LP Amp Askep Kds
LP Amp Askep Kds
Disusun oleh:
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA An.M DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA (KDS)
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
2. KLASIFIKASI
Kejang demam dikelompokkan menjadi dua: kejang demam sederhana
(simple febrile seizure), kejang demam komplek (complec febrile
seizure).
a.) Kejang demam sederhana
5. PATOFISOLOGI
6. PATHWAY
neurotransmitter
kejang demam
penurunan kondisi tubuh
8. KOMPLIKASI
a. Kerusakan neurotransmitter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat
meluas keseluruh sel ataupun ke membran sel yang yang
menyebabkan kerusakan pada neuron.
b. Epilepsi
Kerusakan pada daerah medial lobur temporalis setelah
mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat
menjadi ‘matang’ dikemudian hari shingga terjadi serangan
epilepsi yang spontan.
c. Kelainan anatomis di otak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat
menyebabkan kelainan di otak yng lebih banyak terjadi pada
anak baru berumur 4 bulan sampai 5 th.
d. Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis karena kejng
yang disertai demam,
e. Kemungkinan mengalami kematian.
(PP.IDAI,2005;6)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Dalam melakukan asuhan keperawatna pengkajian merupakan dasar
utama dua hal yang penting dilakukan baik saat klien pertama kali
masuk Rumah Sakit maupun selama klien dalam masa perawatn.
1.) Data Dasar
a.) Pola nutrisi dan motabolik
Data yang perlu dikaji meliputi:
Gejala : penurunan nafsu makan, mual, muntah, haus
Tanda : BB turun, mata cekung, turgor lambat, bibir kering.
b.) Pola Eliminasi
Gejala : sering defekasi
Tanda : penurunan berkemih, iritasi rektal
c.) Pola Istirahat dan Tidur
Gejala : kelemahan, sulit tidur
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum pasien : lemah
Kesadaran : komposmentis, apatis, samnolen, soporo,
koma, reflek, sensibilitas, nilai garglow coma scale
(GCS)
Tanda- tanda vital : tekanan darah (hipertensi), suhu
(meningkat), nadi (takikardi).
Kesadran : mata cekung, mulut (mukosa kering)
Abdomen : bentuk cembung, kembung.
2.) Data Khusus
Data khusus digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Data subjetif : lemah, panas, demam, anoreksia, tidak nafsu
makan, mual, muntah, defekasi.
b. Data objektif : suhu tinggi, mukosa kering, BB turun, urinn
kurang, mata cekung.
Pemeriksaan Penunjang
a. Uji laboratorium
- Fungsi lumbal untuk menganalisis cairan serebrosppinal,
terutama dipakai untuk menyingkir kemungkinan infeksi.
- Hitung darah lengkap untuk menyingkirkan infeksi sebagai
penyebab dan pada kasus yang diduga disebabkan trauma,
dapat mengevaluasi hematokrit dan jumlah trombosit.
- Panel elektrolit senenm eektroli, ca total magnesium serum
sering diperiksa pada saat pertama kali terjadi kejang.
- Skining toksik dari serum dan urin digunakan untuk
menyingkirkan kemungkinan keracunan.
- Pemantauan kadar obat ntipileptik digunakan pada fase awal
penatalaksanaan.
b. Elekttroensefalografi
Membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang atau
memperlihatkan gambaran interektal EEG, pemeriksaan EEG segera
setelah kejang dalam 24-48 jam atau sleep deprivtion dapat
memperlihatkan bebegai macam tekanan.
c. Neuroimaging
- Pemeriksaan fotorongen kepala
- Magnetik resonange imaging (MRC)
(Erny, Darto, 2007:6)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ( infeksi atau
inflamasi)
b) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
faktor fisiologis (kejang)
c) Resiko trauma berhubungan dengan kesulitan
keseimbangankognitif
d) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan
sumber informasi
e) Ansietas berhubungan dengan perubahan perilaku
(mengekspresikan kekawatiran karena perubahan dalam peristiwa
hidup.
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
a.) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (infeksi atau
inflamasi)
Tujuan :suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5C) dan klien
bebas dari demam.
Intervensi :
- Monitor tanda & gejala adanya peningkatan suhu tubuh dan
penyebabnya.
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien
- Monitor TTV, suhu tiap 4 jam sekali
Rasional : untuk acuan mengetahui kesadaran umum pasien.
- Anjurkan pasien banyak minum 2-2,5 liter / 24 jam
Rasional : menurunkan suhu tubuh mengakibatkan penguapan
tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan
cairan yang banyak
- Kolaborasi pemberian obat demam sesuai indikasi
Rasional : memberikan terapi untuk menurunkan panas
- Anjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Rasional : memkai baju tipis untuk pemberian obat
antiperiet,untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara solusi
kolaborasi dokter dengan obat antipiretik.
b). Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan
sumber informasi
4, EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marillyn E, dkk (2005). Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. EGC:Jakarta
Mansjoer, Arief, dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1 dan 2,
FKUI, media Aeseulapius, Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An.M DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA (KDS)
Tanggal dan jam pengkajian : 27 Juli 2015 / Jam 15.20 WIB
Tanggal dan jam masuk RS : 27 Juli 2015 / Jam 11.25 WIB
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama klien : An. M
Tanggal lahir : 10 Agustus 2012
Umur : 2 Tahun 11 bulan
Orang tua : Tn. T
Usia : 28 Tahun
Alamat : Cilacap / Ngandul, Sumberlawang
Diagnosa Medis : Kejang Demam Sederhana (KDS)
3. Keluhan Utama
Demam
7. Kebiasaan
a. Pola tingkah laku : berusaha mengucapkan kata “terima kasih” dan
“dadag”
b. Aktivitas hidup sehari-hari
Pola tidur :
Sebelum sakit : pagi 09.30 – 11.00
Siang 13.30 – 15.00
Malam 20.30 – 05.00
Selama sakit : pagi 10.30 – 11.00
Siang : tidak dapat tidur
Malam 21.15 – 03.00
Pola eliminasi :
Sebelum sakit : BAB 1x/hari, feses lunak,bau khas, warna
kuning,kecoklatan, tidak ada darah/lendir
Selama sakit : BAB 2x/hari, feses lunak, bau khas, warna kuning,
kecoklatan, tidak ada darah/lendir
Keterangan:
b. Penyakit keturunan
Ibu Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti DM, TBC,
Hipertensi dikeluarganya yang menurun maupun yang menularinya.
2) Paru – paru
Inspeksi : tidak ada jejas, simetris
Palpasi : inspirasi mengembang
ekspirasi mengempis
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru
3) Jantung
Inspeksi apek : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC IV
Perkusi : pekak
Auskultasi : bj I,II reguler tidak ada bising
m. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran umbilicus
Auskultasi : bising usus 30x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
n. Genetalia : tidak ada kelainan
Letak lubang uretra : diujung penis
Keadaan skrotum : sudah turun
o. Anus : bersih, tidak ada keluhan, bentuk bokong bulat, lipatan
gluteal di bawah dekat bokong dan tidak terdapat hemoroid.
p. Punggung dan ekstremitas
- Bentuk punggung : simetris
Perubahan warna punggung : tidak ada
- Kesimetrisan ekstremitas :simetris
Jumlah jari 10
- Gaya berjalan : baik
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
oral
mucera 15mg / 8 jam Mukolik dan Obat saluran nafas akut
ekspektoran
dan kronis
sanmol 3x1 Analgesik Untuk mengobati demam
D ANALISA DATA
( infeksi atau 3x24 jam diharapkan - monitor tanda dan gejala adanya
hipertermi berkurang peningkatan suhu tubuh dan
inflamasi )
dengan KH : penyebabnya
- suhu tubuh normal (36,5 - anjurkan oasien banyak minum
O
– 37,5 C ) 2-2,5 L/24jam
- klien tidak demam - anjurkan untuk memakai
- pasien tampak nyaman pakaian tipis dan menyerap
- nadi dan RR dalam keringat
rentang normal ( N : 120- - kolaborasi pemberian obat
160 x/menit RR : 40-60
x/menit )
- tidak ada perubahan
warna kulit & pusing
Defisiensi Setelah dilakukan - identifikasi penyebab kejang Tim
pengetahuan b.d tindakan keperawatan - Letakan klien pada posisi
kurang pajanan selama 3x24 jam miring, permukaan datar, dan
diharapkan defisiensi miringkan kepala intik
pengetahuan teratasi antisipasi kejang
dengan Kriteria hasil : - jelaskan patofisiologi penyebab
- keluarga mengatakan kejang
G. IMPLEMENTASI
Inisial Klien : An.M No RM : 097019
Umur : 3 tahun Tanggal : 27 Juli 2015
Tim
14.45 1 Memonitor tanda DS:
dan dan gejala adanya Ibu klien mengatakan anaknya
2 penigkatan suhu sudah tidak rewel lagi dan
tubuh dan monitor merasa panasnya berkurang
ttv DO:
-Nadi:135x/menit
-RR:28x/menit
-suhu:37,6oC
Tim
15.45 1 Mengkolaborasikan DS:
pemberian obat Keluarga klien kooperatif dan
amoxan 150g/8 jam, bersedia anaknya diberi obat,
sanmol 1g/ 8 klien merasa
jamDiazepam 5mg/8 DO:
jam,novalgin ¼ Ibu klien tampak membantu
amp/8 jam,stesolid 3 agar obat injeksi masuk secara
mg/8 jam,Puyer 3x1 benar
Tim
05.15 1 Mengkolaborasikan DS:
dan pemberian obat dan Orang tua klien
2 memonitor TTV mempersilahkan dan bersedia
anaknya di cek TTV
DO:
-Nadi:130x/menit
-RR:28x/menit
-S:37,6oC
Tidak ada tanda-tanda demam
dan kejang
Tim
Rabu 1 Mengkolaborasikan DS:
29Juli 2015 pemberian obat Orangtua mempersilahkan
10.30 intravena untuk pemberian obat dan
pasien merasa lebih nyaman
ketika diberikan obat
DO:
Pasien terlihat nyaman dan
tidak rewel saat diberikan obat
intravena
Tim
Tim
14.45 1 Memonitor tanda DS:
dan gejala adanya Ibu klien mengatakan anaknya
peningkatan suhu sudah nyaman dan panasnya
tubuh dan monitor berkurang
TTV DO:
TTV, suhu 37,5oC, RR
28x/menit, Nadi 130x/menit
Tim
15.45 1 Mengkolaborasikan DS:
dan pemberian obat Keluarga klien mengatakan
2 amoxan 150g/8 jam, bersedia anaknya diberi obat
sanmol dan pasien merasa nyaman
Diazepam 3x3 jam, DO:
novalgin ¼ amp/8 Pasien terlihat nyaman dan
jam, stesolid 3 mg tidak lemas
IV, Puyer 3x1
18.30 1 Memonitor TTV tiap DS: Tim
4 jam Ibu klien mengatakan anaknya
sudah semakin baik dan bisa
diajak bermain
DO:
Klien tampak kooperatif,
nyaman dan tidak rewel
TTV, suhu 37,5oC, RR
28x/menit, Nadi 130x/menit