Anda di halaman 1dari 9

TUGAS HUKUM BISNIS SEBELUM UTS

Dosen Pengampu: Dr. Tuti Widyaningrum, S.H., M.H.

Nama : Athalia Elsha Pinontoan


NIM : 32190172

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KWIK KIAN GIE


JAKARTA 2020
PT POS INDONESIA

A. Tentang Pos Indonesia

Pos Indonesia merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos

Indonesia merupakan Perseroan Terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos

Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi

tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum

(perum) menjadi sebuah perusahaan persero. (Wikipedia, 2020)

Mempunyai jaringan yang sangat luas hingga 4.800 kantor pos online. Jumlah

titik layanan (Point of Sales) mencapai 58.700 titik dalam bentuk kantor pos,

Agenpos, Mobile Postal Service, dan lain lain. Pos Indonesia memiliki jaringan

yang dedicated, sistem distribusi yang handal, Track and Trace, layanan yang

1
prima, kecepatan, ketepatan, serta harga yang kompetitif. Kantor pos merupakan

tempat strategis untuk transaksi penjualan, dan atau distribusi barang dan jasa.

Inovasi terus dilakukan oleh Pos Indonesia antara lain pembangunan Post

Shop yang merupakan pengembangan bisnis ritel yang diimplementasikan untuk

merubah image Kantor pos konvensional menjadi Kantor pos modern dengan pola

layanan one stop shopping, yaitu Postal Services (jasa ritel) berupa layanan

pengiriman surat, paket, jasa keuangan, penjualan Postal items (meterai, prangko,

produk filateli dan lain lain), layanan Online Shopping.

B. Sejarah Pos Indonesia

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor Pos

pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W

Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih

menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang

berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari

dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir

mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik. Setelah Kantorpos

Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang

untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan

untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui

Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

2
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari

Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin

oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan

fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik.

Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos

dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana

sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun

1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro),

dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini

ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos

dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun

berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas

dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan

kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan

memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar

24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100

persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi

terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi

dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800

Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota

besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara

solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah

3
processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu

diidentifikasi dengan akurat.

1746 – Kantor Pos Pertama

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos

pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W

Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih

menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang

berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari

dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir

mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.

1875 – POSTEN TELEGRAFDIENST

Pada tahun ini dinas pos disatukan dengan dinas telegrap dengan status

jawatan dengan nama POSTEN TELEGRAFDIENST.

1877 – Union Postale Universelle

Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah

berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara internasional,

sehingga tercatat sebagai anggota Union Postale Universelle (UPU).

1945 – Hari Bakti POSTEL

Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh

militer Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih

kekuasaan PTT dan secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik

4
Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari

bakti POSTEL.

1965 – PN Pos dan Giro

Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi

berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahan

Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).

1978 – Perusahaan Umum Pos dan Giro

Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro

yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam

menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun

luar negeri.

1995 – PT. Pos Indonesia (Persero)

Selama 17 tahun berstatus Perusahaan Umum. Pada tanggal 20 Juni 1995

berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

C. Rencana Bisnis PT Pos Indonesia

Beberapa rencana bisnis atau perjanjian kerja sama yang dilakukan oleh

PT Pos Indonesia antara lain:

 PT Pos Indonesia (Persero) dan DHL Express Indonesia memperpanjang

kerja sama Express Mail Service (EMS) ke luar negeri yang bertujuan

untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di

Indonesia serta meningkatkan dan memperbaiki akses jaringan global agar

lebih efektif dan efiesien.

5
 PT Pos Indonesia (Persero) meneken perjanjian kerja sama dengan GD

Express Carrier Berhard, sebuah perusahaan kurir swasta terbesar nomor

dua di Malaysia setelah Pos Malaysia. Kerja sama ini dilakukan untuk

menyinergikan kurir swasta terbesar di Malaysia dengan kekuatan jaringan

nasional yang dimiliki Pos Indonesia. Bagi Pos Indonesia, kerja sama ini

akan meningkatkan waktu pengiriman di negara tujuan dari sebelumnya

H+1 s/d H+5, menjadi maksimal H+2. Keuntungan lainnya, berupa akses

pasar yang lebih luas di Malaysia. Sementara itu bagi GD Express Carrier

Berhard, kerja sama ini penting dalam membuka akses pasar pengiriman

express delivery. Kerja sama dengan Pos Indonesia dinilai sangat strategis

bagi GD Express, karena bisa memperluas pasar express delivery ke

Indonesia. (Susanti, 2016b)

 Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) siap menggandeng PT Pos Indonesia,

sebagai layanan logistik bisnis e-commerce nantinya. Hal ini masuk dalam

roadmap e-commerce yang tengah digodok oleh BeKraf. Revitalisasi PT

Pos Indonesia menjadi logistik dapat dimanfaatkan sebagai penunjang

pengiriman barang hasil transaksi jual beli on-line yang telah dilakukan.

 PT Pos Indonesia (Persero) menandatangani nota kesepahaman bersama

12 BUMN untuk menjalankan Sistem Logistik Nasional (Silognas) secara

kian mulus (seamless logistic). PT Pos berada dalam posisi sebagai

fasilitator untuk terbangunnya seamless logistic. Melalui nota

kesepahaman ini, ada sejumlah hal yang ingin dicapai. Pertama, sinergi

BUMN ini diharapkan dapat menurunkan biaya logistik nasional yang saat

6
ini berada di kisaran 27 persen. Kedua, adalah untuk menghilangkan

disparitas harga komoditas antara wilayah urban dan rural. Ketiga, adalah

untuk memfasilitasi sebagai proses backbone-nya sistem perdagangan

secara elektronik (e-commerce). Keempat, juga merupakan bentuk

keinginan untuk pemberdayaan dan memfasilitasi UMKM agar bisa lebih

kompetitif.

Penandatangan MoU ini dilakukan oleh Direktur Utama PT Pos Indonesia

Gilarsi W. Setijono bersama pimpinan 12 BUMN yakni Direktur Utama

PT Angkasa Pura I Sulistyo Wimbo S. Hardjito, Direktur Utama PT

Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi, Direktur Utama Perum Bulog Djarot

Kusumayakti, Plt Direktur Utama DAMRI Sarmadi Usman, Direktur

Utama PT Djakarta Lloyd Arham Sakir Torik, Direktur Utama PT

Pelabuhan Indonesia I Bambang Eka Cahyana, Plt Direktur Utama PT

Pelabuhan Indonesia II Dede R. Martin, Direktur Utama PT Pelabuhan

Indonesia III Djarwo Surjanto, Direktur SDM Umum PT Pelabuhan

Indonesia IV Niken Probowati, Direktur Utama PT Pelni Elfien Goentoro,

Direktur Utama PT ASDP Danang S. Baskoro, dan Direktur

Pengembangan Bisnis Riset dan Teknologi PT Pembangunan Perumahan

Lukman Hidayat. (Susanti, 2016a)

7
DAFTAR PUSTAKA

Susanti, R. (2016a). Muluskan Silognas, PT Pos Indonesia Gandeng 12 BUMN.


Money.Kompas.Com.
https://money.kompas.com/read/2016/02/19/174709026/Muluskan.Silognas.
PT.Pos.Indonesia.Gandeng.12.BUMN
Susanti, R. (2016b). Pos Indonesia Perkuat Pasar ke Malaysia.
Money.Kompas.Com.
https://money.kompas.com/read/2016/03/03/114548926/Pos.Indonesia.Perku
at.Pasar.ke.Malaysia
Wikipedia. (2020). Pos Indonesia. Id.Wikipedia.Org.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pos_Indonesia#:~:text=Pos Indonesia
merupakan sebuah Badan,disebut dengan PT. Pos Indonesia.&text=Berdiri
pada tahun 1746%2C saham,sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai