Anda di halaman 1dari 23

1

PERANAN DAN OBJEK SUPERVISI PENDIDIKAN


Ditinjau dari Kultur, Filosofi, Psikologi, Sosial, Pertumbuhan Jabatan Guru
dan Mengkaji Filosofi Inspeksi, Pemeriksaan, Penilikan dan Supervisi

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Tugas Mata Kuliah : Dasar-dasar Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr.Sunarno Basuki,Drs.,M.Kes / Dr. H. Metroyadi, SH., M.Pd

Oleh :
KELOMPOK 3

1 Jarminto 2020111310033
2 Lilis Apriyanti 2020111320064
3 Muhammad Sukma Indrawan 2020111310041
4 Aminah 2020111320105
5 Inike Anjarsari 2020111320047
6 Lisanul Istiqamah 2020111320034
7 Muhammad Rizky Anugerah 2020111310043
8 Solekah 2020111320008
9 Supiansyah 2020111310039
10 Yusrina 2020111320102
11 Yoseprianto Opuntake Krowin 2020111310094
12 Syahrianti 2020111320067

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Karunia, Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya pada kami semua, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas yang berjudul ”Peranan dan Objek Supervisi
Pendidikan Ditinjau dari Kultur, Filosofi, Psikologi, Sosial, Pertumbuhan Jabatan
Guru dan Mengkaji Filosofi Inspeksi, Pemeriksaan, Penilikan dan Supervisi ” untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah ”Dasar -Dasar Supervisi Pendidikan”.
Dalam penyusunan makalah tentunya ini tak lepas dari bantuan pihak yang
mendorong atau memotivasi kami dalam pembuatan tugas ini supaya lebih baik
dan lebih efisien. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada bapak
Dr. H. Metroyadi, SH., M.Pd / Dr. Sunarno Basuki,Drs.,M.Kes selaku dosen
pengasuh mata kuliah Dasar-Dasar Supervisi Pendidikan.
Kami mengucapkan mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami, bagi pihak yang
membaca bisa memberikan kritik serta sarannya untuk dijadikan bahan evaluasi
dan introspeksi bagi kami, guna menjadikan kami untuk jadi lebih baik
kedepannya. Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Amiin ya Allah.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Banjarmasin, Nopember 2020


Penulis,

ii
0

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
A. Peranan Supervisi Pendidikan ............................................... 3
B. Objek Supervisi Pendidikan .................................................. 6
C. Supervisi Ditinjau dari Kultur, Filosofi, Psikologi, Sosial
dan Pertumbuhan Jabatan Guru ............................................. 10
D. Mengkaji Filosofi Inspeksi, Pemeriksaan, Penilikan
dan Supervisi ...................................................................... 13

BAB III PENUTUP ................................................................................. 18


A. Kesimpulan ........................................................................ 18
B. Saran .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan mengajar guru menjadi jaminan tinggi rendahnya
kualitas layanan belajar. Kegiatan supervisi menaruh perhatian utama para
guru, kemampuan supervisi membantu guru-guru tercermin pada
kemampuannya memberikan bantuannya kepada guru. Sehingga terjadi
perubahan perilaku akademik pada muridnya yang pada gilirannya akan
meningkatkan mutu hasil belajarnya.
Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam
melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Proses
pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman peserta
didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan
kepribadian peserta didik, mengingat perkembangan komunikasi, informasi
dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa
pengaruh positif bagi peserta didik.
Guna mencapai semua itu maka dalam pelaksanaan tugas pendidik
perlu adanya supervisi, maksud dari supervisi di sini adalah agar pendidik
mengetahui dengan jelas tujuan dari pekerjaannya dalam mendidik, mengenai
apa yang hendak dicapai dari pelaksanaan pendidikan tersebut. Serta
mengetahui pula fungsi dari pekerjaan yang pendidik lakukan. Ini tidak lain
membantu pendidik agar lebih fokus pada tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan dan menghindarkan dari pelaksanaan pendidikan yang tidak
relevan dengan tujuan pendidikan. Setiap pelaksanaan program pendidikan
memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Oleh karena itu penting bagi
kita semua untuk mempelajari supervisi pendidikan ini lebih mendalam
terutama yang berkenaan dengan Peranan dan Objek Supervisi, tinjauan dan
kajian sejarah supervisi dari berbagai aspek.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Peranan Supervisi Pendidikan
2. Objek Supervisi Pendidikan
3. Supervisi Ditinjau dari Kultur, Filosofi, Psikologi, Sosial dan
Pertumbuhan Jabatan Guru
4. Mengkaji Filosofi Inspeksi, Pemeriksaan, Penilikan dan Supervisi

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
memahami tentang :
1. Peranan Supervisi Pendidikan.
2. Objek Supervisi Pendidikan.
3. Supervisi Ditinjau dari Kultur, Filosofi, Psikologi, Sosial dan
Pertumbuhan Jabatan Guru.
4. Mengkaji Filosofi Inspeksi, Pemeriksaan, Penilikan dan Supervisi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Supervisi Pendidikan


Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bagian
yang dimainkan seorang pemain atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dalam suatu peristiwa. (Depdiknas, 2007, p. 854).
Supervisi Pendidikan adalah pengawasan utama, pengontrolan tertinggi,
penyeliaan. Dan yang melakukan supervisi adalah supervisor atau pengawas
utama, pengontrol utama, penyelia. (Depdiknas, 2007, p. 1107).
Jadi peran supervisi adalah tindakan yang dilakukan dalam suatu
kegiatan yang sistematis yang terkadang terencana yang betujuan untuk
melakukan evaluasi dan pengawas terhadap pendidik guna meningkatkan
kinerja serta kualitas dan kuantitas seorang pendidik dalam kegiatan
pendidikan sekolah yakni pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama pendidikan di
sekolah, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada
pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh sebab itu, salah satu
tugas dari kepala sekolah adalah sebagai supervisor yaitu mensupervisi
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi merupakan
suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan
supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat
menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan dan kemampuannya untuk
memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan
sekolah. Serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang
lebih efektif.
Maka peranan supervisor adalah memberi dukungan (support),
membantu (assisting), dan mengikut sertakan (shearing). Selain itu peranan
seorang supervisor adalah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya
kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya

3
4

dapat terjadi apabila kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis


bukan otokraris. Kebanyakan guru seolah-olah mengalami kelumpuhan tanpa
inisiatif dan daya kreatif karena supervisor dalam meletakkan interaksi
bersifat mematikan. (Piet A, 2008, p. 25).
Jika dilihat dari fungsi tersebut, terlihat jelas bahwa peranan supervisi
pendidikan itu tertera dalam kinerja supervior yang melakukan tugasnya
sebagai supervisor. Dalam peranannya sebagai seorang supervisor, ia juga
dapat berperan sebagai :
1. Koordinator.
Sebagai koordinator, ia dapat mengkoordinasikan program belajar
mengajar, tugas-tugas anggota staf, dan berbagai kegiatan yang berbeda-
beda diantara guru-guru. Seperti : mengkoordinasi tugas mengajar satu
mata pelajaran yang dibina oleh lebih dari 1 guru. Dalam
mengkoordinasikan program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf,
berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru, seorang
supervisor dapat menyusun rencana bersama, dengan mengikut sertakan
anggota kelompok (guru, murid, dan karyawan) dalam berbagai kegiatan,
serta memberi bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan dan lain-lain.
2. Konsultan
Sebagai konsultan, ia dapat memberikan bantuan, bersama
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru, baik secara individu
maupun secara kelompok. Misalnya: kesulitan dalam mengatasi anak yang
sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam setiap
tatap muka dikelas. Dalam memberikan bantuan, bersama dengan
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru, baik secara individu
maupun secara kelompok, yaitu dengan memanfaatkan kesalahan yang
pernah dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya.
Mengarahkan anggota kelompok pada sikap dan demokratis, serta
membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota
kelompok.
5

3. Pemimpin Kelompok
Sebagai seorang pemimpin kelompok, ia dapat memimpin sejumlah
staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok saat menyusun dan
mengembangkan kurikulum. Materi pelajaran dan kebutuhan professional
guru-guru secara bersama. Dalam memimpin sejumlah staf guru dalam
mengembangkan potensinya pada saat menyusun dan mengembangkan
kurikulum, materi pelajaran, dan kebutuhan profesional guru-guru secara
bersama, maka seorang supervisor hendaknya mengenal masing–masing
pribadi anggota staf guru, baik kelemahan maupun kelebihannya,
menimbulkan, dan memelihara sikap percaya antar sesama anggota
maupun antar anggota dengan yang lainnya, memupuk sikap, dan
kesediaan saling tolong menolong, serta memperbesar rasa tanggung
jawab para anggota.
4. Evaluator
Sebagai evaluator, ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil
dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang dikembangkan.
Misalnya: diakhir semester, ia dapat mengadakan evaluasi diri sendiri
dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat
dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya.
Dalam mengevaluasi, seorang supervisor, hendaknya dapat menguasai
teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan
dapat diolah menurut norma-norma yang ada, serta menafsirkan dan
menyimpulkan hasil- hasil penilaian yang mendapat gambaran tentang
kemungkinankemungkinan mengadakan perbaikan-perbaikan. Pelaksanaan
proses evaluasi seharusnya mengikutkan sertakan guru, dengan begitu para
guru akan lebih menyadari kelemahannya, sehingga ia mereka dapat lebih
berusaha meningkatkan kemampuannya tanpa suatu paksaan dan tekanan
dari orang lain. (Piet A, 2008, pp. 25-26).
Selain itu ia juga dibantu dalam merefleksikan dirinya sendiri, yaitu
dengan konsep dirinya (self concept), idea/cita-citanya (self idea), realitas
dirinya (self reality). Misalnya pada akhir semester ia dapat mengadakan
6

evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari siswa yang
dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan
dirinya. (Mukhtar, 2009, pp. 45-46).

Jadi peranan seorang supervisor, ialah membantu, memberi support,


dan mengikut sertakan. Tidak hanya terus-menerus mengarahkan, tidak
demokratis, dan juga tidak memberi kesempatan untuk guru-guru belajar
berdiri sendiri atas tugas dan tanggung jawabnya sendiri. Sedangkan ciri-ciri
dari guru professional, ialah guru yang memiliki otonomi dalam arti bebas
mengembangkan diri sendiri atas kesadaran diri sendiri.

B. Objek Supervisi Pendidikan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Objek adalah hal,
perkara, orang yang menjadi pokok pembicaraan atau benda, hal dan
sebagainya yang dijadikan sebagai sasaran untuk diteliti atau diperhatikan.
(Depdiknas, 2007, p. 793).
Maka Objek Supervisi Pendidikan adalah orang yang menjadi pokok
pengawasan, penilaian dan pengamatan dalam proses pelaksanaan kegiatan
pendidikan yakni proses pembelajaran di sekolah atau madrasah.
Selain mempunyai andil/ peran yang besar tersebut, supervisi
pendidikan tentunya juga mempunyai obyek. Di mana tanpa adanya objek,
maka tugas dari seorang supervisor, tidaklah berarti. Dan seperti yang
dijelaskan, bahwa obyek pengkajian supervisi pendidikan, adalah perbaikan
situasi belajar mengajar (Piet A, 2008, p. 26).
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian,
yakni pembinaan personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi
objek dari supervisi pendidikan tersebut. Dan sebagai pemegang
tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari
7

latar belakang perlunya supervisi pendidikan, bahwa kepala sekolah itu


juga perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala
sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan
kualitas profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya
dalam melaksanakan tugasnya sebagi kepala sekolah. Tidak jauh
berbeda dengan supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh
seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya uperv sama dengan
supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru pada pelaksanaan
pembelajaran uper kepala sekolah pada bagimana ia mampu
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai
dengan yang telah ditetapkan seperti pengelolaan dan manajement
sekolah. (Baharuddin, 1985, pp. 29-31).
b. Pendidik
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujung tombak
pelaksanaan pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya
pengawasan oleh supervisor yakni kepala madrasah yang menyupervisi
guru (Mukhtar, 2009, p. 116). Karena guru juga manusia yang setiap
saat mengalami perkembangan dan perlu adanya pengawasan secara
berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan
kualitas profesionalitasnya, meningkatkan muju kerja, dan
meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena guru
harus mampu mengembangkan dan miningkatkan proses kegiatan
belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara
pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada
guru bisa berupa pembinaan secara individu maupun secara kelompok.
Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang sama dan juga
berbeda dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan
guru harus disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
guru. (Baharuddin, 1985, p. 18).
8

Diluar itu guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi


pembelajaran secara benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar
mengajar. (Ngalim Purwanto, 2009, p. 144).
Adapun point-point yang menjadi supervisi guru antara lain
adalah :
1) Kinerja Guru
2) KBM Guru
3) Karakteristik Guru
4) Administrasi Guru dll.
c. Staff Sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah
sama. Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh
Kepala Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah yang
perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi
sekolah, kemampuan dalam dalam bekerja atau skill serta loyatitas
terhadap pimpinan atau kepala sekolah. Karena staff juga perlu
pengembangan dalam dirinya dan perlu adanya pengawasan,
pengamatan dan penilaian dari supervisor untuk meningkatkan
keprofesionalannya sebagai bagian dari suatu system pendidikan.
Pembinaan supervisor terhadap staff sekolah ataupun tenaga
kependidikan lebih luas dan mendalam sama seperti supervisi guru.
Karena staff sekolah menjadi pelaksana dalam menata dan menjalankan
manajement sekolah yang telah ditetapkan. Dan cara pembinaan
terhadap staff sama seperti halnya dengan guru.
d. Peserta Didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan
sekolah yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi
objek dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut, juga ikut
disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap
kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga
aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai
9

supervisornya. Peserta didik akan selalu diperhatikan dan diawasi setiap


saat mulai dari kegiatan belajar mengajar didalam kelas, sikap dan
perilakunya serta hasil dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Pembinaan terhadap siswa dilakukan secara berkala. Karena siswa satu
dengan yang lainnya berbeda psikis dan cara penangannya. Selain itu
juga supervisi peserta didik seperti keadaan siswa meliputi administrasi
kesiswaan, kahadiran dan kedisiplinan siswa, pengembangan diri/
karakter, organisasi siswa dan lain-lain.

2. Pembinaan Non Personil


Pembinaan Non Personil menitik beratkan pada pembinaan Sarana
dan Prasarana yaitu semua komponen yang sacara langsung maupun tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok
besar yaitu :
a. Bangunan dan perabot sekolah
b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan
laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual
yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan
alat penampil. (sarjanaku.com, Supervisi Pendidikan)

Dalam supervisi dan pembinaan pada sarana prasarana yang


disupervisi adalah antara lain sebagai berikut :
a. Kelengkapan administrasi sarana prasarana
Mencakup data inventarisasi, kondisi fisik dan lain-lain.
b. Operasional Sarana dan prasarana
Mencakup pelaksanaan penggunaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana yang tersedia.
c. Perawatan Sarana dan prasarana
10

Mencakup proses dan pelaksanaan perawatan dan perbaikan sarana dan


prasarana yang ada. (Sarjanaku.com, 4 Oktober 2012).

Sedangkan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor terhadap


sarana prasarana adalah sebagai berikut :
a. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana
prasarana
b. Memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana
prasarana
c. Memberikan pelatihan pada petugas sarana prasarana untuk
peningkatan kerjanya.
d. Mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana
e. Mengadakan inspeksi secara upervis dan teliti terhadap sarana dan
prasarana. (Imronfauzi.wordpress, 4 Oktober 2012).

Dengan demikian bahwa sarana dan prasarana perlu adanya


supervisi dan pembinaan dari supervisor. Guna menjaga dan meningkatkan
kwalitas dan memenuhi kebutuhan sarana prasarana. Agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Karena tanpa adanya
sarana dan prasarana yang memadai proses pembelajaran akan timpang.

C. Supervisi Ditinjau dari Kultur, Filosofi, Psikologi, Sosial dan


Pertumbuhan Jabatan Guru
Supervisi pengembangan sumber daya guru dapat didekati dari dua
sudut pandang. Pertumbuhan dari dalam diri guru itu sendiri. Dalam diri guru
itu ada sesuatu kekuatan untuk berkembang suatu elan vital (tenaga hidup)
(Bergson dalam Harun Hadiwijono, 1993) atau vitalitas hidup (Chairil Anwar
1945). Dorongan asasi terungkap dalam daya berpikir abstrak imajinatif dan
kreatif, serta komitmen dan kepedulian. Kebanyakan dorongan ini sulit
ditampakkan pada orang seseorang dalam memilih menjadi guru Ini
disebabkan daya tarik dari jabatan gunu tidak menjanjikan suatu harapan
11

yang menarik. Pertumbuhan karena ditantang oleh faktor-faktor eksternal,


yang kadangkala menjadi faktor pendorong, tapi seringkali menjadi kendala
bagi guru dalam melakukan tugas didiknya. Sebenarnya perlunya bantuan
supervisi terhadap guru itu berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat.
Berbagai kajian teoretis menunjukkan latar belakang perlunya supervisi itu.
Dalam bukunya Supervision of Instruction-Foundation and Dimension
(1961). (Peat A, 2010, p. 4).
Swearingen menguraikan supervisi pendidikan perlu dilaksanakan
apabila dilihat dari latar belakang, berikut :
1. Supervisi ditinjau dari kultur
Kultural manusia berkembang mengikuti kemajuan zaman, hal ini
menyebabkan perubahan dan percampuran kebudayaan. Hasil bahan-
bahan yang makin komplek sangat mempengaruhi sikap dan tindakan
manusia. Sekolah sebagai salah satu pusat kebudayaan bertugas dan
bertanggung jawab untuk menyeleksi antara negatif dan yang positif.
Budaya yang bermacam- macam dapat mempengaruhi lapangan gerak
pendidikan dan pengajaran. Sekolah bertugas mengkordinir semua usaha
dan memperkembangkan segala usaha dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
2. Supervisi ditinjau dari filosofi
Alam pikiran manusia mengalami peningkatan secara bertahap.
Kecakapan untuk berpikir, merencanakan dan berbuat merupakan usaha-
usaha nyata dalam mengisi kebutuhan manusia. Manusia mempunyai
potensi-potensi yang menghasilkan sesuatu pada setiap situasi, sehingga
dengan demikian setiap pengalaman itu bersifat potensial kreatif, mau
tidak mau dibutuhkan daya koordinasi dan penyusunan rencana-rencana
untuk mengatur interaksi manusia.Hal ini menjadi dasar filosofi bahwa
dalam pendidikan perlu adanya supervisi yang mengatur dan
mengkoordinir pendidikan dan pengajaran.
12

3. Supervisi Ditinjau dari Psikologi


Salah satu pandangan psikologi modern di dalam pendidikan adalah
pentingnyadorongan-doronganemosional bagi anak waktu belajar seperti
memberi motivasi. Hal ini juga dibutuhkan oleh orang dewasa. Usaha
untuk memperkembangkan dorongan- dorongan emosional bagi orang
dewasa yang sedang belajar adalah salah satu fungsi supervisi.
4. Supervisi Ditinjau dari Sosial
Supervisi bersumber pada dasar kehidupan sosial, di mana
masyarakat demokratis, pemimpin juga demokratis. Seorang supervisor
biasanya adalah seorang yang memiliki status leader karena kedudukannya
dan oleh karena itu ia memikul tanggungjawab untuk merealisasikan
potensi-potensi dalam memecahkan setiap problema dengan cara mengikut
sertakan pendapat orang lain.
5. Supervisi ditinjau dari Sosiologi
Perkembangan seseorang tidak saja berdasarkan apa yang dibawa
sejak lahir, tetapi bergantung juga kepada perlengkapan fisik yaitu
perkembangan melalui kondisi-kondisi sosial. Oleh karena itu dalam
proses kehidupan, maka sekolah dan masyarakat bersama-sama menaruh
perhatian khusus terhadap perkembangan intelek, emosi dan sebagainya
dari anak-anak. Perlunya menyelidiki kondisi-kondisi masyarakat yang
mempengaruhi, langsung atau tidak langsung perkembangan anak
sehingga guru dapat membantu sekolah dan membina usaha-usaha
didiknya adalah salah satu fungsi kreatif dari supervisi pendidikan
6. Supervisi Pertumbuhan Jabatan Guru
Membantu pertumbuhan jabatan guru, merupakan suatu tugas
supervisor yang penting. Guru memerlukan pengetahuan dalam
menganalisa situasi belajar, menerapkan Prinsip-prinsip psikologi modern
dalam pelajaran, pengetahuan dasar research, pengetahuan tentang cara-
cara kerjasama. Sorang supervisor dapat menggunakan penemuan-
penemuan baru, menyumbangkan pengetahuan untuk memperkembangkan
13

tanggung jawab dari setiap guru dan kesadaran dalam menggunakan setiap
kesempatan untuk belajar.

D. Mengkaji Filosofi Inspeksi, Pemeriksaan, Penilikan dan Supervisi


1. Inspeksi
Inspeksi merupakan kegiatan pengawasan dengan fokus utama
melakukan pemeriksaan keterlaksanaan peraturan yang bersumber pada
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan
Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Pedoman Kelembagaan
dan sejenisnya. (Djam’an Satori,2016:35).
Inspeksi ditunjukan untuk membentuk kepatuhan legal, yaitu
kepatuhan terhadap norma-norma kerja yang bersumber pada dokumen
hukum dan ketentuan kelembagaan yang mengikat. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2004:3).
Inspeksi adalah melihat untuk mencari-cari kesalahan. Adapun
prosedur Inspeksi dilakukan sebagai berikut:
1) Mempelajari standar norma dalam hal ini rujukan peraturan yang
akan diperiksa pelaksanaanya, misalnya mengenai peraturan menteri
tentang ketentuan pengelolaan berbagai program di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Peraturan Daerah
mengenai Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah.
2) Melakukan kunjungan pemeriksaan dengan fokus mempelajari
kesesuaian atau penyimpangan pelaksanaan kegiatan dikaitkan
dengan kententuan perundang-undangan yang ditetapkan.
3) Menemukan dan mengidentifikasi secara terperinci butir-butir
penyimpangan disertai rujukan buktinya.
4) Mengindentifikasi dan merumuskan temuan berupa penyimpangan
yang terjadi.
5) Merumuskan rekomendasi perbaikan yang perlu ditindaklanjuti
dalam bentuk melengkapi hal-hal yang berkaitan dengan kekurangan
atau kelengkapan dokumen saja.
14

2. Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian
bukti tentang informasi yang dapat diukur dari suatu economic entity
yang dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen dengan
tujuan untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilikan
Penilikan dan Pengawasan mempunyai pengertian sebagai kegiatan
yang tidak hanya mencari kesalahan, namun juga mencari hal-hal yang
sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Dalam penilikan dan
pengawasan, hal-hal yang kurang baik dicatat kemudian disampaikan
kepada kepala sekolah atau guru untuk dapat disempurnakan. Sebenarnya
tugas Penilikan dan Pengawasan sama, namun kedua istilah tersebut
dipisahkan kemudian. Istilah Pengawas dipakai untuk menunjukan
tugasnya pada jalur pendidikan sekolah, sedangkan Penilikan pada jalur
luar sekolah.
5. Supervisi
Supervisi merupakan kegiatan pengawasan dengan fokus utama
melakukan penilaian keterlaksanaan kaidah-kaidah keilmuwan dalam
bentuk konsep dan teori yang melandasi pekerjaan profesional.(Djam’an
Satori,2016:38). Sedangkan menurut Dadang Suhardan Supervisi adalah
pengawasan profesional dalam bidang akademik, dijalankan berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuwan tentang bidang kerjanya, memahami tentang
pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas saja. Para penulis
bidang ini menyepakati bahwa supervisi pendidikan merupakan disiplin
ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar
mengajar, memberdayakan guru dan mempertinggi kualitas
mengajar.(Dadang Suhardan,2014:37).
Supervisi adalah melihat bagian mana dari kegiatan di sekolah
yang masih negatif untuk diupayakan menjadi pasif, dan melihat mana
15

yang sudah positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih positif lagi,
yang penting adalah pembinaan. (Suharsimi Arikunto,2004:3)
Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik
secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. (Piet A Sahertian,
2002, p. 17).
Supervisi adalah perbaikan hal belajar dan mengajar dengan
melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinu untuk
meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun
kelompok. (Syaiful Sagala, 2010:92).

Proses supervisi Akademik


Supervisi merupakan suatu proses yaitu serangkaian kegiatan yang
membawa guru kepada kemampuan yang lebih tinggi melalui kegiatan :
a. Pengumpulan data tentang keseluruhan situasi belajar mengajar
seperti murid, guru, program pengajaran, alat, situasi, dan kondisi.
b. Penyimpulan/ penilaian tentang keberhasilan murid, guru, faktor
penunjang dan penghambat dalam pembelajaran. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara menentukan kriteria bersama, diskusi antar
guru dan pertemuan pribadi.
c. Mendeteksi kelemahan tentang penampilan guru didepan kelas
mencakup penguasaan materi, pemilihan metode, hubungan antar
personil, dan administrasi kelas dengan cara pertemuan pribadi, rapat
staff dan konsultasi dengan ahli/ narasumber.
d. Memperhatikan kelemahan/ meningkatkan kemampuan dalam hal
kelemahan/ kekurangan yang telah dikemukakan bersama misalnya
dengan cara penataran.
e. Bimbingan dan pengembangan tentang penerapan hasil penataran
yang dapat dilakukan dengan cara kunjungan kelas dan pertemuan
pribadi.
16

f. Penilaian kemajuan tentang perubahan yang telah dicapai sebagai


hasil bimbingan dilakukan dengan cara kunjungan kelas, pertemuan
pribadi, observasi dan diskusi.

Prosedur supervisi dilakukan sebagai berikut:


a. Membangun relasi yang akrab
b. Menentukan sasaran supervisi
c. Proses observasi
d. Analisa hasil pengamatan bersama guru
e. Personal conference (dibicarakan dengan teman)
f. Solusi alternatif/ pemecahan

Esensi kegiatan supervisi terdiri atas tahapam:


a. Melakukan penelitian
b. Melakukan penilaian untuk mengidentifikasi hal-hal yang positif
sebagai keberhasilan, hal-hal yang belum berhasil
c. Memperbaiki dan meningkatkan
d. Memberikan bimbingan dan penasihatan
e. Memelihara komunikasi profesional dalam wujud kerjasama dan
kolaborasi untuk peningkatan kinerja. (Mumun Mulyana, 2010:136)

Ditinjau objek yang disupervisi dan biasanya dalam praktik sekarang ada
tiga macam supervisi, yaitu:
a. Supervisi Akademik yang menitikberatkan pengamatan supervisor
pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang
dalam proses mempelajari sesuatu.
b. Supervisi Adminstrasi yang menitikberatkan pengamatan supervisor
pada aspek-aspek admistrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan
pelancar terlaksananya pembelajaran.
17

c. Supervisi Lembaga yang menebarkan atau menyebarkan objek


pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di seantero
sekolah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk
meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara
keseluruhan. Dadang Suhardan (2014:47)
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas ada beberapa hal yang perlu disimpulkan
yakni :
1. Peranan Supervisi Pendidikan adalah tindakan yang dilakukan dalam suatu
kegiatan yang sistematis yang terkadang terencana yang bertujuan untuk
melakukan evaluasi dan pengawas terhadap pendidik guna meningkatkan
kinerja serta kualitas dan kuantitas seorang pendidik dalam kegiatan
pendidikan sekolah yakni pelaksanaan pembelajaran.
2. Objek Supervisi Pendidikan adalah orang yang menjadi pokok
pengawasan, penilaian dan pengamatan dalam proses pelaksanaan kegiatan
pendidikan yakni proses pembelajaran di sekolah atau madrasah
3. Supervisi ditinjau dari kultur, Filosofi,psikologi, sosial, dan pertumbuhan
jabatan guru selalu mengalami perkembangan dan perubahan mengikuti
kemajuan zaman serta mengalami peningkatan secara bertahap.
4. Berdasarkan kajian filosofi Inspeksi yakni melihat untuk mencari
kesalahan, Pemeriksaan yaitu melihat apa yang terjadi dalam kegiatan,
Penilikan yaitu melihat yang positif dan melihat yang negatif, Supervisi
yaitu usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar yaitu sebagai
bantuan bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar untuk
membantu peserta didik lebih baik dalam belajar.

B. Saran
1. Para mahasiswa sebagai guru ataupun yang berkecimpung di dalam
kependidikan hendaknya mengetahui dan menggali lebih mendalam
tentang supervisi pendidikan dan termotivasi untuk mengimplimentasikan
nya dalam kegiatannya sehari- hari di sekolah.
2. Sebaiknya supervisi pendidikan lebih banyak dibahas dalam forum- forum
ilmiah dan terlebih khusus forum sekolah, agar keilmuan dan

18
19

kebermanfaatan dapat memperbaiki kinerja guru dan terlebih perbaikan


mutu pendidikan
3. Kami mengharapkan masukan, kritikan, dan saran demi memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.
20

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, H. (1985). Supervisi Pendidikan. Jakarta: CV. Damai Jaya.

Depdiknas, R. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Imronfauzi.wordpress. (4 Oktober 2012). Administrasi Sarana dan Prasarana.


http://imronfauzi.wordpress.com/category/administrasi-dan-supervisi/.

Mukhtar, I. (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada


Press.

Ngalim Purwanto. (2009). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Peat A, S. (2010). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta .

Piet A Sahertian. (2002). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Piet A, S. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sarjanaku.com. (4 Oktober 2012). Supervisi Pendidikan, diakses dari .


http://www.sarjanaku.com/2011/05/supervisi-pendidikan.html.

Anda mungkin juga menyukai