesifik mengandung banyak faktor
pembekuan, Von Willbrand Factor (VWF), Platelet-Derived Growth Factor
(PDGF) dan protein lain. Granula padat lebih jarang dan mengandung Adenosis
Difosfat (ADP), Adenosin Trifosfat (ATP), serotonin dan kalsium. Lisosom
banyak mengandung enzim hidrolitik (Hoffbrand, 2013).
2.2.1. Produksi Trombosit
Trombosit dihasilkan disumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma pada
megakriosit, salah satu sel terbesar di tubuh. Prekursor megakarosit, yaitu
megakarioblast berasl dari proses diferensiasi dari sel punca hemopoitik.
Megakariosit mengalami replikasi sinkron endomitotik (replikasi DNA tanpa
pembelahan nukleus atau sitoplasma) yang menyebabkan volume sitoplasma
setiap kali jumlah lobus nukleus bertambah menjadi dua kali lipat. Pada tahap
awal terlihat invaginasi membran plasma, yang dinamai membran pembatas
(demarcation membrane), yang berkembang sepanjangjang pembentukan
megakariosit menjadi anyaman yang bercabang-cabang. tahap perkembangan
tertentu yang bervariasi, terutama pada tahap nukleus berjumlah delapan,
sitoplasma menjadi granular. Megakariosit matang berukuran sangat besar,
dengan satu nukleus berlobus yang terletak ditepi dan rasio nukleus sitoplasma
yang rendah (Hoffbrand, 2013).
Gambar 1. Diagram sederhana untuk memperlihatkan pembentukan
trombosit dari megakariosit (Hoffbrand, 2013).
2.7. Hipotesis
Ha Ha di tolak ada perbandingan variasi volume darah pada
: tabung vacutainer tehadap nilai trombosit.
Ho Ho di terima tidak ada perbandingan variasi volume
: darah pada tabung vacutainer terhdap jumlah trombosit.
BAB III
METODE PENELITIAN
2
3.1 Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis metode eksperimen. Metode eksperimen adalah
metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi terkendalikan (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen quasi.
Metode eksperimen quasi adalah metode yang hanya memberikan satu perlakuan
yaitu pada kelompok eksperimen saja. Tujuannya yaitu untuk mengetahui sebab
akibat suatu model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen
yang telah ditentukan. Pada penelitian ini peneliti memberikan perlakuan dimana
volume sampel darah akan dibuat menjadi 3 variasi pada tabung vacutainer
K2EDTA ukuran 3 ml yaitu 1 ml, 2 ml dan 3 ml pada tabung guna mencari ada
atau tidak adanya perbedaan hasil jumlah trombosit berdasarkan kategori variasi
volume darah pada tabung vacutainer.
Variab Def C S S
el inisi ara atuan kala
Penguk Data
uran
J Tro D / R
umlah mbosit engan mm3 asio
trombo merupaka alat
sit n fragmen otomati
atau s
potongan- (Hemat
potongan ology
kecil dari Analyze
sitoplasm r XP-
a 300)
megakari
osit,
jumlah
pada
orang
dewasa
antara
150.000-
400.000
keping/m
m3
v Vol D m R
olume ume engan l asio
darah darah skala
dengan yang penguk
berbaga ditambah uran
i variasi kan ke (spuit)
jumlah dalam
tabung
dengan
antikoagu
lan
K2EDTA
dengan
variasi
0,5 ml, 1
ml, 1,5
ml, 2 ml
dan 2,5
ml.
3.6.2. Wawancara
Data dikumpulkan dari hasil wawancara yang dilakukan untuk tujuan
menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria pemeriksaan jumlah trombosit
pada penelitian kali ini dengan menggunakan instrument angket.
3.6.3. Data Primer
Peneliti menggunakan data primer yang didapat dari hasil penelitian yaitu
hasil pemeriksaan jumlah trombosit dengan metode otomatis (Hematology
Analyzer). Data dari hasil pemeriksaan tersebut dimasukkan dalam masing-masing
kelompok data dalam suatu tabel pengumpulan data.
3.6.4. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan serta instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Alat
a. Tabung vacuum tutup ungu (K2EDTA)
b. Spuit 10 cc
c. Tourniquet
d. Kapas alkohol 70 %
e. Kapas kering
f. Plester
Sampel 9 darah
g. Hematology analyzer sysmex XP-300
Diambil sebanyak 6 ml per-orang
2. Bahan Dibagi menjadi 3 kelompok
a. Darah Kelompok 1
Vena9 sampel,
0,5ml, 1 ml, 1,5 ml, 2Kelompok
ml dan 2,52 ml Kelompok 3
Sebanyak Sebanyak 9 sampel, Sebanyak 9 sampel,
b. Bahanmasing-masing masing-masing
kontrol alat hematology analyzer XP-300 masing-masing
ditambahkan 1
Pemeriksaan jumlahml ke ditambahkan 2 ml ke
Pemeriksaan jumlah ditambahkan
Pemeriksaan3jumlah
ml ke
c. Celltabung
Clean K EDTA tabung K EDTA tabung K EDTA
Hasiltrombosit
2
Pemeriksaan Hasiltrombosit
2
Pemeriksaan Hasiltrombosit
2
Pemeriksaan
d. Stromatolyser
Pemeriksaan jumlah
jumlah trombosit jumlah trombosit jumlah trombosit
trombosit Analisis Data
Pemeriksaan jumlah
trombosit
3.6.5. Prosedur Kerja
Adapun cara kerja pemeriksaan trombosit dalam penelitian ini melalui
beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
1. Pengambilan darah vena (phlebotomy)
a. Pengambilan sampel darah vena
1) Posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkokkan siku. Pilih
lengan yang banyak melakukan aktivitas.
2) Pasien diminta menegpalkan tangan.
3) Dipasang tourniquet (kurang dari 1 menit) kurang lebih 10 cm diatas
lipatan siku.
4) Dipilih bagian vena mediana cubity atau chephalica.
5) Dibersihkan kulit bagian yang akan diambil darahnya dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolysis
atau rasa terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6) Ditusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum mengadap keatas dengan
sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15°, diusahakan darah dapat
keluar dengan satu kali tusuk.
7) Setelah darah masuk ke dalam spuit, pasien diminta melepaskan kepalan
tangannya.
8) Setelah vomune darah dianggap cukup tourniquet dilepas, spuit ditarik
dan segera diletakkan kapas kering diatas bekas tusukan jarum, kemudian
plester bagian ini selama kurang lebih 15 menit (Depkes RI, 2008).
b. Pelakuan sampel darah vena
1) Sampel darah pada spuit dimasukkan kedalam tabung tutup ungu dengan
volume masing-masing 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2 ml dan 2,5 ml.
2) Darah dihomogenkan secara perlahan dengan antikoagulan K 2EDTA
yang terdapat dalam tabung vakum hingga tercampur dengan baik
(homogen) (Depkes RI, 2008).
c. Quality control (QC) alat hematology analyzer XP-300
1) Pastikan alat dalam status ready, kemudian tekan tombol [QC].
2) Layar file akan muncul, kemudian pilih kolom file yang dikehendaki.
3) Tekan [Settings] dan layar settings pertama akan muncul.
4) Tekan kolom [Lot ID], kemudian masukan lot ID. Selanjutnya tekan
tombol [Expiration] dan masukan tanggal kadaluarsa material kontrol.
5) Tekan tombol untuk masuk ke layar settings berikutnya.
6) Tekan setiap kolom parameter dan masukan nilai Target dan Limit sesuai
yang tertulis di assay sheet.
7) Setelah nilai Target dan Limit seluruh parameter sudah di masukkan,
tekan tombol [Save] untuk menyimpan nilai settings.
d. Menjalankan darah kontrol
1) Pastikan alat dalam status ready, kemudian tekan tombol [QC] pada
layar.
2) Pilih dan tekan kolom file QC yang dikehendaki, layar analisis kemudian
akan muncul.
3) Homogenisasikan darah kontrol yang akan diperiksa dengan baik dengan
membolak-balikkan botol kontrol 10 kali.
4) Buka tutup botol kontrol dan letakkan dibawah Aspiration Probe.
Pastikan ujung Probe menyentuh dasar botol darah kontrol agar tidak
menghisap udara.
5) Tekan Start Switch untuk memulai proses.
6) Setelah terdengar bunyi Beep dua kali dan [Runnining] muncul pada
layar, Tarik botol darah kontrol dari bawah Probe.
7) Setelah analisis selesai, hasil akan muncul di layar. Hasil analisis akan
tertera pada kolom [Data]. Apabila hasil melebihi Lower atau Upper
Limit maka akan tertera tanda [+] atau [-] pada kolom [Judgement] dan
alarm muncul.
8) Tekan [OK] untuk menyimpan hasil QC chart atau [NG] apabila tidak
ingin menyimpan hasil pada QC chart.
9) Tekan tombol [3] untuk memilih “3. Print” agar hasil darah kontrol
tercetak.
e. Pemeriksaan trombosit menggunakan alat hematology analyzer XP-300
1) Spesimen yang digunakan pada mode whole blood adalah darah-EDTA
dengan volume minimum 1 ml. volume darah yang diaspirasi oleh alat
adalah 50 µl.
2) Pastikan alat dalam status ready. Mode default alat adalah whole blood.
Jika sistem tidak pada mode whole blood, tekan tombol [WB] pada layar.
3) Tekan tombol [Sample No.] pada layar untuk memasukkan nomor
identitas sampel dengan cara melakukan input identitas sampel secara
manual, kemudian tekan tombol [Ent.]
4) Untuk mendaftarkan identitas operator, tekan tombol [Operator] pada
layar, kemudian daftarkan identitas operator dengan cara melakukan
input operator secara manual, kemudian tekan tombol [Ent.].
5) Pilih operator ID dengan menekan di sebelah tombol [Operator] pada
layar, kemudian tekan operator ID yang sesuai.
6) Homogenisasikan darah yang akan diperiksa dengan baik. Buka tutupnya
dan letakkan di bawah Aspiration Probe. Pastikan ujung Probe
menyentuh dasar botol sampel darah agar tidak menghidap udara.
7) Tekan Start Switch untuk memulai proses.
8) Setelah terdengar bunyi Beep dua kali, [Running] muncul di layar dan
Rinse Cup turun, tabung sampel dapat diambil dengan cara menurunkan
tabung sampel darah dari bawah Probe.
9) Hasil analisis akan tampil pada layar dan secara otomatis tercetak pada
kertas printer (Manual Book Sysmex Indonesia, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). 2003. Tubes and additives
for venous blood specimen collection. Approved Guideline – Fifth Edition.
H1– A5, 16 (13), 5.
Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). 2004. Procedures for the
handling and processing of blood specimens. Approved Guideline – Third
Edition. H18-A3, 24 (21).
Hoffbrand AV, Moss PAH. 2013. Kapita Selekta Hematologi Edisi 6. EGC:
Jakarta.
Sujud, Ratih, H. & Anik, N. 2015. Perbedaan Jumlah Trombosit Pada Darah
EDTA Yang Segera Diperiksa dan Penundaan Selama 1 Jam
dilaboratorium RSJ Grahasia Yogyakarta. British medical journal, 1(5069),
pp. 5–25. doi: 10.1136/bmj.1.5069.508-a.