Anda di halaman 1dari 2

Filsafat Kognitivisme

Yulia dan Bu Artika


1. Pengertian
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.
Pengertian secara luas yaitu cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Kognitif adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam
Jamaris, 2006). Istilah kognisi digunakan oleh filsuf untuk mencari pemahaman terhadap
cara manusia berpikir.
2. Ide Filsafat
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari kognitivisme adalah dasarnya rasional.
Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran. Inilah yang disebut dengan
filosofi Rasionalism.
3. Implikasi

Kurikulum
Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan tingkat perkembangan.

Pendidik
 Guru harus berhati-hati saat menilai tahap perkembangan kognitif anak dan hanya
memberikan tugas yang anak siapkan. Anak kemudian dapat diberi tugas yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan memotivasi mereka.
 Guru harus memberikan anak-anak kesempatan belajar yang memungkinkan mereka
untuk maju melalui setiap tahap perkembangan. Hal ini dicapai dengan menciptakan
ketidakseimbangan.
 Guru harus menjaga keseimbangan yang tepat antara aktif membimbing anak dan
memungkinkan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi hal-hal pada mereka
sendiri untuk belajar melalui penemuan.
 Guru harus peduli dengan proses belajar daripada produk akhir. Misalnya, guru harus
mengamati cara anak memanipulasi suatu alat daripada berkonsentrasi pada bentuk jadi
dengan kata lain penilaian formatif lebih besar dibanding penilaian suamtif.
 Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Maka guru harus mengajar
dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak; Anak-anak akan
belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus
membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
 Guru memberikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam
kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya.
Siswa
 Anak-anak harus didorong untuk belajar dari satu sama lain. Mendengar orang lain dapat
membantu pemecahan egosentrisme. Hal ini penting bagi guru untuk menyediakan
beberapa peluang untuk kegiatan kelompok kecil.
4. Relevan
Aliran kognitivisme sangat berpengaruh terhadap praktik belajar yang dilaksanakan di
sekolah. Aliran ini telah memberikan kontribusi terhadap penggunaan unsur kognitif atau mental
dalam proses belajar. Berbeda dengan pandangan aliran behavioristik yang memandang belajar
sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon, aliran kognitif memandang
kegiatan belajar bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari
itu, kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam diri individu yang
sedang belajar. Oleh karena itu, menurut aliran kognitif, belajar adalah sebuah proses mental
yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Sehingga perilaku yang
tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti
motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai