OLEH:
KELOMPOK 10
PROGRAM EKSTENSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
INTERNAL CONTROL QUESTIONNARE
PENDAPATAN DAN BEBAN
A. Kelemahan-kelemahan
1. Dilihat dari jawaban atas pernyataan poin nomor 5, terdapat kelemahan yang terjadi dalam proses
internal kontrol di bagian pembayaran upah atas dasar hasil kerja. Dari hasil kuesioner diperoleh
pernyataan terdapatnya catatan hasil kerja karyawan dan diawasi, serta catatan hasil kerja karyawan
dicocokan dengan hasil produksi sebenarnya sebelum upah dibayar tidak relevan. Catatan hasil
kerja karyawan harus dibuat dan digunakan sebagai dasar perhitungan upah karyawan, jika tidak
ada catatan maka tidak ada yang digunakan sebagai dasar pembayaran upah sehingga upah yang
diterima karyawan tidak sesuai dengan hasil kerjanya. Catatan ini harus diawasi oleh karyawan di
bidang personalia. Sebaiknya catatan hasil kerja karyawan dicocokan dengan hasil produksi
sebenarnya untuk memastikan keakuratan pencatatan yang akan digunakan sebagai dasar
pehitungan besarnya upah karyawan.
2. Dilihat dari jawaban atas pertanyaan nomor 7 poin b.1, terdapat kelemahan yang terjadi dalam
proses internal kontrol di bagian penerimaan kas/bank oleh PT. SUGUS. Dari hasil kuesioner
diperoleh pernyataan bahwa apabila semua atau sebagian pegawai dibayar dengan cek maka setiap
cek ditandatangani oleh orang-orang yang tidak melakukan persiapan gaji/upah, menyiapkan cek
dan membukukan gaji/upah tidak relevan. Akibat kurang kejelasan mengenai siapa yang
seharusnya menandatangni cek pembayaran gaji/upah. Tindakan semacam ini akan menjadi
kelemahan yang sangat berpotensi menimbulkan kecurangan-kecurangan yang sifatnya material.
PT SUGUS perlu membuat prosedur mengenai penandatanganan cek untuk pembayaran gaji/upah
pegawai. Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus penggajian dan personalia,
terutama untuk mencegah pembayaran berlebihan dan pembayaran kepada karyawan yang tidak
ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus tetap independen dari departemen sumber daya manusia,
yang pengendalian aktivitas penggajian kunci, seperti menambahkan dan menghapus karyawan.
Pemrosesan penggajian harus terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani. Fungsi
keuangan bertangggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan cek
tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan kedalam amplop gaji setiap karyawan,
untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.
3. Dilihat dari jawaban atas pertanyaan nomor 7 poin b.2, terdapat kelemahan yang terjadi dalam
proses internal kontrol di bagian pengeluaran kas/bank oleh PT. SUGUS. Dari hasil kuesioner
diperoleh pernyataan bahwa cek yang batal dirusak atau tetap disimpan tidak relevan. Setelah cek
gaji dicairkan oleh karyawan, cek yang dibatalkan lalu dikembalikan keperusahaan dari bank. Cek
yang batal tidak boleh dibuang tetapi dituliskan tanda “batal’ agar dapat dipertanggungjawabkan
pemakaiannya dan tidak disalahgunakan.
4. Dilihat dari jawaban atas pertanyaan nomor 7 poin b.3, terdapat kelemahan yang terjadi dalam
proses internal kontrol di bagian pengeluaran kas/bank oleh PT. SUGUS. Dari hasil kuesioner
diperoleh pernyataan bahwa buku cek hanya dipegang oleh petugas bagian keuangan yang
menyiapkan cek tidak relevan. Fungsi keuangan bertangggung jawab untuk mengisi cek guna
pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Buku cek yang digunakan harus disimpan
dalam kotak besi dan dibawah pengawasan pejabat yang bukan menangani akuntansi.
5. Dilihat dari jawaban atas pertanyaan nomor 7 poin b.4, terdapat kelemahan yang terjadi dalam
proses internal kontrol di bagian pengeluaran kas/bank oleh PT. SUGUS. Dari hasil kuesioner
diperoleh pernyataan bahwa rekening bank untuk gaji direkonsiliasi setiap akhir bulan tidak
relevan. Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua akun kas, termasuk
penggajian, untuk menemukan kesalahan dan kecurangan. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk
mengungkapkan setiap kesalahan dan ketidak wajaran yang ada pada catatan perusahaan di bank.
Prosedur rekonsiliasi dilakukan untuk mencari sebab-sebab ketidakcocokan yang terjadi antara
saldo menurut catatan bank dan catatan perusahaan. Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas
adalah rekonsiliasi bank secara bulanan. Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh staf
yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas,maksudnya agar penyusunan rekonsiliasi bank ini
dapat digunakan untuk mengecek catatan-catatan kas dan bank.
6. Dilihat dari jawaban atas pertanyaan nomor 7 poin b.5, terdapat kelemahan yang terjadi dalam
proses internal kontrol di bagian pengeluaran kas/bank oleh PT. SUGUS. Dari hasil kuesioner
diperoleh pernyataan bahwa rekonsiliasi dilakukan oleh orang lain yang tidak menyiapkan dan
membayar gaji/upah tidak relevan. Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh staf yang
tidak mempunyai kepentingan terhadap kas atau orang yang tidak membayar dan menyiapkan
gaji/upah, maksudnya agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat digunakan untuk mengecek
catatan-catatan kas dan bank. a) artinya rekening koran dikirimkan langsung kepada staf tersebut,
b) sebaiknya cek yang dikembalikan dicocokan dengan jurnal penggajian menyangkut nama,
jumlah, dan tanggal, c) tanda tangan pengambilan uang pada paid check diperhatikan sebagai
bentuk dalam prosedur audit bahwa yang menandatangani memiliki wewenang di perusahaan, d)
jika pembayaran dilakukan dengan pemindahbukuan ke rekening bank pegawai maka perintah
pemindahpembukuan tersebut ditantangani oleh orang yang terpisah. Dimana bagian personalia
mempersiapkan daftar gaji/upah, bagian keuangan mempersiapkan cek gaji/upah dan bagian
akuntansi yang melakukan pembukuan gaji/upah.
B. Catatan Lain
1. Diperlukannya pembuatan catatan personalia (personel records) meliputi data seperti tanggal mulai
bekerja, investigasi personil, tingkat pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja
dan tanggal berhenti bekerja.
2. Diperlukannya formulir pajak penggajian. sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian
internal, auditor baru mereview penghasilan dari setidaknya salah saji stu jenis formulir pajak
penggajian yang merupakan tanggung jawab klien. Potensi kewajiban berupa pajak yang belum
dibayar, denda, dan bunga akan muncul jika klien lalai menyiapkan formulir pajak secara benar.
3. Jika pembayaran dilakukan berdasarkan hasil kerja maka diperlukan catatan hasil kerja karyawan
yang telah diawasi oleh karyawan di bidang personalia. Dan catatan hasil kerja karyawan sebaiknya
dicocokan dengan hasil produksi sebenarnya sebelum gaji/upah dibayarkan kepada karyawan untuk
memastikan keakuratan pencatatan yang digunakan sebagai dasar pehitungan besarnya upah
karyawan dan untuk mengurangi terjadinya kesalahan dalam pencatatan hasil kerja karyawan
sehingga mempengaruhi besarnya gaji/upah yang diterima.
4. Untuk perusahaan kecil yang tidak memiliki struktur organisasi pada bagian HRD, sebaiknya
dijelaskan prosedur penerimaan pegawai, perubahan gaji, dan pemberhentian pegawai pada
pernyataan poin nomor 2.
5. Pengujian atas karyawan yang tidak ada. Mengeluarkan cek gaji kepada individu yang tidak bekerja
lagi untuk perusahaan (karyawan yang tidak ada ) seringkali diakibatkan oleh masih dibayarnya cek
karyawan padahal pegawai sudah berhenti bekerja. Biasanya orang yang melakukan jenis
penggelapan ini adalah klerk penggajian, mandor, rekan karyawan, atau mungkin mantan karyawan
itu sendiri. Untuk mendeteksi penggelapan, auditor dapat membandingkan nama pada cek yang
dibatalkan dengan kartu waktu dan catatan lainnya ntuk mengetahui tanda tangan yang diotorisasi
dan kelayakan odorsemen. Memeriksa cek yang telah dicatat sebagai tidak berlaku juga dapat
dilakukan untuk memastikan bahwa cek tersebut tidak disalah gunakan. Untuk menguji karyawan
yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal penggajian ke
departemen sumber daya manusia untuk menentukan apakah karyawan telah benar benar bekerja
selama periode penggajian. Prosedur yang menguji apakah karyawan yang telah berhenti
ditandatangani dengan layak adalah memilih beberapa file karyawan yang telah berhenti itu pada
tahun berjalan dari catatan personalia untuk menentukan apakah masing masing menerima
pesangon yang konsisten dengan kebijakan perusahaan.
6. Pengujian atas kecurangan waktu. Kecurangan waktu terjadi apabila seorang karyawan melaporkan
waktu lebih banyak dari yang sebenarnya dikerjakan. Karena kurangnya bukti yang tersedia,
biasanya sulit bagi auditor untuk mengungkapkan kecurangan waktu. Salah satu prosdurnya adalah
merekonsilisasi total jam yang dibayar menurut catatan penggajian dengan catatanjam kerja yang
indepeden, seperti yang seringkali diselenggarakan oleh pengendalian produksi.
C. Kesimpulan Penilaian
Kesimpulan penilaian atas ICQ – Pendapatan dan Beban PT. SUGUS adalah Sedang.
D. Revisi Kesimpulan Penilaian (Lampirkan Alasannya)
Kesimpulan penilaian atas kuesioner pengendalian internal yang telah dibuat atas pengendalian
internal dan prosedur audit untuk pengujian kewajaran terhadap pengeluaran cek adalah sedang,
karena masih ada beberapa kelemahan dan hal yang perlu diperbaiki.
No Dikerjakan oleh
Prosedur Audit
. Indeks Paraf
3. Lakukan uji kewajaran (reasonableness test) untuk melihat kewajaran fluktuasi setiap
ARP1.3
beban dengan membandingkan data tahun lalu dan atau bulan-bulan sebelumnya.
4. Apabila ada kenaikan atau penurunan yang mencolok, mintalah penjelasan dari pihak
manajemen, kemudian cocokkan antara penjelasan tersebut dengan bukti-bukti lain yang
mendukung serta pembayarannya (misalnya beban pemasaran promosi naik yang
ARP1.3
didukung dengan penjualan yang meningkat juga, atau beban gaji meningkat akibat
adanya penyesuaian gaji atau peningkatan jumlah karyawan akibat kegiatan operasi yang
bertambah.
5. Lakukan pencarian untuk mengetahui apakah ada beban yang belum dibebankan untuk
tahun berjalan(hubungkan sewaktu memeriksa akun utang beban) dengan melihat
√
pembayaran setelah tanggal neraca , melihat pembayaran setelah tanggal neraca,
melihat kontrak/perjanjian lainnya serta minta penjelasan dari pihak manajemen.
6. Yakinkan bahwa semua beban operasi yang dibayarkan merupakan beban perusahaan
√
dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
8. Lakukan pisah batas (cut-off) yang tepat atas beban operasi yang dibebankan pada
PL3
periode berjalan atau yang menjadi beban periode berikutnya.
9. Periksa klasifikasi atas beban operasi sehubungan dengan kelayakan penyajian dalam
laporan keuangan, termasuk hubungannya dengan usaha perusahaan serta PL3
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
10. Yakinkan bahwa semua beban operasi yang mempunyai kewajiban perpajakan telah
PL3
ditaati sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
11. Untuk beban yang berhubungan dengan amortisasi/penyusutan suatu asset, lakukan
cross check dengan akun asset tersebut (dilakukan bersamaan pada saat memeriksa PL3
asset tersebut).
12. Untuk beban dan pendapatan lain-lain, yakinkan bahwa pendapatan dan beban tersebut
benar-benar terjadi di luar operasi perusahaan. Selain itu, yakinkan juga bahwa semua √
beban dan pendapatan tersebut telah dibukukan dengan pisah batas yang tepat.
13. Perhatikan apakah hal-hal yang perlu diungkapkan dalam laporan akuntan, telah
PL3
diperoleh informasi yang memadai.
14. Buat daftar koreksi serta saran perbaikan yang diperlukan untuk pihak manajemen yang
PL3
merupakan salah satu patokan dalam menilai mutu audit anda.
15. Tulis kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan yang informatif pada setiap kertas PL3
kerja pemeriksaan.
Gaji 1.041.074.000 -
(20) 10.000
Bensin 168.587.770 -
(19) 20.000.000
Sumbangan 21.500.000 -
(6) 1.893.939
(3) 20.000
(15) 500.000
(8) 100.000.000
^ ^ ^
2. Atas pemeriksaan terhadap bukti bank keluar terhadap hal-hal sebagai berikut:
(koreksi beban komisi penjualan dicatat sebagai beban perjalanan dinas & akomodasi)
(koreksi pembelian telopon genggam untuk petugas pajak dicatat pada perlengkapan kantor)
Rp20.000.000
(Koreksi penjualan kardus bekas dicatat mengurangi beban jamuan & representasi)
(koreksi kesejahteraan karyawan yang merupakan beban tahun 2001 dicatat pada beban tahun 2002)
Menurut pendapat kami, saldo beban operasional telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan SAK ETAP yang
berlaku umum.
(22) 1.276.596
^ ^ ^ ^
Klien Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks
1. Kami telah memeriksa Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) PPh 21 serta SPT 1721 untuk
tahun 2018. Berdasarkan pemeriksaan tersebut dibuatkan koreksi jurnal No 16 (lihat skedul M2.1)
2. kami telah memeriksa bukti pemotongan PPh 23 dan SSP PPh 23 untuk tahun 2018.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut dibuatkan koreksi jurnal 21 (lihat skedul G) dan Jurnal No 22 yaitu:
(koreksi untuk mencatat pemotongan PPh 23 untuk jasa profesional yang belum dicatat oleh bagian akuntansi)
3. Kami telah memeriksa rekonsiliasi fiskal tahun 2018 antara akuntansi dengan fiskal berdasarkan SSP dan SPT 1771
4. Kami telah memeriksa SPM dan SSP PPN. Ditemukan beberapa koreksi yaitu:
5. Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap pembayaran hutang Pajak Penghasilan setelah tanggal neraca yaitu
Bulan januari dan maret 2019 untuk SPT. Hutang pajak tersebut sudah dibayar pada tanggal 15 januari 2019 untuk
Periode bulan Desember 2018 dan tanggal 20 Maret 2019 untuk SPT tahun 2018.
Kesimpulan pemeriksaan:
Menurut pendapat kami, saldo utang pajak telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku
umum.
Klien Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks
PT SUGUS A2.1
Skedul: Tanggal: Tanggal: Periode :
8/11/2019 8/11/2019