Makalah Operasi Plastik Menurut Pandangan Islam
Makalah Operasi Plastik Menurut Pandangan Islam
Disusun Oleh :
IRFANI R. 13111799
KHAIRATUNNISA 13111802
A. Latar Belakang
Saat ini, pandangan masyarakat tentang bedah plastik berorientasi hanya pada
masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, memancungkan hidung,
mengencangkan muka, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, ruang lingkup bedah
plastik sangatlah luas. Tidak hanya masalah estetika, tetapi juga rekonstruksi, seperti
pada kasus-kasus luka bakar, trauma wajah pada kasus kecelakaan, cacat bawaan
lahir (congenital), seperti bibir sumbing, kelainan pada alat kelamin, serta kelainan
congenital lainnya. Namun bukan berarti nilai estetika dan agama tak diperhatikan.
Dan tindakan lengkap untuk melakukan kedua hal ini tentunya hanya bedah plastik.
B. Tujuan
1. PENGERTIAN
Operasi plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk
merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi
kedokteran. Operasi plastik, berasal dari bahasa Yunani, yaitu “plastikos” yang
berarti “membentuk” atau “memberi bentuk”. Ilmu ini sendiri merupakan cabang
dari ilmu bedah yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi yang
normal dan “menyempurnakan” bentuk dengan proporsi yang “lebih baik”.
Jenis operasi plastik secara umum dibagi dua jenis: operasi untuk
rekonstruksi dan operasi untuk kosmetik ( Estetik ). Yang membedakan operasi
Rekonstruksi dan Estetik adalah dari tujuan prosedur operasi itu sendiri. Pada
operasi rekonstruksi diusahakan mengembalikan bentuk/penampilan serta fungsi
menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya mendekati kondisi normal.
Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien normal (sehat),
namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya, hidung pesek),
maka diharapkan melalui operasi plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang
mendekati sempurna.
Sudah menjadi tugas bersama, terutama para dokter spesialis bedah plastik
untuk menyosialisasikan serta memberikan pendidikan kepada masyarakat awam
tentang apa itu bedah plastik, ruang lingkup, serta perannya dalam berbagai
masalah kesehatan di Indonesia. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan
mengenai bedah plastik seperti buku dan majalah yang secara khusus membahas
mengenai bedah plastik, juga diperlukan agar masyarakat dapat mengetahui dan
memahami hal-hal yang berkaitan dengan bedah plastik. Pandangan masyarakat
awam yang kurang tentang operasi plastik tentunya harus disikapi.
Tidak hanya oleh para dokter spesialis bedah plastik, tetapi juga harus
berkorelasi dengan pemerintah untuk membuat suatu regulasi yang jelas dan
terarah, agar masyarakat bisa mendapakan pelayanan kesehatan, terutama operasi
plastik secara baik dan benar. Tidak hanya pemerintah dan para dokter spesialis
operasi plastik saja yang harus bekerja keras mewujudkan pemahaman yang baik,
peran masyarakat pun sangatlah besar. Sebagai contoh, kesadaran masyarakat agar
lebih teliti dalam memilih tempat yang menawarkan jasa-jasa pelayanan operasi
plastik, sebaiknya masyarakat yang akan menggunakan jasa operasi plastik, datang
ke klinik atau rumah sakit yang memiliki dokter spesialis operasi plastik, sehingga
masyarakat tidak lagi harus dirugikan dan segala sesuatunya dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalil keharamannya firman Allah SWT (artinya) : "dan akan aku (syaithan)
suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya".
(QS An-Nisaa` : 119). Ayat ini datang sebagai kecaman (dzamm) atas perbuatan
syaitan yang selalu mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan
maksiat, di antaranya adalah mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah). Operasi
plastik untuk mempercantik diri termasuk dalam pengertian mengubah ciptaan
Allah, maka hukumnya haram. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-
Thibbiyyah, hal. 194).
Selain itu, terdapat hadis Nabi SAW yang melaknat perempuan yang
merenggangkan gigi untuk kecantikan (al-mutafallijat lil husni). (HR Bukhari dan
Muslim). Dalam hadis ini terdapat illat keharamannya, yaitu karena untuk
mempercantik diri (lil husni). (M. Utsman Syabir, Ahkam Jirahah At-Tajmil fi Al-
Fiqh Al-Islami, hal. 37). Imam Nawawi berkata,"Dalam hadis ini ada isyarat
bahwa yang haram adalah yang dilakukan untuk mencari kecantikan. Adapun
kalau itu diperlukan untuk pengobatan atau karena cacat pada gigi, maka tidak
apa-apa." (Imam Nawawi, Syarah Muslim, 7/241). Maka dari itu, operasi plastik
untuk mempercantik diri hukumnya adalah haram. Wallahu alam.
Kalau bedah plastik yang sifatnya bedah rehabilitasi, maka itu justru dianjurkan
dalam Islam, sebab hal itu mutlak dibutuhkan. Misalnya bibir sumbing atau kasus
Lisa, yang cukup menyedot perhatian khalayak. Wajahnya tak lagi berbentuk
selayak orang yang normal. Bayangkan kalau Lisa tidak di operasi, hal itu akan
menjadi beban fisik dan psikologis tersendiri baginya.
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini, namun
kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini
dengan dalil diantaranya sebagai berikut :
a. Firman Allah
"Allah telah melaknatnya. setan berkata, "Sungguh akan kutarik bagian yang
ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan sungguh akan kusesatkan mereka, dan
akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong
telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan
suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya. dan
barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah
merugi dengan kerugian yang nyata"
Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan
haramnya melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan
sebaik-baik penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan
yang dilaknat Allah.
b. Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra
Dari Abdullah ibn Mas'ud Ra.Rasulullah Saw bersabda "Allah melaknat
wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur
(menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan
cantik dan merubah ciptaan Allah." (H.R Bukhari) dari hadits ini, dapat diambil
sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara ini dan
mengubah ciptaan-Nya.
c. Riwayat dari Ashabis Sunan
Dari Asmaa Ra., bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah
Saw. dan berkata, " Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan
menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok,
apakah berdosa jika aku sambung rambutnya?", maka Rasulullah pun menjawab,
"Sesungguhnya Allah melaknat perempuan yang menyambung atau minta
disambungkan (rambutnya)"
Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang
menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde, wig atau
whatever dan jauh dari rahmat Allah Swt.
d. Qiyas
Untuk melengkapi pendapat ini, maka akan saya coba menggunakan qiyas dan
akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qiyas larangan
Nabi Saw. terhadap orang yang menyambung rambutnya, tato, mengikir
(menjarangkan) gigi atau apa saja yang berhubungan dengan perubahan terhadap
apa yang telah diciptakan Allah Swt.
e. Segi Akal
Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah dan
cantik akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya, perbuatan ini
sama dengan pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri bahkan orang lain,
adapun hukumnya orang yang menipu adalah haram menurut syara'.
Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa
menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya, apapun
caranya tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan hukum syara',
sesuai dengan firman Allah yang berbunyi (wallahu 'alam) "Jangan bawa diri
kalian dalam kerusakan".
Dalil keharamannya firman Allah SWT (artinya) : "dan akan aku (syaithan)
suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya".
(QS An-Nisaa` : 119).
Ayat ini datang sebagai kecaman atas perbuatan syaitan yang selalu mengajak
manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat, di antaranya adalah
mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah). Operasi plastik untuk mempercantik
diri termasuk dalam pengertian mengubah ciptaan Allah, maka hukumnya haram.
Selain itu, terdapat hadis Nabi SAW yang melaknat perempuan yang
merenggangkan gigi untuk kecantikan (al-mutafallijat lil husni). (HR Bukhari dan
Muslim). Dalam hadis ini terdapat illat keharamannya, yaitu karena untuk
mempercantik diri (lil husni). Maka dari itu, operasi plastik untuk mempercantik
diri hukumnya adalah haram.
Mayoritas ulama fiqih dan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh
melakukan operasi jenis kedua ini dengan berpegang kepada argument di bawah
ini :
Firman Allah SWT pada surat An-Nisa’ ayat 119, dimana dijelaskan bahwa kita
tidak boleh merubah ciptaan Allah. Allah telah melarang dan membenci manusia
yang merubah ciptaannya dan ini juga merupakan tanda seseorang tidak
mensyukuri nikmat Allah.
Selain itu, di dalam sebuah hadits, dari Abdullah Bin Mas’ud, yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda, “ Allah SWT melaknat orang
yang membuat tato dan orang yang meminta dibuatkan tato, orang yang mencabut
alis dan merenggangkan gigi agar terlihat cantik/ ganteng.”
Sedangkan secara Qiyas, dapat dilihat dari tidak bolehnya kita dalam
melakukan sesuatu untuk merubah cipataan Allah. Secara logika kita bisa
mengatakan bahwa operasi model ini adalah menipu dan menutupi kekurangan
inndividu dan ini diharamkan dan tidak dibolehkan jika bukan pada keadaan yang
kritis. Maka setelah mengetahui berbagai dalil di atas, maka kita dapat mengetahui
bahwasannya para ulama sepakat utuk melarang operasi jenis ini disebabkan :
1. Operasi ini adalah salah satu bentuk usaha untuk merubah ciptaan Allah.
2. Operasi ini adalah salah satu bentuk penyamaran dan berlebih lebihan.
3. Operasi ini juga turut memberikan kemudaratan kepada manusia dimana
kemudaratan itulah yang lebih banyak dirasakan.
Dari penjelasan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa melakukan operasi
plastik dapat dibenarkan apabila hal tersebut bersifat darurat seperti pada
kelompok pertama. Allah swt berfirman,
ك ه َُو أَ ْعلَ ُم
َ َّۗ إِ َّن َرب ضلُّونَ بِأ َ ْه َوائِ ِهم بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم
ِ ُۗ َوإِ َّن َكثِيرًا لَّي ص َل لَ ُكم َّما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم إِاَّل َما اضْ طُ ِررْ تُ ْم إِلَ ْي ِه
َّ ََوقَ ْد ف
َبِ ْال ُم ْعتَ ِدين
Artinya:“… Padahal Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa
yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. dan
Sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan
(orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. (QS
Al-An’am : 119)
Sementara untuk hal yang bersifat pemanis diri, menambah gaya dan penampilan,
memperkuat pencitraan dan sebagainya, perbuatan tersebut termasuk sesuatu yang
haram.
C. PRINSIP DASAR
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, Allah swt menciptakan manusia
dalam sesempurna penciptaan. Ia berfirman:
]٩٥:٤[ قَ ْد خَ لَ ْقنَا اإْل ِ ن َسانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. (QS. Attin: 4)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan berkata, (Ayat ini menunjukkan
bahwa penciptaan manusia adalah sebaik-baik bentuk makhluk-Nya) Namun
demikian, manusia memiliki ketampanan dan kecantikan yang berbeda satu
dengan lainnya. Meskipun kecantikan dan ketampanan bersifat relatif, namun
secara umum manusia memahami ketampanan dan kecantikan sebagai sesuatu
yang menggugah dan menyenangkan kala dipandang mata. Allah swt
menceritakan kepada kita kisah Nabi Yusuf (alaihi salam), manusia yang
ketampanannya mengalahkan seluruh ketampanan dunia sehingga membuat para
wanita kaum sosialita di zaman itu terpesona dalam keterkaguman yang
sempurna, Allah berfirman:
ٌ َاش هَّلِل ِ َما ٰهَ َذا بَ َشرًا إِ ْن ٰهَ َذا إِاَّل َمل
ك َك ِري ٌم َ فَلَ َّما َرأَ ْينَهُ أَ ْكبَرْ نَهُ َوقَطَّ ْعنَ أَ ْي ِديَه َُّن َوقُ ْلنَ َح
Artinya: Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada
(keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: “Maha
sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah
Malaikat yang mulia.” (QS Yusuf: 31).
Karena itu pula, kita mendapati ayat Allah swt yang mengabarkan kepada
umat manusia bahwa syaitan telah bersumpah untuk menyesatkan anak cucu
Adam dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan merubah karunia Allah
agar terasa lebih tampan dan cantik seperti tertuang dalam ayat berikut ini:
َ ضلَّنَّهُ ْم َوأَل ُ َمنِّيَنَّهُ ْم َوآَل ُم َرنَّهُ ْم فَلَيُبَتِّ ُك َّن آ َذانَ اأْل َ ْن َع ِام َوآَل ُم َرنَّهُ ْم فَلَيُ َغيِّر َُّن َخ ْل
ًّا ِّمنœ•ۚ َو َمن يَتَّ ِخ ِذ ال َّش ْيطَانَ َولًِي ِ ق هَّللا ِ ُ َوأَل
دُو ِن هَّللا ِ فَقَ ْد خَ ِس َر ُخ ْس َرانًا ُّمبِينًا
Artinya: ”Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka merubahnya”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan
menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang
nyata. (QS. Annisa 119).
Sebagian ulama menafsirkan penggalan kalimat, (dan akan aku suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya.) sebagai upaya
manusia untuk membuat tato dan hal yang merusak tubuh lainnya. Pendapat ini
didasari pada hadits Rasulullah SAW:
لعن هللا الواشمات والمتواشمات والنامصات والمتنمصات والمتفلجات للحسن المغيرات خلق هللا – متفق
عليه
Artinya:“Allah melaknat laki-laki dan perempuan yang membuat tato …. dan
yang berhias untuk tujuan merubah ciptaan Allah.” (Hadits Riwayat Bukhari –
Muslim).
Seluruh tubuh manusia adalah milik Allah swt sebagaimana dalam firman-Nya,
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran-saran kami berikan kepada:
1. Masyarakat Indonesia sebaiknya tidak melakukan operasi plastik untuk
hal-hal yang negatif. Operasi plastik dilakukan apabila memang untukhal-
hal yang sangat mendesak, seperti saat kecelakaan dan lain-lain.
2. Tenaga kedokteran di Indonesia supaya tidak hanya bekerja untuk
mendapatkan materi, karena untuk melakukan operasi plastic, seorang
dokter juga harus memperhatikan norma estetika dan norma agama.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.re.or.id/operasi-face-off.html
http://tugasbidan2008.blogspot.com/2008/12/makalah-bedah-plastik-beserta-
hukum.html
http://www.wanita-wanita.com/dampak-operasi-plastik//